LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh:
Kelompok 4 GHI-P
Ainun Nadzifatun Arifah 160342606232
Desi Yulia Safitri 160342606202
Dies Nariswari Pudjafinisya 160342606263
Rosita 160342606220
Air hasil perasan dipanaskan dan diaduk selama 10-60 menit sampai
mengental
Adonan ini kemudian dimixer hingga rata dan menjadi adonan dengan tekstur
yang lembut
Cetak adonan sesuai selera dan biarkan mongering dan memadat pada suhu
ruang sekitar 25 – 30 0C selama kurang lebih 24 jam
G. Data Pengamatan
1. Tabel Skoring Tekstur Brem
Jenis Tape Skor tekstur brem pada ulangan ke- Rerata
1 2 3 4
Ketan hitam 2 2 2 2 2
Ketan putih 4 4 4 4 4
Keterangan Skor :
1: sangat lunak
2: lembek
3: agak lembek
4: keras, tidak lembek
2. Tabel Skoring Aroma Brem
Jenis Tape Skor aroma brem pada ulangan ke- Rerata
1 2 3 4
Ketan hitam 2 2 2 2 2
Ketan putih 1 1 1 1 1
Keterangan Skor :
1: tidak ada aroma alkohol
2: sedikit aroma alkohol
3: cukup aroma alkohol
4: menyengat,banyak aroma alkohol
3. Tabel Skoring Rasa Brem
Jenis Tape Skor rasa brem pada ulangan ke- Rerata
1 2 3 4
Ketan hitam 2 2 2 2 2
Ketan putih 1 1 1 1 1
Keterangan Skor :
1: sangat masam
2: masam
3: masam agak manis
4: manis
H. Analisis Data
Pembuatan brem dilakukan dengan variasi tape ketan. Variasi tape ketan
yang digunakan yaitu tape ketan hitam dan putih. Proses embuatan brem
dilakukan dengan mengambil sari tape dengan menggunakan alat pemeras.
Setelah didapatkan sari tape, kemudian sari dimasak hingga mengental. Setelah itu
dicampur dengan menggunakan mixer yang ditambahkan brem solo. Apabila
tekstur brem yang sudah putih dan mengental lalu brem dicetak dan ditunggu
sampai kering untuk dapat diuji organoleptik.
Brem yang dibuat dari variasi tape ketan menghasilkan perbedaan.
Adapun perbedaan secara umum yaitu brem dengan variasi tape ketan hitam
berwarna ungu muda sedangkan brem dari variasi tape ketan putih berwarna
putih. Perbedaan lain yang dapat diketahui yaitu dari skor organoleptiknya yang
mencakup tekstur, aroma, dan rasa.
Tekstur brem yang dihasilkan berdasarkan nilai organoleptik pada
pengamatan memiliki perbedaan, yaitu brem tape ketan hitam bertekstur lembek
sedangkan brem tape ketan putih bertekstur keras (tidak lembek). Aroma brem
yang dihasilkan juga memiliki perbedaan antaralain brem tape ketan hitam
memiliki sedikit aroma alcohol dan tape ketan putih tidak ada aroma alkohol sama
sekali. Sedangkan rasa yang dihasilkan memiliki perbedaan yaitu pada
brem dengan menggunakan tape ketan hitam memiliki masam dan brem dengan
menggunakan tape ketan putih memiliki rasa masam agak manis. Berdasarkan
hasil dapat diketahui bahwa warna, tekstur, aroma, dan rasa brem yang dihasilkan
dari variasi tape ketan memiliki perbedaan.
I. Pembahasan
Brem padat merupakan makanan yang dibuat dari beras ketan, yaitu dari
cairan tape yang dipanaskan sampai kental dan didinginkan sampai memadat.
Brem padat memiliki rasa manis atau manis keasaman, tekstur padat, kering tidak
lembek, warna putih kekuningan sampai kuning kecoklatan serta mudah hancur di
mulut (Dody, 2010). Bahan yang digunakan dalam pembuatan brem ini adalah
tape ketan. Beras ketan mempunyai kandungan amilopektin yang tinggi, bersifat
lengket, tidak mengembang selama pemasakan, tidak banyak menyerap air, dan
tetap lunak setelah dingin (Astawan, 2004). Tape ketan yang digunakan adalah
tape ketan hitam dan tape ketan putih yang memiliki banyak sekali kandungan di
dalamnya. Tape beras ketan yang digunakan adalah tape yang baik yang memiliki
tekstur lunak, berair dengan cita rasa manis, asam dan bercita rasa alkohol.
Menurut Yanuar (2009) ketan hitam merupakan salah satu komoditi yang sangat
potensial sebagai sumber karbohidrat, antioksidan, senyawa bioaktif, dan serat
yang penting bagi kesehatan.
Pembuatan brem dengan variasi tape ketan dimulai dari proses
pengepresan dan pemanasan yang memiliki tujuan untuk mendapatkan sari tape.
Pengepresan dilakukan secara perlahan- lahan sehingga filtrat yang keluar akan
lebih banyak. Pemekatan bertujuan untuk mengurangi sebagian air yang ada.
Pemekatan dilakukan dengan pemanasan sampai didapatkan konsentrasi tertentu.
Selama proses pemekatan terjadi maillard (reaksi antara gula reduksi dan asam-
asam amino yang distimulasi dengan pemanasan) sehingga semakin lama
pemekatan, maka pembentukkan warna coklat semakin sempurna. Proses tersebut
menimbulkan flavor khas pada brem. Selanjutnya proses pengadukan, tahapan ini
bertujuan untuk memperoleh kristal-kristal yang baik, pengadukan yang kuat pada
larutan pekat akan menimbulkan kristal-kristal kecil dengan tekstur halus. Apabila
larutan tersebut mencapai titik jenuh maka kristal akan terbentuk karena adanya
tenaga yang menyebabkan bergabungya komponen-komponen terlarut
membentuk inti Kristal (Dody, 2010).
Proses fermentasi merupakan tahap terpenting dalam proses pembuatan
brem. Proses fermentasi meliputi empat tahap penguraian. Tahap pertama,
molekul-molekul pati akan dipecah menjadi dekstrin dan gula-gula sederhana.
Proses ini merupakan hidrolisis enzimatis. Tahap kedua, gula yang terbentuk akan
diolah menjadi alkohol. Tahap ketiga, alkohol kemudian diubah menjadi asam
organik oleh bakteri Pediococcus dan Acetobacter melalui proses oksidasi
alkohol. Tahap keempat, sebagian asam organik akan bereaksi dengan alkohol
membentuk cita rasa yang khas, yaitu ester. Enzim yang mampu mengubah
glukosa menjadi alkohol dan karbondioksida selama fermentasi adalah enzim
zimase yang dihasilkan oleh khamir Saccharomyces cereviseae. Dalam proses
fermentasi, selain alkohol, juga terbentuk asam piruvat dan asam laktat. Asam
piruvat adalah produk antara yang terbentuk pada hidrolisis gula menjadi etanol
dan dapat diubah menjadi etanol atau asam laktat. Perubahan asam piruvat
menjadi asam laktat dikatalisis oleh bakteri Pediococcus pentasaeus (Astawan,
2007).
Brem dari tape ketan hitam dan ketan putih sama-sama menghasilkan
tekstur yang keras dan tidak lembek. Hal ini dapat disebabkan karena dekstrin
filtrat tape ketan (4,4431g/100ml), dimana dekstrin ini berperan pada tekstur brem
yang dihasilkan, sehingga semakin banyak kandungan dekstrin pada filtrat tape
akan menghasilkan tekstur yang kuat pada brem padat (Drajati dkk, 2013).
Penyusun air tape ketan hitam dan air tape ketan putih tersebut menghasilkan
tekstur brem padat yang keras. karena kandungan gula yang tinggi, dan adanya
dekstrin akan mendukung proses pengkristalan. Dengan demikian, semakin tinggi
proporsi air tape ketan, maka semakin naik nilai teksturnya. Menurut Tarigan
(1983), bahwa dekstrin mempunyai sifat untuk merekatkan komponen-komponen
penyusun brem padat dan membentuk tekstur yang kuat.
Pada hasil pembuatan brem yang dilakukan tekstur brem yang berasal dari
tape ketan hitam menghasilkan brem yang lembek dibandingkan dengan brem
yang derasal dari ketan putih, hal ini terjadi karena filtrat tape ketan hitam lebih
sedikit dibanding dengan ketan putih sehingga kekurangan komponen penyusun
brem untuk membentuk tekstur yang kuat. Selain itu selama proses pengadukan,
belum mencapai titik jenuh sehingga belum terbentuk kristal yang menyebabkan
bergabungya komponen-komponen terlarut membentuk inti kristal.
Bahan baku yang umumnya digunakan dalam pembuatan brem padat
adalah beras ketan putih. Hal ini akan meningkatkan permintaan terhadap ketan
putih, sedangkan persediaan terbatas, padahal kebutuhan serealia semakin
meningkat seiring dengan bertambahnya penduduk. Dengan demikian, perlu
dicari alternatif pembuatan brem padat dengan bahan baku lain, namun kualitas
yang dihasilkan tetap tinggi. Ketan hitam merupakan salah satu bahan baku yang
sangat potensial sebagai bahan pengganti dalam pembuatan brem padat, karena
mempunyai kandungan pati mirip dengan ketan putih. Produk brem padat selama
ini belum mengalami perkembangan yang berarti, baik dari rasa, bentuk maupun
kemasan, sehingga pengembangan produk brem padat dirasakan perlu.
Pengembangan produk brem padat dapat dilakukan dengan membuat brem padat
aneka rasa, apalagi pengembangan produk pangan berbagai rasa saat ini sedang
menjadi trend. Pembuatan brem padat aneka rasa dapat dilakukan dengan
menambahkan flavor buah. Diharapkan brem padat aneka rasa ini dapat
memberikan alternatif pilihan kepada konsumen yang kurang menyukai rasa brem
padat yang berasa sedikit asam dan terasa alkoholnya (Hapsari, 2007)
Kesimpulan
1. Terdapat pengaruh penggunaan variasi tape ketan terhadap tekstur brem.
Penggunaan tape ketan putih menghasilkan tekstur yang keras dibandingkan
dengan tape ketan hitam.
2. Terdapat pengaruh penggunaan variasi tape ketan terhadap aroma brem.
Penggunaan tape ketan putih tidak menghasilkan aroma alkohol sedangkan
penggunaan tape ketan hitam masih menghasilkan sedikit aroma alkohol.
3. Terdapat pengaruh penggunaan variasi tape ketan terhadap rasa brem.
Penggunaan tape ketan putih menghasilkan rasa sangat masam sedangkan
penggunaan tape ketan hitam menghasilkan rasa masam.
Daftar Pustaka
Astawan, M. 2007. 2007. Tetap sabar dengan produk makanan olahan. Solo:
Tiga Serangkai.
Astawan, Made. 2004. Kandungan Gizi Aneka Bahan Makanan. Jakarta: PT
Gramedia
Dody. 2010. Brem Khas tapi Berkendala. Kompas edisi Selasa
Hapsari. 2007. ”Varietas Beras dengan Komposisi Kimiawi Zat Penyusunnya”.
(Artikel Pertanian, Perikanan dan Biologi). Bangka Belitung: FPPB UBB.
Tarigan, DR. Ponis. 1983. Kimia Organik Bahan Makanan. Bandung:
Alumni.
Yanuar, Willy. 2009. Aktivitas Antioksidan dan Imunodulator Serealia nun
Beras. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/5908
Tinjauan%20Pustaka_2009wya-3.pdf?sequence=8. Drajati, S., Jariyah, dan
Mawarti, T.I. 2013. Pembuatan Brem Padat Dengan Substitusi Filtrat Tape Umbi
Talas. Surabaya: UPN
LAMPIRAN