Urutan DNA secara normal dicopy persis atau tepat selama proses
replikasi. Replikasi atau perbaikan DNA kadang terjadi kasalahan yang dapat
memunculkan urutan (sekuens) baru. Kesalahan ini yang disebut mutasi. Mutasi
adalah sumber hal-hal baru dan sumber variasi di dalam evolusi (Widodo dkk,
2003). Peristiwa terjadinya mutasi disebut mutagenesis. Makhluk hidup yang
mengalami mutasi disebut mutan dan factor penyebab mutasi disebut mutagen
(mutagenic agent). Perubahan urutan nukleotida yang menyebabkan protein yang
dihasilkan tidak dapat berfungsi baik dalam sel dan sel tidak mampu mentolerir
inaktifnya protein tersebut, maka akan menyebabkan kematian (lethal mutation).
Mutasi dapat mempengaruhi DNA maupun kromosom. DNA dapat dipengaruhi
pada saat sintesis DNA (replikasi). Pada saat tersebut faktor mutagenik
mempengarugi pasangan basa nukleutida sehingga tidak berpasangan dengan basa
nukleutida yang seharusnya (mismatch) (Warianto, 2011).
Empat aspek proses mutasi meliputi: (1) mekanisme molekuler yang
bertanggung jawab untuk terjadinya mutasi, (2) efek setiap jenis mutasi terhadap
material genetik dan produknya, (3) atribut sementara dan ruang mutasi dan 4)
keacakan mutasi (Widodo dkk, 2003). Menurut Maridi (2012), adanya variasi
disebabkan oleh adanya struktur terkecil yang mengatur sifat suatu individu.
Widodo dkk (2003), Perubahan materi genetik DNA dan RNA dapat
berupa perubahan atau pengurangan unit penyusun, perubahan susunan dan
perubahan jumlah dan sebagainya. Mutasi dapat terjadi di dalam sel somatik dan
germline (sel benih), tetapi mutasi sel somatik tidak dapat diwariskan maka dalam
proses evolusi tidak dapat diperhitungkan, sehingga mutasi yang berhubungan
dengan mutasi sel germline lebih berkaitan dengan proses evolusi. Mutasi dapat
digolongkan berdasarkan jenis perubahan yang disebabkan oleh peristiwa mutasi
menjadi:
a. Substitusi
Mutasi substitusi merupakan mutasi akibat bergantinya (pertukaran)
pasangan basa dari yang seharusnya. Mutasi jenis ini dibedakan lagi menjadi
substitusi transisi dan transversi. Substitusi transisi terjadi apabila terdapat
perubahan antara purin (A dengan G) atau antara pirimidin (C dengan T).
Sementara itu, substitusi transversi terjadi apabila terdapat perubahan antara suatu
purin dengan suatu pirimidin. Terdapat empat jenis transisi dan delapan jenis
transversi (Widodo dkk, 2003).
Gambar. Mutasi mengubah basa yang mengkode asam amino tetapi tidak
mengubah fungsi asam amino tersebut.
3. Mutasi terjadi dan perubahan fungsi sangat besar, namun terjadi pada sel
somatik, jadi tidak diturunkan. Mutasi sel somatik jarang terlihat. Misalnya
tahi lalat dianggap mutasi yang tidak diturunkan
4. Mutasi yang bersifat fatal, sehingga organisme menjadi mati, jadi tidak
terlihat. Mutasi yang bersifat fatal dikenal dengan gen letal. Contoh gen letal
yang diketahui, misalnya kebutaan, hemofilia.
Mutasi menguntungkan. Mutasi yang disebut menguntungkan dapat dilihat dari
banyak segi. Istilah menguntungkan dalam hal ini dilihat dari segi manusia,
meskipun bagi organisme lain hal demikian dapat berarti sebaliknya. Misalnya
mutan ayam Boiler atau Sapi pedaging menguntungkan dari segi manusia, tetapi
bagi hewan tersebut tidak menguntungkan karena dalam segi lain lebih lemah,
lamban, sehingga mudah dimangsa predatornya. Contoh lain yaitu Poliploidi pada
tanaman merupakan salah satu contoh mutasi yang menguntungkan. Tanaman
poliploid dianggap menguntungkan karena memiliki buah besar, tidak berbiji, dan
produktivitasnya tinggi. Oleh karena itu, manusia berusaha mengembangkan
tanaman poliploid dengan sifat-sifat unggul tersebut.
DAFTAR RUJUKAN
Stansfield, William., Cano, Raul., dan Colome, Jaime. 2003. Biologi Molekuler
dan Sel. Jakarta: Penerbir Erlangga.
Warianto, C. 2011. Mutasi. Surabaya: Universitas Airlangga.
Widodo, Lestari U., Amin, M.2003. Bahan Ajar Evolusi. Malang: UM Press.