Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar belakang

Remaja dan permasalahannya tidak pernah selesai diperbincangkan

dalam berbagai hal. Terutama dalam hal kebutuhan dan pemenuhannya, itu

di karenakan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya menuju ke

jenjang kedewasaan kebutuhan-kebutuhan remaja tersebut selalu

mengalami perubahan. Kebutuhan fisik dan psikologis merupakan dua

kebutuhan yang sangat mendasar di dalam kehidupan para remaja. Kedua

kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan yang menyebabkan bagaimana

mereka berperilaku, dan bukan hanya para remaja saja yang berperilaku

berdasarkan kedua kebutuhan tersebut, namun pada umumnya semua

manusia akan berperilaku berdasarkan kedua kebutuhan

tersebut. Kebutuhan dasar remaja dan manusia pada umumnya tidak lepas

dari masalah-masalah dan konsekuensinya.

Sejalan dengan pembangunan yang semakin maju dan semakin

global terjadi banyak kemajuan-kemajuan yang disebut modernisasi.

Walau tidak dipungkiri memberikan banyak dampak positif diberbagai

bidang tetapi dipihak lain juga memberikan dampak negatif. Kalangan

yang rentan terhadap dampak negatif modernisasi adalah remaja.

Salah satu konflik antar generasi dalam dunia modern adalah

masalah tingkah laku seksual. Pakar di bidang sosial percaya bahwa

seksualitas bukan berkembang secara natural, tetapi merupakan hasil

pendidikan sosial. Seperti halnya manusia belajar berteman dan bercinta,

1
demikianlah juga perkembangan seksualitas. Karena merupakan proses

belajar bersama, jadi kebiasaan dan budayalah yang menentukan apakah

tindakan seksualitas seseorang itu dianggap normal atau tidak.

Konsekuensinya tingkah laku seksual di satu tempat yang dianggap

normal dan baik, mungkin akan menjadi hal yang amat tabu di konteks

yang lain. Tidak heran dalam era globalisasi, masalah pendidikan seks

menjadi ajang konflik nilai-nilai keluarga dan budaya yang amat

kompleks. (Media Indonesi Online. 2005).

1. 2 Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui kebutuhan remaja sehat

b. Untuk mengetahui kebutuhan seksualitas pada remaja sehat

c. Untuk mengetahui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

d. Untuk mengetahui PHBS aktivitas sehari-hari pada remaja sehat.

1. 3 Sistematika Penulisan

Makalah ini terdiri dari IV bab. Pada Bab I berisi latar belakang, tujuan

makalah dan sistematika penulisan. Pada Bab II berisi tentang landasan

teori yang membahas mengenai kebutuhan remaja sehat,kebutuhan

seksulitaas pada remaja sehat,PHBS pada remaja sehat. Bab III berisi

tentang pembasan dari pada bab II yakni kebutuhan remaja

sehat,kebutuhan seksualitas pada remaja sehat, dan PHBS pada remaja

sehat. Pada bab IV berisi penutup yakni kesimpulan dan saran.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2. 1 Kebutuhan remaja sehat

Berikut ini beberapa kebutuhan remaja sehat dibagi menurut teori para

ahli diantaranya:

2.1.1 Teori kebutuhan menurut Abraham Mashlow

Abraham Maslow membagi lima kategori motif yang berbentuk hierarki

atau tangga motif dari yang terendah ke yang tertinggi, yaitu:

2.1.1.1 Motif fisiologis

Yaitu dorongan untuk memenuhi kebutuhan jasmaniah, seperti kebutuhan

akan makan, minum, bernafas, bergerak dan lain-lain.

2.1.1.2 Motif pengamanan

Yaitu dorongan untuk menjaga atau melindungi diri dari gangguan, baik

gangguan alam, iklim, maupun penilaian manusia dan lain-lain.

2.1.1.3 Motif persaudaran dan kasih sayang ,

Yaitu motif untuk membina hubungan baik, kasih sayang, persaudaraan

dan lain-lain.

2.1.1.4 Motif harga diri

Yaitu motif untuk mendapatkan pengenalan, pengakuan, penghargaan dan

penghormatan dari orang lain dan lain-lain

2.1.1.5 Motif aktualisasi diri.

Manusia memiliki potensi -potensi yang dibawa dari lahir dan kodratnya

sebagai manusia. Potensi dan kodrat ini perlu diaktualkan atau

dinyatakan dalam berbagai bentuk sifat, kemampuan dan kecakapan

3
nyata. Melalui berbagai bentuk upaya belajar dan pengalaman individu

berusaha mengaktualkan semua potensi yang dimilikinya.

2.1.2 Teori Kebutuhan Mc Clelland

Mc Clelland juga mengemukan teorinya tentang kebutuhan. Teori

kebutuhan Mc Clelland adalah sebagai berikut :

2.1.2.1 Kebutuhan untuk berprestasi (N-Ach)

Setiap orang tidak ada yang tidak berkeinginan untuk berhasil dalam

kehidupannya. Kebutuhan ini sangat menonjol ketika individu beranjak

remaja. Dan sebaliknya orang ini merupakan cerminan bahwa di dalam

diri individu terdapat kebutuhan untuk berprestasi. Ciri-ciri orang yang

memiliki motif berprestasi yang tinggi adalah lebih senang menetapkan

sendiri tujuan hasil karyanya lebih senang menghindari tujuan hasil

karya yang mudah dan memilih yang sukar/ menantang,lebih

menyenangi umpan balik yang cepat, tampak dan efisien,senang

bertanggungjawab akan pemecahan persoalan, meskipun sebenarnya

dirasakan sulit,memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (curiosity).

2.1.2.2 Kebutuhan untuk berkuasa (N-Pow)

Menurut teori ini, kebutuhan akan kekuasaan menampakakan diri pada

keinginan untuk mempunyai pengaruh terhadap orang lain. Dikatakannya

bahwa seseorang yang memiliki kebutuhan untuk berkuasa besar,

biasanya menyukai kondisi kompetisi dan orientasi status serta akan lebih

memberikan perhatian pada berbagai faktor yang memungkinkan dirinya

mengembangkan pengaruhnya terhadap orang lain.

4
2.1.2.3 Kebutuhan untuk berafiliasi (N-Aff)

Kebutuhan afiliasi ini merupakan kebutuhan nyata pada setiap manusia,

terlepas dari status, kedudukan, jabatan maupun pekerjaan yang

dimilikinya. Kebutuhan ini pada umumnya tercermin pada keinginan

berada pada situasi yang bersahabat dalam interaksi seseorang dengan

orang lain. Seseorang akan merasa senang , aman, dan berharga ketika

dirinya diterima di dalam kelompok. Sebaliknya akan merasa cemas,

kurang berharga ketika dirinya tidak diterima atau bahkan disisihkan oleh

kelompoknya.

2.1.3 Menurut Sunarto (1994:49)

2.1.3.1 Kebutuhan Primer

Yaitu kebutuhan yang merupakan kebutuhan biologis (organik) yang

timbul dari dorongan/motif asli seperti kebutuhan makan, minum,

bernapas, kehangatan tubuh, dan kebutuhan seksual dan perlindungan

diri.

2.1.3.2 Kebutuhan sekunder

Yaitu kebutuhan yang timbul oleh motif dipelajari (kebutuhan sosial–

psikologis) seperti kebutuhan untuk mencari pengetahuan, mengikuti

pola hidup bermasyarakat, hiburan dan lainnya. Remaja sebagai individu

pada umumnya mempunyai kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar seorang

individu oleh Lindgren (Sunarto, 1994:53) dideskripsikan sebagai

berikut.

5
2. 2 Kebutuhan seksualitas pada remaja sehat

2.2.1 Pengertian seksualitas

Kata seksualitas berasal dari kata latin seksus yang berarti jenis

kelamin. Defenisi seksualitas dapat diuraikan ke dalam sex act dan sex

behavior. Seks act merupakan konsepsi seksual yang berkaitan dengan

defenisi seksualitas sebagai aktivitas persetubuhan untuk mengungkapkan

rasa kasih sayang. Sedangkan sex behavior adalah berkaitan dengan

psikologi, sosial, budaya dari seksualitas seperti hal-hal mengenai

ketertarikan pada erotisitas, sensualitas, pornografi dan ketertarikan

dengan lawan jenis.Seks adalah perbedaan badani atau biologis perempuan

dan laki-laki, yang sering disebut jenis kelamin (Suarta, 2007). Seksualitas

menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas yaitu dimensi biologis,

sosial, perilaku dan kultural.

Kesehatan seksual adalah kemampuan seseorang mencapai

kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang terkait dengan seksualitas, hal

ini tercermin dari ekspresi yang bebas namun bertanggung jawab dalam

kehidupan pribadi dan sosialnya. Bukan hanya tidak adanya kecacatan,

penyakit atau gangguan lainnya. Kondisi ini hanya bisa dicapai bila hak

seksual individu perempuan dan laki-laki diakui dan dihormati

seksualitasnya. (Qamariyah, 2005).Menurut Masters, Jonhson dan

Kolodny (Irawati, 1999), seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang

sangat luas, diantaranya adalah dimensi biologis, psikologi, sosial dan

kultur.

6
2.2.2 Tujuan Seksualitas

Tujuan seksualitas secara umum adalah meningkatkan kesejahteraan

kehidupan manusia. Secara khusus ada dua tujuan seksualitas, yaitu

prokreasi (menciptakan atau meneruskan keturunan)dan rekreasi

(memperoleh kenikmatan biologis/seksual) Kedua fungsi ini harus

berjalan seiring. Berdasarkan pendekatan religius, Tuhan menggariskan

kedua tujuan ini sebagai bentuk keseimbangan hak dan kewajiban yang

harus dipenuhi oleh manusia dalam suatu ikatan ernikahan yang sah secara

hukum negara dan agama.

2.2.3 Faktor yang berhubungan dengan seksualitas remaja

Beberapa faktor seorang remaja terlibat dalam seksualitas menurut Kozier

(2004), Dianawati (2003), Strasburger & Donnerstein (1999) dalam

Santrock (2007), Wong (2008), Hurlock (1999), dan Hawari (2006) yaitu

sebagai berikut:

2.2.3.1 Kultur atau budaya

Seksualitas diatur oleh budaya. Misalnya, budaya mempengaruhi sifat

seksual, aturan tentang pernikahan, harapan peran perilaku, dan tanggung

jawab sosial, dan praktik seks tertentu. Sikap masyarakat sangat

bervariasi. Sikap tentang masa anak-anak dan remaja bermain seksual

dengan diri sendiri atau dari jenis kelamin yang sama atau lawan jenisnya

mungkin akan dibatasi. Koitus atau hubungan alat kelamin sebelum dan

dilakukan di luar nikah serta menyukai sesama jenis (homoseksual)

mungkin tidak dapat diterima atau ditoleransi dalam masyarakat.

7
2.2.3.2 Nilai Agama

Agama mempengaruhi remaja dalam mengekspresikan seksual. Hal ini

dapat memberikan pedoman bagi remaja untuk mengontrol perilaku

seksual dan perilaku tersebut dapat diterima, serta perilaku seksual yang

dilarang dan menerima akibat dari melanggar aturan seksual. Aturan

tentang perilaku seksual dibuat secara rinci, tegas dan meluas. Sebagai

contoh, beberapa agama melihat bentuk ekspresi seksual hubungan laki-

laki dan perempuan sebagai keperawanan yang alami dan tidak melakukan

hubungan seksual sebelum menikah.

2.2.3.3 Etika

Meskipun etika merupakan bagian tak terpisahkan dari agama, pemikiran

etis dan pendekatan etis tetapi seksualitas dapt dilihat secara terpisah dari

agama. Banyak individu dan kelompok telah mengembangkan kode etik

baik tertulis maupun tidak tertulis berdasarkan berdasarkan prinsip-prinsip

etika. Masyarakat berpandangan bahwa masturbasi, hubungan oral atau

anal, hubungan seks di luar nikah sebagai suatu yang aneh, menyimpang

atau salah.

2.2.3.4 Tekanan teman pergaulan

Teman pergaulan atau sering juga disebut teman bermain. Pada awalnya,

teman bermain dimaksudkan sebagai kelompok yang bersifat rekreatif,

namun dapat pula memberikan pengaruh dalam proses sosialisasi setelah

keluarga. Puncak pengaruh teman bermain adalah pada masa remaja.

Berdasarkan data Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia tahun

8
2007, remaja melakukan hubungan seks selain karena rasa ingin tahu

sebesar 45%, remaja melakukan hubungan seks di luar nikah karena

tekanan teman sebesar 5% (Okezone.com).

2.2.3.5 Tekanan Pacar

Pacar diartikan sebagai orang yang spesial dalam hati selain orangtua,

keluarga, dan sahabat. Makna pacaran seringkali disalahgunakan sebagai

ajang pelampiasan nafsu, ajang pertunjukan gengsi, dan ajang meraup

keuntungan pribadi. Pacaran merupakan salah satu upaya untuk saling

mengenal satu sama lain, saling mengerti dan dimengerti, saling cinta dan

saling setia (KBBI, 2002).

2.2.3.6 Rasa Penasaran

Rasa ingin tahu di dorong dengan kebutuhan manusia itu sendiri. Adanya

rasa ingin tahu yang besar maka manusia akan berpikir dan memulai

mencari jawaban yang sebanyak-banyaknya (Yuanita, 2011). Perilaku

penyimpangan seksualitas terhadap remaja di usia 15-24 tahun

kebanyakan dilandasi oleh rasa penasaran. Berdasarkan data Survei

Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia tahun 2007, alasan remaja

melakukan hubungan seksual pranikah yang pertama kali karena Rasa

ingin tahu (45%). 5% yang lain karena alasan tekanan dari teman

(Okezone.com).

2.2.3.7 Lingkungan Keluarga

Bagi seorang remaja, mungkin aturan yang diterapkan oleh kedua orang

tuanya tidak dibuat berdasarkan kepentingan kedua pihak (orang tua dan

9
anak). Akibatnya, remaja tersebut merasa tertekan, sehingga ingin

membebaskan diri dengan menunjukkan sikap sebagai pemberontak, yang

salah satunya dalam masalah seksual. Remaja akan mulai tertarik dengan

seksualitas.

2.2.3.8 Media informasi

Media informasi adalah suatu instrument perantara informasi. Jaman

sekarang media informasi sangat berkembang. Berkembangnya media

informasi dikarenakan adanya pengaruh pertumbuhan ilmu pengetahuan

dan teknologi yang sangat pesat. Hasil survei “Perilaku Seks” siswi DKI

Jakarta yang diselenggarakan oleh produsen pembalut perempuan Laurier

dengan jumlah responden 1400 siswi se-DKI Jakarta dengan sistem acak

menunjukkan sumber informasi tentang seks diperoleh dari Teman (69%),

Orangtua (14%), Sekolah (13%), dan Pacar (4%) (Andre, 2007).

2.2.4 Dimensi pribadi kaitannya dengan seksualitas

Ada tiga elemen dimensi pribadi terkait dengan seksualitas, yaitu :

2.2.3.1 Harga diri

Adalah konsep individu tentang dirinya yang menggambarkan pemaknaan

tentang diri serta seberapa jauh kepuasan yang didapatkan dari gambaran

tentang diri tersebut. Hal ini akan sangat mempengaruhi tingkah laku

seseorang.

2.2.3.2 Keterampilan Komunikasi

Yaitu cara remaja mengekspresikan keinginan pendapatnya tentang

masalah-masalah yang berhubungan dengan seksualitasnya. Bila remaja

10
mampu mengkomunikasikannya dengan baik maka akan mempermudah

penanggulangan masalah seksualitas yang dialaminya.

2.2.3.3 Keterampilan Memutuskan

Sepanjang kehidupan banyak keputusan mengenai seksualitas yang harus

diambil, misalnya perilaku seksual yang dipilih, memilih pasangan hidup,

perencanaan kehamilan, dan lain-lain.

2.2.5 Perkembangan seksualitas pada remaja

Menurut Gunarsa (2007), Surtiretna (2001), Perry & Potter (2005) dan

Kozier (2004) perkembangan seks pada remaja adalah sebagai berikut:

2.2.5.1 Remaja putri

Pada anak perempuan sekitar umur 9 sampai 11 tahun sudah mulai timbul

tanda-tanda pertama kematangan seks yakni pembesaran payudara dan

pinggul. Sesudah itu baru mulai pertumbuhan rambut di daerah kemaluan

bagian luar dan ketiak. Suaranya berubah merdu, kulit bertambah bagus

dan halus. Kadar estrogen yang meningkat mempengaruhi genital. Uterus

mulai membesar, dan terjadi peningkatan lubrikasi vaginal. Menarche

atau kedatangan haid untuk pertama kalinya, pada umumnya akan timbul

setelah memuncaknya percepatan pertumbuhan. Umur tercapainya

menarche tidak sama bagi semua remaja putri. Menarche dapat terjadi

pada usia 8 tahun dan tidak sampai usia 16 tahun atau lebih. Dengan

timbulnya haid pertama belum berarti bahwa perlengkapan alat

berkembangbiak sudah sempurna.

11
2.2.5.2 Remaja putra

Proses kematangan seks pada remaja putra mulai antara 11 dan 15 tahun,

dengan umur rata-rata 13 dan 14 tahun. Proses ini dimulai dengan

pertumbuhan buah pelir dan zakar. Tumbuhnya rambut di daerah alat

kelamin luar lebih lambat. Percepatan pertumbuhan buah pelir terjadi

kira-kira bersamaan dengan percepatan penambahan tinggi badan. Baru

setahun kemudian mulai penambahan panjang alat kelamin bagian luar

atau penis, testis, prostat, dan vesikula seminalis yang dipengaruhi oleh

peningkatan kadar testosterone dalam tubuh. Remaja putra mulai

mempunyai kumis dan jenggot, bulu-bulu mulai tumbuh di ketiak dan

daerah kelamin. Dengan membesarnya tulang di leher bagian depan

(jakun), suara mereka berubah menjadi pecah dan parau, karena tali-tali

suara di kerongkongan mereka sedang mengalami penyesuaian menjadi

suara orang dewasa, demikian juga bidang bahunya menjadi lebih besar

ketimbang pinggangnya. Di samping perubahan suara ada pula remaja

pria yang mengalami penumbuhan atau penebalan rambut di dada

2.2.6 Dampak Seksual pada remaja

Menurut Perry & Potter (2005), Wong (2008), Jusuf (2006) beberapa

dampak yang timbul dari remaja yang aktif secara seksual adalah sebagai

berikut:

2.2.6.1 Dampak Fisik

a. AIDS (Aquired Immuno Deficiency Syndrome)

12
Penyakit ini adalah kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya system

kekebalan tubuh. Penyebabnya adalah virus HIV (Human

Immunodeficiency Virus). Salah satu cara penularannya adalah melalui

hubungan seksual. Selain itu HIV dapat menular melalui pemakaian jarum

suntik bekas orang yang terinfeksi virus HIV, menerim tranfusi darah yang

tercemar HIV atau dari ibu hamil yang terinfeksi virus HIV kepada bayi

yang dikandungannya. Di Indonesia penularan HIV/AIDS paling banyak

melalui hubungan seksual yang tidak aman serta jarum suntik (bagi

pecandu narkoba).

b. Penyakit kelamin (Penyakit Menular Seksual/ PMS

Remaja yang aktif secara seksual memiliki risiko tinggi tertular PMS.

Secara fisiologis, serviks remaja putri memiliki ektropion (eversi kanalis

serviks uteri) yang besar, terdiri atas sel-sel epithelial kolumnar yang jauh

lebih rentan tertular PMS.

2.2.6.2 Dampak perilaku dan kejiwaan

Dampak yang timbul akibat remaja yang aktif secara seksual yaitu dampak

perilaku dan kejiwaan antara lain terjadinya penyakit kelainan seksual,

keinginan untuk selalu melakukan hubungan seks. Selalu menyibukkan

waktunya untuk berbagai khayalan-khayalan seksual, jima, ciuman,

rangkulan, pelukan, dan bayangan-bayangan bentuk tubuh wanita luar dan

dalam, pemalas, sulit berkonsentrasi, sering lupa, bengong, ngelamun,

badan jadi kurus dan kejiwaan menjadi tidak stabil. Yang ada dipikirannya

hanyalah seks dan seks serta keinginan untuk melampiaskan nafsu

13
seksualnya, bila tidak mendapat teman untuk sex bebas, ia akan pergi ke

tempat pelacuran (prostitusi) dan menjadi pemerkosa. Lebih ironis lagi

bila ia tak menemukan orang dewasa sebagai korbannya, ia tak segan-

segan memerkosa anak-anak dibawah umur bahkan nenek yang sudah

uzur.

2. 3 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

2.3.1 Pengertian PHBS

Sekumpulan perilaku perilaku yang di praktikan atas dasar kesadaran

sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang,keluarga,

kelompok atau msyarakat mampu menolong dirinya sendiri di bidang

kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.

2.3.2 Tujuan PHBS

Tujuan umum PHBS adalah meningkatkan masyarakat ber-PHBS disemua

tatanan seluruh indonesia. Tujuan khusus PHBS adalah meningkatkan

pengetahuan, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk melaksanakan

PHBS serta meningkatkan peran aktif masyarakat dalam gerakan PHBS

dimasyarakat.

2.3.3 Tatanan PHBS pada rumah tangga

a. Persalinan dibantu oleh tenaga kesehatan

b. Memberikan asi eksklusif

c. Menimbang balita setiap bulan

d. Menggunakan air bersih

14
e. Mencuci tangan memakai sabun

f. Menggunakan jamban sehat

g. Membrantas sarang nyamuk

h. Mengkonsumsi buah buahan

i. Berolahraga

j. Tidak merokok di dalam rumah

2.3.4 Manfaat PHBS

2.3.4.1 Bagi Rumah Tangga

Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit. Anak

tumbuh sehat dan cerdas.Anggota keluarga giat bekerja.Pengeluaran biaya

rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan

dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.

2.3.4.1 Bagi Masyarakat

Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.Masyarakat mampu

mencegah dan menanggulangi masalah –masalah kesehatan.Masyarakat

memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.Masyarakat mampu

mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)

seperti Posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan jamban, ambulans desa dan

lain-lain.Peran leader dalam mewujudkan rumah tangga yang ber-PHBS

Melakukan pendataan rumah tangga yang ada di wilayahnya dengan

menggunakan Kartu PHBS atau Pencatatan PHBS di Rumah Tangga pada

buku kader. Melakukan pendekatan kepada kepala desa/lurah dan tokoh

masyarakat untuk memperolah dukungan dalam pembinaan PHBS di

15
Rumah Tangga. Sosialisasi PHBS di Rumah Tangga ke seluruh rumah

tangga yang ada di desa/kelurahan melalui kelompok damawisma.

Memberdayakan keluarga untuk melaksanakan PHBS melalui penyuluhan

perorangan, penyuluhan kelompok, penyuluhan massa dan pergerakan

masyarakat. Mengembangkan kegiatan-kegiatan ang mendukung

terwujudnya Rumah Tangga Ber-PHBS. Memantau kemajuan pencapaian

Rumah Tangga Ber-PHBS di wilayahnya setiap tahun melalui pencatatan

PHBS di Rumah Tangga.

2. 4 PHBS Berolahraga pada remaja sehat

2.4.1 Aktivitas fisik

Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang

menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan

kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap

sehat dan bugar sepanjang hari.

2.4.2 Jenis-jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh remaja

Bisa berupa kegiatan sehari-hari, yaitu: berjalan kaki, berkebun,kerja di

taman, mencuci pakaian, mencuci mobil, mengepellantai, naik turun

tangga, membawa belanjaan.Bisa berupa olah raga, yaitu: push-up, lari

ringan, bermain bola,berenang, senam, bermain tenis, yoga, fitness, angkat

beban/berat.

16
2.4.4 Cara melakukan aktivitas fisik yang benar

Lakukan secara bertahap hingga mencapai 30 menit. Jikabelum terbiasa

dapat dimulai dengan beberapa menit setiap haridan ditingkatkan secara

bertahap.Lakukan aktivitas fisik sebelum makan atau 2 jam sesudah

makan.Awali aktivitas fisik dengan pemanasan dan peregangan. Lakukan

gerakan ringan dan secara perlahan ditingkatkan sampaisedang.Jika sudah

terbiasa dengan aktivitas tersebut, lakukan secara rutinpaling sedikit 30

menit setiap hari.

2.4.5 Keuntungan melakukan aktivitas fisik setiap hari

Terhindar dari Penyakit Jantung, Stroke,Osteoporosis, Kanker, Tekanan

Darah Tinggi,Kencing Manis, dllBerat badan terkendali Otot lebih lentur

dan tulang lebih kuat,Bentuk tubuh menjadi bagus,Lebih percaya

diri,Lebih bertenaga dan bugarSecara keseluruhan keadaan kesehatan

menjadi lebih baik.

2.4.6 Tips dalam melakukan aktivitas fisik

Jalan cepat Perlu sepatu yang cukup enak dipakai agar kakinyaman dan

sehat, apalagi untuk berjalan ke kantor atau naik tangga.Renang, lakukan

berenang secepat mungkin dengan napas yangdalam.Senam atau

peregangan sangat baik bagi otot-otot dan sendi-sendi yang kaku, juga

melenturkan otot serta melancarkan peredarandarah.

2.4.7 Peran keluarga dalam melakukan aktivitas fisik setiap hari

Manfaatkan setiap kesempatan di rumah untuk mengingatkan tentang

pentingnya melakukan aktivitas fisik.Bersama anggota keluarga sering

17
melakukan aktivitas fisik secara bersama, misalnya jalan pagi bersama,

membersihkan rumah secara bersama-sama, dll.Ada pembagian tugas

untuk membersihkan rumah ataumelaksanakan pekerjaan di rumah.Kader

mendorong lingkungan tempat tinggal untukmenyediakan fasilitas

olahraga dan tempat bermain untukanak.Kader memberikan penyuluhan

tentang pentingnya melakukan aktivitas fisik.

18
BAB III
PEMBAHASAN

3. 1. Kebutuhan remaja sehat

Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan menuju ke jenjang dewasa,

kebutuhan hidup seseorang mengalami peubahan-perubahan sejalan

dengan tingkat pertumbuhan hidup seseorang mengalami perubahan-

perubahan sejalan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembanganya.

Banyak seali teori yang menjelaskan mengennai kebutuhan inndividual

seorang remaja. Salah satunya menurut teori hirarki mashlow yang sudah

dikenal banyak orang. Dari satu teori terebut saja sudah menjelaskan

bagaimana kekompleksan kebutuhan dari seorang remaja. Teori kebutuhan

tersebut diperkuat oleh Mc Celland yang mengarah kepada bahwa remaja

itu butuh akan aktualisasi diri seperti kekuasaan dll.

3. 2. Kebutuhan seksualitas pada remaja sehat

Kebutuhan Seks (Sex Needs), yaitu kebutuhan pelampiasan dorongan

seksual, bagi mereka yang sudah matang fungsi biologisnya. Kebutuhan

akan seks bagi manusia sudah ada sejak lahir. Seks tergolong dalam

kebutuhan primer – yang sama dengan kebutuhan: makan, minum, mandi,

berpakaian, tidur, bangun, bekerja, buang air besar, atau buang air kecil.

Kegiatan pemenuhan kebutuhan seksualitas ini dapat dilakukan dengan

berbagai perilaku dan kegiatan seksualitas dan apabila tidah terpenuhi

maka akan timbul penyimpangan seksual. Dari teori abraham masllow

mengenai kebutuhan sex karena adalah sebuah kebutuhan yang harus

dipenuhi karena pada dasarnya insting dan sifat dasar manusia adalah

19
mendapatkan sebuah kepuasan dan kenikmatan. Maka dari itulah sex

diperlukan. Dalam hal pemenuhan kebutuhan ini disesuaikan dengan

umur, latar belakang orang tersebut, sosial budaya, etika dan nilai-nilai

hidup, harga diri dan tingkat kesejahteraan yang dimilikinya..

3. 3. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Perilaku hidup sehat yakni perilaku yang harus dilaksanakan oleh setiap

individu karena hal ini dapat berkaitan dengan kondisi pertumbuh

kembangan remaja. PHBS ini sangat penting untu dijalankan oleh

kalangan remaja dan masyarakat kaitanya dengan rumah tangga karena

ketika PHBS ini sudah dilaksanakan setiap anggota keluarga menjadi sehat

dan tidak mudah sakit. Anak tumbuh sehat dan cerdas.Anggota keluarga

giat bekerja.Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk

memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah

pendapatan keluarga.

3. 4. PHBS aktivitas fisik padaremaja sehat

Berolahraga hendaknya teratur dengan jadwal yang telah terukur sesuai

dengan kemampuan pelakunya. dengan berolahraga secara teratur tubuh

akan terbiasa dengan kegiatan tersebut sehingga tidak terjadi kekakuan

otot. berolahraga juga haruslah terukur karena kemampuan setiap pelaku

olahraga berbeda.Dengan berolahraga dapat menghindarkan pelakunya

dari penyakit stroke, jantung, obesitas dan juga osteoporosis serta dapat

membentuk otot tubuh membuat penampilan pelakunya menjadi lebih

menarik dan menjaga stamina pelakunya tetap baik. Olahraga juga

20
meningkatkan suasana hati menjadi lebih nyaman sehingga

menghindarkan pelakunya dari stress.

21
BAB IV
PENUTUP

4. 1. Kesimpulan

Remaja mengalami proses yang sangat penting dalam pertumbuhan dan

perkembangannya yakni proses secara berkelanjutan guna memenuhi

kebutuhannya. Kebutuhan adalah kecendrungan permanen dalam diri

seseorang yang menimbulkan dorongan dan kelakuan untuk mencapai

tujuan tertentu. Kebutuhan muncul sebagai akibat adanya perubahan

(internal change) dalam organisme atau akibat pengaruh kejadian–kejadian

dari lingkungan organisme. Sebagai implikasi pemenuhan kebutuhan

remaja dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, guru hendaknya

selalu sensitif terhadap kebutuhan para siswa (remaja) dan berusaha

memahaminya sebaik mungkin.

4. 2. Saran

Makalah ini sangat berguna bagi siapa saja, terutama dalam memenuhi

kebutuhan remaja yang sedang berkembang. Untuk itu apapun ilmu yang

diperoleh dalam makalah ini sebaiknya direalisasikan bagi seluruh

pembaca.

22
DAFTAR PUSTAKA

http://desiyunarti.blogspot.com/2012/12/jenis-jenis-kebutuhan-remaja.html

Depkes,2009. Profil Kesehatan Indonesia 2008.Jakarta:Departemen Kesehatan

Elida Prayitno. 2006. Psikologi Perkembangan remaja. Padang : Angkasa Raya

DepKes RI. 2007. Buku Saku Rumah Tangga Sehat dengan PHBS, Pusat Promosi

Kesehatan. Jakarta: Depkes RI .

23

Anda mungkin juga menyukai