Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM FISIKA SEKOALH MENENGAH

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas pada Mata Kuliah Praktikum


Fisika Sekolah Menengah pada Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika

OLEH:
KELOMPOK III

La Ode Abdul Latif Asri (A1K1 18 001)


Lilis Karlina (A1K1 18 015)
Alifitra La Ode (A1K1 18 027)
Muhammad Mutarsid Yazid (A1K1 18 037)
Wa Ode Rini Ningro Ningsi (A1K1 18 049)
Ardila (A1K1 18 061)
Sitti Khafifatul Mar’ath (A1K1 18 077)
Sri Wahyuni Ningsi (A1K1 18 087)
Risman (A1K1 18 101)
Ovie Firda Zarsadilla (A1K1 18 131)

LABORATORIUM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
LAPORAN LABORATORIUM FISIKA SEKOLAH
PERCOBAAN IV
MENGUKUR VOLUME DAN MASSA JENIS BENDA PADAT TIDAK
BERATURAN

OLEH:
KELOMPOK III

NAMA : LA ODE ABDUL LATIF ASRI


LILIS KARLINA
ALIFITRA LA ODE
MUHAMMAD MUTARSID YAZID
WA ODE RINI NINGRO NINGSIH
ARDILA
SITTI KHAFIFATUL MAR’ATH
SRI WAHYUNI NINGSI
RISMAN
OVIE FIRDA ZARSADILLA
JURUSAN : PENDIDIKAN FISIKA
KELAS : REGULER GANJIL (A)
ASISTEN : MUHAMMAD ARUL JALAL

LABORATORIUM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
MENGUKUR VOLUME DAN MASSA JENIS BENDA PADAT TIDAK
BERATURAN

A.PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Tanpa kita sadari, dalam kehidupan sehari-hari kita selalu
berhubungan dengan segala macam jenis benda yang selalu digunakan untuk
menunjang aktivitas sehari-hari. Pada setiap benda memiliki massa, bentuk,
dan volume yang berbeda. Begitu pula dengan massa jenis. Setiap benda
memiliki massa jenis yang berbeda dengan benda yang lain.
Volume adalah penghitungan seberapa banyak ruang yang bisa
ditempati dalam suatu objek. Menentukan volume benda dapat dilakukan
dengan berbagai macam cara sesuai dengan bentuk bendanya. Untuk benda
yang beraturan, bentuknya dapat dilakukan dengan rumus yang sesuai.
Sedangkan untuk benda yang tidak beraturan, pengukuran volume dilakukan
dengan cara memasukkan benda tersebut kedalam gelas ukur yang sudah diisi
dengan air pada volume tertentu, kemudian diamati selisih volumenya. Massa
jenis diartikan sebagai pertandingan antara massa zat dengan volumenya.
Nilai dari massa jenis hanya bergantung pada jenis zat, tidak bergantung pada
volume ataupun massa suatu zat. Jadi, walaupun massa ataupun volume pada
suatu zat itu berbeda dengan yang lain, akan tetapi massa jenisnya tetap sama.
Pengukuran massa benda dapat dilakukan dengan alat yang disebut
dengan neraca. Pada setiap neraca memiliki ketelitian masing-masing. Pada
umumnya, pengukuran massa dilakukan secara perbandingan, didalam
laboratorium, dikenal neraca analis untuk menetapkan massa suatu benda.
Pengetahuan mahasiswa/mahasiswi tentang volume danmassa jenis
sebuah benda masih kurang. Oleh karena itu dilakukanlah percobaan
mengenai pengukuran volume dan massa jenis benda padat tidak
beraturan.Pengetahuan tentang massa jenis dalam praktikum sangatlah
penting. Hal itu dikarenakan pengetahuan tentang massa jenis selalu
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Tujuan Percobaan
Tujuan dari praktikum mengukur volume dan massa jenis benda padat
tidak beraturan adalah agar peseta didik dapat melakukan dan mengetahui cara
mengukur volume dan massa jenis benda padat yang bentuknya tidak
beraturan.

B. KAJIAN TEORI
Beberapa bentuk benda padat dapat diukur berdasarkan ukuran fisik
bentuknya atau berdasarkan ukuran sisi sisinya. Volume balok, silinder atau bola
dapat dihitung berdasarkan ukuran fisiknya. Namun beberapa jenis bahan
cenderung berbentuk tidak menentu sehingga volumenya tidak dapat dihitung
berdasarkan ukuran fisiknya. Untuk menentukan volume tersebut perlu digunakan
cara pengukuran selain berdasarkan ukuran fisiknya. Berdasarkan cara baku telah
dikembangkan untuk menentukan volume benda berbentuk tak menentu
(Rahardjo, 2014).
Semakin berkembangnya zaman telah dilakukan banyak sekali penelitian
guna menemukan alat ukur yang lebih efisien untuk mengukur massa atau berat
benda yaitu berupa neraca digital atau timbangan digital, dimana memiliki tingkat
akurasi yang bervariasi tergantung kebutuhan. Neraca digital memiliki banyak
kelebihan daripada neraca analog, tidak hanya dari segi pembacaan yang lebih
praktis tapi juga dari segi ketelitian yang relative lebih akurat. Neraca digital lebih
menggunakan konsep elektronika, dari rangkaian jembatan wheatsone yang
tersusun oleh beberapa Strain gaugeyang kemudian dikonversi dalam bentuk
sebuah sensor load cell, dimana perbedaan potensial menjadi acuannya
(Gutama,2014)
Hukum Archimedes berkaitan dengan pengurangan berat benda jika benda
tersebut dicelupkan kedalam zat cair. Pengurangan berat benda ini
sebandingdengan berat zat cair yang dipindahkan zat tersebut. Jika berat beban di
udara (w) dikurangi dengan berat beban yang terukur saat berada dalam zat cair
(w1) maka akan diperoleh berat yang hilang yang disebut sebagai gaya ke atas
(Efrizon, 2008)
Ketika kita menimbang batu dalam air berat batu yang terukur pada
timbangan pegas menjadi lebih kecil dibandingkan ketika menimbang batu di
udara (tidak dalam air). Massa batu yang terukur pada timbangan kecil karena ada
gaya apung yang menekan batu ke atas. Efek yang sama akan terasa lebih ringan
jika diangkat dalam air. Hal ini bukan berarti bahwa sebagian batu atau benda
yang di angkat hilang sehingga berat batu menjadi lebih kecil tetapi karena adanya
gaya apung (Tipler, 2001).

C. METODE PERCOBAAN
1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan mengukur volume dan
massa jenis benda padat dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Alat dan Bahan Pengukuran Volume dan Massa Jenis Benda Tidak
Beraturan.
No Alat dan Bahan Fungsi
1. Silinder Ukur Mengukur volume cairan
Mengukur volume suatu benda yang tidak
2. Tabung Pancuran
beraturan
Sebagai alat ukur volume cairan yang tidak
3. Gelas Ukur
memiliki ketelitian tinggi.
4. Benang Untuk mengikat benda
4 buah benda tidak
5. Sebagai objek pengamatan.
beraturan
6. Neraca digital Mengukur massa benda.
2. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada percobaan mengukur volume dan massa jenis
benda padat tidak beraturan sebagai berikut.
a. PengukuranVolume Menggunakan Silinder Ukur
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Mengisi gelas ukur dengan air sesuai besar volume yang diinginkan
misalnya 40 ml. Catat angka sebagai volume awal.
3) Mengikat benda 1 dengan menggunakan benang.
4) Memasukkan benda 1 yang telah ke dalam gelas ukur yang telah berisi
air yang telah diketahui volume awalnya.
5) Memperhatikan dan mencatat volume yang ditunjukkan pada gelas ukur
sebagai volume akhir.
6) Menghitung hasil pengukurannya dengan volume akhir kurang volume
awal.
7) Menulis data pengamatan dalam bentuk tabel.
8) Mengulangi langkah 2) – 7) untuk mengukur volume benda 2, 3 dan 4.

b. Pengukuran Menggunakan Gelas Berpancuran dan Silinder Ukur dengan


Memanfaatkan Prinsip Archimedes.
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Meletakan gelas ukur tepat di bawah pancuran dari tabung pancuran.
3) Mengisi tabung pancuran dengan air sehingga air jatuh pada gelas ukur,
mengingat isi air hingga tidak ada lagi air yang menetes dari tabung
pancuran.
4) Memperhatikan skala pada gelas ukur, tulis sebagai volume awal.
5) Mengikat benda 1 dengan menggunakan benang .
6) Memasukkan benda 1 ke dalam tabung pancuran. Maka air dari tabung
pancuran akan keluar dari pancuran jatuh ke gelas ukur.
7) Memperhatikan dan mencatat volume yang ditunjukkan pada gelas ukur
sebagai volume akhir.
8) Menghitung hasil pengukuran dengan volume akhir kurang volume
awal.
9) Menulis data pengamatan dalam bentuk tabel.
10)Mengulangi langkah 3) – 9) untuk mengukur volume benda 2, 3 dan 4.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Pengamatan
a. Data Pengamatan
1) Silinder Ukur
Data pengamatan pengukuran volume benda padat tak
beraturan menggunakan silinder ukur dapat dilihat pada Tabel 4.2
berikut.
Tabel 4.2 Pengukuran Volume Benda Padat Tidak Beraturan
Menggunakan Silinder Ukur
Volume Volume Air
Volume Benda Massa
Awal Air Setelah diisi
Benda (V0-V1) (kg)
(Vₒ) Benda (𝐕𝟏 )
Benda 1 0,4 L 0,44 L 0,04 L 0,025
Benda 2 0,4 L 0,41 L 0,01 L 0,021
Benda 3 0,4 L 0,41 L 0,01 L 0,009
Benda 4 0,4 L 0,42 L 0,02 L 0,01

2) Gelas Berpancuran dan Silinder Ukur


Data pengamatan pengukuran volume benda padat tidak
beraturan menggunakan gelas berpancuran dan silinder ukur dapat
dilihat pada Tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Pengukuran Volume Menggunakan Gelas Berpancuran dan
Silinder Ukur
Volume Volume Air
Volume Benda Massa
Awal Air Setelah diisi
Benda (Vₒ-𝐕𝟏 ) (kg)
(Vₒ) Benda (𝐕𝟏 )
Benda 1 0,4 L 0,44 L 0,04 L 0,025
Benda 2 0,4 L 0,41 L 0,01 L 0,021
Benda 3 0,4 L 0,41 L 0,01 L 0,009
Benda 4 0,4 L 0,42 L 0,02 L 0,01

b. Analisis Data
Analisis data pada percobaan pengukuran massa jenis benda padat
tidak beraturan sebagai berikut.

1) Silinder Ukur

m

V

0,025

0,04

 0,625kg / m 3

Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada
Tabel 4.4 berikut .

Tabel 4.4 Pengukuran Massa Jenis Benda Padat Tidak Beraturan


Menggunakan Silinder Ukur
Volume
Volume Air Volume Massa
Massa
Benda Awal Air Setelah Benda Jenis
(kg)
(Vₒ) diisi Benda (m3) (kg/m3)
(𝐕𝟏 )
Benda 1 0,4 L 0,44 L 0,00004 0,025 625
Benda 2 0,4 L 0, 41 L 0,00001 0,021 2100
Benda 3 0,4 L 0,41 L 0,00001 0,009 900
Benda 4 0,4 L 0,42 L 0,00002 0,010 500
2) Gelas Berpancuran dan Silinder Ukur
m

V
0,025

0,04

 0,625kg / m 3

Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada
Tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5 Pengukuran Massa Jenis Benda Padat Tidak Beraturan
Menggunakan Gelas Berpancuran dan Silinder Ukur.
Volume
Air
Volume Volume
Setelah Massa Massa Jenis
Benda Awal Benda
diisi (kg) (kg/m3)
Air (Vₒ) (m3)
Benda
(𝐕𝟏 )
Benda 1 0,4 L 0,44 L 0,00004 0,025 625
Benda 2 0,4 L 0, 41 L 0,00001 0,021 2100
Benda 3 0,4 L 0,41 L 0,00001 0,009 900
Benda 4 0,4 L 0,42 L 0,00002 0,010 500

2. Pembahasan
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang
diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Besaran dalam fisika
terbagi menjadi dua yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Besaran
turunan merupakan besaran turunan yang diturunkan dari satu atau lebih
besaran pokok. Seperti luas yang diturunkan dari dua besaran panjang, yakni
panjang dan lebar. Pengukuran terdiri atas dua bagian dimana pengukuran
langsung dan pengukuran tidak langsung. Suatu benda yang beraturan dapat
langsung diukur dengan alat ukur dan rumus. Kemudian pengukuran tidak
langsung dapat digunakan pada benda tidak beraturan yaitu benda yang tidak
dapat langsung diukur dengan alat ukur dan rumus. Percobaan mengukur
volume dan massa jenis benda padat tidak beraturan dilakukan untuk
mengetahui cara mengukur volume dan massa jenis benda padat yang
bentuknya tidak teratur.
Percobaan pengukuran volume benda padat tidak beraturan dimana
pada perlakuan pertama dengan menggunakan silinder ukur diperoleh volume
benda berturut-turut yaitu 0,04 L, 0,01 L, 0,01 L dan 0,02 L. Dengan
menggunakan neraca digital diperoleh massa benda berturut-turut yaitu 0,025
kg, 0,021 kg, 0,009 kg dan 0,01 kg. Perlakuan yang kedua yaitu mengukur
volume benda padat tak beraturan menggunakan gelas berpancuran dan
silinder ukur. Percobaan dilakukan dengan mengisi terlebih dahulu gelas
berpancuran dengan air sampai penuh dan air tumpah melalui pancuran dari
tabung tersebut hingga air berhenti tepat di bawah lubang pancuran itu sendiri
dan diperoleh volume benda berturut-turut yaitu 0,04 L, 0,01 L, 0,01 L dan
0,02 L. Dengan menggunakan neraca digital diperoleh massa benda berturut-
turut yaitu 0,025 kg, 0,021 kg, 0,009 kg dan 0,01 kg.
Berdasarkan analisis data dari percobaan pengukuran volume benda
padat tidak beraturan dimana dengan menggunakan silinder ukur diperoleh
kerapatan benda satu yaitu 625 kg / m 3 . Untuk kerapatan benda dua, benda

tiga dan benda empat secara berturut-turut yaitu , 2100 kg / m 3 , 900 kg / m 3

dan 500 kg / m 3 . Sedangkan pengukuran dengan menggunakan gelas


berpancuran dan silinder ukur diperoleh kerapatan benda satu, benda dua,
benda tiga dan benda empat berturut-turut yaitu 625 kg / m 3 , 2100 kg / m 3 ,

900 kg / m 3 dan 500 kg / m 3 .


Berdasarkan teori, semakin tinggi massa jenis suatu benda artinya
semakin besar pula massa pada setiap volumenya. Sebuah benda dengan
massa jenis yang lebih tinggi memiliki volume yang lebih rendah dibanding
benda bermassa sama dengan massa jenis lebih rendah. Pengukuran yang
dilakukan pada percobaan mengukur volume dan massa jenis benda padat
tidak beraturan telah sesuai dengan teori. Hal ini dibuktikan dengan volume
dan massa jenis pada silinder ukur dan gelas berpancuran dan silinder ukur
yang sama.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Penggunaan alat ukur volume benda padat tidak beraturan terdiri atas
dua yaitu pertama menggunakan silinder ukur dengan cara mengurangkan
volume akhir dengan volume awal. Kedua dengan menggunakan gelas
pancuran dan silinder ukur, dengan cara yang sama yaitu mengurangkan
volume akhir dengan volume awal yang telah ditetapkan.

2. Saran
a. Untuk laboratorium, agar alat-alat laboratorium selalu dijaga agar tidak
cepat rusak.
b. Untuk asisten, dalam membimbing praktikan sudah bagus.
c. Untuk praktikan, agar selalu kompak dalam melakukan parktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Gutama, Putra I. 2014. Perancangan dan Penerapan Neraca Digital untuk
Percobaan Menentukan Massa Jenis Zat Padat. Jurnal Fisika. 3(3).
Raharjo,B. Suratmo,B. Kushendarti,R. 2014. Pengukuran Volume Benda Padat
Berbagai Bentuk dengan Berdasarkan Volume Desakan pada Bahan
Curah.Agritech.17(4).
Umar, Efrizon. 2008. Buku Pintar Fisika. Jakarta: Media Pusindo
Tipler. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Salemba Teknika.

Anda mungkin juga menyukai