Anda di halaman 1dari 12

TUGAS INDIVIDU

“DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP


MENINGKATNYA KEJAHATAN”

DISUSUN OLEH
NAMA : DEDY ISWAHYUDI
NIM : 1716213

SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM UMEL MANDIRI


JAYAPURA
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Kuasa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga dapat diselesaikan penulisan makalah ini tepat pada waktunya. Penulisan,
makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah KRIMINOLOGI, yang mana makalah
ini berjudul “DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP MENINGKATNYA
KEJAHATAN”.
Disadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
diharapkan semua kritik dan saran yang bersifat membangun demi kepentingan pembuatan
makalah ini yang lebih baik lagi kedepannya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi
mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Umel Mandiri

Sarmi, 23 Juni 2020

Dedy Iswahyudi

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG......................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................4
C. TUJUAN...........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. KRIMINALITAS MENINGKAT SELAMA PANDEMI CORONA..............6
B. KRIMINALITAS DI LUAR NEGERI ............................................................10
C. LANGKAH POLRI MENCEGAH KEJAHATAN .........................................10
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN................................................................................................11
B. SARAN.............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tindakan criminalitas makin makin marak terjadi diberbagai daerah, tercatat sejak
bulan Februari hingga Maret, jumlah gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat
(Kamtibmas) mengingat hingga hamper 20%. Pada masa pandemic virus corona, risiko
tindak criminal diberbagai wilayah disebutkan mengalami peningkatan.
Sejumlah laporan dan berita yang beredar menyebutkan kejahatan seperti
pencurian, pembegalan, dan penodongan kerap terjadi sehingga meresahkan masyarakat,
disinyalir pandemi virus corona yang menyebabkan sebagian masyarakat kehilangan
mata pencaharian menjadi salah satu penyebab meningkatnya tindak kejahatan tersebut.
Sementara itu, pelanggaran pada bulan februari tercatat sebanyak 419 kasus, dan
meningkat di bulan maret menjadi sebanyak 936 kasus.
Bencana yang terjadi tercatat sebanyak 280 kasus pada bulan Februari dan menurun
menjadi 222 kasus di bulan Maret. Terakhir, gangguan lain yang tidak termasuk 3 faktor tersebut
dilaporkan mencapai 344 kasus dan meningkat menjadi 379 kasus. Diperoleh jumlah total
gangguan Kamtibmas pada bulan Februari terjadi sebanyak 17.411 kasus dan meningkat pada
bulan Maret menjadi 20.845 kasus. Sehingga, persentase tingkat gangguan Kamtibmas yang
didominasi oleh tindak kejahatan tersebut mengalami peningkatan sebanyak 19,72 persen dalam
rentang waktu 1 bulan. Untuk bulan Februari 17.411 kasus dan kemudian bulan Maret ada 20.845
kasus. Kasus itu meliputi kejahatan, pelanggaran, gangguan, dan bencana," jelas Argo.
Menurut penuturanya, terjadi peningkatan gangguan terhadap orang seperti musalnya
kehilangan, penemuan mayat, kebakaran, kecelakaan, dan peristiwa bunuh diri. Oleh karena itu,
pihak kepolisian telah melakukan penanganan secara preventif seperti memberi imbauan pada
masyarakat. "Kami memberikan imbauan kepada masyarakat, baik melalui media sosial,
spanduk, publicaddress, ada leaflet, itu yang kita lakukan, jadi imbauan-imbauan ini ada 66.321
kali juga menyebutkan bahwa polisi telah melakukan patroli gabungan berskala besar bersama
TNI dan memberi edukasi pada masyarakat. Penindakan secara hukum juga diberlakukan pada
mereka yang melanggar, hal ini sebagai upaya terakhir setelah upaya pencegahan tidak diidahkan
menilai bahwa penurunan daya beli dan peningkatan PHK akan terjadi sebagai dampak pandemi
Covid-19. Namun pemerintah memastikan akan menyipakan sejumlah skema ekonomi untuk
menanggulangi hal tersebut. Pemerintah juga akan terus mengantisipasi ancaman stabilitas
keamanan dan peningkatan kriminalitas di masa pandemi.
4
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas penulis memunculkan beberapa pertanyaan
sebagai berikut :
1. Bagaimana kriminalitas meningkat selama pandemi corona ?
2. Bagaimana kriminalitas di luar negeri ?
3. Apa saja langkah polri mencegah kejahatan ?

C. TUJUAN
Dari rumusan di atas maka diharapkan pembaca dapat mengetahui beberapa hal
sebagai berikut:
1. Kriminalitas meningkat selama pandemi corona
2. Kriminalitas di luar negeri
3. Langkah polri mencegah kejahatan

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kriminalitas Meningkat Selama Pandemi Corona


Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menyatakan tingkat kriminalitas meningkat
selama pandemi corona. Karopenmas Mabes Polri, Brigjen Pol Argo Yuwono
menyatakan peningkatan kriminalitas sebesar 19,72 persen dari masa sebelum pandemi.
Argo menyatakan, kasus yang terjadi meliputi kejahatan, pelanggaran, gangguan dan
bencana. Dari seluruhnya, ia menyatakan gangguan seperti penemuan mayat dan bunuh
diri paling banyak. Namun, ia tak merinci jumlahnya dan lokasi sebarannya. Data Polda
Bali bisa dirujuk untuk melihat peningkatan kriminalitas selama pandemi. Laporan harian
Biro Operasi Polda Bali pada 10 April mencatatkan 12 kasus kejahatan. Angka ini
meningkat menjadi 15 kasus kejahatan dalam laporan harian tanggal 20 April. Jumlah
tahanan selama rentang 10-15 April di Bali juga meningkat dari 492 orang menjadi 504
orang.  
Kabaharkam Polri Irjen Agus Andrianto Senin (20/4) lalu menyatakan naiknya
tingkat kriminalitas salah satunya disebabkan banyak orang terdampak secara ekonomi di
tengah pandemi. Mereka akhirnya memilih jalan pintas melakukan kriminalitas. Agus
menyatakan pula, para pelaku kriminal memanfaatkan situasi pembatasan sosial yang
membuat lingkungan sepi untuk melakukan aksinya
Sementara, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus
menyatakan di tengah corona kejahatan yang paling banyak terjadi di wilayahnya adalah
pencurian, penjambretan dan perampokan minimarket. “Pelaku kejahatan sekarang sudah
jarang membongkar rumah, karena masyarakat sekarang di rumah saja,” kata Yusri,
Senin (20/4).   Dalam seminggu terakhir, dari pantauan kami atas pemberitaan
kriminalitas, terdapat lima kasus perampokan dan pencurian di minimarket wilaya
Jabodetabek. Pertama, di minimarket kawasan Cipondoh, Kota Tangerang pada 12 April
malam. Pelakunya dua orang berinisial FS dan A. Mereka mencuri alat kosmetik,
deterjen, pewangi, dan minyak wangi. Tersangka berinisial A kini masih buron.
Pencurian kedua terjadi di sebuah minimarket di kawasang Gambir, Jakarta Pusat pada
15 April. Pelakunya pasangan pria dan wanita. Mereka mencuri tiga botol minyak angin

6
dengan modus menjadi pembeli. Aksi ini terpergok setelah petugas minimarket
mencurigai gerak-gerik keduanya. Kedua tersangka sempat mencoba kabur menggunakan
sepeda motor. Namun salah satu dari mereka berhasil ditangkap setelah ditabrak seorang
pengendara motor yang melintas. Ia menderita patah kaki. Sementara satu tersangka yang
kabur telah membawa 3 botol minyak wangi senilai Rp 147 ribu.
Di hari sama dengan aksi pencurian di minimarket Gambir, dua orang berusaha
membobol minimarket di Depok. Mereka melakukan aksinya dengan membawa celurit
dan menakuti pegawai minimarket yang sedang berberes setelah menutup gerai. Para
pelaku kemudian menyekap tiga pegawai minimarket dan menggasak uang senilai Rp 35
juta. Mereka lalu kabur. Dua kasus lainnya terjadi di Jakarta Timur. Empat orang
perampok berinisial YS, AA, AR dan A beraksi di sebuah minimarket di Jalan Al-
Wustho, Duren Sawit, Kamis pekan lalu. Mereka terpergok polisi yang sedang patroli
dan mencurigai sebuah mobil Avanza terparkir di depan minimarket saat dini hari. Saat
dihampiri, pengemudi justru menyalakan mesin mobil dan kabur. Melihat respon
tersebut, polisi kemudian masuk ke dalam minimarket. Di sana ditemukan tiga tersangka
lain. Salah satu dari ketiganya ditembak mati karena mencoba menyerang polisi. Kasus
lain terjadi di kawasan Arundina, Cibubur, Jakarta Timur, Senin (20/4) lalu. Pelakunya
dua ornag menggunakan mobil Suzuki Vitara. Mereka mencuri sembilan kaleng susu.
Polisi yang sedang berpatroli memergoki mereka dan melakukan pengejaran. Keduanya
ditangkap setelah menabrak pengendara lain karena panik. Wilayah Polda Metro Jaya
memiliki tingkat kejahatan tertinggi pada 2019 menurut data Badan Pusat Statistik (BPS),
yakni sebanyak 34.655 kasus. Disusul Polda Sumatera Utara dengan 32.922 kasus.
Sementara Polda Jawa Timur berada di urutan ketiga dengan 26.295 kasus.
1. Napi Berulah Lagi dan Masalah Lain Iringi Asimilasi Corona Kemenkumham
Kemenkumham melalui program asimilasi dan integrasi telah
membebaskan lebih dari 30 ribu narapidana (napi) di seluruh Indonesia untuk
mencegah penyebaran virus corona. Namun, langkah ini ternyata menyisakan
sejumlah masalah dalam praktik di lapangan. Napi yang telah dibebaskan ternyata
kembali berulah. Melansir Antara, Direktorar Reserse Kriminal Umum Polda
Kalimantan Barat meringkus tiga pelaku pencurian dengan pemberatan di wilayah
Kabupaten Kubu Raya pada 13 April. Para tersangka berinisial GR (23), MT (22)

7
dan ES (27). Ternyata tersangka berinisial GR adalah mantan napi hasil asimilasi
yang bebas pada 6 April.
Selain di Kabupaten Kubu Raya, Kepolisian Resor Singkawang pada 14
April menangkap dua pelakun pencurian bermotor berinisial IC dan AC. Rupanya
yang berinisial AC adalah residivis dan napi hasil asimilasi Kemenkumham yang
baru bebas pada 9 April.   Di Surabaya hal serupa terjadi. Dua mantan napi
berinisial MB (25) dan YDK (23) kembali melakukan tindakan criminal setelah
beberapa hari bebas dari Lapas Lamongan. Mereka ditangkap Kepolisian Sektor
Tegalsari, Surabaya karena menjambret
Masalah selanjutnya adalah pungutan liar (pungli). Sejumlah napi di
berbagai daerah mengaku mendapat pungli dari oknum sipir di tempat mereka
ditahan. Seorang napi berinisial A yang ditahan di Lapas Cipinang mengaku harus
membayar sejumlah uang kepada sipir agar bisa mengikuti program asimilasi
Kemenkumham. “Kalau uangnya sudah masuk (dibayar ke oknum), baru kita
dipanggil untuk proses pembebasan,” kata A seperti dilansir Viva News, Selasa
(14/4). Pernyataan A diperkuat oleh S yang juga mantan napi Lapas Cipinang,
Jakarta. Ia mengaku terkena pungli Rp 5 juta setelah sebelumnya sempat diminta
sebesar Rp 7 juta. Lantaran tak punya uang sebesar yang diminta, maka ia
membayar Rp 5 juta dan dibebaskan. S mengaku memilih membayar karena jika
tetap di dalam Lapas tetap harus mengeluarkan uang Rp 500 ribu untuk kebutuhan
makan, minum dan rokok. “Jadi lebih baik bayar,” katanya. Dari penuturan S dan
A diketahui pungli terjadi secara sistematis. Sistemnya seorang napi yang
memenuhi syarat program asimilasi diminta oknum sipir mencari napi lain yang
tak memenuhi syarat. Lalu, napi yang tak memenuhi syarat diminta memberi
sejumlah uang kepada sipir tersebut agar bisa bebas. Tindakan ini melanggar
hukum karena dalam Permenkumham Nomor 10 tahun 2020 tentang Syarat
Pemberian Asimilasi dan Hak Integrasi Narapidana taka da pemungutan biaya.
Syarat untuk bebas hanya telah menjalani 2/3 masa tahanan, memiliki kondisi
kesehatan buruk dan berusia lanjut.

8
2. Pengangguran Bertambah, Pemerintah Antisipasi Lonjakan Kriminalitas
Pemerintah melalui Kantor Staf Presiden (KSP) mengantisipasi ancaman
stabilitas keamanan seiring dan melonjaknya angka kriminalitas di Indonesia.
Antisipasi ini dilakukan seiring dengan perkiraan meningkatnya angka
pengangguran akibat pandemi corona. "Isu keamanan termasuk hal yang KSP
pantau. Meningkatnya angka pengangguran, perlu diantisipasi agar dampaknya
tidak menimbulkan konflik sosial dan keamanan,” kata Pelaksana Tugas (Plt)
Deputi V KSP Jaleswari Pramodhawardani dalam rapat koordinasi dengan Badan
Intelijen dan Keamanan (Baintelkam) Polri di kantornya, Jakarta, Rabu (15/4).
Kepala Baintelkam Polri Brigjen (Pol) Umar Effendi membenarkan
adanya risiko tindakan kriminal yang dapat mengganggu ketertiban dan
keamanan. Oleh sebab itu, pihaknya sudah berkoordinasi hingga tingkat Polsek
untuk terus melakukan pengawasan dan pembinaan. Umar memastikan akan
menggunakan pendekatan preventif dan persuasif dalam mewujudkan stabilitas
keamanan dan ketertiban di masyarakat. "Kami juga berupaya membantu
pemerintah mengawal distribusi program jaringan pengaman sosial bagi
masyarakat terdampak Covid-19,”
Sri Mulyani mengatakan, penurunan pertumbuhan ekonomi akan terjadi
pada kuartal kedua 2020. Dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan
melambat hingga hanya sebesar 0,3%, bahkan berpotensi terkontraksi atau minus
2,6%. Pada kuartal ketiga 2020 akan ada pemulihan pertumbuhan ekonomi
menjadi 1,5% hingga 2,8%. "Kalau kita kondisinya akan berat cukup panjang
kemungkinan akan terjadi resesi di mana dua kuartal berturut-turut Indonesia
PDB-nya bisa negatif. Ini yang sedang kita upayakan untuk tidak terjadi,"
ujarnya.  Melemahnya pertumbuhan ekonomi karena wabah corona juga akan
berdampak pada bidang sosial dan pembangunan Indonesia. Dia memperkirakan
akan ada tambahan 1,1 juta  warga miskin di Indonesia. Dalam skenario yang
lebih berat, dia memproyeksikan ada tambahan 3,78 juta orang miskin di
Indonesia. Sementara itu, Sri Mulyani memperkirakan jumlah pengangguran di
Indonesia bakal bertambah 2,9 juta orang akibat wabah Covid-19. "Dalam
skenario lebih berat bisa sampai 5,2 juta.

9
B. KRIMINALITAS DI LUAR NEGERI
Berbeda dengan di Indonesia, angka kriminalitas di Inggris justru menurun
selama masa pandemi. Melansir The Guardian, tingkat kejahatan di sejumlah daerah di
negara itu turun 20% pada hari ketujuh setelah pemerintah meminta warga berada di
rumah, Maret lalu. Kejahatan yang menurun di antaranya adalah pencurian dan tindak
kekerasan. Misalnya di wilayah Durham tercatat penurunan kasus kriminalitas harian dari
165 menjadi 130 dibanding sebelum masa pandemi corona. Komisioner Kepolisian dan
Kriminalitas Durham, Stephen White menyatakan kejahatan yang terjadi adalah
pencurian karena masyarakat tak bisa memenuhi kebiasaan mabuknya di tengah pandemi.
Hal sama terjadi di Amerika Serikat. Sejumlah daerah di sana, dalam data yang dihimpun
USA Today, mencatatkan penurunan angka kriminalitas. Di Santa Monica, misalnya,
angka kejahatan menurun dari 51,5% pada periode 15-21 Maret menjadi 43,3% pada
periode 22-28 Maret.

C. LANGKAH POLRI MENCEGAH KEJAHATAN


Terkait kejahatan di saat pandemi, Mabes Polri telah melakukan Operasi Terpusat
Kontinjensi Aman Nusa II-Penanganan Covid-19 di seluruh Indonesia. Melalui operasi
ini kepolisian melakukan tindakan preventif dan preemtif. Menurut ketua operasi ini,
Irjen Agus Andrianto, langkah yang dilakukan adalah menurunkan pasukan ke lapangan
untuk melakukan operasi rutin di semua daerah. Begitupun bekerja sama dengan kepala
desa dan bhabinkamtibmas untuk menjaga keamanan di tingkat desa. Agus menyatakan,
pihaknya juga melakukan penyuluhan kepada masyarakat terkait pandemi covid-19 dan
cara menjaga keamanan. Khususnya agar menjaga jarak selama pandemi dan memastikan
kondisi rumah aman. Dari patroli besar yang telah dilakukan, Polri telah membubarkan
205.502 kerumunan sejak 14 Maret hingga 12 April di seluruh daerah. Khusus di wilayah
Polda Metro Jaya, 1.152 personel disiapkan di tingkat polres dan polda guna mendukung
kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) DKI Jakarta. Termasuk untuk
mencegah terjadinya kejahatan.

10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sebagai tindak lanjut terhadap dampak pandemi covid-19 terhadap
meningkatnya kejahatan, Polri tetap menjalankan program tersebut, karena personil Polri
berkomitmen bahwa perintah atau kebijakan pimpinan itu harus dilaksanakan walaupun dengan
berbagai hambatan-hambatan yang pasti akan muncul dalam pelaksanaannya. Selain itu, pada
dasarnya kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam program pandemic covid-19 (PSBB)
merupakan kegiatan yang dilakukan setiap hari oleh polri dalam menjalankan tugasnya sebagai
pengayom dan pelayan masyarakat.

B. SARAN
Berdasarkan makalah dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi polri dan pemerintahan
Selalu mengikuti intruksi dari pimpinan serta aturan pemerintah daerah terkait
mewabahnya virus covid 19, dan selalu mengikuti prosedur yang telah diperintahakan
oleh pimpinan sehingga dapat bersama-sama mencegah mewabahnya virus covid19 dan
menekan angka criminal disuatu daerah .
Memperbanyak pos-pos jaga untuk memperketat situasi kamtibmas dan
pemeriksaan covid dan selalu bersinergi dengan satuan terkait terutama tim gugus covid
yang telah dibentuk didaerah masing-masing

2. Bagi Masyarakat
Hendaknya masyarakat turut membantu dan bekerja sama dengan pihak
kepolisian dalam menanggulangi criminal dan masa pandemic covid 19 dengan cara
dirumah saja saat tidak ada urusan mendadak dan keperluan yng mendesak jikalau
masyrakat keluar dri rumah wajib memakai masker dan mencuci tangan hindari
keramaian dan tidak memberikan kesmpatan ataupun mengundang terjadi kejahatan
jalanan yang seringkali terjadi di tengah-tengah masyarakat. Diharapkan kesadaran dan
kerjasama yang baik pada waktu terjadi tindak kejahatan agar segera melapor kepada
pihak yang berwajib.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://voi.id/berita/5312/keterkaitan-phk-dengan-naiknya-persentase-kejahatan-di-masa-pandemi-
covid-19 ( Diakses tanggal 23 juni 2020 jam 20.15)

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200424151758-12-496997/corona-kriminalitas-dan-ragam-
imbas-sosial-masyarakat ( Diakses tanggal 23 juni 2020 jam 20.25)

https://katadata.co.id/berita/2020/04/22/kriminalitas-meningkat-selama-pandemi-corona-sebanyak-
apa ( Diakses tanggal 23 juni 2020 jam 19.29)

https://katadata.co.id/berita/2020/04/16/pengangguran-bertambah-pemerintah-antisipasi-lonjakan-
kriminalitas( Diakses tanggal 23 juni 2020 jam 19.46)

https://katadata.co.id/berita/2020/04/17/napi-berulah-lagi-dan-masalah-lain-iringi-asimilasi-corona-
kemenkumham ( Diakses tanggal 23 juni 2020 jam 20.48)

12

Anda mungkin juga menyukai