Anda di halaman 1dari 3

1.

SOCRATES

Socrates sendiri merupakan tokoh filsafat yang dianggap sebagai salah satu tokoh pendiri
filsafat Barat. Hal ini dikarenakan kontribusinya yang cukup besar terhadap perkembangan
filsafat. Oleh karena itu, ia dikenal sebagai “Bapak Filsafat Barat”.

Meskipun demikian, informasi tentang kehidupan dan karya Socrates sebenarnya sangat
terbatas bila dibandingkan dengan para filsuf Yunani klasik lainnya, seperti murid Socrates,
Plato, dan murid Plato, Aristoteles. Hal ini dikarenakan Socrates tidak meninggalkan tulisan.
Sehingga, kehidupan dan pemikiran Socrates dapat diketahui berdasarkan tulisan Plato saja.

A. Riwayat Hidup

Socrates lahir di Athena sekitar tahun 469-470 SM. Ayahnya bernama Sophroniskos
berprofesi sebagai pemahat patung dan ibunya bernama Phainarete merupakan seorang bidan.
Ia menikah dengan Xanthippe, seorang wanita kelas atas, sekitar usia lima puluh tahun dan
memiliki tiga putra darinya.

Di masa mudanya, Socrates mempelajari musik , senam, dan tata bahasa (yang dimana semua
itu merupakan mata pelajaran umum untuk anak muda Yunani) dan sebagai anak pemahat
patung Socrates pun turut mengikuti profesi ayahnya. Selain itu, Socrates juga pernah
bertugas dengan istimewa di ketentaraan. Sebagai prajurit Athena, Socrates hanya tertarik
dengan filsafat dan tidak meminati urusan politik. Karena filsafat masih menjadi hal yang
baru, tentunya hal ini membuat hidup Socrates berada dalam kemiskinan.

Kegigihan Socrates dalam mempertahankan pendapat-pendapatnya yang berbeda dengan


pendapat kebanyakan orang di zaman itu membuat Socrates ditangkap, dipenjara, dan
dihukum mati dengan meminum racun pada tahun 399 SM pada usianya yang ke-70.

Ada 2 dakwaan terhadap Socrates yang menyebabkan pengadilan menjatuhkan hukuman mati
untuknya:

1. Karena Socrates tidak percaya banyaknya Dewa yang diakui oleh Athena. Socrates
malah memperkenalkan praktik-praktik religius yang baru dengan menyembah
adanya satu Tuhan
2. Socrates dituduh kaum Sofis (sekelompok filsuf yang hidup dan berkarya di zaman
Socrates) karena telah menyesatkan pikiran para pemuda Athena. Tuduhan penyesatan
ini dikarenakan kontranya Socrates terhadap konsep demokrasi. Dimana menurut
Socrates, demokrasi itu hanya menitikberatkan keputusan pada suara mayoritas saja.
Menurut Socrates juga, pemberian suara itu merupakan sebuah keterampilan yang gak
sembarangan dilakukan dan perlu adanya pengajaran.

Dari 2 dakwaan itu, Socrates pun menjalani persidangan dengan hasil Socrates diadili dan
dihukum mati berdasarkan keputusan mayoritas 500 juri, dengan 280 suara yang menganggap
Socrates bersalah. Saat akan dihukum mati itu, Socrates memilih menghabiskan hari-hari
terakhirnya untuk berkumpul dengan teman-temannya sebelum pada akhirnya Socrates
meminum secangkir minuman yang berisi racun hemlock dari algojo.

B. Perjalanan Karir

Socrates menjalani kehidupan yang cukup normal sampai dia diberitahu oleh Oracle di
Delphi (oracle; peramal; orang atau badan dianggap sebagai sumber prediksi nasihat atau
kebijaksanaan yang dilindungi Dewa Apollo). Para peramal itu mengatakan bahwa Socrates
adalah manusia paling bijaksana. Tantangannya terhadap klaim oracle memberi Socrates jalan
yang akan mengukuhkan dirinya sebagai seorang filsuf dan pendiri Filsafat Barat.

Socrates merupakan salah satu pemikir antroposentrisme (paham yang menyatakan bahwa
manusia itu pusat dari alam semesta) yang hidup pada masa Yunani Klasik. Perhatian utama
dalam filsafat Socrates ini membahas mengenai hakikat dari kehidupan manusia. Ia
mengubah perhatian filsafat dari yang tadinya filsafat alam menjadi filsafat manusia dengan
pendekatan rasionalisme. Dimana kebenaran dapat diperoleh hanya melalui hasil pembuktian,
logika, dan analisis terhadap fakta. Socrates memulai setiap pemikirannya dengan
keingintahuan. Yang kemudian menjadikan rasa ingin tahu ini sebagai awal dari
kebijaksanaan (kemampuan untuk mengatur diri dengan akal budi).

Berangkat dari Socrates suka memulai dialog atau pembicaraan dengan sebuah pertanyaan
itulah yang kemudian menjadi bahan diskusi untuk berpikir rasional dan memahami alam
semesta. Sampai sekarang, pendekatan pembelajaran dengan metode seperti itu dikenal
sebagai Metode Socrates.

C. Metode: Bagaimana Socrates melakukan filsafat

Metode Socrates dalam melakukan filsafat ini menjadi kontibusi Socrates paling signifikan
bagi pemikiran barat dan bagi perkembangan filsafat. Ada 3 metode yang dilakukan Socrates
dalam melakukan filsafatnya:

1. Elenchus

Elenchus memiliki arti sanggahan yang logis. Elenchus Socrates ini merupakan pemeriksaan
terhadap posisi, proposisi, atau definisi tertentu, di mana Socrates menguji apa yang
dikatakan lawan bicaranya dan membantahnya. Tujuannya untuk menguji kekuatan,
konsistensi, dan kredibilitas dari apa yang dikatakan oleh orang tersebut.
Pada metode ini, Socrates membiarkan salah satu lawan bicaranya memberikan definisi
sesuatu, setelah itu Socrates akan menginterogasi lawan bicaranya. Biasanya Socrates
memulai elenchusnya dengan pertanyaan , “apa itu..?”
Contoh kejadian:
Socrates menanyakan apa itu kesalehan pada Euthyphro. Euthyphro tampaknya memberikan
lima definisi terpisah tentang kesalehan: kesalehan adalah tindakan yang dilakukan terhadap
siapa pun yang melakukan ketidakadilan, kesalehan adalah apa yang dicintai oleh para dewa ,
kesalehan adalah apa yang dicintai oleh semua dewa, orang saleh dan bertakwa adalah bagian
orang benar yang peduli dengan pemeliharaan para dewa, dan kesalehan adalah ilmu
berkurban dan berdoa.
Socrates yang bertanya kepada Thrasymachus mengenai keadilan yang kemudian
Thrasymachus menunjukkan ketidak mampuannya untuk mempertahankan pendapatnya
bahwa keadilan adalah ketidaktahuan dan ketidakadilan adalah kebijaksanaan ( Republiksaya
350d). Elenchus Socrates ini menunjukkan bahwa Thrasymachus tidak dapat secara konsisten
mempertahankan semua klaimnya tentang hakikat keadilan.
2. Maieutic

Maieutics berasal dari kata maieutikos , dari maieuesthai (Bahasa Yunani) yang berarti
“bertindak sebagai bidan”. Dalam Theaetetus karya Plato, Socrates mengidentifikasi dirinya
sebagai bidan. Penamaan ini berasal dari pekerjaan ibu Sokrates yang merupakan
seorang bidan . Socrates menyadari bahwa dirinya kurang mengetahui hal-hal mendasar dari
pengetahuan. Nah dengan menjadi bidan, ia mampu membantu untuk membuka pengetahuan
semu manusia mengenai suatu hal tersebut.
Socrates menerapkan elenchus untuk membantu orang lain dalam melahirkan atau
gagasannya.
3. Dialektika

Dialektik berasal dari kata dialog yang berarti komunikasi dua arah. Penamaan metode
dialektika digunakan karena dalam mencari kebenaran objektif, Socrates memanfaatkan
dialog untuk percakapan. Tujuannya untuk menghasilkan kesimpulan-kesimpulan atas
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan diajukan untuk memperoleh pendapat-
pendapat. Jawaban dari pertanyaan pertama dijadikan sebagai hipotesis, sementara jawaban-
jawaban berikutnya dijadikan sebagai hasil yang logis.

D. Filsafat menurut Socrates

Socrates mengartikan filsafat sebagai proses memperoleh pengertian untuk mencapai


kebajikan. Proses yang digunakan dalam berbagai metode Socrates ialah pengamatan. Karena
menurutnya, suatu hal dapat diberi pengertian dengan melakukan pengamatan terhadap
tingkah laku yang berkaitan.

Contoh yang diberikan Socrates ialah keberanian dan kebaikan. Dimana menurutnya,
keberanian hanya dapat dipahami dengan mengamati tindakan-tindakan yang dianggap
berani. Sementara kebaikan dipahami melalui pengamatan terhadap tindakan yang dianggap
baik.

Anda mungkin juga menyukai