Filsafat Yunani dalam sejarah filsafat merupakan tonggak pangkal munculnya filsafat.
Di wilayah Yunani, sekitar abad VI SM, muncul pemikir-pemikir yang disebut filosof alam.
Dinamakan demikian karena objek yang dijadikan pokok persoalan oleh mereka adalah mengenai
alam (cosmos). Dengan kata lain, mereka hanya menaruh perhatian pada alam dan proses-
prosesnya. Pada saat itu, pemikiran tersebut dianggap merupakan pemikiran yang maju,
rasional, dan radikal karena kebanyakan orang hanya menerima begitu saja keadaan alam
seperti apa yang ditangkap dengan indranya atau dari cerita nenek moyang mereka atau
legenda-legenda, tanpa mempersoalkannya lebih jauh. Para filosof alam ini juga disebut filosof
pra-Socrates, sebab mereka hidup sebelum zaman Socrates. Mengapa sejarah filsafat membagi
dunia filsafat secara umum menjadi filsafat pra-Socrates dan Socrates? Antara lain adalah
karena Socrates dianggap mewakili suatu era baru, secara geografis maupun temporal.
Berikut adalah beberapa filosof alam atau filosof pra-Socrates:
1. Thales (625-545 SM)
2. Anaximandros (610-547 SM)
3. Anaximenes (585-494 SM)
4. Pythagoras (580-500 SM)
5. Heraklitos (540-480 SM)
6. Parmenides (540-473 SM)
Filsafat yunani pada Masa Socrates.
Filsafat pada masa Socrates sering juga di sebut dengan filsafat periode klasik. Akan
tetapi, Socrates belum sampai pada suatu system filosofi, yang memberikan nama klasik kepada
filosofi itu. Ia baru membuka jalan. Ia baru mencari kebenaran. Ia belum sampai menegakkan
suatu system pandangan. Tujuannya terbatas hingga mencari dasar yang baru dan kuat bagi
kebenaran dan moral. Sistem ajaran filsafat klasik baru dibangun oleh Plato dan Aristoteles,
berdasarkan ajaran Socrates tentang pengetahuan dan etika beserta filosofi alam yang
berkembang sebelum Socrates. Socrates lahir di Athena pada tahun 470 SM dan meninggal pada
tahun 399 SM. Bapaknya adalah tukang pembuat patung, sedangkan ibunya seorang bidan.
Socrates terkenal sebagai orang yang berbudi baik, jujur, dan adil. Cara penyampaian
pemikirannya kepada para pemuda mengunakan metode Tanya jawab. Socrates juga dikenal
sebagai seorang yang tidak tampan, berpakaian sederhana, tanpa alas kaki dan berkeliling
mendatangi masyarakat Athena untuk berdiskusi soal filsafat. Dia melakukan ini pada awalnya
didasari satu motif religius untuk membenarkan suara gaib yang didengar seorang kawannya
dari Oracle Delphi yang mengatakan bahwa tidak ada orang yang lebih bijak dari Socrates.
Merasa diri tidak bijak dia berkeliling membuktikan kekeliruan suara tersebut, dia datangi satu
demi satu orang-orang yang dianggap bijak oleh masyarakat pada saat itu dan dia ajak diskusi
tentang berbagai masalah kebijaksanaan.
Metode berfilsafatnya inilah yang dia sebut sebagai metode kebidanan. Dia memakai
analogi seorang bidan yang membantu kelahiran seorang bayi dengan caranya berfilsafat yang
membantu lahirnya pengetahuan melalui diskusi panjang dan mendalam. Dia selalu mengejar
definisi absolut tentang satu masalah kepada orang-orang yang dianggapnya bijak tersebut
meskipun kerap kali orang yang diberi pertanyaan gagal melahirkan definisi tersebut. Pada
akhirnya Socrates membenarkan suara gaib tersebut berdasar satu pengertian bahwa dirinya
adalah yang paling bijak karena dirinya tahu bahwa dia tidak bijaksana sedangkan mereka yang
merasa bijak pada dasarnya adalah tidak bijak karena mereka tidak tahu kalau mereka tidak
bijaksana.
Cara berfilsafatnya inilah yang memunculkan rasa sakit hati para kaum sofis terhadap
Sokrates karena setelah penyelidikan itu maka akan tampak bahwa mereka yang dianggap bijak
oleh masyarakat ternyata tidak mengetahui apa yang sesungguhnya mereka duga mereka ketahui.
Rasa sakit hati inilah yang nantinya akan berujung pada kematian Sokrates melalui peradilan
dengan tuduhan resmi merusak generasi muda, sebuah tuduhan yang sebenarnya dengan gampang
dipatahkan melalui pembelaannya sebagaimana tertulis dalam Apologi karya Plato.
Socrates pada akhirnya wafat pada usia tujuh puluh tahun dengan cara meminum racun
sebagaimana keputusan yang diterimanya dari pengadilan dengan hasil voting 280 mendukung
hukuman mati dan 220 menolaknya.
Adapun filsafah pemikiran Socrates, diantaranya adalah pernyataan adanya kebenaran
objektif, yaitu yang tidak bergantung kepada aku dan kita, dalam membenarkan kebenaran yang
objektif, ia menggunakan metode tertentu yang terkenal dengan metode dialektika.
Thank You