Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“ PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI PENGEMBANGAN ILMU ‘’

Disusun Guna Memenuhi Mata Kuliah : Pancasila

Dosen Pengampu : Handika Naufal Husni, M.H

Disuusn Oleh :

1. Hanny Oktalia (32230003)


2. Irgi Ahmad Nizham Hidayatullah (3223004)

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) PEMALANG

TAHUN AJARAN 2023


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kepada kami nikmat kesehatan dan
waktu sempat, sehingga kami bisa menyusun dan menyelesaikan tugas pembuatan makalah
ini. Makalah mata kuliah Pancasila yang berjudul Pancasila Sebagai Dasar Nilai
Pengembangan Ilmu yang telah kami susun berdasarkan beberapa referensi dan
peramasalahan yang terjadi saat ini. Sholawat dan salam kami haturkan kepada junjungan,
tokoh Pendidikan paling berpengaruh dalam perkembangan Pendidikan saat ini, yaitu Nabi
Muhammad SAW, semoga kita termasuk umat yang mendapat barokah ilmunya di dunia dan
syafa’atnya kelak di hari kiamat. Tak lupa kami sampaikan kepada Bapak Handika Naufal
Husni,M.H yang telah membimbing kami dalam pemberian materi dan pembelajaran mata
kuliah ini, dan memberikan tugas untuk pembuktian kefahaman. Demikian makalah ini kami
buat, apabila banyak kesalahan kata kami mohon maaf, semoga makalah ini menjadi karya
tulis yang bermanfaat bagi kita semua dan para pembaca nantinya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pemalang, 29 September 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4

A. LATAR BELAKANG.................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................4
C. TUJUAN.......................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5

A. KONSEP DAN URGENSI PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI


PNGEMBANGAN ......................................................................................5
B. ALASAN DIPERLUKANNYA PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI
PENGEMBANGAN ILMU........................................................................5
C. MENGGALI SUMBER HISTORIS, SOSIOLOGIS, POLITIS TENTANG
PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI.................................................6
D. MEMBANGUN ARGUMEN TENTANG DINAMIKA DAN TANTANGAN
PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI PENGEMBANGAN ILMU
BAB III PENUTUP................................................................................................10

A. KESIMPULAN...........................................................................................10
B. SARAN........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada zaman modern seperti sekarang ini dimana ilmu pengetahuan
dan globaliasiberkembang sangat pesat, nilai-nilai Pancasila mulai tergeser.
Banyak masyarakat Indonesiayang mulai meninggalkan nilai-nilai pencasila dan
tidak lagi menerapkan nilai-nilai Pancasiladalam kehidupan sehari-hari. Padahal
jika ditilik dari sejarah bangsa Indonesia, Pancasilamerupakan wujud dari
kerja keras dan pengorbanan para pendiri bangsa yang sangatdiperhitungkan
dengan matang.Masyarakat sekarang beranggapan bahwa Pancasila sangat kaku dan
normatif sehingga tidaksesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta tidak
dapat mengikuti arus globalisasi.Padahal hal ini merupakan sebuah kekeliriuan yang
sangat disayangkan. Anggapan ini timbulkarena mereka tidak memahami Pancasila
sepenuhnya bahwa pada hakikatnya Pancasila bersifatterbuka. Pancasila bersifat
terbuka dan fleksibel yang artinya dapat mengikuti perkembanganzaman. Justru nilai-
nilai Pancasila inilah yang perlu dipegang teguh oleh masyarakat Indonesiaagar tidak
terkena dampat buruk perkembangan zaman sehingga Indonesia akan tetap kokoh
berdiri.
Seperti yang kita tahu bahwa Pancasila merupakan dasar negara.
Berkaitan denganperkembangan ilmu, Pancasila juga memiliki peran menjadi dasar
pengembangan ilmu. Maka,anggapan bahwa Pancasila tidak dapat mengikuti
perkembangan ilmu dapat dibantah. Dari halinilah perlu dibenahi bahwa tidak ada
alasan lagi untuk meninggalkan Pancasila demi keutuhannegara Indonesia. Oleh
karena itu, makalah ini akan dibahas mengenai “Pancasila Menjadi
DasarPengembangan Ilmu

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep dan Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan
Ilmu ?
2. Bagaimana Alasan Diperlukannya Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan
Ilmu?
3. Bagaimana Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila
sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu di Indonesia ?
4. Bagaiaman Membangun Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila
sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu

C. Tujuan
1. Mengetahui Konsep dan Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu.
2. Mengetahui Alasan Diperlukannya Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
3. Mengetahui Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai Dasar Nilai
Pengembangan Ilmu di Indonesia. .
4. Mengetahui cara Membangun Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila
sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu

Pengembangan iptek tidak dapat terlepas dari situasi yang melingkupinya, artinya
iptek selalu berkembang dalam suatu ruang budaya. Perkembangan iptek pada gilirannya
bersentuhan dengan nilai-nilai budaya dan agama sehingga di satu pihak dibutuhkan semangat
objektivitas, dipihak lain iptek perlu mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan agama dalam
pengembangannya agar tidak merugikan umat manusia. Kuntowijoyo dalam konteks
pengembangan ilmu menengarai bahwa kebanyakan orang sering mencampuradukkan antara
kebenaran dan kemajuan sehingga pandanganseseorang tentang kebenaran terpengaruh oleh
kemajuan yang dilihatnya.
Kuntowijoyo menegaskan bahwa kebenaran itu bersifat non-cumulative (tidak
bertambah) karena kebenaran itu tidak makin berkembang dari waktu ke waktu. Adapun
kemajuan itu bersifat cumulative (bertambah), artinya kemajuan itu selalu berkembang dari
waktu ke waktu. Agama, filsafat, dan kesenian termasuk dalam kategori non-cumulative,
sedangkan fisika, teknologi, kedokteran termasuk dalam kategori cumulative (Kuntowijoyo,
2006: 4). Oleh karena itu, relasi iptek dan budaya merupakan persoalan yang seringkali
mengundang perdebatan.
Dilihat dari pengertian filsafat, bahwa Pancasila merupakan suatu tatanan untuk
mengatur bagaimana seharusnya setiap insan Indonesia, mencari dan menemukan kebenaran
hakiki sebataskemampuan manusia yang selalu berkembang dalam mewujudkan makna hidup
dan kehidupannya yang sekaligus sebagai perwujudan insan Indonesia sebagai mahluk
ciptaan yang harus mengabdi kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu,
nilai – nilai Pancasila sesungguhnya merupakan repleksi, implementasi dan aktualisasi nilai –
nilai religius yang merupakan saripati dari berbagai agama / dan keyakinan / kepercayaan
yang dianut oleh insan Indonesia sejak dahulu sampai masa kini dan masa yang akan datang.
Relasi antara iptek dan nilai budaya, serta agama dapat ditandai dengan beberapa
kemungkinan sebagai berikut. Pertama, iptek yang gayut dengan nilai budaya dan agama
sehingga pengembangan iptek harus senantiasa didasarkan atas sikap human-religius. Kedua,
iptek yang lepas sama sekali dari norma budaya dan agama sehingga terjadi sekularisasi yang
berakibat pada kemajuan iptek tanpa dikawal dan diwarnai nilai human-religius. Hal ini
terjadi karena sekelompok ilmuwan yang meyakini bahwa iptek memiliki hukumhukum
sendiri yang lepas dan tidak perlu diintervensi nilai-nilai dari luar. Ketiga, iptek yang
menempatkan nilai agama dan budaya sebagai mitra dialog di saat diperlukan. Dalam hal ini,
ada sebagian ilmuwan yang beranggapan bahwa iptek memang memiliki hukum tersendiri
(faktor internal), tetapi di pihak lain diperlukan faktor eksternal (budaya, ideologi, dan agama)
untuk bertukar pikiran, meskipun tidak dalam arti saling bergantung secra ketat.

B. Alasan Diperlukannya Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu

Alasan Pancasila diperlukan sebagai dasar nilai pengembangan iptek dalam


kehidupan bangsa Indonesia meliputi hal-hal sebagai berikut.
a) Kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh iptek, baik dengan dalih percepatan
pembangunan daerah tertinggal maupun upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat

5
perlu mendapat perhatian yang serius. Penggalian tambang batubara, minyak, biji besi,
emas, dan lainnya di Kalimantan, Sumatera, Papua, dan lain-lain dengan menggunakan
teknologi canggih mempercepat kerusakan lingkungan. Apabila hal ini dibiarkan berlarut-
larut, maka generasi yang akan datang, menerima resiko kehidupan yang rawan bencana
lantaran kerusakan lingkungan dapat memicu terjadinya bencana, seperti longsor, banjir,
pencemaran akibat limbah, dan seterusnya.
b) Penjabaran sila-sila Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek dapat menjadi
sarana untuk mengontrol dan mengendalikan kemajuan iptek yang berpengaruh pada cara
berpikir dan bertindak masyarakat yang cenderung pragmatis. Artinya, penggunaan
benda-benda teknologi dalam kehidupan masyarakat Indonesia dewasa ini telah
menggantikan peran nilai-nilai luhur yang diyakini dapat menciptakan kepribadian
manusia Indonesia yang memiliki sifat sosial, humanis, dan religius. Selain itu, sifat
tersebut kini sudah mulai tergerus dan digantikan sifat individualistis, dehumanis,
pragmatis, bahkan cenderung sekuler.
c) Nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi simbol kehidupan di berbagai daerah mulai
digantikan dengan gaya hidup global, seperti: budaya gotong royong digantikan dengan
individualis yang tidak patuh membayar pajak dan hanya menjadi free rider di negara ini,
sikap bersahaja digantikan dengan gaya hidup bermewah-mewah, konsumerisme;
solidaritas sosial digantikan dengan semangat individualistis; musyawarah untuk mufakat
digantikan dengan voting, dan seterusnya.

C. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai Dasar Nilai
Pengembangan Ilmu di Indonesia

a. Sumber Historis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan ilmu


Secara historis, butir-butir dalam pancasila merupakan hasil dari persidangan
BPUPKI pertama yang diketuai oleh Dr. Radjiman Wedyodiningrat. Sidang ini
dilaksanakan pada tanggal 28 mei 1945 - 1 juni 1945. Ketiga tokoh nasional yakni dr.
Soepomo, moh. Yamin, dan Ir. Soekarno mengutarakan pemikirannya mengenai dasar
negara yang masing-masing mengeluarkan lima buah gagasan. Soekarno sendiri menamai
kelima gagasan miliknya sebagai Pancasila pada tanggal 1 juni yang akhirnya diperingati
sebagai hari lahirnya pancasila. Pancasila sendiri ditetapkan sebagai dasar negara pada
tanggal 18 agustus 1945 pada sidang PPKI pertama.
Sebagai dasar negara pancasila merupakan landasan dan pandangan hidup dari
seluruh elemen kehidupan bangsa indonesia. Pancasila sebagai dasar nilai
pengembanganilmu menjiwai isi dari pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang
berbunyi :
“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang
Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan
yangdipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."

6
Dalam rangka mencerdaskan bangsa, maka hal ini memungkinkan akan ada banyak
ilmu-ilmu pengetahuan dan teknologi yang masuk ke Indonesia. Peran pancasila disini
ialah sebagai kerangka acuan mengenai tentang bagaimana ilmu-ilmu itu dapat
berkembang akan tetapi tetap sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam pancasila. Ilmu
pengetahuan dan teknologi tersebut diharapkan dapat berkembang di Indonesia guna
mencerdaskan bangsa sesuai dengan apa yang terkandung dalam pancasila yakni ilmu
pengetahuan dan teknologi tersebut dapat membentuk manusia Indonesia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuandan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani kepribadian yang mantap
dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

b. Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu


Sosiologi adalah ilmu tentang interaksi antar manusia. Sosiologi mengkaji
tentanglatar belakang, susunan dan pola kehidupan sosial dari berbagai golongan dan
kelompok masyarakat, disamping juga mengkaji masalah-masalah sosial, perubahan dan
pembaharuan dalam masyarakat. Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu
pengetahuan jika dilihat dari sudut pandang sosiologi berarti ilmu pengetahuan itu
digunakan untuk mengkaji struktur sosial, proses sosial, termasuk perubahan-perubahan
sosial, dan masalah-masalah sosial yang patut disikapi secara arif dengan menggunakan
standar nilai-nilai yang mengacu kepada nilai-nilai Pancasila. Dalam hal ini kehidupan
sosiologis bangsa indonesia sangat berkaitan dengan nilai ketuhanan dan kemanusiaan.
Bangsa indonesia dikenal sebagai bangsa yang religius serta selalu ramah terhadap
semua orang. Maka cukuplah semua nilai-nilai itu menjadi rambu-rambu jika
pengembangan ilmu pengetahuan harus sesuai dengan keadaan sosiologis bangsa
indonesia serta haruslah memegang teguh nilai-nilai pancasila. Secara sosiologis, nilai-
nilai pancasila timbul dari hasil interaksi antar masyarakat indonesia. Nilai-nilai tersebut
kemudian hadir sebagai buah dari pemikiran, penelitian kritis dan hasil refleksi bangsa
Indonesia.
Nilai-nilai bangsa Indonesia merupakan kebenaran bagi bangsa Indonesia yang tampil
sebagai norma dan moral kehidupan bangsa Indonesia yang juga sebagai pelaksanaan
sistem nilai budaya bangsa Indonesia.

c. Sumber Politis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu


Ilmu Sumber politis Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu di Indonesia
dapat dirunut ke dalam berbagai kebijakan yang dilakukan oleh para penyelenggara
negara. Dokumen pada masa Orde Lama yang meletakkan Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan atau orientasi ilmu, antara lain dapat dilihat dari pidato Soekarno ketika
menerima gelar Doctor Honoris Causa di UGM pada 19 September 1951.
Dengan demikian, Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu pada zaman
Orde Lama belum secara eksplisit dikemukakan, tetapi oleh Soekarno dikaitkan
langsungdengan dimensi kemanusiaan dan hubungan antara ilmu dan amal. Selanjutnya,
pidato Soekarno pada Akademi Pembangunan Nasional di Yogyakarta, 18 Maret 1962,
mengatakan hal sebagai berikut: “Ilmu pengetahuan itu adalah malahan suatu syarat
mutlak pula, tetapi kataku tadi, lebih daripada itu, dus lebih mutlak daripada itu adalah
suatu hal lain, satu dasar. Dan yang dimaksud dengan perkataan dasar, yaitu karakter.
Karakter adalah lebih penting daripada ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan tetap adalah
suatu syarat mutlak. Tanpa karakter yang gilang gemilang, orang tidak dapat membantu
kepada pembangunan nasional, oleh karena itu pembangunan nasional itu sebenarnya

7
adalah suatu hal yang berlangit sangat tinggi, dan berakar amat dalam sekali. Berakar
amat dalam sekali, oleh karena akarnya itu harus sampai kepada inti-inti daripada segenap
cita-cita dan perasaan-perasaan dan gandrungan-gandrungan rakyat”(Soekarno,1962).
Pada zaman Orde Baru, Presiden Soeharto menyinggung masalah Pancasila sebagai
dasar nilai pengembangan ilmu ketika memberikan sambutan pada Kongres Pengetahuan
Nasional IV, 18 September 1986 di Jakarta sebagai berikut: “Ilmu pengetahuan dan
teknologi harus diabdikan kepada manusia dan kemanusiaan, harus dapat memberi jalan
bagi peningkatan martabat manusia dan kemanusiaan.Dalam ruang lingkup nasional, ilmu
pengetahuan dan teknologi yang ingin kita kuasai dan perlu kita kembangkan haruslah
ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa memberi dukungan kepada kemajuan
pembangunan nasional kita. Betapapun besarnya kemampuan ilmiah dan teknologi kita
dan betapapun suatu karya ilmiah kita mendapat tempat terhormat pada tingkat dunia,
tetapi apabila kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi itu tidak dapat membantu
memecahkan masalah-masalah pembangunan kita, maka jelas hal itu merupakan
kepincangan, bahkan suatu kekurangan dalam penyelenggaraan ilmu pengetahuan dan
teknologi” (Soeharto, 1986: 4).
Pada era Reformasi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sambutan pada
acara silaturrahim dengan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) dan masyarakat
ilmiah, 20 Januari 2010 di Serpong. SBY menegaskan sebagai berikut: Setiap negara
mempunyai sistem inovasi nasional dengan corak yang berbeda dan khas, yang sesuai
dengan kebutuhan dan kondisinya masing-masing. Saya berpendapat, di Indonesia, kita
juga harus mengembangkan sistem inovasi nasional, yang didasarkan pada suatu
kemitraan antara pemerintah, komunitas ilmuwan dan swasta, dan dengan berkolaborasi
dengan dunia internasional. Oleh karena itu, berkaitan dengan pandangan ini dalam waktu
dekat saya akan membentuk komite inovasi nasional, yang langsung bertanggungjawab
kepada presiden, untuk ikut memastikan bahwa sistem inovasi nasional dapat
berkembang dan berjalan dengan baik. Semua ini penting kalau kita sungguh ingin
Indonesia menjadi knowledge society. Strategi yang kita tempuh untuk menjadi negara
maju, developed country, adalah dengan memadukan pendekatan sumberdaya alam,
iptek, dan budaya atau knowledge based, Resource based and culture based development”
(Yudhoyono, 2010).
Habibie dalam pidato 1 Juni 2011 menegaskan bahwa penjabaran Pancasila sebagai
dasar nilai dalam berbagai kebijakan penyelenggaraan negara merupakan suatu upaya
untuk mengaktualisasikan Pancasila dalam kehidupan (Habibie, 2011: 6). Berdasarkan
pemaparan isi pidato para penyelenggara negara tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
sumber politis dari Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ipteklebih bersifat
apologis karena hanya memberikan dorongan kepada kaum intelektual untuk
menjabarkan nilai-nilai Pancasila lebih lanjut.

D. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Dasar Nilai
Pengembangan Ilmu
Pancasila sebagai pengembangan ilmu belum dibicarakan secara eksplisit oleh para
penyelenggara negara sejak Orde Lama sampai era Reformasi. Para penyelenggara negara
pada umumnya hanya menyinggung masalah pentingnya keterkaitan antara pengembangan
ilmu dan dimensi kemanusiaan (humanism). Seminar Nasional tentang Pancasila sebagai
pengembangan ilmu, 1987 dan Simposium dan Sarasehan Nasional tentang Pancasila sebagai
Paradigma Ilmu Pengetahuan dan Pembangunan Nasional, 2006. Namun pada kurun waktu
akhir-akhir ini, beluma ada lagi suatu upaya untuk mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila

8
dalam kaitan dengan pengembangan Iptek di Indonesia. Ada beberapa bentuk tantangan
terhadap Pancasila sebagai dasar.

Pengembangan Iptek di Indonesia :

a) Kapitalisme yang sebagai menguasai perekonomian dunia, termasuk Indonesia.


Akibatnya, ruang bagi penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar pengembangan
ilmu menjadi terbatas. Upaya bagi pengembangan sistem ekonomi Pancasila yang
pernah dirintis Prof. Mubyarto pada 1980-an belum menemukan wujud nyata yang
dapat diandalkan untuk menangkal dan menyaingi sistem ekonomi yang berorientasi
pada pemilik modal besar.
b) Globalisasi yang menyebabkan lemahnya daya saing bangsa Indonesia dalam
pengembangan iptek sehingga Indonesia lebih berkedudukan sebagai konsumen
daripadaprodusen dibandingkan dengan negaranegara lain.
c) Konsumerisme menyebabkan negara Indonesia menjadi pasar bagi produk teknologi
negara lain yang lebih maju ipteknya. Pancasila sebagai pengembangan ilmu baru
pada taraf wacana yang belum berada pada tingkat aplikasi kebijakan negara.
d) Pragmatisme yang berorientasi pada tiga ciri, yaitu: workability (keberhasilan),
satisfaction (kepuasan), dan result (hasil) (Titus, dkk., 1984) mewarnai perilaku
kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu sangat penting untuk


disosialisasikankepada seluruh masyarakat. Pengamalan Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmutersebut dapat direalisasikan melalui mata kuliah pendidikan
Pancasila di perguruan tinggi.Apabila pemahaman akan Pancasila sebagai dasar
pengembangan ilmu ini memudar, maka ikutmemudar pula etika dan norma dalam
pengembangan ilmu di Indonesia. Oleh karena itu, pentingbahwa pengembangan ilmu di
Indonesia ini didasari dengan Pancasila.
Kita sebagai warga negara yang baik harus memahami dan juga berusaha
mengamalkannilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi di era globalisasi ini,
dimana banyakbudaya yang masuk secara bebas di Indonesia. Kemajuan Iptek sangat penting
bagi suatu negara,tetapi alangkah baiknya lebih selektif dan disesuaikan dengan dasar
Pancasila.

B. Saran

Saran dari penulis untuk pembaca yaitu jadikanlah Pancasila sebagai dasar
di erapengembangan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini, agar sesuai dengan norma dan
etika yang tertuang dalam Pancasila. Dalam makalah ini masih terdapat kesalahan
sehingga kamimengaharap kritik konstruktif dari pembaca untuk menyempurnakan makalah
selanjutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://fatonikeren.blogspot.com/2019/09/pancasila-menjadi-dasar-pengembangan.html

https://repository.unikom.ac.id/66355/1/Pendidikan%20Pancasila%20%20%28KELAS%20TE-
2%20S1%20SMT%20VIII%29%20%28PERTEMUAN%20KE%2012%29.pdf

file:///C:/Users/ajeng/Documents/KULIAH/PPKN/8.%20PENDIDIKAN%20PANCASILA.pdf

https://id.scribd.com/document/395625573/DINAMIKA-DAN-TANTANGAN-PANCASILA-
SEBAGAI-DASAR-PENGEMBANGAN-ILMU-PENGETAHUAN-docx8

11

Anda mungkin juga menyukai