Anda di halaman 1dari 5

PLURALISME HUKUM PERDATA

HANDIKA NAUFAL HUSNI, M.H.

PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM PEMALANG (INSIP)
Pluralisme Hukum Perdata

Semula kitab Undang-Undang hukum perdata hanya berlaku bagi golongan eropa saja,
selain golongan eropa yaitu golongan bumiputra dan timur asing berlaku hukum adatnya
masing-masing. Pada waktu itu, pemerintah colonial Belanda belum punya kepentingan
untuk ikut campur tangan terhadap hukum perdata yang berlaku bagi golongan bumiputra
dan timur asing. Oleh karena itu, mereka dibiarkan hidup dibawah hukum adatnya masing –
masing.
Sebagai konsekwensi adanya dualism hukum perdata di Indonesia, maka perlu diatur
mengenai orang-orang yang tunduk pada hukum perdata adat dan orang-orang yang tunduk
pada hukum perdata barat. Dengan kata lain, perlu diatur adanya pembagian golongan
penduduk, yang masing-masing golongan penduduk tunduk pada hukum perdata yang
berbeda.
Ada beberapa peraturan yang mengatur tentang pembagian golongan
penduduk, yaitu :
1. Pasal 10 algemane bepalingen vat wetgeving (AB), yang membagi
penduduk Indonesia menjadi 4 golongan yaitu :
a. Golongan eropa
b. Golongan yang disamakan dengan golongan eropa
c. Golongan bumiputera.pribumi
d. Golongan yang disamakan dengan golongan bumiputra
TERIMA KASIH :)

Anda mungkin juga menyukai