Dimana filsafat ini lahir diawali dengan adanya para filusuf terdahulu yang memiliki
keraguan atas mitos-mitos atau dongeng tentang asal muasal segala sesuatu, baik alam
semesta maupun manusia yang tidak bisa di terima oleh akal manusia.
Dengan faktor-faktor tersebut maka mitospun tergeserkan oleh logos (akal) dan lahirlah
filsafat Yunani.
Dalam filsafat Yunani klasik ini, ada beberapa tokoh yang begitu dunia kenal sebagai pemikir
di zamannya, yakni mereka yang biasa orang kenal dengan sebutan The Gang of Three:
Socrates, Plato, dan Aristoteles atau juga disebut Clasiccal Greek Triumvirate (Tiga
Serangkai Yunani Klasik). Dimana mereka bertiga ini anggap berperan dominan dalam
membentuk pola pikir orang-orang Barat. Bahkan, pemikiran-pemikiran mereka
memengaruhi filsuf-filsuf yang muncul berikutnya.
1. SOCRATES
Socrates sendiri merupakan tokoh filsafat yang dianggap sebagai salah satu tokoh pendiri
filsafat Barat. Hal ini dikarenakan kontribusinya yang cukup besar terhadap perkembangan
filsafat. Oleh karena itu, ia juga dikenal sebagai “Bapak Filsafat Barat”.
Meskipun demikian, informasi tentang kehidupan dan karya Socrates sebenarnya sangat
terbatas bila dibandingkan dengan para filsuf Yunani klasik lainnya, seperti murid Socrates,
Plato, dan murid Plato, Aristoteles. Hal ini dikarenakan Socrates tidak meninggalkan tulisan.
Sehingga, kehidupan dan pemikiran Socrates hanya dapat diketahui berdasarkan tulisan Plato
saja.
A. Riwayat Hidup
Socrates lahir di Athena sekitar tahun 469-470 SM. Ayahnya bernama Sophroniskos
berprofesi sebagai pemahat patung dan ibunya bernama Phainarete merupakan seorang bidan.
Ia menikah dengan Xanthippe, seorang wanita kelas atas, sekitar usia lima puluh tahun dan
memiliki tiga putra darinya.
Di masa mudanya, Socrates mempelajari musik , senam, dan tata bahasa (yang dimana semua
itu merupakan mata pelajaran umum untuk anak muda Yunani) dan sebagai anak pemahat
patung Socrates pun turut mengikuti profesi ayahnya. Selain itu, Socrates juga pernah
bertugas dengan istimewa di ketentaraan. Sebagai prajurit Athena, Socrates hanya tertarik
dengan filsafat dan tidak meminati urusan politik. Karena filsafat masih menjadi hal yang
baru, tentunya hal ini membuat hidup Socrates berada dalam kemiskinan.
Ada 2 dakwaan terhadap Socrates yang menyebabkan pengadilan menjatuhkan hukuman mati
untuknya:
1. Karena Socrates tidak percaya dengan dewa-dewa yang diakui oleh Athena. Socrates
malah memperkenalkan praktik-praktik religius yang baru dengan menyembah
adanya satu Tuhan
2. Socrates dituduh kaum Sofis (sekelompok filsuf yang hidup dan berkarya di zaman
Socrates) karena telah menyesatkan pikiran para pemuda Athena. Tuduhan penyesatan
ini dikarenakan kontranya Socrates terhadap konsep demokrasi. Dimana menurut
Socrates, demokrasi itu hanya menitikberatkan keputusan pada suara mayoritas saja.
Menurut Socrates juga, pemberian suara itu merupakan sebuah keterampilan yang gak
sembarangan dilakukan dan perlu adanya pengajaran.
Dari 2 dakwaan itu, Socrates pun menjalani persidangan dengan hasil Socrates diadili dan
dihukum mati berdasarkan keputusan mayoritas 500 juri, dengan 280 suara yang menganggap
Socrates bersalah. Saat akan dihukum mati itu, Socrates memilih menghabiskan hari-hari
terakhirnya untuk berkumpul dengan teman-temannya sebelum pada akhirnya Socrates
meminum secangkir minuman yang berisi racun hemlock dari algojo.
B. Perjalanan Karir
Socrates menjalani kehidupan yang cukup normal sampai dia diberitahu oleh Oracle di
Delphi (oracle; peramal; orang atau badan dianggap sebagai sumber prediksi nasihat atau
kebijaksanaan yang dilindungi Dewa Apollo). Para peramal itu mengatakan bahwa Socrates
adalah manusia paling bijaksana. Tantangannya terhadap klaim oracle memberi Socrates jalan
yang akan mengukuhkan dirinya sebagai seorang filsuf dan pendiri Filsafat Barat.
Setelah mendengar kata-kata yang mengandung teka-teki dari Oracle, Socrates memulai
semacam penyelidikan di antara sesama warganya, mempertanyakan semua orang yang
dianggap bijaksana. Ia memulai tugasnya dengan menanyai para politisi, yang biasanya
menyatakan mereka tahu segalanya dan menawarkan untuk menyelesaikan semua jenis
masalah. Socrates menanyai mereka tentang apa itu keadilan, tetapi mereka memberinya
jawaban yang salah atau tidak memiliki jawaban sama sekali.
Kemudian Socrates menanyai para penyair karena dalam puisi mereka umumnya mereka
mengatakan hal-hal yang mendalam dan indah, tetapi Ketika dihadapkan dengan pertanyaan,
Socrates menemukan para penyair tidak dapat menjelaskan apa yang mereka katakan, karena
ketika mereka berbicara, itu bukan kata-kata mereka. Itu adalah kata-kata para renungan, dan
karenanya mereka tidak mengerti arti dari perkataan yang diucapkan oleh suara mereka
sendiri.
Terakhir, Socrates mempertanyakan para perajin karena menurutnya mereka tahu bagaimana
membuat hal-hal yang berguna dan memberikan penjelasan tentang setiap prosedur yang
mereka lakukan tetapi Socrates menemukan bahwa mereka hanya tahu tentang spesialisasi
mereka saja hal ini membuat para pengrajin tidak bisa menjadi yang paling bijaksana di
antara manusia.
Socrates merupakan salah satu pemikir antroposentrisme (paham yang menyatakan bahwa
manusia itu pusat dari alam semesta) yang hidup pada masa Yunani Klasik. Perhatian utama
dalam filsafat Socrates ini membahas mengenai hakikat dari kehidupan manusia. Ia
mengubah perhatian filsafat dari yang tadinya filsafat alam menjadi filsafat manusia dengan
pendekatan rasionalisme. Dimana kebenaran dapat diperoleh hanya melalui hasil pembuktian,
logika, dan analisis terhadap fakta. Socrates memulai setiap pemikirannya dengan
keingintahuan. Yang kemudian menjadikan rasa ingin tahu ini sebagai awal dari
kebijaksanaan (kemampuan untuk mengatur diri dengan akal budi).
Berangkat dari Socrates suka memulai dialog atau pembicaraan dengan sebuah pertanyaan
itulah yang kemudian menjadi bahan diskusi untuk berpikir rasional dan memahami alam
semesta. Sampai sekarang, pendekatan pembelajaran dengan metode seperti itu dikenal
sebagai Metode Socrates.
Metode Socrates dalam melakukan filsafat ini menjadi kontibusi Socrates paling signifikan
bagi pemikiran barat dan bagi perkembangan filsafat. Ada 3 metode yang dilakukan Socrates
dalam melakukan filsafatnya:
1) Elenchus
Elenchus memiliki arti sanggahan yang logis. Elenchus Socrates ini merupakan pemeriksaan
terhadap posisi, proposisi, atau definisi tertentu, di mana Socrates menguji apa yang
dikatakan lawan bicaranya dan membantahnya. Tujuannya untuk menguji kekuatan,
konsistensi, dan kredibilitas dari apa yang dikatakan oleh orang tersebut.
Pada metode ini, Socrates membiarkan salah satu lawan bicaranya memberikan definisi
sesuatu, setelah itu Socrates akan menginterogasi lawan bicaranya. Biasanya Socrates
memulai elenchusnya dengan pertanyaan , “apa itu..?”
Contoh kejadian:
Socrates menanyakan apa itu kesalehan pada Euthyphro. Euthyphro tampaknya memberikan
lima definisi terpisah tentang kesalehan: kesalehan adalah tindakan yang dilakukan terhadap
siapa pun yang melakukan ketidakadilan, kesalehan adalah apa yang dicintai oleh para dewa ,
kesalehan adalah apa yang dicintai oleh semua dewa, orang saleh dan bertakwa adalah bagian
orang benar yang peduli dengan pemeliharaan para dewa, dan kesalehan adalah ilmu
berkurban dan berdoa.
Socrates yang bertanya kepada Thrasymachus mengenai keadilan yang kemudian
Thrasymachus menunjukkan ketidak mampuannya untuk mempertahankan pendapatnya
bahwa keadilan adalah ketidaktahuan dan ketidakadilan adalah kebijaksanaan ( Republiksaya
350d). Elenchus Socrates ini menunjukkan bahwa Thrasymachus tidak dapat secara konsisten
mempertahankan semua klaimnya tentang hakikat keadilan.
2) Maieutic
Maieutics berasal dari kata maieutikos , dari maieuesthai (Bahasa Yunani) yang berarti
“bertindak sebagai bidan”. Dalam Theaetetus karya Plato, Socrates mengidentifikasi dirinya
sebagai bidan. Penamaan ini berasal dari pekerjaan ibu Sokrates yang merupakan
seorang bidan . Socrates menyadari bahwa dirinya kurang mengetahui hal-hal mendasar dari
pengetahuan. Nah dengan menjadi bidan, ia mampu membantu untuk membuka pengetahuan
semu manusia mengenai suatu hal tersebut.
Socrates menerapkan elenchus untuk membantu orang lain dalam melahirkan atau
gagasannya.
3) Dialektika
Dialektik berasal dari kata dialog yang berarti komunikasi dua arah. Penamaan metode
dialektika digunakan karena dalam mencari kebenaran objektif, Socrates memanfaatkan
dialog untuk percakapan. Tujuannya untuk menghasilkan kesimpulan-kesimpulan atas
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan diajukan untuk memperoleh pendapat-
pendapat. Jawaban dari pertanyaan pertama dijadikan sebagai hipotesis, sementara jawaban-
jawaban berikutnya dijadikan sebagai hasil yang logis.
Contoh yang diberikan Socrates ialah keberanian dan kebaikan. Dimana menurutnya,
keberanian hanya dapat dipahami dengan mengamati tindakan-tindakan yang dianggap
berani. Sementara kebaikan dipahami melalui pengamatan terhadap tindakan yang dianggap
baik.
2. PLATO
Plato merupakan murid dari Socrates maka dari itu, pemikiran Plato banyak dipengaruhi oleh
Socrates. Dari sesuatu “yang ada” tadi (menurut Socrates) kemudian lahirlah aliran filsafat
yang disebut Plato sebagai paham Idealisme. Idealisme adalah sistem filsafat yang
menekankan pentingnya keunggulan pikiran (mind), roh (soul) atau jiwa (spirit) dari pada
hal-hal yang bersifat kebendaan atau material.Pandangannya selalu dilukiskan dalam gaya
bahasa yang indah. Plato merupakan tokoh yang sangat berpengaruh dalam bidang filsafat.
Banyak dialog-dialog dan tulisan-tulisan yang dihasilkannya sehingga data-data tentang
pemikirannnya mudah diperoleh.
A. Riwayat Hidup
Plato lahir pada tahun 428-7 SM dan meninggal pada usia 80-81 tahun (pada tahun 348-7
SM). Ayahnya bernama Ariston dan ibunya bernama Perictione. Plato adalah seorang yang
tidak pernah menikah dan tidak punya anak.
Ia berasal dari keluarga aristokrasi (bentuk pemerintahan di mana orang-orang diperintah
oleh sekelompok kecil kelas istimewa yang disebut bangsawan) yang turun temurun
memegang peranan penting dalam politik Athena. Ia juga bercita-cita menjadi seorang
politikus, tetapi perkembangan politik dimasanya tidak memberi kesempatan padanya untuk
mengikuti jalan hidup yang diinginkannya.
Nama asli Plato adalah Aristocles, diambil dari nama kakeknya. “Plato” sendiri merupakan
nama panggilan yang memiliki arti luas. Nama Plato diberikan oleh guru senamnya. Ia
memperoleh nama baru karena memiliki perawakan tubuh dan kharisma yang sangat bagus.
Hingga saat ini sejarah mengenalnya sebagai Plato, filsuf juga matematikawan dari Athena,
Yunani.
B. Perjalanan karir
Pelajaran yang diperoleh ketika masa kecilnya, selain pelajaran umum ialah menggambar dan
menulis, disambung dengan belajar musik dan puisi. Sebelum dewasa Plato sudah pandai
membuat karangan yang bersajak. Sebagaimana biasanya dengan anak orang baik-baik di
masa itu Plato mendapat didikan dari guru-guru filosofi.
Diumur 20 tahun Plato mengikuti pelajaran Sokrates. Pelajaran itulah yang memberi
kepuasan baginya. Pengaruh Sokrates semakin mendalam padanya. Plato menjadi murid
Sokrates yang setia, sampai pada akhir hidupnya Sokrates tetap menjadi pujaannya.8 Bahkan
segala karyanya seolah-olah merupakan monumen yang sengaja dibangun untuk gurunya.
Tak lama sesudah Sokrates meninggal, Plato pergi dari Athena. Itulah permulaan Plato
mengembara 12 tahun lamanya, dari tahun 399 SM-387 SM. Mula-mula Plato pergi ke
Megara, tempat Euklides mengajarkan filosofnya.
Ada cerita yang mengatakan, bahwa Plato di situ mengarang beberapa dialog, yang mengenai
berbagai macam pengertian dalam masalah hidup, berdasarkan ajaran Sokrates. Dari Megara
ia pergi ke Kyrene, di mana ia memperdalam pengetahuannya tentang matematik pada
seorang guru ilmu itu yang bernama Theodoros. Di sana Plato juga mengajarkan filosofi dan
mengarang bukubuku. Kemudian ia pergi ke Italia Selatan dan terus ke Sirakusa di pulau
Sisilia, yang pada waktu itu diperintah oleh seorang tiran yang bernama Dionysios
Plato mempengaruhi Dionysios dengan ajaran filosofinya. Namun, Plato dianggap berbahaya
bagi kerajaannya, Plato pun dijual sebagai budak. Nasib yang baik bagi Plato, di pasar budak
ia dikenal oleh seorang muridnya, Annikeris dan ditebusnya. Peristiwa ini diketahui oleh
sahabat-sahabat dan pengikut-pengikut Plato di Athena. Mereka bersama-sama
mengumpulkan uang untuk mengganti harga penebus yang dibayar oleh Annikeris. Tetapi ia
menolaknya dengan kata-kata: "bukan tuan-tuan saja yang mempunyai hak untuk memelihara
seorang Plato." Akhirnya uang yang terkumpul itu digunakan untuk membeli sebidang tanah
yang diserahkan kepada Plato untuk dijadikan lingkungan sekolah tempat ia mengajarkan
filosofinya. Tempat itu diberi nama "AKADEMIA". Tujuan ia mendirikan sekolah tersebut
ialah: memberikan pendidikan yang intensif dalam ilmu pengetahuan dan filsafat.
Bersifat Sokratik
Dalam Karya-karya yang ditulis pada masa mudanya, Plato selalu menampilkan kepribadian
dan karangan Sokrates sebagai topik utama karangannya.
Berbentuk dialog
Hampir semua karya Plato ditulis dalam nada dialog. Dalam Surat VII, Plato berpendapat
bahwa pena dan tinta membekukan pemikiran sejati yang ditulis dalam huruf-huruf yang
membisu. Oleh karena itu, menurutnya, jika pemikiran itu perlu dituliskan, maka yang paling
cocok adalah tulisan yang berbentuk dialog.
Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli. Plato
menggunakan istilah dialektika di seluruh karyanya untuk merujuk pada metode yang
dilakukan Plato dalam berfilsafat. Filsafat Plato, khususnya gagasan-gagasannya berisi
tentang moralitas dan keadilan, memiliki relevansi yang kuat dalam memahami dan
mengatasi krisis moral kontemporer.
1. Ide
Salah satu pemikiran Plato yang terkenal dan terus berkembang adalah tentang ide. Ide ini
merupakan intisari pemifikaran filsafat Plato. Ide diawali dari logika rasional, atau bisa
diterima oleh akal sehat lalu berkembang menjadi suatu pandangan hidup. Tak hanya menjadi
sebuah pandangan hidup saja, bisa saja ide tersebut semakin berkembang menjadi dasar ilmu
yang lain, seperti ilmu politik, ilmu sosial ataupun ilmu agama.
Konsep ini merangkum pandangannya tentang alam realitas dan kaitannya dengan dua dunia
yang berbeda: dunia ide dan dunia empiris. Teori Ide mengajukan bahwa realitas yang kita
alami dalam dunia empiris hanyalah bayangan atau salinan yang kurang sempurna dari
bentuk-bentuk ideal yang eksis dalam dunia ide.
Dalam dunia ide, Plato menganggap bahwa terdapat entitas abadi yang merupakan gambaran
ideal dari objek-objek yang kita lihat dalam dunia indera. Contohnya, dalam dunia ide
terdapat Bentuk Kebaikan yang merupakan standar sempurna dari semua kebaikan yang kita
temui dalam dunia empiris.
2. Etika Plato
Para penulis melabeli etika Plato dengan istilah etika cita rasa rasional dan intelektual. Dasar
etikanya adalah bagaimana manusia bisa mencapai budi luhur. Tujuan hidup manusia adalah
mencapai kebahagiaan. Tentu bukan dalam arti kebahagiaan duniawi dan materi sifatnya,
namun mencapai pengetahuan agar bisa memancarkan budi luhur tersebut.Etika moral Plato
adalah etika moral yang didasarkan pada pengetahuan, sedangkan pengetahuan hanya
mungkin dicapai dan dimiliki lewat dan oleh akal budi.
3. Pemikiran Plato Tentang Negara Ideal dan Politik
Dalam buku Republik yang menjadi tujuan hidup Plato tergambar pendapatnya tentang
pembinaan negara, masyarakat dan Pendidikan.
Ada 5 bentuk negara menurut Plato:
1. Aristokrasi (the rule of the best)
Pemerintah yang terbaik dan ideal karena dipimpin oleh orang yang terbaik (kebaikan dan
kebajikannya) seperti para aristoktat atau para filsuf.
2. Timokrasi (the rule of honor)
Bentuk kemerosotan aristokrasi, ketika aristokrat muda mulai mengejar kepentingan pribadi,
dan berorientasi pada kemashuran, kehormatan bukan pada kebijaksanaan.
3. Oligarki
Kemerosotan timokrasi, sebab demi meraih kehormatan dia berlomba memperoleh kekayaan
diantara mereka untuk menunjang kepentingannya. Akibatnya rakyat menjadi pecinta uang
(lovers of money) dan pemuja kekayaan.
4. Demokrasi
Kemerosotan oligarki, ketika rakyat menyadari situasi yang semakin buruk, orang miskin
bertambah, mereka mau merebut kekuasaan dan membunuh orang kaya, dan dibentuklah
pemerintah yang dipilih rakyat.
5. Tirani
Kemerosotan demokrasi, ketika rakyat semakin lama semakin mengejar kebebasan sehingga
setiap orang ingin mengatur dirinya sendiri dan berbuat sesuka hati sehingga timbullah
anarkhi. Karena situasi chaos perlu penguasa yang kuat dan seseorang diangkat untuk
menjadi pelindung dirinya.Karena kewenangan yang besar maka menjadi sewenang-wenang
(tiran).
Dari lima tipologi bentuk negara di atas, dapat disimpulkan bahwa negara ideal adalah
dipimpin oleh orang sedikit dan memiliki kebajikan. Dan bentuk negara seperti demokrasi
maupun tirani dengan kekuasaan di tangan banyak orang adalah bentuk negara terburuk
karena wujud dari kemerosotan moral suatu negara.
4. Pemikiran Plato Tentang Manusia
Ajaran Plato tentang Manusia tak lekang dari dualisme yang memerangkap idealismenya.
Seperti yang sebelumnya diajarkan oleh Pythagoras, Plato juga memandang bahwa manusia
itu terdiri atas roh dan badan. Di satu pihak manusia adalah eksistensi yang immaterial, abadi,
dan tak berubah. Sementara di sisi lain manusia adalah badan yang terperangkap dalam
empiri yang berubah-ubah dan bisa lenyap.
5. ARISTOTELES
Aristoteles adalah tokoh terkemuka dalam filsafat Yunani kuno , yang memberikan kontribusi
penting pada logika, kritik, retorika, fisika, biologi, psikologi, matematika, metafisika, etika,
dan politik. Ia adalah murid Plato selama dua puluh tahun.
Aristoteles dikenal sebagai bapak logika barat. Sebagai bapak logika barat, Aristoteles
menjadi orang pertama yang mengembangkan sistem penalaran formal. Ia mengamati bahwa
validitas (dasar) suatu argumen dapat ditentukan oleh strukturnya, bukan oleh isinya,
misalnya dalam silogisme: Semua manusia fana; Socrates adalah seorang laki-laki; oleh
karena itu, Socrates adalah makhluk fana.
Filsafat Aristoteles yang menyatakan bahwa alam semesta ini bersifat teleologis (memiliki
tujuan penciptaan) menghasilkan konseuensi yang berupa filsafat etika. Filsafat etika yang
diajukannya adalah manusia yang bertindak dengan berpikir secara rasional dan bijaksana
untuk tujuan kebajikan.
A. Riwayat hidup
Aristoteles lahir di sebuah kota kecil bernama Stagira pada tahun 384 SM. Ayah Aristoteles
yang berkebangsaan Yunani, Nicomachus, menjabat sebagai dokter pribadi raja Makedonia
Amyntas. Aristoteles hidup di lingkungan yang mendukung kreativitas kebudayaan dan
intelektual. Aristoteles menikah dengan Phytias yang tak lama kemudian meninggal. Ia lalu
menikah lagi denga Herpyllis yang kemudian memberikan ia seorang anak laki-laki yang
akhirnya ia beri nama Nicomacus seperti ayahnya. Dan pada tahun 322 SM, Aristoteles
meninggal pada usia 62 tahun di Chalcis, Yunani.
B. Perjalanan karir
Pada usia 17 tahun, Aristoteles pergi ke Athena balajar di Akademi Plato dan menjadi murid
Plato. Kemudian ia diangkat menjadi seorang guru selama 20 tahun di akademi tersebut. Di
bawah asuhan Plato dia menanamkan minat dalam hal spekulasi filosofis. Aristoteles
merupakan orang pertama di dunia yang dapat membuktikan bahwa bumi bulat. Pembuktian
yang dilakukannya dengan jalan melihat gerhana. Sepuluh jenis kata yang dikenal orang saat
ini dengan kata benda, kata sifat, kata benda dan sebagainya, merupakan pembagian kata
menurut pemikirannya.
Dengan meninggalya Plato pada tahun 347 SM, Aristoteles meninggalkan Athena dan
mengembara selama 12 tahun. Dalam jenjang waktu itu ia mendirikan akademi di Assus dan
pada tahun-tahun berikutnya ia juga mendirikan akademi di Mytilele.
Di tahun 335 SM, Aristoteles kembali ke Athena dan mendirikan semacam akademi di
Lyceum. Di sinilah selama 12 tahun ia memberikan kuliah, berpikir, mengadakan riset dan
experimen serta membuat catatan-catatan dengan tekun dan cermat.
b. Matematika: yaitu tentang barang yang menurut kuantiasnya. Aristoteles berprinsip bahwa
ketidakhinggaan hanya ada di dalam konsep saja. Pemikiran ini kemudian menjadi
perdebatan pada generasi setelah beliau. Pemikiran Aristoteles yang terbesar dalam
matematika adalah tentang logika dan analisis.
c. Metafisika: yaitu berpusat pada persoalan barang dan bentuk. Bentuk dikemukakan sebagai
pengganti pengertian dari Dunia Idea Plato yang ditolaknya. Berbeda dengan plato yang
memisahkan idea dan kenyataan lahir, Aristoteles beranggapan bahwa bentuk ikut serta
memberikan kenyataan pada benda. Benda dan bentuk tak dapat dipisahkan. Barang ialah
materi yang tidak mempunyai bangun, melainkan hanya substansi, maka bentuk adalah
bangunnya. Sebagai contoh menurut Plato jiwa itu bersifat kekal. Sedangkan menurut
Aristoteles, jika tubuh (sebagai benda) bisa mati maka jiwanya (sebagai bentuk) juga ikut
mati.
Menurut Aristoteles, sistem politik terjelek adalah tirani dan demokrasi yang terlalu
berlebihan. Baginya tidak ada sistem politik terbaik, maka diperlukan adanya konstitusi.
Abstraksi adalah proses pengetahuan yang penting, proses (atau, bagi sebagian orang, dugaan
proses) yang dengannya kita membentuk konsep. Hal ini terdiri dari mengenali satu atau
beberapa ciri atau atribut umum (properti, predikat) pada individu, dan atas dasar itu
menyatakan suatu konsep yang menggabungkan ciri atau atribut umum tersebut. Misalnya,
konsep umum abstrak dengan kata “merah” adalah ciri yang umum pbisa tentang apel, ceri,
dan darah.
Kesimpulan:
Dari penjelasan yang telah disampaikan tadi, kita jadi mengetahui bagaimana kontribusi
ketiga tokoh yang membuat filsafat dapat berkembang hingga sekarang. Dengan caranya
mereka sendiri, seperti Socrates yang menekankan pentingnya argumentasi dan pemikiran
kritis dalam berpikir; Plato menekankan perlunya mencari “kebenaran” sekaligus
mempertahankan pemikiran kritis; sedangkan Aristoteles memandang bahwa segala sesuatu
harus dapat terdefinisikan dan terkategorikan—orang menyebutnya juga pemikiran
“kategoris” filsafat dapat kita pelajari di masa sekarang dan bisa membekali kita untuk
memajukan sikap kritis dalam melihat sistem-sistem yang ada sekarang ini. Mereka juga
menjadi pembuka jalan yang mendorong manusia modern untuk benar-benar memahami
kompleksitas persoalan dalam upaya membangun kehidupan yang lebih baik.
Dari mereka juga (Socrates, Plato, dan Aristoteles) kita diperlihatkan bagaimana peran
seorang guru dan juga peran seorang murid. Dimana dalam konteks ini, murid tak selamanya
harus mengekor pada guru, begitu pun guru tak selamanya harus memaksakan kehendak
kepada sang murid. Semuanya berlanjut pada hasil berpikir yang kritis, yang hasilnya itu
tidak turun dari langit secara tiba-tiba, melainkan hasil itu datang dari pergulatan dan
pergumulan pemikiran dengan realitas kehidupan sehari-harinya.
Daftar Pustaka
https://www.slideshare.net/shawee23/aristotle-384322-bce
https://yoursay.suara.com/ulasan/2022/03/20/122500/3-tokoh-filsafat-legendaris-dari-
yunani-kuno-pengaruhnya-luar-biasa
https://bigthink.com/politics-current-affairs/why-socrates-hated-democracy-and-what-we-
can-do-about-it/
https://www.britannica.com/biography/Socrates
https://www.nationalgeographic.org/encyclopedia/greek-philosophers/
https://positifpsikologi.com/socratic-questioning/
https://www.worldhistory.org/socrates/#:~:text=Socrates%20of%20Athens%20(l.%20c.
%20470,Western%20Philosophy%22%20for%20this%20reason
https://www.kompasiana.com/balawadayu/62fe02eda1aeea30e60a6a13/apa-itu-metode-
socrates?page=3&page_images=2
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Sokrates