Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhammad Raihan Asyraf

NIM : 20/458572/FI/04808

No. Urut : 34

Mata Kuliah : Filsafat Barat Pra-Modern

Dosen : Bu Sri Yulita Pramulia P

Kaum Sofis dan Socrates

Kaum Sofis

Sofis merupakan sebuah aliran ataupun gerakan intelek dan bukan mahzab. Sofis tidak
bisa dibilang sebuah atau suatu mahzab karena para sofis tidak mempunyai dasar ajaran
yang sama. Seseorang yang bijaksana atau orang yang ahli pada suatu bidang
merupakan pengertian dari sofis, (shopistes) telah dipakai oleh Herodotus untuk
Phytagoras pada masa itu. Sekitar abad ke-5 nama shopistes digunakan untuk merujuk
pada guru-guru yang berkeliling kota untuk memainkan peran penting dalam kehidupan
masyarakat Yunani, sedangkan kata Philosopos digunakan untuk para cendikiawan dan
sarjana. Istilah sofis tidak seharum philosopos bisa dibilang akibat dari tuduhan dari
Socrates, Plato dan Aristoteles yang menyebutkan bahwa para sofis meminta uang atas
apa yang telah mereka ajarkan. Ada tiga faktor yang menjelaskan kemunculan kaum
sofis yaitu pertama setelah perang Persia usai, bisa dibilang kota atau polis Athena
menjadi pusat dari Yunani karena perkembangan dalam bidang ekonomi dan politiknya.
Hal ini di manfaatkan oleh tokoh-tokoh sofis untuk belajar masalah kultur dan
menyebarkan ke polis yang lainnya. Kedua, kaum sofis menggelar pendidikan untuk
orang-orang yang masih muda dengan ini bisa dikatakan pendidikan merupakan temuan
yang besar oleh bangsa Yunani. Ketiga, karena seringnya berinteraksi dengan negara
asing membuat bangsa Yunani sadar akan kebudayaannya yang berbeda dengan negara
lain. Mereka juga merumuskan bahwa baik buruk dan benar salah itu sifatnya relative
serta menghapus tradisi-tradisi tua yang tidak relevan dengan memanfaatkan dukungan
orang-orang muda. Tokoh-tokoh kaum sofis antara lain :

1. Protagoras
Protagoras lahir di daerah Thrake kota Abdera kira-kira pada tahun 485.
Protagoras sering datang ke Athena dan diminta Perikles untuk membuat
undang-undang dasar bagi polis yang didirikannya pada tahun 444. Protagoras
banyak membuat buku yang gagasan-gagasannya di persoalkan dikemudian hari.
Selain itu Protagoras juga banyak membuat ilmu-ilmu berdebat, ajaran tentang
negara dan ajaran tentang dewa-dewa. Menurut Diogenes Laertios, Protagoras
mati saat ingin melarikan diri ke Sisilia dan perahunya mengalami kecelakaan.
2. Georgias
Gorgias lahir di Leontini, Sisilia sekitar tahun 483 SM. Georgias hidup sejaman
dengan Sokrates. Meninggal pada usia 108 tahun, kira-kira pada 375 SM.
Belakangan, ia memperoleh ketenaran akibat kesuksesan dirinya dalam
beretorika. Baginya, pidato tidak lebih dari sekedar seni mempersuasi. Gagasan
utama dalam karyanya Tentang yang tidak ada atau tentang alam. Ajaran
Gorgias sepenuhnya bersifat skeptisistik bahkan nihilistik. Pokok – pokok ajaran
Gorgias dapat diringkas menjadi suatu trilemma di bawah ini:
- Pertama, tidak ada sesuatu pun, nihilisme
- Kedua, seaindainya sesuatu ada, maka itu tidak dapat dikenali,
- Ketiga, seandainya sesuatu dapat dikenal, maka pengetahuan tersebut tidak
dapat disampaikan kepada orang lain.
Dari karyanya itu, ia berbalik dari filsafat dan mulai mencurahkan perhatiannya
kepada ilmu retorika, yang dianggapnya sebagai seni untuk meyakinkan, yang
tidak diarahkan kepada akal budi semata, tetapi menyentuh perasaan juga.
3. Hippias
Hippias merupakan kawan sebaya Socrates yang mempunya keahlian di bidang
ilmu ukur. Pemikirannya lebih banyak mengenai pertanyaan tentang manusia.
Hippias memberikan jawaban yang bertolak belakang dengan Sufis lainnya
mengenai tingkah laku manusia dalam susunan masyarakat. Menurutnya,
undang-undang bukanlah norma terakhir yang menentukan baik dan buruk.
4. Prodikos
Prodikos lahir di kota Keos dan bisa dibilang juga rekan sebaya Socrates.
Prodikhos berpendapat bahwa agama merupakan ciptaan manusia. Karenanya ia
mengalami kesulitan dengan pemerintah Athena dalam memahami anggapan
mereka tentang penyebutan dewa-dewa Yunani yang dikaitkan dengan keahlian
tertentu.
5. Kritias
Kritias lebih muda dari Socrates dan berasal dari kota Athena dimana ia
mempunyai pengaruh yang cukup besar di kota itu. Kritias banyak berpendapat
mengenai agama, anggapannya adalah bahwa agama di temukan oleh penguasa
yang licik.
Aliran Sufis sangat berpengaruh terhadap kebudayaan Yunani baik disisi negative
maupun positif nya. Kaum ini terkenal dengan tiga hal, yakni keterampilan retorika,
skeptisisme dan relativisme moral. Untuk bisa beretorika, mereka melatih diri sungguh-
sungguh misalnya, dengan mempelajari teknik pidato serta mempersuasi. Para sofistik
juga mengambil manusia sebagai objek bagi pemikiran filsafat dan meletakkan
fundamen untuk pendidikan sistematis bagi kaum muda. Jasa mereka yang terbesar
adalah mempersiapkan kelahiran filsafat baru yang kemudian di realisasikan oleh
Sokrates, Plato, dan Aristoteles.
Socrates
Socrates lahir sekitar tahun (469-399 SM) dia adalah seorang filosof Yunani dari
Athena. Socrates dikenal sebagai bapak dan sumber etika atau filsafat moral dan filsafat
umum di barat. Dia suka mengajar filsafat kepada anak-anak muda, agar para anak-anak
muda mengetahui pentingnya kebenaran. Mengenai riwayatnya, Socrates tidak
meninggalkan tulisan, tetapi sebagai sumber utama keterangan tentang dirinya dapat
diperoleh dari tulisan para muridnya yaitu: Aristophanes, Xenophone, Plato, dan
Aristoteles. Orang yang paling banyak menulis tentang dirinya adalah Plato yang berupa
dialog-dialog. Metode pemikirannya disebut dialektika. Socrates tidak memandang
kalangan manusia dalam berinteraksi, mau tua muda, kaya ataupun miskin Ia tetap
bergaul sebagaimana mestinya. Religius dan terkenal mempunyai corak ajaran tersendiri
melekat pada diri seorang Socrates. Hal ini membuat dirinya dikenal sebagai tokoh
besar di Athena, sebagimana digambarkan Aristophanes dalam The Clouds. Jika
dicermati dengan benar, bisa dibilang Socrates tidak mengajarkan filosofi, melainkan
hidup untuk berfilosofi. Ia adalah seorang sarjana Yunani klasik yang memiliki reputasi
mengajar dengan mengajukan pertanyaan, namun tidak harus memberikan jawaban.
Socrates bangga terlahir di Athena itu dibuktikan dengan menjalani hampir seluruh
hidupnya di kota dan tidak pernah keluar dari Athena kecuali dalam pelayanannya
sebagai seorang tentara. Dia sering kritis berpendapat dan sangatlah kritis terhadap cara
kepemimpinan Athena, namun tidak pernah ragu dalam keyakinannya bahwa kota ini
adalah yang terbaik. Sama halnya dengan kaum sofis, Socrates lebih memfokuskan
perhatiannya kepada manusia sebagai objek dirinya berfilsafat. Socrates tidak pernah
meminta imbalan ataupun bayaran atas semua pengetahuan yang Ia berikan, hal ini
berbeda dengan kaum sofis. Maka, ia kemudian oleh kaum sofis sendiri dituduh
memberikan ajaran barunya, merusak moral para pemuda, dan menentang kepercayaan
negara. Kemudian ia ditangkap, menjalani proses pengadilan sampai akhirnya dihukum
mati. Ia mengakhiri hidupnya saat senja dan di saksikan oleh para sahabat-sahabatnya.
Ajaran-ajaran Socrates antara lain:
1. Metode, Socrates tidak memberikan sesuatu yang sistematis, melainkan melalui
cara-cara penyampaian maupun dialog-dialog yang dikenal dengan dialektika.
2. Etika, semua informasi mengenai Socrates menyatakan bahwa Ia selalu
memperhatikan nilai-nilai praktis pada manusia.
3. Politik, Sokrates menyebutkan tugas Negara adalah memajukan kebahagiaan
para warga Negara dan membuat jiwa mereka menjadi sebaik mungkin.

Adapun nama-nama pengikut Socrates antara lain:

1. Mazhab Megara didirikan oleh Eukliedes bertujuan untuk mendamaikan mazhab


Elea dan yang baik-baik dari Socrates.
2. Mazhab Elis dan Eretria diambil dari nama dua kawan Plato, menaruh fokus
terhadap etika dan berdialektikanya Socrates.
3. Mazhab Sinis dikenalkan oleh Antisthenes dengan menentang teori Plato dan
tidak mengindahkan adat istiadat dalam lingkungannya.
4. Mazhab Hedonis dikenalkan Aristippos yaitu dalam bidang etika bahwa
keutamaan bukan mencari yang baik, tetapi menyamakan yang baik dengan
kesenangan.
DAFTAR PUSTAKA

Bertens, Kees, 1975, Sejarah Filsafat Yunani, Yayasan Kanisius, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai