Anda di halaman 1dari 10

RESUME

FILSAFAT ILMU

Dibuat oleh :

R. BUDHI ERNAWA PANCA PUTRA (A2M020007)


Semester I

Dosen Pengampu : Dr. Bayu Insanistyo, M.Pd

PROGRAM STUDI PASCASARJANA (S-2)


TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
RESUME
FILSAFAT BARAT KLASIK DAN FILSAFAT BARAT SKOLASTIK

1. FILSAFAT BARAT KLASIK


Ada periode yunani Klasik ini semakin besar minat orang terhadap
filsafat.Aliran yang mengawali periode yunani Klasik ini adalah Sofisme ini
berasal dari kata sophos yang artinya cerdik pandai.Keahliannya dalam bidang
bahasa, politik, retorika dan paling utama tentang kosmos.Antara kaun sofis
dengan Socrates mempunyai hubungan yang erat sekali. Mereka hidup Sezaman,
pokok permasalahan pemikiran mereka juga sama, yaitu manusia. perbedaan
antara kaun sofis dan Socrates adalah bahwa pemikiran filsafat Socrates sebagai
suatu reasi dan kritik terhadap pemikiran kaum Sofis.
Istilah Sofis yang berasal dari kata sophists mempunyai pengertian seorang
sarjana atau cendikiawan. terdapat tiga faktor yang mendorong munculnya kaum
Sofis, yaitu sebagai berikut :
1. Perkembangan secara pesat kota Athena dalam bidang politik dan
ekonomi.
2. Kota Athena sebagai pusat politik sehingga peranan pendidikan sangat
penting untuk mendidik kaum mudanya.
3. Terbukanya masyarakat yunani terhadap budaya luar akan membuat orang
- orang yunani menjadi dinamis dan berkembang.

Salah satu Safisme adalah Georgias ( 480 - 380 SM ). Ialahir  di Leontinni, Sicilia.
Menurut pendapatnya yang penting adalah bagaimana dapat meyakinkan orang
lain agar menerima pendapat kita. Pemikirannya yang penting adalah :
1. Mencari keterangan tentang asal usul yang ada.
2. Bagaimana peran manusia sebagai mahluk yang mempunyai kehendak
berfikir.
3. Norma yang sifatnya umum tidak ada, yang ada norma yang individualitas
( subjektivisme ).
4. Bahwa kebenaran tidak dapat diketahui sehingga ia penganut skeptisisme.

Aspek positif adanya aliran Sopisme akan mempengaruhi  terhadap


kebudayaan yunani, yaitu suatu revolusi intelektual, dan mengangkat manusia
sebagai objek pemikiran filsafat. Aspek negatifnya aliran sofisme membawa
pengaruh yang tidak baik terhadap kebudayaan yunani.

a. )   Socrates
     Ia seorang pemahat Sophroniscos, dan ibunya bernama phairnarete yang
pekerjaannya sebagai seorang bidan. Istrinya bernama Xantipe yang di kenal
sebagai seorang judes  ( galak dan keras ). Setiap mengajarkan pengetahuannya
Socrates tidak memungut bayaran kepada murid - muridnya. Maka ia kemudian
oleh kaum Sofis sendiri di tuduh memberikan ajaran barunya, merusak para moral
pemuda dan menantang kepercayaan Negara. Kemudian ia di tangkap dan
akhirnya di hukum mati dengan minum racun pada umur 70 tahun yaitu pada
tahun 399 SM. Pemikiran filsafatnya untuk menyelidiki manusia secara
keseluruhan yaitu dengan menghargai nilai - nilai jasmanih dan rohaniah
keduanya tidak dapat di pisahkan karena dengan keterkaitan kedua hal tersebut
banyak nilai yang di hasilkan.

b. )   Plato ( 427 - 347 SM )


     Ia lahir di Athena, dengan nama asli Aristocles, ia belajar filsafat dari Scrates,
Phytagoras, Heracleitos, Elia. Sebagai titik tolak pemikiran filsafatnya, ia
mencoba menyelesaikan permasalahan lama yaitu : mana yang benar dan berubah
( Heracleitos ) atau yang tetap ( paramenidas ). Pengetahuan yang di peroleh lewat
indra di sebutnya pengetahuan akal.
Dunia ide dan dunia pengalaman plato menerangkan bahwa manusia itu
sesungguhnya berada dalam dua dunia, yaitu dunia pengalaman yang bersifat
tidak tetap. Dunia yang sesungguhnya atau dunia realitas itu adalah dunia ide.
Plato mengemukakan bahwa terdapat beberapa  masalah bagaimana manusia yang
tidak pantas apabila tidak mengetahuinya.
Masalah tersebut sebagai berikut :
1. Manusia itu mempunyai Tuhan sebagai penciptanya.
2. Tuhan itu mengetahui segala sesuatu yang di perbuat manusia.
3. Tuhan hanya dapat di ketahui dengan cara negative, tidak ada ayat, tidak
ada anak dan lain - lain.
4. Tuhanlah yang menjadikan alam ini dari tidak mempunyai peraturan
menjadi mempunyai peraturan.

Sebagai puncak pemikirannya filsafat adalah pemikirannya tentang negara yang


tertera dalam polites dan Nomi. Konsep nya tentang etika sama dengan socrates,
yaitu bahwa tujuan hidup manusia adalah hidup yang baik ( eudaiminia arau well
- beig ) Menurut Plato, Di dalam negara yang ideal terdapat tiga golongan sebagai
berikut :
1. Golongan yang tertinggi ( para penjaga, para filsuf )
2. Golongan pembantu ( prajurit, yang bertugas menjaga keamanan  Negara )
3. Golongan rakyat biasa ( petani, pedangang, tukang )

Tugas negarawan adalah menciptakan keselarasan antara semua keahlian dalam


Negara ( Polis ) sehingga mewujudkan keseluhan yang harmonis. Apabila suatu
negara telah mempunyai undang - undang dasar, bentuk pemerintahan yang paling
baik adalah munarki, sementara itu, apabila suatu negara belum mempunyai
undang - undang dasar, maka bentuk pemerintah demokrasi.

c. ) Aristoteles  ( 384 - 322 SM )


      Ia dilahirkan di Strageira, yunani utara pada tahun 384 SM. Karya - karya
Aristoteles berjumlah 8 pokok bahasan itu sebagai berikut :
1. Logika terdiri dari : Categoriac ( kategori - kategori ); De Interpretatio
( perihal penafsiran ); Analytics priora ( analitika logika yang lebih dahulu );
Analytica  posteriora ( analisa logika yamg kemudian ); Topica ; De
Sophistics Elenchis ( tentang cara beragumantasi kaum Sofis ).
2. Filsafat alam, terdiri dari ; Phisica ; De Caelo  ( perihal langit ) ; De
Generatione Meteorologica ( ajaran - ajaran badan - badan jagad raya ).
3. Psikologi, terdiri dari ; De anima ( perihal jiea ); parya Naturalia ( karangan -
karangan kecil tentang pokok - pokok alamiah ).
4. Biologi terdiri dari ; De patribus Animalium ( perihal bagian - bagian binatang
); De  Mutu Animalium ( perihal gerak binatang ); De Generatione
Animalium ( perihal kejadian - kejadian binatang ).
5. Metafisika oleh Aristoteles dinamakan  sebagai filsafat pertama atau
theologica,
6. Etika , terdiri dari ; Ethica Nicomachea ; Magna Eudemia ; Magna Moralia
( karangan besar tentang alam ).
7. Politik dan ekonomi ( Politics dan Economics ).
8. Rhetorica dan poetica ( Retorica dan poetika ).

Berikut ini di uraikan tentang beberapa pemikiran Aristoteles yang terdiri dari :
1.  Ajarannya tentang logik.
Suatu  pengertian memuat dua golongan, yaitu subtansi dan aksidensi. dan dari
golongan tersebut terurai menjadi sepuluh macam kategori, yaitu :
 Substansi ( manusia binatang )
 Kuantitas ( marah, baik )
 Kualitas ( marah baik )
 Ralasi ( manusia )
 Tempat (a di rumah, di pasar )
 waktu ( sekarang, besok )
 Keadaan ( duduk, berjalan )
 Mempunyai ( berpakaian, bersuami )
 Berbuat ( membaca, menulis ) menderita ( terpotong, Tergilas )
2.  Ajarannya tentang sillogisme
3.  Ajarannya tentang pengelompokan ilmu pengetahuan menjadi tiga golongan.
4.  Ajarannya tentang potensia dan dinamika adalah suatu unsur yang menjadi
permacaman, sementara itu,
     marfe adalah unsur yang menjadi dasar kesatuan.
5.  Ajarannya tentang pengenalan.
6.  Ajarannya tentang logika
7.   Ajarannya tentang Negara

d.  Filsafat Hellenisme


Lima abad sepeninggalannya Aristoteles terjadi kekosongan sehingga tidak ada
ahli pikir yang menghasilkan buah pemikirannya filsafatnya seperti aristoteles dan
plato, sampai munculnya filosof Plotinus ( 204 - 270 ) lima abad dari kekosongan
di atas diisi oleh aliran - aliran besar seperti Epikurisme, Stoaisme, Skeptisisme,
dan Neoplatonisme ). Menurut sejarah filsafat, masa sesudah ( Aristoteles )
disebut Hellenisme. Filsafat hellenisme ini di mulai pada masa pemerintahan
Alexander Agung ( 356 -23 SM ) atau Iskandar Zulkarnain, Raja Macedonia.

 1.   Epicurisme
sebagai tokonya Epicurus ( 341 - 271 SM ), lahir di samos dan mendapatkan
pendidikan di Athena Pokok ajaranya adalah sebagaimana agar manusia agar
manusia itu dalam hidupnya bahagia. Epicurisme bahwa agar manusia dalam
hidupnya bahagia terlebih dahulu harus memperoleh ketenangan jiwa
( Atraxia ). Terdapat tiga ketakutan dalam diri manusia, yaitu : manusia takut
pada kemarahan dewa, manusia takut pada kematian dan manusia takut
terhadap nasib.

2.  Stoaisme
Sebagai tokonya adalah Zeno ( 366 - 264 SM ) yang berasal dari Citium,
Cyprus. pokok ajarannya adalah sebagai manusia dalam hidupnya dapat
bahagia. Untuk mencapai kebahagian tersebut manusia harus harmonis
terhadap dunia ( alam ) dan harmonis terhadap dirinya sendiri.

3.  Skeptisisme
Tokoh Skeptisisme adalah Pyrrhe ( 360 - 270 SM ). pokok ajarannya adalah
bagaimana cara manusia agar dapat hidup berbahagia. Hal ini menengarai
bahwa sebagian besar manusia itu hidupnya tidak bahagia, sehingga manusia
sukar sekali mencapai kebijaksanaan.

4. Neoplatonisme
Tokohnya adalah Plotinus dan Ammonius. Plotinus ( 202 - 270 SM ) lahir di
Lykopolis, Mesir. Titik tolak pemkirannya filsafatnya adalah bahwa asas yang
menguasai segala sesuatu adalah satu. pemikirannya, kerena tuhan di anggap
kebaikan tertinggi dan sekaligus menjadi tujuan semua kehendak, karena
Zaman Neoplatonisme ini di warnai oleh agama, maka zaman ini di sebut
sebagai zaman mistik.

 
2. FILSAFAT BARAT SKOLASTIK
Istilah skolastik adalah kata sifat yang berasal dari kata school, yang
berarti sekolah. Atau dari kata schuler yang mempunyai arti kurang lebih sama
yaitu ajaran atau sekolahan. Jadi, skolastik berarti aliran atau yang berkaitan
dengan sekolah. Nama skolastik menunjuk besarnya peranan sekolah-sekolah dan
biara-biara dalam pengembangan pemikiran-pemikiran filsafat. Masa skolastik
dimulai setelah filsafat mulai mengalami masa kemandegan karena kerusuhan dan
kesulitan politik pada abad VI dan VII yang dialami oleh bangsa romawi. Karena
itulah kekaisaran romawi menjadi runtuh begitu pula dengan peradabannya.
Setelah Charlemagne (Karel Agung) berkuasa, ketentraman itu mulai
kembali. Pada saat itu ajaran gereja mulai tersebar luas di daratan Eropa dan juga
telah muncul organisasi-organisasi yang berbau gereja. Karena itu didirikanlah
sekolah-sekolah terutama untuk calon pemimpin gereja, tetapi orang biasa pun
boleh masuk di dalamnya. Yang diajarkan di sekolah-sekolah itu juga masih
merupakan ajaran lama yang disebut artes liberales (seni merdeka). Artes ini dulu
memang menjadi mata pelajaran utama di Yunani dan Roma. Ada tujuh macam
artes: grammatical, dialectica, rhetorica, geometria, aritmatica, astronomia, dan
musica. Dialektika ini sekarang disebut logika dan kemudian meliputi seluruh
filsafat.
Ada yang mengatakan bahwa skolastik adalah filsafat yang berdasarkan
agama atau kepercayaan semata. Pendapat tersebut sebetulnya sudah mengingkari
sifat filsafat skolastik karena dalam sejarahnya sudah jelas bahwa skolastik di
barat tidaklah berdasarkan wahyu. Wahyu dalam filsafat diibaratkan seperti
mercusuar tetapi bukan kemudi untuk mencapai kebenaran. Jadi filsafat skolastik
berpikir dalam penerangan agama bukan berdasarkan kebenaran wahyu semata.
Sejak abad ke-5 hingga ke-8 Masehi, pemikiran filsafat patristik mulai
merosot, terlebih lagi pada abad ke-6 dan ke-7 dikatakan abad kacau. Hal ini
disebabkan pada saat itu terjadi serangan terhadap Romawi sehingga kerajaan
Romawi beserta peradabannya ikut runtuh yang telah dibangun selama berabad-
abad.
Baru pada abad ke-8 Masehi, kekuasaan berada di bawah Karel Agung
(742–814 M) dapat memberikan suasana ketenangan dalam bidang politik,
kebudayaan, dan ilmu pengetahuan, termsuk kehidupan manusia serta pemikiran
filsafat menampakkan mulai adanya kebangkitan. Kebangkitan inilah yang
merupakan kecemerlangan abad pertengahan. Pada mulanya skolastik ini timbul
pertama kalinya di biara italia selatan dan pada akhirnya sampai berpengaruh ke
Jerman dan Belanda. Kurikulum pengajaranya meliputi studi duniawi, tata bahasa,
retorika, dialektika, ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu ukur, ilmu perbintangan dan
musik.
Tak banyak yang bisa dijelaskan di masa ini karena banyaknya kericuhan.
Tapi ada beberapa tokoh yang harus diperhatikan yang mempengaruhi filsafat
skolastik di masa ini.
1. Augustinus (354-430 M)
Augustinus lahir di Tagasta, Numidia (sekarang Algeria), pada 13 November
354. Ayahnya, Patricius adalah seorang pejabat pada kekaisaran Romawi,
yang tetap kafir sampai kematiannya pada tahun 370. Ibunya, Monnica, adalah
penganut Kristen yang amat taat. Pada tanggal 28 Agustus 430, Augustinus
meninggal dunia dalam kesucian dan kemiskinan yang memang sudah lama di
jalaninya. Menurut Augustinus dalam pemikirannya, dia mengatakan dibalik
keteraturan dan ketertiban alam semesta ini pasti ada yang mengendalikan
yaitu Tuhan. Kebenaran mutlak ada pada ajaran agama. Kebenaran berpangkal
pada aksioma bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Tuhan dari yang tidak ada
(creatio ex nihilo). Kehidupan yang terbaik adalah kehidupan bertapa dan
yang terpenting adalah cinta kepada Tuhan. Terpisah dari Tuhan tidak ada
realitas , demikian katanya (Mayer, 357).
2. Boethius (480-524 M)
Nama lengkapnya adalah Anicius Manlius Severinus Boethius, dia adalah
seorang filsuf Romawi. Ia lahir di kota Roma sekitar tahun 480 M. Boethius
pernah menjabat sebagai seorang pejabat tinggi di bawah pemerintahan
Kaisar Theodorik dan ia dituduh sebagai pengkhianat lalu dibuang ke tempat
pengasingan. Akhirnya, Boethius dihukum mati pada tahun 525 M pada
usiannya yang ke 44 tahun. Dia mendapat hukuman mati dengan tuduhan
berkhianat. Dia dianggap sebagai filosof akhir Romawi dan filosof pertama
skolastik. Boethius sekurang – kurangnya telah menerjemahkan 2 karya
Aristoteles tentang logika yaitu Categories, dan On Interpretation. Beliau
sangat terkesan dengan pemikiran yang benar melalui silogisme dalam
membenarkan argumen teologis. Dia setuju dengan pandangan bahwa logika
menyediakan jawaban terhadap setiap misteri eksistensi manusia. Bukunya
yang tekenal, Consolation of Philosophy sangat populer di abad pertengahan.
Pelajaran bidang filsafat pada masa ini adalah logika dasar yang didasari oleh
karya Aristoteles yang diterjemahkan oleh Boethius.

3. Kaisar Karel Agung (742-814 M)


Kaisar abad tengah Charlemagne (Karel yang Agung) Lahir tahun 742, dekat
kota Aachen yang akhirnya jadi ibukotanya. Ayahnya bernama Pepin si Cebol
dan kakeknya Charles Martel, seorang pemuka bangsa Frank. Tahun 751
Pepin dinyatakan sebagai Raja bangsa Franks sehingga mengakhiri
kelemahan dinasti Merovingian, mendirikan dinasti baru yang kini disebut
Carolingian, sesudah Charlemagne. Tahun 768 Pepin meninggal dunia dan
kerajaan bangsa Franks dibagi antara Charles dan saudaranya Carloman.
Namun Carloman meninggal pada tahun 771. Kejadian ini mengakibatkan
Charles, di umur dua puluh sembilan tahun, menjadi Raja tunggal di Kerajaan
Franks yang sudah menjadi kerajaan terkuat di Eropa. Charlemagne
membangun sekolah-sekolah pada zaman ini. Hal itu dikarenakan agar
tersebarnya agama Kristen terdapat pola organisasi yang teratur (baik dalam
penyebaran maupun memperdalam agamanya). sekolah-sekolah ini ajaran
yang digunakan adalah ajaran lama yang disebut artes liberales (seni
merdeka). Sedangkan yang meliputi ajaran artes adalah grammatika,
dialektika, astronomia, geometria, aritmatika yang sudah sudah dijelaskan
dipembahasan sebelumnya. Hal inilah yang memicu munculnya filsafat
skolastik.
4. Santo Anselmus (1033-1109 M)
Anselmus, Uskup Agung Canterbury, lahir di Aosta, Italia, sekitar tahun
1033. Ia menolak keinginan ayahnya agar ia meniti karir di bidang politik dan
mengembara keliling Eropa untuk beberapa tahun lamanya. Seperti anak-anak
muda lainnya yang cerdas dan bergejolak, ia bergabung ke biara. Di biara
Bec, Normandia, di bawah asuhan seorang guru yang hebat, Lanfranc.
Pemikiran filosofis Anselmus dipengaruhi berbagai hal, diantaranya Kitab
Suci, Bapa Gereja, dan Augustinus. Plato juga berpengaruh besar, Anselmus
memiliki pandangan yang lebih platonik daripada Aristotelian walaupun Ia
telah membaca karya Aristoteles dan menggunakan logikanya.
Neoplatonisme juga merupakan gambaran mental dari Anselmus: Ia
menggunakan Plotinus untuk sampai pada pengetahuan akan trinitas Kristen
(kepercayaan bahwa Allah adalah 3 pribadi, Allah Bapa, Allah Putra, dan
Allah Roh Kudus, namun tetap satu Allah). Neoplatonisme mempunyai
‘trinitas’-nya sendiri mengenai Yang Satu, Akal Budi, dan Jiwa
5. Peter Abelardus (1079-1142 M)
Peter Abelardus adalah seorang filsuf skolastik, ahli logika, dan teolog yang
terkenal pada abad pertengahan. Selain itu ia juga dikenal sebagai seorang
komponis. Skandal dan kisah cintanya dengan Héloïse d'Argenteuil telah
menjadi legenda. Ada anggapan bahwa ia, bersama dengan Santo Anselmus
dari Canterbury, adalah pendiri skolastisisme di awal abad ke-12. Sumbangan
Abelardus adalah mengenai pemecahan masalah mengenai ‘universalia’ yang
ramai diperdebatkan di masa skolastik awal. ‘universalia’ maksudnya adalah
konsep-konsep umum yang soalnya adalah menentukan kodrat dan
kedudukan konsep umum. Anselmus setuju terhadap pandangan ‘universalia’
oleh nominalisme yang menyatakan bahwa konsep umum hanya merupakan
nama atau bunyi saja (flatus vocis). Namun bukan berarti konsep umum
merupakan ciptaan akal budi semata. Konsep-konsep umum menunjuk pada
ciri-ciri yang benar-benar terdapat pada individu.
Abad ke 13 dianggap sebagai zaman kejayaan filsafat dan teologi skolastik.
Pada abad 13 ini menghasilkan beberapa sintesa filosofis yang sangat
mencolok. Perkembangan ini dimungkinkan karena adanya beberapa faktor
yang mempengaruhi antara lain:
1. Hubungan dengan Bangsa Arab
Mulai abad ke-12 ada hubungan-hubungan baru dengan dunia pemikiran
Yunani dan dunia pemikiran Arab, yaitu dengan peradaban Yunani dari
Italia Selatan dan Silsilia dan dengan kerajaan Bizantium di satu pihak,
dan peradaban arab yang ada di Spanyol di lain pihak. Melalui karya
orang-orang Arab dan Yahudi Eropa Barat mulai lebih mengenal karya-
karya Aristoteles, yang semula memang kurang dikenal. Kecuali melalui
karya orang-orang Arab tulisan-tulisan Aristoteles dikenal melalui karya
para bapak gereja Timur, yang sejak zaman itu dikenal juga.
2. Timbulnya Universitas-universitas
Karena semakin majunya sekolah-sekolah di Eropa, ada beberapa sekolah
yang membentuk suatu persekutuan antara para dosen dan mahasiswa dari
satu jurusan yang disebut universitas magistrotum et scolarum
(persekutuan dosen dan mahasiswa). Adanya persekutuan ini akhirnya
dapat menimbulkan 4 fakultas yang berwibawa, yakni fakultas teologia,
fakultas hukum, fakultas kedokteran, dan fakultas sastra
3. Timbulnya Ordo-ordo Baru
Ordo-ordo yang muncul di zaman ini antara lain Ordo Fransiskan dan
Ordo Dominikan. Ordo-ordo ini muncul karena banyaknya perhatian orang
terhadap ilmu pengetahuan, sehingga menimbulkan dorongan yang kuat
untukmemberikan suasana yang semarak pada abad ke-13. Hal ini akan
berpengaruh terhadap kehidupan kerohanian dimana kebanyakan tokoh-
tokohnya memegang peranan di bidang filsafat dan teologi, seperti;
Albertus de Grote, Thomas Aquines, Binaventura, J.D. Scotus, William
Ocham.
Beberapa tokoh yang berpengaruh di zaman ini yaitu :
1. Albertus Magnus (1193-1280 M)
Albertus Magnus juga dikenal sebagai Santo Albertus Agung dan Albert
dari Koln adalah seorang biarawan Ordo Dominikan yang menjadi
terkenal karena pengetahuan universalnya dan advokasi keberadaan damai
antara ilmiah dan agama. Dia dianggap sebagai salah satu filsuf Jerman
terbesar dan teolog dari Zaman Pertengahan. Dia merupakan pelajar
pertama dari Zaman Pertengahan yang menggunakan filosofi Aristoteles
ke dalam pemikiran Kristen pada masa itu. Albertus adalah seorang teolog,
filsuf, dan naturalis. Ia menulis tetang dunia tanaman, geografi,
mineralogi, sosiologi, dan astronomi. Tulisannya yang terkenal berjudul
De Meteororibus yang membahas tentang komet, asal usul sungai, angin,
petir, kilat, pelangi, dan sebagainya. Albertus menyentuh semua ilmu
pengetahuan sehingga Ia diberi gelar doktor universalis. Albertus
merupakan guru Thomas Aquinas yang dianggap sebagai filosof yang
menandai masa kejayaan skolastik.
2. Thomas Aquinas
adalah seorang filsuf dan teolog dari Italia yang sangat berpengaruh pada
abad pertengahan. Karya Thomas Aquinas yang terkenal adalah Summa
Theologiae (1273), yaitu sebuah buku yang merupakan sintesis dari filsafat
Aristoteles dan ajaran Gereja Kristen. Pada tahun 1879, ajaran-ajarannya
dijadikan sebagai ajaran yang sah dalam Gereja Katolik Roma oleh Paus
Leo XIII. Thomas Aquinas juga disebut Thomas dari Aquino (bahasa
Italia: Tommaso d’Aquino). Thomas dianggap sebagai filosof yang
menandai masa kejayaan skolastik. Thomas berusaha untuk membangun
suatu perpaduan realism antara nalar dan iman, kodrat dan adikodrat,
filsafat dan teologi. Berbeda dengan Agustinus, Ia lebih mengikuti ajaran
Aristoteles. Epistemologi Thomas lebih merupakan kelanjutan dari
epistemologi Aristoteles. Titik tolak ajaran epistemologi Thomas adalah
penerimaan terhadap pengetahuan yang bersumber pada intelektual
(intellectus agens) demikian juga kebenaran, kepastian dan sebagainya.
Thomas juga menerima keterbatasan pengetahuan manusia, namun
demikian hal itu sebagai potensi yang tidak terbatas sifatnya. Thomas
mengajarkan Allah sebagai “ada yang tak terbatas” (ipsum esse
subsistens). Allah adalah “dzat yang tertinggi”, yang mempunyai keadaan
yang paling tinggi. Allah adalah penggerak yang tidak bergerak. Tampak
sekali pengaruh filsafat Aristoteles dalam pandangannya. Dunia ini dan
hidup manusia terbagi atas dua tingkat, yaitu tingkat adikodrati dan
kodrati, tingkat atas dan bawah. Tingkat bawah (kodrati) hanya dapat
dipahami dengan mempergunakan akal. Hidup kodrati ini kurang
sempurna dan ia bisa menjadi sempurna kalau disempurnakan oleh hidup
rahmat (adikodrati). “Tabiat kodrati bukan ditiadakan, melainkan
disempurnakan oleh rahmat,” demikian kata Thomas Aquinas. Aliran
filsafat yang didasari oleh pemikiran Thomas Aquinas dinamakan sebagai
aliran Thomisme.
3. John Duns Scotus
John Duns Scotus (sekitar 1266 – 8 November 1308) adalah seorang
teolog, filsuf, dan logikawan. Sebagian orang berpendapat bahwa pada
masa jabatannya sebagai profesor di Oxford, pengujian sistematis atas apa
yang membedakan teologi dari filsafat dan sains mulai dikembangkan
dengan sungguh-sungguh. Ia adalah salah satu teolog dan filsuf yang
paling berpengaruh dari Abad Pertengahan Tinggi, dan dijuluki "Doctor
Subtilis" karena cara berpikirnya yang tajam. Duns Scotus merupakan
pengkritik ajaran Thomas yang notabene merupakan filosof paling
terkemuka di abad pertengahan. Ia setia membedakan rasio dengan iman.
Kritiknya ini dikembangkan oleh William Ockham. Aliran filsafat yang
didasarkan ajaran Duns Scotus dinamakan Scotisme.

Anda mungkin juga menyukai