FILSAFAT ILMU
Dibuat oleh :
Salah satu Safisme adalah Georgias ( 480 - 380 SM ). Ialahir di Leontinni, Sicilia.
Menurut pendapatnya yang penting adalah bagaimana dapat meyakinkan orang
lain agar menerima pendapat kita. Pemikirannya yang penting adalah :
1. Mencari keterangan tentang asal usul yang ada.
2. Bagaimana peran manusia sebagai mahluk yang mempunyai kehendak
berfikir.
3. Norma yang sifatnya umum tidak ada, yang ada norma yang individualitas
( subjektivisme ).
4. Bahwa kebenaran tidak dapat diketahui sehingga ia penganut skeptisisme.
a. ) Socrates
Ia seorang pemahat Sophroniscos, dan ibunya bernama phairnarete yang
pekerjaannya sebagai seorang bidan. Istrinya bernama Xantipe yang di kenal
sebagai seorang judes ( galak dan keras ). Setiap mengajarkan pengetahuannya
Socrates tidak memungut bayaran kepada murid - muridnya. Maka ia kemudian
oleh kaum Sofis sendiri di tuduh memberikan ajaran barunya, merusak para moral
pemuda dan menantang kepercayaan Negara. Kemudian ia di tangkap dan
akhirnya di hukum mati dengan minum racun pada umur 70 tahun yaitu pada
tahun 399 SM. Pemikiran filsafatnya untuk menyelidiki manusia secara
keseluruhan yaitu dengan menghargai nilai - nilai jasmanih dan rohaniah
keduanya tidak dapat di pisahkan karena dengan keterkaitan kedua hal tersebut
banyak nilai yang di hasilkan.
Berikut ini di uraikan tentang beberapa pemikiran Aristoteles yang terdiri dari :
1. Ajarannya tentang logik.
Suatu pengertian memuat dua golongan, yaitu subtansi dan aksidensi. dan dari
golongan tersebut terurai menjadi sepuluh macam kategori, yaitu :
Substansi ( manusia binatang )
Kuantitas ( marah, baik )
Kualitas ( marah baik )
Ralasi ( manusia )
Tempat (a di rumah, di pasar )
waktu ( sekarang, besok )
Keadaan ( duduk, berjalan )
Mempunyai ( berpakaian, bersuami )
Berbuat ( membaca, menulis ) menderita ( terpotong, Tergilas )
2. Ajarannya tentang sillogisme
3. Ajarannya tentang pengelompokan ilmu pengetahuan menjadi tiga golongan.
4. Ajarannya tentang potensia dan dinamika adalah suatu unsur yang menjadi
permacaman, sementara itu,
marfe adalah unsur yang menjadi dasar kesatuan.
5. Ajarannya tentang pengenalan.
6. Ajarannya tentang logika
7. Ajarannya tentang Negara
1. Epicurisme
sebagai tokonya Epicurus ( 341 - 271 SM ), lahir di samos dan mendapatkan
pendidikan di Athena Pokok ajaranya adalah sebagaimana agar manusia agar
manusia itu dalam hidupnya bahagia. Epicurisme bahwa agar manusia dalam
hidupnya bahagia terlebih dahulu harus memperoleh ketenangan jiwa
( Atraxia ). Terdapat tiga ketakutan dalam diri manusia, yaitu : manusia takut
pada kemarahan dewa, manusia takut pada kematian dan manusia takut
terhadap nasib.
2. Stoaisme
Sebagai tokonya adalah Zeno ( 366 - 264 SM ) yang berasal dari Citium,
Cyprus. pokok ajarannya adalah sebagai manusia dalam hidupnya dapat
bahagia. Untuk mencapai kebahagian tersebut manusia harus harmonis
terhadap dunia ( alam ) dan harmonis terhadap dirinya sendiri.
3. Skeptisisme
Tokoh Skeptisisme adalah Pyrrhe ( 360 - 270 SM ). pokok ajarannya adalah
bagaimana cara manusia agar dapat hidup berbahagia. Hal ini menengarai
bahwa sebagian besar manusia itu hidupnya tidak bahagia, sehingga manusia
sukar sekali mencapai kebijaksanaan.
4. Neoplatonisme
Tokohnya adalah Plotinus dan Ammonius. Plotinus ( 202 - 270 SM ) lahir di
Lykopolis, Mesir. Titik tolak pemkirannya filsafatnya adalah bahwa asas yang
menguasai segala sesuatu adalah satu. pemikirannya, kerena tuhan di anggap
kebaikan tertinggi dan sekaligus menjadi tujuan semua kehendak, karena
Zaman Neoplatonisme ini di warnai oleh agama, maka zaman ini di sebut
sebagai zaman mistik.
2. FILSAFAT BARAT SKOLASTIK
Istilah skolastik adalah kata sifat yang berasal dari kata school, yang
berarti sekolah. Atau dari kata schuler yang mempunyai arti kurang lebih sama
yaitu ajaran atau sekolahan. Jadi, skolastik berarti aliran atau yang berkaitan
dengan sekolah. Nama skolastik menunjuk besarnya peranan sekolah-sekolah dan
biara-biara dalam pengembangan pemikiran-pemikiran filsafat. Masa skolastik
dimulai setelah filsafat mulai mengalami masa kemandegan karena kerusuhan dan
kesulitan politik pada abad VI dan VII yang dialami oleh bangsa romawi. Karena
itulah kekaisaran romawi menjadi runtuh begitu pula dengan peradabannya.
Setelah Charlemagne (Karel Agung) berkuasa, ketentraman itu mulai
kembali. Pada saat itu ajaran gereja mulai tersebar luas di daratan Eropa dan juga
telah muncul organisasi-organisasi yang berbau gereja. Karena itu didirikanlah
sekolah-sekolah terutama untuk calon pemimpin gereja, tetapi orang biasa pun
boleh masuk di dalamnya. Yang diajarkan di sekolah-sekolah itu juga masih
merupakan ajaran lama yang disebut artes liberales (seni merdeka). Artes ini dulu
memang menjadi mata pelajaran utama di Yunani dan Roma. Ada tujuh macam
artes: grammatical, dialectica, rhetorica, geometria, aritmatica, astronomia, dan
musica. Dialektika ini sekarang disebut logika dan kemudian meliputi seluruh
filsafat.
Ada yang mengatakan bahwa skolastik adalah filsafat yang berdasarkan
agama atau kepercayaan semata. Pendapat tersebut sebetulnya sudah mengingkari
sifat filsafat skolastik karena dalam sejarahnya sudah jelas bahwa skolastik di
barat tidaklah berdasarkan wahyu. Wahyu dalam filsafat diibaratkan seperti
mercusuar tetapi bukan kemudi untuk mencapai kebenaran. Jadi filsafat skolastik
berpikir dalam penerangan agama bukan berdasarkan kebenaran wahyu semata.
Sejak abad ke-5 hingga ke-8 Masehi, pemikiran filsafat patristik mulai
merosot, terlebih lagi pada abad ke-6 dan ke-7 dikatakan abad kacau. Hal ini
disebabkan pada saat itu terjadi serangan terhadap Romawi sehingga kerajaan
Romawi beserta peradabannya ikut runtuh yang telah dibangun selama berabad-
abad.
Baru pada abad ke-8 Masehi, kekuasaan berada di bawah Karel Agung
(742–814 M) dapat memberikan suasana ketenangan dalam bidang politik,
kebudayaan, dan ilmu pengetahuan, termsuk kehidupan manusia serta pemikiran
filsafat menampakkan mulai adanya kebangkitan. Kebangkitan inilah yang
merupakan kecemerlangan abad pertengahan. Pada mulanya skolastik ini timbul
pertama kalinya di biara italia selatan dan pada akhirnya sampai berpengaruh ke
Jerman dan Belanda. Kurikulum pengajaranya meliputi studi duniawi, tata bahasa,
retorika, dialektika, ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu ukur, ilmu perbintangan dan
musik.
Tak banyak yang bisa dijelaskan di masa ini karena banyaknya kericuhan.
Tapi ada beberapa tokoh yang harus diperhatikan yang mempengaruhi filsafat
skolastik di masa ini.
1. Augustinus (354-430 M)
Augustinus lahir di Tagasta, Numidia (sekarang Algeria), pada 13 November
354. Ayahnya, Patricius adalah seorang pejabat pada kekaisaran Romawi,
yang tetap kafir sampai kematiannya pada tahun 370. Ibunya, Monnica, adalah
penganut Kristen yang amat taat. Pada tanggal 28 Agustus 430, Augustinus
meninggal dunia dalam kesucian dan kemiskinan yang memang sudah lama di
jalaninya. Menurut Augustinus dalam pemikirannya, dia mengatakan dibalik
keteraturan dan ketertiban alam semesta ini pasti ada yang mengendalikan
yaitu Tuhan. Kebenaran mutlak ada pada ajaran agama. Kebenaran berpangkal
pada aksioma bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Tuhan dari yang tidak ada
(creatio ex nihilo). Kehidupan yang terbaik adalah kehidupan bertapa dan
yang terpenting adalah cinta kepada Tuhan. Terpisah dari Tuhan tidak ada
realitas , demikian katanya (Mayer, 357).
2. Boethius (480-524 M)
Nama lengkapnya adalah Anicius Manlius Severinus Boethius, dia adalah
seorang filsuf Romawi. Ia lahir di kota Roma sekitar tahun 480 M. Boethius
pernah menjabat sebagai seorang pejabat tinggi di bawah pemerintahan
Kaisar Theodorik dan ia dituduh sebagai pengkhianat lalu dibuang ke tempat
pengasingan. Akhirnya, Boethius dihukum mati pada tahun 525 M pada
usiannya yang ke 44 tahun. Dia mendapat hukuman mati dengan tuduhan
berkhianat. Dia dianggap sebagai filosof akhir Romawi dan filosof pertama
skolastik. Boethius sekurang – kurangnya telah menerjemahkan 2 karya
Aristoteles tentang logika yaitu Categories, dan On Interpretation. Beliau
sangat terkesan dengan pemikiran yang benar melalui silogisme dalam
membenarkan argumen teologis. Dia setuju dengan pandangan bahwa logika
menyediakan jawaban terhadap setiap misteri eksistensi manusia. Bukunya
yang tekenal, Consolation of Philosophy sangat populer di abad pertengahan.
Pelajaran bidang filsafat pada masa ini adalah logika dasar yang didasari oleh
karya Aristoteles yang diterjemahkan oleh Boethius.