Anda di halaman 1dari 4

1.

Aristoteles
Aristoteles merupakan salah satu tokoh yang paling berpengaruh dan menjadi
perhatian publik. Aristoteles lahir pada tahun 384 SM di Stageira. Ayahnya
merupakan dokter pribadi raja Macedonia Amyntas. Ia hidup di lingkungan istana dan
mewarisi keahlian ayahnya yaitu mengetahui empiris. Di usia 17 tahun ia di kirim ke
Athena Untuk belajar Akademia Plato, kira-kira selama 20 tahun. Dan ia menjadi
pengajar materi logika dan retorika di Akademia Plato.1
Menurut Aristoteles, pandangan filsafat tentang etika adalah sarana untuk
mencapai kebahagian. Aristoteles berpendapat bahwa manusia harus sungguh-
sungguh merasa Bahagia, sperti menjalanjakn aktifitasnya dengan baik. Aristoteles
juga berpendapat bahwa filsafat merupakan ilmu pengetahuan yang meliputi
kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika,
ekonomi, polotik, dan estetika.2
Berpikir harus dilakukan dengan berkritik tolak pada pengertian-pengertian
sesuatu benda. Suatu perngertian memuat dua golongan, yaitu subtansi (sebagai sifat
yang umum), dan aksidensia (sebagai sifat yang secara tidak kebetulan). Aristoteles
juga berpikir bahwa pengetahuan manusia hanya dapat memunculkan dengan dua cara,
yaitu induksi dan deduksi. Induksi merupakan suatu proses perpikir yang bertolak pada
hal-hal khusus untuk mencapai kesimpulan yang sifatnya umum. Deduksi merupakan
proses berpikir yang bertolak pada dua kebenaran yang tidak diragukan lagi untuk
mencapai kesimpulan sebagai kebenaran yang ketiga. Aristoteles mengelompokkan
ilmu pengetahuan menjadi tiga golongan, yaitu:
a. Ilmu pengetahuan praktis (etika dan politik)
b. Ilmu pengetahuan produktif (Teknik dan kesenian)
c. Ilmu pengetahuan teoretis (fisika, matematika, metafisika)

Karya-karya Aristoteles:
a. Logika
 Categoriac (Kategori-kategori)
 De interpretation (perihal penafsiran)
 Analytics priora (analitika logika yang lebih dahulu)
 Analytica posteriora (analitika logika yang kemudian)
1
Asmoro Achmadi, FILSAFAT UMUM (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2010).
2
A Dardlri, “ETIKAP,ENGEMBANGAN· DIRIMENURUT ARISTOTELES,” n.d.
 Topica
 De sophistics elencichis (tentang cara berargumentasi kaum sofis)
b. Filsafat Alam
 Phisica
 De caelo (perihal langit)
 De generation et corruptione (tentang timbul-hilangnya makhluk-makhluk
jasmani)
 Meteorologica (ajaran tentang badan-badan jagad raya)
c. Psikologi
 De anima (perihal jiwa)
 Parva naturalia (karangan-karangan kecil tentang pokok-pokok alamiah)
d. Biologi
 De partibus animalium (perihal bagian-bagian binatang)
 De mutu animalium (perihal gerak bintang)
 De incessu animalium (tentang binatang yang berjalan)
 De generation animalium (perihal kejadian binatang-binatang)
e. Metafisika
f. Etika
g. Politik dan ekonomi
h. Retorika dan poetika

2. Filsafat Hellenisme

Pada pemerintahan Alexander agung (356-23 SM) atau Iskandar Zulkarnain


Raja Macedonia di mulailah Filsafat Hellenisme.3 Pada zaman ini terjadi pergeseran
pemikiran filsafat, dari filsafat teoritis menjadi filsafat praktis.4 Pada dasarnya
kehadiran filsafat hellenisme akibat munculnya pemikiran falsafi dalam melakukan
perubahan-perubahan dalam bidang kesusastraan, agama, dan keadaan bangsa-bangsa
pada waktu itu.
Hellenisme diambil dari kata Yunani, Hellass. Hellenisme adalah gerakan atau
corak keudayaan Yunani yang berkembang pada saat itu, yakni semasa Kekaisaran

3
Achmadi, FILSAFAT UMUM.
4
muzairi,M.Ag, Filsafat Umum (yoyakarta: teras, 2015).
Iskandar Agung. Kebudayaan Hellenisme selama kerjaan Romawi, berpusat di tiga
kota besar, yakni: Athena, Alexandria (di Mesir), dan Antiochia (di Syiria). Ditempat-
tempat tersebut pengaruh Hellenisme sangat signifikan sehingga melahirkan corak
aliran filsafat yang menonjol pada masa tersebut, yakni Stoisisme. Epikurisme, dan
Skeptisme.5

Hellenisme adalah suatu perkembangan pemikiran yang tidak dapat dilepaskan


dari sejarah pemikiran Yunani kuno.

Setelah filsafat Yunani klasik mencapai puncaknya dengan munculnya


Aristoteles, maka setelah Aristoteles meninggal dunia, pemikiran filsafat Yunani
merosot. Karena 5 abad sepeninggalan Aristoteles terjadi kekosongan, sehingga tidak
ada ahli pikir yang menghasilkan buah pemikiran filsafatnya seperti Plato atau
Aristoteles

a. Epicurisme
Tokohnya adalah Epicurus (341-271 SM) Pokok ajarannya adalah
bagaimana manusi itu dalam gidupnya bahagia. Epicurus mengemukakan
bahwa agar manusia dalam Bahagia terlebihh dahulu harus memperoleh
ketenangan jiwa (ataraxia).
b. Stoaisme
Tokohnya adalah Zeno (366-246 SM) Pokok ajarannya adalah bagaimana
manusia dalam kehidupannya dapat Bahagia. Untuk mencapai
kebahagiaan tersebut manusia harus harmoni terhadap dunia (alam) dan
harmoni dengan dirinya sendiri.
c. Skeptisme
Tokohnya adalah Pyrrhe (360-270 SM). Pokok ajarannya adalah
bagaimana manusia dalam kehidupannya dapat Berbahagia. Hal ini ia
mengenarai bahwa Sebagian besar manusia itu hidupnya tidak Bahagia.
Sehingga manusia sukar sekali mencapai kebijaksanan. Manusia perlu
untuk tidak mengambil keputusan karena oorang yang tidak pernah
mengambil keputusan itu disebut orang yang tidak pernah keliru.
d. Neoplatonisme
5
Drs. Warsito Loekisno Choiril,M. Ag. DKK, Pengantar Filsafat (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2011).
Tokohnya adalah Plotinus dan Ammonius Saccas. Pemikirannya, karena
Tuhan merupakan isi dan titik tolak pemikirannya, Tuhan dianggap
sebagai kebaikan tertinggi dan sekaligus menjadi tujuan semua kehendak.6

Referensi

Achmadi, Asmoro. FILSAFAT UMUM. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2010.


Dahlan Thalib, Muhammad. “FILSAFAT ISLAM: UNSUR-UNSUR HELLENISME DI
DALAMNYA” V5 no1, no. vol 5 no 1 (2017) (2017): 73.
Dardlri, A. “ETIKAP,ENGEMBANGAN· DIRIMENURUT ARISTOTELES,” n.d.
Loekisno Choiril,M. Ag. DKK, Drs. Warsito. Pengantar Filsafat. Surabaya: IAIN Sunan
Ampel Press, 2011.
muzairi,M.Ag. Filsafat Umum. yoyakarta: teras, 2015.

6
Muhammad Dahlan Thalib, “FILSAFAT ISLAM: UNSUR-UNSUR HELLENISME DI DALAMNYA” V5 no1, no. vol 5
no 1 (2017) (2017): 73.

Anda mungkin juga menyukai