“Philosophy means one’s general view of life of men, of ideals, and of values, in this
sense every one has a philosophy of life”
Kesepakatan para ahli:
(Burhanuddin Salam)
Aristoteles (384-322),
murid Plato (427-347)
(dalam bukunya Metaphysica):
“Semua orang menurut kodratnya ingin mengerti”
Pengertian Pengetahuan
Ciri-ciri berfikir filsafat:
1.Radikal
2.Sistemik
3.Universal
Radikal:
Logis, bergerak selangkah demi selangkah dengan saling hubungan yang teratur
Universal:
2. Epistimologi
(‘Bagaimana/ Metode Ilmiah’)
3. Aksiologi
(‘untuk apa & bernilai apa’)
Istlah-Istilah
• Antropologi Filsafati
• Bagian Integral
• Esensi manusia
• Etika
• Kosmologi
• Epistimologi
• Estetika
• Ontologis
• Menginterpretasi
• Ekspresi
• Empiris
• Obsevasional
• Eksperimental
• Metafisik
• Spiritual
• Universal
• Nilai-Nilai
• Manipulasi
• Sintesis
• Refleksi
• Positivistik
• Fragmentaris
• organisme
• Eksistensial
• Pranata sosial
• Akumulasi
• Ektensif, Intensif dan Kritis
• Visi
• Emosionalitas
• Proses kognitif
• An sich
• Dehumanisasi
• Eksploitasi manusia
• Simplifikasi
• Ambigu
• Artifisial
Kegunaan Pelajaran Filsafat
(Burhanuddin Salam)
1. Filsafat sebagai sumber segala Kebenaran, dan mengharapkan darinya Kebahagiaannya yang Tulen dan jawaban atas segala pertanyaan-pertanyaan hidup.
2. Sebagai “Obrolan Belaka”/ “Omong kosong” yang
sama sekali tak ada artinya bagi kehidupan sehari-hari.
3. (sebagai Langkah Kompromistis) :
Filsafat sebagai suatu yang sangat berharga, sambil menyadari batas batas kenisbian Filsafat.
Faktor keterbatasan akal tentang ;”Ada”, Dunia, Manusia, Hidup dan Tuhan.
Plato
“Filsafat itu memberi kepuasan kepada keinginan manusia akan pengetahuan yang
tersusun dengan tertib, tentang kebenaran”.
Alfred North Whitehead
(1861-1947)
“Filsafat adalah Keinsyafan dan Pandangan jauh ke depan dan suatu kesadaran akan hidup pendeknya, kesadaran akan kepentingan
yang memberi semangat kepada seluruh peradaban”
Prof. Sutan Takdir Alisyahbana
(STA)
Berfilsafat, berarti mengatur hidupnya, seinsyaf-insyafnya, sesentral-sentralnya dengan perasaan bertanggung jawab.
“Hakekat manusia itu terletak dalam hasratnya dalam berkomunikasi untuk bersatu dengan person / pribadi lain dengan percaya”.
Catatan: Manusia itu terdiri jasmani dan Rohani, Immanent (berada di dalamnya dan Transcendent mengatasi dunia material sebagai Rohani)
2.Agar Berkepribadian
sempurna, seseorang idealnya
memiliki kebijaksanaan,
mempertahankan sikap yang
obyektif (terhadap diri dan
dunianya nya)
3.Mengajar dan melatih berpandangan luas,
mengatasi ke”aku”an (ilmiah).
4. Agar “Mandiri” di bidang Kerohanian hingga bersikap Kritis
untuk menemukan Kebenaran, dari manapun sumbernya.
Sejarah Filsafat
(Prof.Dr Sutardjo A Wiramiharja, Psi)
a. Masa awal
b. Masa Keemasan
c. Masa Helenitas dan Romawi
a.Masa Awal
Yang lain :
Herakleitos, Pythagoras, Parmenides, Demokritos
b.Masa Keemasan
Tokoh-tokohnya:
Gagasan/jiwa dapat dihidupkan lagi sejak manusia melepaskan diri dari dunia jasmani.
Aristoteles
(384 SM-322 SM)
Stoisisme, Epikurisme,
Skeptisisme, Eklektisisme, dan
Neoplatonisme
Stoisisme
Pendiri : Zeno
(Kition, Athena, sekitar 300 SM)
Orang bijaksana akan mendapat kebahagiaan karena mampu membatasi diri, terutama dalam mencari kesenangan rohani.
Skeptisisme
Tokohnya: Pyrrho (365-275 SM).
Aliran ini lebih merupakan kecenderungan masyarakat luas untuk memetik berbagai unsur filsafat dari berbagai
aliran dalam menghadapi berbagai permasalahan dan tidak sampai pada kesatuan pemikiran
Neoplatonisme
Tokohnya : Plotinus (203/4- 269/270 M, Mesir)
a. Zaman Patristik
Prinsip perkembangannya
berbeda dengan evolusi
Darwin karena tidak
mengandung mutasi gen.
Manusia, jiwanya terkurung
tubuh.
-Lainnya;
Descartes, Leibnitz, Wolf, Locke, Hume dan Berkeley.
IV. Zaman Modern
Metode IPA, mencari Norma melalui metode Nomotetis dengan mengadakan penelitian-
penelitian untuk mencapai Generalisasi
V.Pascamodernisme
1. Descartes (Bapak Filsafat Modern asal Perancis), sebagai penganut dualisme tentang manusia (Material-spiritual)
Hakekat Manusia= hakekat alam semesta yakni
Ada dua aliran filsafat manusia yang terbesar & tertua yakni Materialisme dan Idealisme.
(lainnya adalah reaksi atas keduanya),
Materialisme
meyakini bahwa esensi manusia bersifat material atau fisik
Para idealis meyakini bahwa ada kekuatan atau kenyataan spiritual dibalik penampakan atau kejadian.
Esensi dari kenyataan spiritual adalah berfikir (res cogitan) dalam bentuk rasionalitas, berperasaan, berkehendak, kreatif dll
Mereka tidak menolak kekuatan-kekuatan fisik/material dan hukum-hukum alam.
Hanya saja hal- hal tersebut merupakan manifestasi dari kekuatan atau kenyataan yang sejati dan lebih tinggi
yakni Roh Absolut /Tuhan
(Hegel, 1770-1831)
Dalam filsafat Plotinus,
Yang absolut disebut juga sebagai
yang Esa/ The One yang memiliki kesempurnaan yang mutlak, yang secara in heren melimpahkan kepada nous/ akal/ mind dan melimpahkan ke
Jiwa/Psyche/The Soul.
1. Tahap estetis
orientasi hidup manusia sepenuhnya diarahkan untuk mendapatkan kesenangan dikuasai naluri naluri seksual (libido), hedonistik bertindak menurut suasana
hati (mood)
2. Tahap Etis
ada semacam pertobatan dari tahap estetis.
Individu mulai menerima kebajikan moral dan mengikatkan dirinya pada nilai nilai moral tersebut.
Hedonisme digantikan ke nilai nilai universalisme
menerima lembaga perkawinan
3. Tahap Religius
Keotentikkan hidup manusia sebagai
subyek atau ‘Aku’ baru akan tercapai kalau
individu , dengan ‘mata tertutup’, lompat
dan meleburkan diri dalam realitas Tuhan.
Lompatan ini lebih sulit bagi individu
karena tiadanya pertimbangan
rasionalitas, kecuali Iman.
Kesulitan lain adalah meninggalkannya
obyektivitas menuju subyektifitas yang
tidak ‘masuk akal’
Tahap-tahap Perkembangan Akal budi
Manusia
(Auguste Comte)
• 1. Tahap Teologis
• 2.Tahap Metafisis
• 3. Tahap Positif
1.Tahap Teologis
segala kejadian adalah penuh misteri, termasuk kejadian manusia sendiri sebagai bagian dari alam.
ada 3 tahapan:
Animisme, Politeisme, Monoteisme
2.Tahap Metafisis
Pada tahap ini gejala alam tidak dijelaskan secara a priori, tapi melaui eksperimen, observasi dan komparasi yang ketat dan diteliti.
FILSAFAT EKSISTENSIALISME
Merupakan gaya berfilsafat, yang memandang pokok utamanya ialah manusia dan cara beradanya yang khas
ditengah-tengah makhluk lainnya.
Khas, karena penekananya yang berbeda dengan Materialisme dan spiritualisme
Materialisme, memandang materi sebagai
dasar segala apa yang ada (material
reductionism)
manusia adalah agen yang sadar, bebas memilih, dan menentukan setiap tindakannya
selain itu, manusia tidak pernah diam, tapi (becoming) dari sesuatu sebelumnya
Psikologi Humanistik dipelopori oleh Abraham Harold Maslow
(Lahir 01 April 1908, di New York)
Hanya manusia yang patut dijadikan subyek pemahaman tingkah laku manusia
c. Pembawaan manusia, baik
1. Physiological Needs
kebutuhan fisiologis
2.safety/Security Needs
Kebutuhan akan rasa aman
3.Social Needs
kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih saying
4.Esteem needs
kebutuhan akan penghargaan
5. Self-actualization needs
kebutuhan aktualisasi diri
INDIVIDU DAN PERSON
Manusia diperlakukan sebagai nomor saja, yang bisa digantikan oleh nomor yang lain
Adapun keunikan Person/sebagai pribadi berdasarkan pada kerohanian.
Dalam filsafat Komunisme, keunikan manusia sebagai person kurang diakui, manusia hanya sebagai nomor saja
Manusia Makhluk Multidimensioal
terdiri dari :