Anda di halaman 1dari 104

FILSAFAT

Asal Kata : Filos dan


https://meet.google.com/yxq-mbnz-jht
Sophia.
Filos = Cinta / Sahabat
Sophia = Pengetahuan
/Bijaksana
Filsafat :

Sebagai suatu cara berfikir yang


radikal dan menyeluruh, suatu
cara berfikir mengupas sesuatu
sedalam-dalamnya
(Jujun S.Suriasumantri)
Henderson:

“Philosophy means one’s general view of life of men, of ideals, and of values, in this
sense every one has a philosophy of life”
Kesepakatan para ahli:

1. Filsafat adalah bentuk “mengerti”


2. Filsafat termasuk ilmu pengetahuan
3. Filsafat mengatasi lain-lain ilmu.
Catatan:
Mengatasi ;
lebih mendalam,
universal,
sesuai kodrat manusia.

(Burhanuddin Salam)
Aristoteles (384-322),
murid Plato (427-347)
(dalam bukunya Metaphysica):
“Semua orang menurut kodratnya ingin mengerti”

Pengertian  Pengetahuan
Ciri-ciri berfikir filsafat:

1.Radikal

2.Sistemik

3.Universal
Radikal:

Berfikir sampai ke akar-akarnya, tidak tanggung-tanggung, sampai pada konsekuesi


yang terakhir.
Sistematis:

Logis, bergerak selangkah demi selangkah dengan saling hubungan yang teratur
Universal:

Mencakup secara keseluruhan (alam semesta), tidak khusus/sepotong-sepotong


Upaya Manusia dalam memperoleh Pengetahuan (Jujun,SS):
1. Ontologi
(‘Apa, empiris,Agama ?’)

2. Epistimologi
(‘Bagaimana/ Metode Ilmiah’)

3. Aksiologi
(‘untuk apa & bernilai apa’)
Istlah-Istilah
• Antropologi Filsafati
• Bagian Integral
• Esensi manusia
• Etika
• Kosmologi
• Epistimologi
• Estetika
• Ontologis
• Menginterpretasi
• Ekspresi
• Empiris
• Obsevasional
• Eksperimental
• Metafisik
• Spiritual
• Universal
• Nilai-Nilai
• Manipulasi
• Sintesis
• Refleksi
• Positivistik
• Fragmentaris
• organisme
• Eksistensial
• Pranata sosial
• Akumulasi
• Ektensif, Intensif dan Kritis
• Visi
• Emosionalitas
• Proses kognitif
• An sich
• Dehumanisasi
• Eksploitasi manusia
• Simplifikasi
• Ambigu
• Artifisial
Kegunaan Pelajaran Filsafat
(Burhanuddin Salam)

1. Filsafat sebagai sumber segala Kebenaran, dan mengharapkan darinya Kebahagiaannya yang Tulen dan jawaban atas segala pertanyaan-pertanyaan hidup.
2. Sebagai “Obrolan Belaka”/ “Omong kosong” yang
sama sekali tak ada artinya bagi kehidupan sehari-hari.
3. (sebagai Langkah Kompromistis) :
Filsafat sebagai suatu yang sangat berharga, sambil menyadari batas batas kenisbian Filsafat.

Faktor keterbatasan akal tentang ;”Ada”, Dunia, Manusia, Hidup dan Tuhan.
Plato

Berfikir dan Memikirkan


sebagai suatu Nikmat yang Luar biasa, sehingga Filsafat diberi predikat sebagai keinginan yang maha berharga
Rene Descartes
(Bapak Filsafat Modern)

“Cogito ergo sum”


Karena Berfikir maka saya ada

Ia selalu menyangsikan segala sesuatu.

Sangsi Berfikir Ada


Dr. Oemar A. Hoesin

“Filsafat itu memberi kepuasan kepada keinginan manusia akan pengetahuan yang
tersusun dengan tertib, tentang kebenaran”.
Alfred North Whitehead
(1861-1947)

“Filsafat adalah Keinsyafan dan Pandangan jauh ke depan dan suatu kesadaran akan hidup pendeknya, kesadaran akan kepentingan
yang memberi semangat kepada seluruh peradaban”
Prof. Sutan Takdir Alisyahbana
(STA)

Berfilsafat, berarti mengatur hidupnya, seinsyaf-insyafnya, sesentral-sentralnya dengan perasaan bertanggung jawab.

Bertanggung jawab kepada: Tuhan,alam dan kebenaran.


Catatan STA:
Filasafat penting bagi setiap bangsa, karena yang menjadi intisari dan jiwa suatu
kebudayaan di tempat dan masa itu adalah buah pikiran dari ahli pikir bangsa pada tempat
dan masa itu.
Gabriel Marcell

“Hakekat manusia itu terletak dalam hasratnya dalam berkomunikasi untuk bersatu dengan person / pribadi lain dengan percaya”.

Percaya kepada “Toi absolu” /Tuhan


Tujuan Umum Pelajaran Filsafat
(Burhanuddin Salam)

1.Lebih menjadi Manusia, lebih mendidik dan membangun diri sendiri.

Catatan: Manusia itu terdiri jasmani dan Rohani, Immanent (berada di dalamnya dan Transcendent mengatasi dunia material sebagai Rohani)
2.Agar Berkepribadian
sempurna, seseorang idealnya
memiliki kebijaksanaan,
mempertahankan sikap yang
obyektif (terhadap diri dan
dunianya nya)
3.Mengajar dan melatih berpandangan luas,
mengatasi ke”aku”an (ilmiah).
4. Agar “Mandiri” di bidang Kerohanian hingga bersikap Kritis
untuk menemukan Kebenaran, dari manapun sumbernya.
Sejarah Filsafat
(Prof.Dr Sutardjo A Wiramiharja, Psi)

I. Zaman Yunani Kuno (600 SM -200 M)


II. Zaman Pertengahan (200 M-1500 M)
III. Zaman Pencerahan (1500 M-1700M)
IV. Zaman Modern (1700 M- 2000 M)
V. Zaman Pasca Modern (2000M - . . . .)
I. Zaman Yunani Kuno

a. Masa awal
b. Masa Keemasan
c. Masa Helenitas dan Romawi
a.Masa Awal

Tiga nama besar:


Thales, Anaximandros (murid Thales), Anaximenes (murid Thales)

Yang lain :
Herakleitos, Pythagoras, Parmenides, Demokritos
b.Masa Keemasan

Tokoh-tokohnya:

Perikles, Protagoras, Socrates (470 SM-399 SM)

Metode Socrates; Bertanya secara tajam dan Kritis


Plato
(427 SM- 347 SM)
Ia murid Socrates.
Membagi realitas ada dua (Gagasan dan Jasmani)

Manusia: memiliki dua realitas tersebut (Jiwa dan Tubuh).

Gagasan/jiwa dapat dihidupkan lagi sejak manusia melepaskan diri dari dunia jasmani.
Aristoteles
(384 SM-322 SM)

Ia murid Plato (Lulusan Akademia Plato)


Pendiri sekolah Lykeion/Lyceum (Latin)
Pernah menjadi Guru Alexander Agung (The Great)
c. Masa Helenitas dan Romawi

Tokohnya Alexsander Agung


bermunculan berbagai aliran
Filsafat, antara lain :

Stoisisme, Epikurisme,
Skeptisisme, Eklektisisme, dan
Neoplatonisme
Stoisisme
Pendiri : Zeno
(Kition, Athena, sekitar 300 SM)

Jiwa Manusia merupakan bagian dari Logos (ratio).


Manusia dapat hidup bahagia dan bijaksana jika mengikuti rationya sehingga menguasai nafsu-nafsunya dan mengendalikan diri secara sempurna.
Epikurisme
Tokohnya ; Epikuros (341-270 SM di Athena)
Pembangkit atomisme Demokritos.

Orang bijaksana akan mendapat kebahagiaan karena mampu membatasi diri, terutama dalam mencari kesenangan rohani.
Skeptisisme
Tokohnya: Pyrrho (365-275 SM).

Kemampuan Manusia tidak akan sampai pada kebenaran yang mutlak.


Eklektisme
Tokohnya: Cicero( 106-43 SM, Roma)

Aliran ini lebih merupakan kecenderungan masyarakat luas untuk memetik berbagai unsur filsafat dari berbagai
aliran dalam menghadapi berbagai permasalahan dan tidak sampai pada kesatuan pemikiran
Neoplatonisme
Tokohnya : Plotinus (203/4- 269/270 M, Mesir)

sebagai sintesis dari semua aliran pemikiran saat


itu.

Sistem Filsafat Plotinus adalah Kesatuan yang


disebut Allah, atau “yang Satu”
(to Hen).
Artinya: semua berasal dan kembali pada “Yang
Satu” itu.

Sejalan dengan: Innalillahi wainna ilaihi


Rooji’un
Merupakan aliran filsafat
yang dianggap filsafat baru
dalam filsafat Yunani Kuno,
menjadi aliran intelektual
yang dominan yang tampak
bersaing dengan dunia
Kristen (Teologi Kristiani).
II. Zaman Pertengahan
(200-1500)

a. Zaman Patristik

b. Zaman awal Skolastik

c. Zaman Keemasan Skolastik

d. Masa akhir Abad pertengahan


a.Zaman Patristik

Mulai ada hubungan yang erat antara Filsafat dengan agama.

Patristik: Patres (Latin)= Bapak.

Tokoh terbesar Augustinus (354-430)


Hasil pemikiran Augustinus:

1.Iluminasi atau Penerangan:

Allah adalah Guru yang


tinggal dalam batin kita dan
menerangi Roh kita
(manusia)
2. Dunia Jasmani:

Prinsip perkembangannya
berbeda dengan evolusi
Darwin karena tidak
mengandung mutasi gen.
Manusia, jiwanya terkurung
tubuh.

Sumber kejahatan bukan


pada Tubuh tapi dari dosa
yang berasal dari kehendak
bebas.
Zaman awal skolastik
Tokoh terbesar: Anselmus (1033-1109).
Hasil pemikrannya: Credo ut intelligam (saya percaya supaya saya mengerti)
3.Zaman Keemasan Skolastik
Terjadi pada abad ke-13.

ada tiga hal penting yaitu:


a. Berdirinya universitas-Universitas pada
tahun 1200an

b. Terbentuknya Ordo- ordo (Studium


Generale/Rumah Studi)

c. Penemuan (kembali) karya Filsafat


Yunani
4.Masa Akhir Abad Pertengahan
Terjadi pada akhir abad XIV.
Tokohnya:
a. Johanes Buridanus (1298-1359) /Paris.
b. Thomas Bradwardine (1300-1349)/Oxpord.
c. Gulielmus (1285-1349)/Ockham-Inggris.
Pemikirannya cenderung pada Empirisme.
5. Zaman Pencerahan
(1500-1700)

Disebut juga Enlightment; Aufklaerung.

Masa peralihan antara Zaman Pertengahan dan Zaman Modern


Tokoh-tokohnya:

-Michel de Montaigne (1533-1592)

-Lainnya;
Descartes, Leibnitz, Wolf, Locke, Hume dan Berkeley.
IV. Zaman Modern

1.Rasionalisme, Empirisme dan Kritisisme


2.Dialektika Idealisme dan Dialektika Materialisme
3. Fenomenologi dan Eksistensialisme
Abad Modern, dapat disebut abad ilmiah.

Metode IPA, mencari Norma melalui metode Nomotetis dengan mengadakan penelitian-
penelitian untuk mencapai Generalisasi
V.Pascamodernisme

1. Pascamodernisme dalam Perspektif Sejarah


2. Pasca Modernisme Wittgenstein
1. Pascamodernisme dalam Perspektif
Sejarah

• a. Abad 5/6 SM, Pra-Socrates / abad Mitologi


dan sastra drama,
• b. Abad 5/6 SM- 2 M, Yunani Kuno/abad
Filsafat
• c. Abad 2-16/17, Abad Tengah/Abad Agama.
• d. Abad 17-20, Abad Ilmu Pengetahuan/ Abad
Modern
• e. Abad 21-Abad Pasca Modernisme,
2. Pascamodernisme Wittgenstein

Tokohnya : Ludwig Wittgenstein (1889-1951)

“Bahasa Menciptakan Realitas, Bukan Bahasa sebagai Cermin Masyarakat”


Pascamodernisme Menolak :
model pendekatan ilmiah Psikologi bahwa untuk memahami
perilaku manusia sama dengan yang digunakan ahli Ilmu Alam.
Manusia, siapakah dia ?

Bukan benda, namun hukum-hukum jasmaniah


berlaku baginya

bukan tumbuhan, tetapi sama karena


tergantung lingkungannya
bukan hewan, tetapi semua hukum hayati
berlaku baginya

bukan Roh, tetapi makhluk rohaniah dengan


segala kegiatannya yang khas rohaniah
(Adelbert, S)
Manusia makhluk yang bertanya yang dijawab dengan Refleksi Filosofis ( tidak dengan
matematika, fisika, biologi)

sebagai makhluk Rohaniah, ia berperan sebagai subyek sekaligus obyek


Sternberg dan Grigorenko, 2001
(Tokoh Pascamodernisme),
mengusulkan:

Yang terbaik masalah-masalah


Psikologi dapat diselesaikan
dengan pendekatan dari perspektif
multiple.
Esensi, hakikat,Struktur dasar manusia;
menurut beberapa filsuf:
(Zainal Abidin)

1. Descartes (Bapak Filsafat Modern asal Perancis), sebagai penganut dualisme tentang manusia (Material-spiritual)
Hakekat Manusia= hakekat alam semesta yakni

res extensa (substansi keluasan) teraktualisasi pada tubuh,


dan res cogitans (substansi berfikir) teraktualisasi pada jiwa.
Schopenhauer:
“Kehendak buta”
sebagai prinsip dasar yang
menggerakkan alam semesta dan
manusia

kehendak buta pada manusia, suatu


kehendak yang tidak disadari, tidak
rasional, tetapi naluriah (instingtif).
(Zainal Abidin, hal.8)
Henry Bergson
(Filsuf Spiritual asal Perancis):
“Elan vital”, suatu energi hidup/daya
pendorong hidup; sebagai sumber
yang memungkinkan segala
pergerakan dalam kehidupan dan
dalam tindak tanduk manusia.
Nietzsche (Filsuf Jerman):
“Wille zur Macht” Kehendak
berkuasa sebagai energi
yang memungkinkan
peredaran alam dan perilaku
manusia
Karl Marx:
Materi sebagai hakikat manusia.

Alat produksi serta hubungan-


hubungan produksi sebagai
kekuatan kekuatan yng
menentukan kesadaran dan
perilaku manusia
Edmund Husserl:
“Aku transedental” aktivitas
aktivitas kesadaran manusia
sebagai sumber kegiatan
manusia dan pemaknaan
hidup
ESENSI MANUSIA

Ada dua aliran filsafat manusia yang terbesar & tertua yakni Materialisme dan Idealisme.
(lainnya adalah reaksi atas keduanya),
Materialisme
meyakini bahwa esensi manusia bersifat material atau fisik

• Menempati ruang dan waktu

• Memiliki keluasan (res extensia)

• Obyektif (bisa diukur, dikuantifikasi dan


diobservasi)

• Spiritualitas harus ditolak keberadaannya


Psikologi dan sosiologi termasuk materialisme jika berasumsi bahwa obyek kajiannya
adalah perilaku manusia

dhi; Psikobiologi dan Psikologi behavioristik


Alasan-alasannya
• Gejala mental adalah gejala mekanistik, elektris
dan kimiawi dalam otak dan system saraf
• Secara obyektif bisa dikuantifikasi

• Sesuai hukum sebab akibat (stimulus-respon)

• Perilaku manusia ditentukan stimulus ekternal


sebagai obyek yang pasif mekanistis, tidak
mempunyai kehendak menentukan dirinya sendiri
Idealisme juga disebut spiritualisme.

Para idealis meyakini bahwa ada kekuatan atau kenyataan spiritual dibalik penampakan atau kejadian.

Esensi dari kenyataan spiritual adalah berfikir (res cogitan) dalam bentuk rasionalitas, berperasaan, berkehendak, kreatif dll
Mereka tidak menolak kekuatan-kekuatan fisik/material dan hukum-hukum alam.

Hanya saja hal- hal tersebut merupakan manifestasi dari kekuatan atau kenyataan yang sejati dan lebih tinggi
yakni Roh Absolut /Tuhan
(Hegel, 1770-1831)
Dalam filsafat Plotinus,
Yang absolut disebut juga sebagai
yang Esa/ The One yang memiliki kesempurnaan yang mutlak, yang secara in heren melimpahkan kepada nous/ akal/ mind dan melimpahkan ke
Jiwa/Psyche/The Soul.

Proses pelimpahan ini disebut Emanasi


(Kamaluddin, hal 123)
Perilaku manusia bersifat Teleologis (bertujuan ), di mana jiwa mengaktualisasikan
nilai-nilai pribadinya, norma, hukum di masyarakat dan agama yang diyakininya.
(Zainal Abidin, hal.29)
Existentialisme
yang mengungkap eksistensi
manusia sebagaimana yang
dialami oleh manusia itu sendiri.
Existensi berasal dari:
Exs = Keluar
sister= ada atau berada

sesuatu yang sanggup keluar dari keberadaannya


Atau
sesuatu yang melampaui dirinya sendiri
Hanya manusia yang berkarakter existere, berexistensi,
yang sanggup keluar dari dirinya sendiri.
Why ?
Manusia berusaha mencari jawaban tentang kesenangan,kebebasan,
kecemasan, penderitaan. Kebahagiaan, kesepian, harapan dan sebagainya
Tahap-tahap eksistensi manusia

(Soren Aabye Kierkegaard dalam Zainal Abidin, 2014)

1. Tahap estetis
orientasi hidup manusia sepenuhnya diarahkan untuk mendapatkan kesenangan dikuasai naluri naluri seksual (libido), hedonistik bertindak menurut suasana
hati (mood)
2. Tahap Etis
ada semacam pertobatan dari tahap estetis.
Individu mulai menerima kebajikan moral dan mengikatkan dirinya pada nilai nilai moral tersebut.
Hedonisme digantikan ke nilai nilai universalisme
menerima lembaga perkawinan
3. Tahap Religius
Keotentikkan hidup manusia sebagai
subyek atau ‘Aku’ baru akan tercapai kalau
individu , dengan ‘mata tertutup’, lompat
dan meleburkan diri dalam realitas Tuhan.
Lompatan ini lebih sulit bagi individu
karena tiadanya pertimbangan
rasionalitas, kecuali Iman.
Kesulitan lain adalah meninggalkannya
obyektivitas menuju subyektifitas yang
tidak ‘masuk akal’
Tahap-tahap Perkembangan Akal budi
Manusia
(Auguste Comte)

• 1. Tahap Teologis

• 2.Tahap Metafisis

• 3. Tahap Positif
1.Tahap Teologis
segala kejadian adalah penuh misteri, termasuk kejadian manusia sendiri sebagai bagian dari alam.

ada 3 tahapan:
Animisme, Politeisme, Monoteisme
2.Tahap Metafisis

merupakan tahapan transisi dari tahap teologis ke tahap Positif.


Manusia mulai menyingkirkan penjelasan yang Irrasional menuju rasional meski masih sebatas modifikasi artifisial saja.
3.Tahap Positif
Perumpamaan Comte :
Sebagai anak kita menjadi seorang Teolog, sebagai remaja kita menjadi ahli metafisika, dan sebagai orang dewasa kita menjadi ahli ilmu
alam.

Pada tahap ini gejala alam tidak dijelaskan secara a priori, tapi melaui eksperimen, observasi dan komparasi yang ketat dan diteliti.
FILSAFAT EKSISTENSIALISME

Merupakan gaya berfilsafat, yang memandang pokok utamanya ialah manusia dan cara beradanya yang khas
ditengah-tengah makhluk lainnya.
Khas, karena penekananya yang berbeda dengan Materialisme dan spiritualisme
Materialisme, memandang materi sebagai
dasar segala apa yang ada (material
reductionism)

Spiritualisme, memandang Roh, sebagai


kenyataan satu-satunya (spiritual
reductionism)

Eksistensialisme berpangkal pada manusia


sebagai eksistensi
Filsafat Eksistensialisme dan Psikologi Humanistik

manusia adalah agen yang sadar, bebas memilih, dan menentukan setiap tindakannya

selain itu, manusia tidak pernah diam, tapi (becoming) dari sesuatu sebelumnya
Psikologi Humanistik dipelopori oleh Abraham Harold Maslow
(Lahir 01 April 1908, di New York)

ia menyebutnya sebagai a third force (selain Psikoanalisis dan Behaviorisme)


Dasar Psikologi Humanistik

a. Individu sebagai keseluruhan yang integral


(tidak elementalistik)
b. Ketidak relevanan penyelidikan dengan hewan

Hanya manusia yang patut dijadikan subyek pemahaman tingkah laku manusia
c. Pembawaan manusia, baik

minimal netral. Kejahatan disebabkan pengaruh lingkungan.

Hal tersebut berbeda menurut Freud


d.Potensi kreatif manusia

seringkali terhambat lingkungannya


Teori Hierarki Kebutuhan
(Hierarchy of needs)
Piramida Kebutuhan manusia

1. Physiological Needs
kebutuhan fisiologis
2.safety/Security Needs
Kebutuhan akan rasa aman
3.Social Needs
kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih saying
4.Esteem needs
kebutuhan akan penghargaan
5. Self-actualization needs
kebutuhan aktualisasi diri
INDIVIDU DAN PERSON

Individu lebih pada dimensi Kuantitatif dan Numerik.

Person lebih pada dimensi Kualitatif


Keunikan individu sulit dibedakan.

Manusia diperlakukan sebagai nomor saja, yang bisa digantikan oleh nomor yang lain
Adapun keunikan Person/sebagai pribadi berdasarkan pada kerohanian.

Dalam filsafat Komunisme, keunikan manusia sebagai person kurang diakui, manusia hanya sebagai nomor saja
Manusia Makhluk Multidimensioal
terdiri dari :

Badan ( termasuk dunia benda)

jiwa (termasuk dunia makhluk hidup)

Roh (Bertransendensi terhadap dunia benda dan dunia makhluk hidup)


Manusia sering disebut Mikrokosmos

Anda mungkin juga menyukai