Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi Aristoteles

Aristoteles adalah filsuf dan ilmuwan Yunani kuno yang hidup antara tahun 384-
322 SM.Aristoteles lahir pada tahun 384 SM di Stagria,Chalcidice,Yunani utara.Ia lahir
dari keluarga dokter. Ayahnya ,Nicomachus,bekerja sebagai dokter istana pada masa Raja
Amyntus III dari Makedonia. Ketika menginjak usia 17 tahun,Aristoteles pergi ke athena
untuk belajar ke pada Plato. Aristoteles adalah murid plato paling berbakat, yang
menghabiskan 20 tahun sebagai siswa sekaligus guru di Akademi Plato.

Setelah plato meninggal pada 374 SM,Aristoteles meninggalkan athena dan


menghabiskan waktunya selama lima tahun di kota Pelabuhan Assos,turki.Pada tahun
335 SM, Aristoteles kembali ke athena dan menyewa tempat untuk dijadikan
sekolah.Sekolah yang dikenal dengan nama Lyceum tu semakin hari semakin menarik di
Yunani.Di lyceum ini,Aristoteles Menyusun Sebagian besar karyanya,pemikiran
Aristoteles tentang manusia adalah fungsi peran utama manusia itu berpikir secara
rasional dan pemikiran rasional yang paling baik adalah pemikiran yang bijaksana untuk
tujuan kebajiakan itulah esensi etika,seperti plato, filsafat Aristoteles menjadi bahan
kajian filsif Timur Tengah dan eropa.

Aristoteles meninggal pada 322 SM karna masalah pencernaan,sepeninggalan


Aristoteles pamor lyceum memudar karna kalah dari saingannya,karya-karyanya pun
banyak yang terlupakan dan terkubur.Pada tahun 50 SM, karya-karyanya ditemukan
Kembali dan menjadi referensi terkenal selama priode kekaisaran bizantium,berkembang
ke dunia islam,dan terus hidup selama berabad abad,sayangnya hanya sekitar 30 persen
dari karyanya yang selamat dan di bukukan.Ada keyakinanbahwa Aristoteles adalah
filsuf terakhir yang menguasai segala bidang ilmu 1

1
B. Pengertian Realisme

Menurut KBBI Realisme adalah paham atau ajaran yang selalu bertolak dari
kenyataan, aliran kesenian yang berusaha melukiskan (menceritakan sesuatu
sebagaimana kenyataannya). Dengan memasuki abad ke-20, realisme muncul, khususnya
di Inggris dan Amerika Utara. Real
berarti yang actual atau yang ada, kata tersebut menunjuk kepada benda-benda
atau kejadiankejadian yang sungguh-sungguh artinya yang bukan sekadar khayalan atau
apa yang ada dalam pikiran. Real menunjukkan apa yang ada. Reality adalah keadaan
atau sifat benda yang real atau yang ada, yakni bertentangan dengan yang tampak. Dalam
arti umum, realisme berarti kepatuhan kepada fakta, kepada apa yang terjadi, jadi bukan
kepada yang diharapkan atau yang diinginkan. Dalam arti filsafat yang sempit, realisme
berarti anggapan bahwa obyek indera kita adalah real, benda-benda ada, adanya itu
terlepas dari kenyataan bahwa benda itu kita ketahui, atau kita persepsikan atau ada
hubungannya dengan pikiran kita. Bagi kelompok realis, alam itu, dan satu-satunya hal
yang dapat kita lakukan adalah menjalin hubungan yang baik dengannya. Kelompok
realis berusaha untuk melakukan hal ini, bukan untuk menafsirkannya menurut keinginan
atau kepercayaan yang belum dicoba kebenarannya.
Seorang realis bangsa Inggris, John Macmurray mengatakan: “Kita tidak bisa
melepaskan diri dari fakta bahwa terdapat perbedaan antara benda dan ide”. Bagi
common sense biasa, ide adalah ide tentang sesuatu benda, suatu fikiran dalam akal kita
yang menunjuk suatu benda. Dalam hal ini benda adalah realitas dan ide adalah
bagaimana benda itu nampak pada kita. Oleh karena itu, maka fikiran kita harus
menyesuaikan diri dengan benda-benda, jika mau menjadi benar, yakni jika kita ingin
agar ide kita menjadi benar, jika ide kita cocok dengan bendanya, maka ide itu salah dan
tidak berfaedah. Benda tidak menyesuaikan dengan ide kita tentang benda tersebut. Kita
harus mengganti ide-ide kita dan terus selalu menggantinya sampai kita mendapatkan ide
yang benar
C. Pemahaman Realisme Aristoteles

Realisme Aristoteles didasarkan pada prinsip bahwa ide-ide (atau bentuk) bisa ada
tanpa masalah, tapi tidak peduli bisa eksis tanpa bentuk. Aristoteles menyatakan bahwa
setiap bagian materi memiliki sifat universal dan khusus. Sebagai contoh, semua orang
berbeda dalam sifat-sifat mereka. Kita semua memiliki berbagai bentuk dan ukuran dan
tidak ada dua yang sama. Kami melakukan semua berbagi sesuatu yang universal yang
disebut “kemanusiaan”. Kualitas universal ini tentunya nyata karena itu ada secara
mandiri dan terlepas dari satu orang. Aristoteles menyebut kualitas bentuk universal
(gagasan atau esensi), yang merupakan aspek nonmaterial dari setiap objek materi
tunggal yang berhubungan dengan semua benda lain dari grup tersebut. Berikut ini
terdapat beberapa pemikiran-pemikiran Aristoteles, diantaranya adalah;

1. Ajarannya Tentang Logika Logika tidak dipakai oleh Aristoteles, ia memakai


istilah analitika. Istilah logika pertama kali muncul pada abad pertama Masehi oleh
Cicero, artinya seni 2berdebat. Kemudian, Alexander Aphrodisias (Abad III Masehi)
orang pertama yang memakai kata logika yang artinya ilmu yang menyelidiki lurus
tidaknya pemikiran kita. Menurut Aristoteles, berfikir harus dilakukan dengan bertitik
tolak pada pengertian-pengertian sesuatu benda. Suatu pengertian memuat dua golongan,
yaitu substansi (sebagai sifat yang umum) dan aksidensia (sebagai sifat yang secara tidak
kebetulan). Dari dua golongan tersebut terurai menjadi sepuluh macam kategori, yaitu:
a. Substansi (mis. Manusia, binatang)

b. Kuantitas (dua, tiga)

c. Kualitas (merah, baik)

d. Relasi (rangkap, separuh)

e. Tempat (di rumah, di pasar)

f. Waktu (sekarang, besok)

g. Keadaan (duduk, berjalan)

h. Mempunyai (berpakaian, bersuami)

2
i. Berbuat (membaca, menulis)

j. Menderita (terpotong, tergilas). Sampai sekarang, Aristoteles dianggap


sebagai bapak logika tradisional.

2. AjarannyaSilogisme

Menurut Aristoteles, pengetahuan manusia hanya dapat dimunculkan dengan dua


cara, yaitu induksi dan deduksi. Induksi adalah suatu proses berfikir yang bertolak pada
hal-hal yang khusus untuk mencapai kesimpulan yang sifatny umum. Sementara itu,
deduksi adalah proses berfikir yang bertolak padad dua kebenaran yang tidak diragukan
lagi untuk mencapai kesimpulan sebagai kebenaran yang ketiga. Menurut pendapatnya,
deduksi ini merupakan jalan yang baik untuk melahirkan pengetahuan baru. Berfikir
dedukasi yaitu silogisme, yang terdiri dari premis mayor dan premis minor, dan
kesimpulan. Perhatikan contoh berikut.

a. Manusia adalah makhluk hidup (premis maror)

b. Si Fulan adalah manusia (premis minor)

c. Si Fulan adalah makhluk hidup (kesimpulan)

3. Ajarannya Tentang Pengelompokan Ilmu Pengetahuan

Aristoteles mengelompokkan ilmu pengetahuan menjadi tiga golongan, yaitu:


a. Ilmu pengetahuan praktis (etika dan politik)

b. Ilmu pengetahuan produktif (Teknik dan kesenian)

c. Ilmu pengetahuan teoritis (fisika, matematika, metafisika)

4. Ajarannya tentang potensi dan dinamika

Mengenai realitas atau yang ada, Aristoteles tidak sependapat dengan


gurunya. Plato yang mengatakan bahwa realitas itu ada pada dunia ide. Menurut
Aristoteles, yang ada itu berada padahal-hal yang khusus dan konkret. Dengan
kata lain, titik tolak ajaran atau pemikiran filsafatnya adalah ajaran Plato tentang
ide. Realitas yang sungguh-sungguh ada bukanlah yang umum dan yang tetap
seperti yang dikemukakan Plato, tetapi realitas terdapat pada yang khusus dan
yang individual. Keberadaan manusia bukan di dunia ide, tetapi manusia berada
yang satu per satu. Dengan demikian, realitas itu terdapat pada yang konkret,
yang bermacam-macam, yang berubah-ubah. Itulah realitas yang sesungguhnya.
Mengenai hule dan morfe, bahwa yang disebut sebagai hule adalah suatu
unsur yang menjadi dasar kesatuan. Setiap benda yang konkret, terdiri hule dan
morfe misalnya, es batu dapat dijadikan es the,es sirop, es jeruk dan es the tentu
akan lain dengan es jeruk karena morfenya. Jadi, hule dan morfe tidak
terpisahkan.
5. Ajarannya Tentang Pengenalan
Menurut Aristoteles, terdapat dua macam pengenalan, yaitu pengenalan
indrawi dan pengenalan rasional. Dengan pengenalan indrawi kita hanya dapat
memperoleh pengetahuan tentang bentuk benda (bukan materinya) dan hanya
mengenal hal-hal yang konkret. Sementara itu, pengenalan rasional kita akan
dapat memperoleh pengetahuan.

6. Ajarannya tentang etika

Aristoteles mempunyai perhatian yang khusus terhadap masalah etika


karna etika bukan diperuntukkan sebagai cita cita, akan tetapi dipakai sebagai
hukum kesusilaan. Menurut pendapatnya, tujuan tertinggi hidup manusia adalah
kebahagiaan (eudaimonia). Kebahagiaan adalah suatu keberadaan dimana segala
sesuatu yang termasuk dalam keadaan bahagia telah berada dalam diri manusia.
Jadi, bukan sebagai kebahagiaan subjektif. Kebahagiaan harus sebagai suatu
aktivitas yang nyata dan dengan perbuatannya itu dirinya semakin
disempurnakan. Kebahagiaan manusia yang tertinggi adalah berfikir murni.
7. Ajarannya Tentang Negara
Menurut Aristoteles, negara akan damai apabila rakyatnya juga damai.
Negara yang paling baik adalah negara dengan system demokrasi moderat, artinya
system demokrasi yang berdasarkan Undang-undang Dasar.

Anda mungkin juga menyukai