Etika Aristoteles
Etika atau sering juga disebut dengan ‘filsafat perilaku' (Asmoro Ahcmadi,
2005: 15), atau disebut juga dengan istilah ‘nilai' (Ahmad Tafsir, 2005: 40). Ada juga
yang menyebut etika ini dengan istilah ‘filsafat moral’ (Kan Hendrik Rapat, 2005: 62),
adalah salah satu cabang filsafat yang membicarakan tentang perilaku manusia, dengan
penekanannya kepada hal-hal yang baik dan buruk. Dengan kata lain, etika adalah ilmu
yang membahas tentang perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia, sejauh yang
dapat dipahami oleh pikiran manusia. Istilah etika atau ethics (bahasa inggris) memiliki
banyak arti, secara etimologi istilah etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethos
atau ethikos yang mempunyai arti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang,
kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Adapun dalam bentuk
jamaknya ta etha yang artinya adat kebiasaan. Ta etha menjadi latar belakang
terbentuknya istilah ”etika” yang oleh filsuf Yunani besar Aristoteles (384-322) sudah
dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Dalam pemahaman lain etika diartikan sifat,
watak, kebiasaan atau tempat yang biasa. Sedangkan kata ethikos berarti susila,
keadaban, atau kelakuan dan perbuatan yang baik.
a. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang Hak dan
kewajiban moral
b. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan Akhlak
c. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut oleh suatu golongan atau
masyarakat.
Menurut istilah (terminologi) Etika adalah salah satu cabang filsafat yang
mempelajari tentang tabiat konsep nilai, baik buruk, benar salah dan lain sebagainya
dan prinsip-prinsip umum yang membenarkan kita untuk mengaplikasikannya atas apa
saja.