Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

Pendahuluan
A. Latar belakang

Ilmu Filsafat adalah ilmu yang mempelajari tentang metode berfikir, yaitu
berfikir tentang kritis analisis dan sistematis. Didalam ilmu filsafat terdapat etika-etika
tertentu yang dianut daerah masing-masing baik aturan hidup maupun segala
kebiasaan yang dianut dan diwariskan secara turun-temurun. Etika berkaitan dengan
nilai-nilai tata cara hidup yang baik. Yang melatar belakangi terbentuknya etika
karena munculnya berbagai peristiwa kontroversial terkait dengan perlakuan terhadap
manusia.

B. Rumusan masalah

1. Apa itu Pengertian Etika?


2. Apa itu etika islam dalam ilmu filsafat?
3. Apa itu etika barat dalam ilmu filsafat?

C. Tujuan penulisan

1. Mengetahui apa itu etika islam


2. Mengetahui apa itu etika barat
BAB II
Pembahasan
A. Pengertian Etika

Secara etimologi, kata etika berasal dari bahasa Latin "ethicus", yang berarti kesusilaan
atau moral. Maksudnya adalah tingkah laku yang ada kaitannya dengan norma-norma social,
baik yang sedang berjalan maupun yang akan terjadi. Di samping itu terdapat pendapat
bahwa kata etika berasal dari bahasa Yunani, "ethos" artinya watak kesusilaan. Etika
seringkali juga dikaitkan dengan moral. Hal ini dikarenakan kata moral selalu mengacu pada
tindakan yang baik atau yang buruk yang dilakukan oleh manusia. Moral berasal dari bahasa
Latin "mores", jamak dari "mos" yang berarti kebiasaan. Dalam bahasa Arab disebut "akhlak"
artinya budi pekerti. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika diartikan sebagai ilmu
tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).

B. Etika Islam dalam Filsafat

Etika Islam (bahasa Arab: ‫ )أخالق إسالمية‬atau "Adab dan Akhlak Islamiyah" adalah etika
dan moral yang dianjurkan di dalam ajaran Islam yang tercantum di dalam Al-Quran dan
Sunnah, dengan mengikuti contoh dari teladan Nabi Muhammad , yang di dalam akidah
Islamiyah dinyatakan sebagai manusia yang paling sempurna akhlaknya.

Etika Islam (Akhlak) berbeda dengan teori etika menurut beberapa aliran filsafat.
Perbedaan yang mencolok antara etika Islam dengan teori-teori etika dalam berbagai aliran
filsafat terdapat dalam menentukan konsep nilai yang paling fundamental, yakni kebaikan.

Dalam pandangan filsafat terdapat aliran-aliran etika yaitu,


Pertama, hedonisme adalah doktrin etis yang memandang kesenangan sebagai kebaikan
yang paling utama dan kewajiban seseorang ialah mencari kesenangan sebagai tujuan
hidupnya.
Kedua, idealisme memandang bahwa cita-cita adalah sasaran yang harus dikejar dalam
tindakan.
Ketiga, naturalisme menilai baik dan tidak baiknya perbuatan seseorang ditilik dari
adanya kesesuaian dengan naluri manusia, baik naluri lahir maupun batin sebagai titik tolak
kebahagiaan.
Keempat, ultilitarianisme berpedoman bahwa kebaikan dari suatu perbuatan dapat
dilihat pada sumbangannya untuk kebahagiaan hidup manusia.
Kelima, vitalisme memandang bahwa yang dinilai baik adalah orang kuat yang mampu
melaksanakan keinginannya agar dirinya ditaati oleh orang lain.
Keenam, perfectionisme dari Plato dan Aristoteles menetapkan kebaikan dalam kaitan
dengan pengembangan berbagai kemampuan manusia. Kebahagiaan hanya bernilai jika
kemampuan-kemampuan kita berfungsi dengan baik. Dalam etika Islam, ukuran kebaikan
dan ketidakbaikan bersifat mutlak; berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits Nabi Muhammad
Saw. Sedangkan M. Yatimin menambahkan satu aliran lagi, yakni aliran teologi, yang
menyatakan bahwa yang menjadi ukuran baik dan buruknya perbuatan manusia didasarkan
atas ajaran Tuhan. Segala perbuatan yang diperintahkan Tuhan itulah yang baik dan segala
perbuatan yang dilarang Tuhan itulah yang buruk.

C. Etika Barat dalam Filsafat


Apa itu Etika Barat? Etika barat adalah sebuah pandangan yang kebanyakan dianut oleh
masyarakat barat. Dan etika barat dibagi menjadi tiga teori, yaitu:
 Teori Teleologi
Teleologi berasal dari kata yunani telos yang berarti akhir, tujuan, maksud.
Teleologi adalah ajaran yang menerangkan segala sesuatu dan segala kejadian
menuju pada tujuan tertentu. Teori Teleologi dibagi menjadi dua konsep yaitu:
1. Egoisme
Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada
dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya
sendiri. Egoisme baru menjadi persoalan serius ketika ia cenderung
menjadi hedonistis, yaitu ketika kebahagiaan dan kepentingan pribadi
diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yang bersifat
duniawi.
2. Utilitarianisme

Berasal dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”. Menurut


teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat
itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat
sebagai keseluruhan. Sebaliknya, yang jahat atau buruk adalah yang tak
bermanfaat, tak berfaedah, dan merugikan. Karena itu, baik buruknya
perilaku dan perbuatan ditetapkan dari segi berguna, berfaedah, dan
menguntungkan atau tidak.

 Teori Deontologi
Teori Deontologi yaitu : berasal dari bahasa Yunani, “Deon“ berarti tugas dan
“logos” berarti pengetahhuan. Dibagi menjadi dua konsep, yaitu:
1. Teori Keutamaan
Dasar dari teori ini bukanlah aturan atau prinsip yang secara universal
benar atau diterima benar atau diterima, akan tetapi apa yang paling baik bagi
manusia untuk hidup. Dasar dari teori ini adalah tidak menyoroti perbuatan
manusia saja, akan tetapi seluruh manusia sebagai pelaku moral. Memandang
sikap dan akhlak seseorang yang adil, jujur, mura hati, dsb sebagai
keseluruhan.
2. Hukum Abadi (Eternal Law),
Dasar dari teori ini adalah bahwa perbuatan etis harus didasarkan pada
ajaran kitab suci dan alam.
 Teori Hybrid
Dalam teori ini terdapat lima teori, meliputi :

1. Personal Libertarianism
Dikembangkan oleh Robert Nozick, dimana perbuatan etikal diukur
bukan dengan keadilan distribusi kekayaan, namun dengan keadilan atau
kesamaan kesempatan bagi semua terhadap pilihan-pilihan yang ada
(diketahui) untuk kemakmuran mereka. Teori ini percaya bahwa moralitas
akan tumbuh subur dari maksimalisasi kebebasan individu.
2. Ethical Egoism
Dalam teori ini, memaksimalisasi kepentingan individu dilakukan sesuai
dengan keinginan individu yang bersangkutan. Kepentingan ini bukan harus
berupa barang atau kekayaan, bisa juga berupa ketenaran, keluarga bahagia,
pekerjaan yang baik, atau apapun yang dianggap penting oleh pengambil
keputusan.
3. Existentialism
Tokoh yang mengembangkan teori ini adalah Jean-Paul Sartre.
Menurutnya, standar perilaku tidak dapat dirasionalisasikan. Tidak ada
perbuatan yang benar-benar salah ataua benar-benar benar atau sebaliknya.
Setiap orang dapat memilih prinsip etika yang disukai karena manusia adalah
apa yang ia inginkan dirinya menjadi.
4. Relativism
Teori ini berpendapat bahwa etika itu bersifat relatif, jawaban dari etika
itu tergantung dari situasinya. Dasar pemikiran teori ini adalah bahwa tidak
ada kriteria universal untuk menentukan perbuatan etis. Setiap individu
mempunyai kriteria sendiri-sendiri dan berbeda setiap budaya dan negar.
5. Teori Hak (right)
Nilai dasar yang dianut dalam teori in adalah kebebasan. Perbuatan etis
harus didasarkan pada hak individu terhadap kebebasan memilih. Setiap
individu memiliki hak moral yang tidak dapat ditawar.
Bab 3
Penutup

Kesimpulan

Untuk menghilangkan kesamaran antara Etika Islam dengan Etika Barat, Hamzah
Ya'qub mengemukakan karakteristik etika Islam, yakni sebagai berikut:

a. Etika Islam mengajarkan dan menuntun manusia kepada tingkah laku yang baik dan
menjauhkan diri dari tingkah laku yang buruk.

b. Etika Islam menetapkan bahwa yang menjadi sumber moral, ukuran baik buruknya
perbuatan, didasarkan kepada ajaran Allah (Al-Qur'an) dan ajaran Rasul-Nya (Sunnah).

c. Etika Islam bersifat universal dan komprehensif, dapat diterima oleh seluruh umat manusia
di segala waktu dan tempat.

d. Dengan ajaran-ajarannya yang praktis dan tepat, cocok dengan fitrah manusia (manusiawi)
maka Etika Islam dapat dijadikan pedoman oleh seluruh manusia.

e. Etika Islam mengatur akhlak yang luhur dan meluruskan perbuatan manusia di bawah
pancaran sinar petunjuk Allah menuju keridlaan-Nya. Dengan melaksanakan Etika Islam
niscaya akan selamatlah manusia dari pikiran-pikiran dan perbuatan-perbuatan yang keliru
dan menyesatkan.
Untuk lebih jelasnya, berikut perbedaan antara Etika Islam dengan etika Barat dalam
tabel:

No TINJAUAN ETIKA ISLAM (AKHLAK) ETIKA BARAT


1 SUMBER Wahyu, yakni ketentuan yang Pendapat akal pikiran
berdasarkan petunjuk Al-Qur'an dan (rasio), produk rasio.
Hadits, dengan kata lain akhlak Dengan kata lain. Etika
berasal dari Allah Barat berasal dari
manusia.

2 SIFAT Mutlak, absolut dan tidak dapat Terbatas dan dapat


diubah. Namun di sisi lain akhlak diubah. Mengingat
menerima ajaran yang bersifat sumber Etika Barat
rasional, lokal dan kultural jika adalah akal pikiran yang
memang etika Barat itu sesuai dimiliki oleh manusia
dengan akhlak sehingga ajaran Islam yang berlainan/berbeda
itu dapat hadir dan diterima oleh dan terbatas.
seluruh lapisan sosial. Dengan
demikian, hal itu menunjukkan
bahwa Islam sangat toleran dan
akomodatif terhadap berbagai produk
pemikiran. Universal dan
komprehensif, karena patokannya
bukan pada pemikiran manusia yang
berbeda-beda.
3 TUJUAN Akhlak bertujuan untuk kebahagiaan Sedangan etika Barat
dunia dan akhirat. hanya bertujuan untuk
kebahagiaan dunia.

4 PERAN Akhlak memiliki peran terhadap Peran etika Barat


etika Barat, moral dan susila yakni terhadap akhlak adalah
memberikan batas-batas umum dan mengabarkan dan
universal agar apa yang dijabarkan mengoperasionalkan
dalam etika tidak bertentangan ketentuan akhlak yang
dengan nilai-nilai luhur dan tidak terdapat dalam Al-
membawa manusia menjadi sesat. Qur'an. Karena etika
bersumber pada akal
pikiran, dengan demikian
diterimanya hasil
pemikiran manusia oleh
Islam menunjukkan
bahwa etika diterima
oleh akhlak Islam
sebagai sarana untuk
menjbarkan ajaran akhlak
yang terdapat dalam
wahyu.

Anda mungkin juga menyukai