Anda di halaman 1dari 25

HAKIKAT ETIKA FILOSOFIS

TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu menjelaskan hakikat
etika filosofis
PENGERTIAN FILSAFAT
 Filsafat dari kata philo yang berarti cinta dan
kata sophos yang berarti ilmu atau hikmah. Secara
etimologi filsafat berarti cinta terhadap ilmu dan
hikmah.
 Dalam arti yang sempit, filsafat diartikan suatu ilmu
yg berhubungan dg metode logis atau analisis logika
bahasa dan makna-makna, filsafat diartikan sebagai
“Science of science”, di mana tugas utamanya
memberikan analisis kritis thd asumsi-asumsi dan
konsep-konsep ilmu, dan mengadakan sistematisasi
atau pengorganisasian pengetahuan.
 Dalam pengertian yang lebih luas, filsafat mencoba
mengintegrasikan pengetahuan manusia dari
berbagai lapangan pengalaman manusia yg berbeda-
beda dan menjadikan suatu pandangan yang
komprehensif tentang alam semesta, hidup dan
makna hidup.
 Berfilsafat adalah berpikir, namun tidak
semua berpikir adalah berfilsafat. Berpikir
dikatakan berfilsafat, apabila berpikir
tersebut memiliki tiga ciri utama, yaitu:
radikal, sistematik, dan universal.
 Berpikir radikal : berpikir sampai ke akar-
akar persoalan, berpikir terhadap sesuatu
dlm bingkai yg tidak tanggung-tanggung,
sampai kepada konsekueisinya yg terakhir.
 Berpikir sistematik : berpikir logis, yg
bergerak selangkah demi selangkah (step by
steep) dg penuh kesadaran, dg urutan yang
bertanggung jawab.
 Berpikir unifersal : berpikir secara
menyeluruh, tidak terbatas pada bagian-
bagian tertentu, tetapi mencakup
keseluruhan aspek yg konkret dan abstrak
atau yang fisik dan metafisik
PERBEDAAN FILSAFAT DENGAN
AGAMA
 Berbeda dg agama, titik tolak filsafat adalah
rasio.
 Filsafat hanya menerima argumen-argumen,
artinya alasan logis yg dpt dimengerti dan
disetujui oleh semua orang. Ia menghindari
setiap unsur non-rasional yg meloloskan diri
dari pemeriksaan oleh rasio.
 Sedangkan kebenaran iman tidak dibuktikan,
melainkan dipercaya. Kebenarannya tidak
diterima karena dimengerti, melainkan karena
terjamin oleh asal-usul Ilahi atau Wahyu
PERBEDAAN FILSAFAT DENGAN
AGAMA
 Bila agama berbicara tentang topic-topic etis, pada
umumnya ia berkhotbah. Artinya ia berusaha memberi
motivasi serta inspirasi, supaya umatnya mematuhi
nilai-nilai dan norma-norma yang sudah diterimanya
berdasarkan iman.
 Dalam konteks agama, kesalahan moral adalah dosa,
artinya orang beragama merasa bersalah di hadapan
Tuhan, karena melanggar perintah-Nya.
 Bila filsafat berbicara ttg topic-topic etis, ia
beragumentasi. Artinya ia berusaha memperlihatkan
bahwa suatu perbuatan tertentu harus dianggap baik
atau buruk, hanya dg menunjukkan alasan-alasan
rasional.
 Dari sudut filsafat moral, kesalahan moral adalah
pelanggaran prinsip etis yg seharusnya dipatuhi, karena
kesalahan moral adalah sebuah inkonsekuensi rasional.
KAJIAN FILSAFAT
 Pokok permasalahan yang dikaji filsafat mencakup
tiga segi, yakni:
1. apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah
(logika),
2. mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap
buruk (etika), serta
3. apa yang termasuk indah dan apa yang termasuk
jelek (estetika).
 Ketiga cabang utama filsafat ini kemudian bertambah
lagi :
1. Teori tentang ada: tentang hakikat keberadaan
zat, tentang hakikat pikiran serta kaitan antara zat
dan pikiran yang semuanya terangkum dalam
metafisika; dan
2. Politik: yakni kajian mengenai organisasi
sosial/pemerintahan yang ideal
BAGIAN FILSAFAT
 Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha
mengkaji segala sesuatu yang ada dan yang mungkin
ada dengan menggunakan pikiran. Bagian-bagiannya
meliputi:
1. Metafisika yaitu kajian dibalik alam yang nyata,
2. Kosmologia yaitu kajian tentang alam,
3. Logika yaitu pembahasa tentang cara berpikir
cepat dan tepat,
4. Etika yaitu pembahasan tentang tingkah laku
manusia,
5. Teologi yaitu pembahasan tentang ketuhanan,
6. Antropologi yaitu pembahasan tentang manusia
SISTEM FILSAFAT MORAL

 Hedonisme
 Eudemonisme
 Utilitarianisme
 Deontologi
UTILITARIANISME
 Tokoh : David Hume, Jeremy Bentham
 Pandangan Bentham : moralitas suatu tindakan harus
ditentukan dg menimbang kegunaannya untuk mencapai
kebahagiaan umat manusia. Kebahagiaan terbesar dari jumlah
orang besar. Menurut Bentham, sumber-sumber kesenangan
dpt diukur dan diperhitungkan menurut intensitas dan durasi
perasaan yg diambil daripadanya, menurut akibatnya,
menurut kepastian akan dpt menghasilkan perasaan dg
sumbernay, menurut kemurnian serta jangkauan perasaan dan
sebagainya.
ETIKA DEONTOLOGI
• Etika Deontologi, berasal dari kata Yunani deon
yang berarti kewajiban.
• Etika deontologi menekankan kewajiban manusia
untuk bertindak secara baik.
• Menurut teori ini tindakan dikatakan baik bukan
karena tindakan itu mendatangkan akibat baik,
melainkan berdasarkan tindakan sendiri sebagai
baik pada dirinya sendiri.
• Contoh: manusia beribadah kepada Tuhan karena
sudah merupakan kewajiban manusia untuk
menyembah Tuhannya, bukan karena perbuatan
tersebut akan mendapatkan pahala.

11
ETIKA TEOLOGI
• Etika Teleologi, berasal dari kata Yunani telos yang
berarti tujuan, sasaran, akibat dan hasil. Menurut
teori ini, suatu tindakan dikatakan baik jika
tujuannya baik dan membawa akibat yang baik dan
berguna.
• Dari sudup pandang “apa tujuannya”, etika teleologi
dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Teleologi Hedonisme (hedone= kenikmatan)
yaitu tindakan yang bertujuan untuk mencari
kenikmatan dan kesenangan.
b. Teleologi Eudamonisme
(eudamonia=kebahagiaan) yaitu tindakan yang
bertujuan mencari kebahagiaan hakiki.

12
HEDONISME
 Hedonisme—melihat kesenangan (hedone) sbg tujuan
kehidupan manusia
 Tokoh : Aristippos, Epikuros
 Aristippos--Mempergunakan kesenangan dg baik dan tdk
membiarkan diri terbawa olehnya, sebagaimana menggunakan
kuda atau perahu tdk berarti meninggalkannya, tapi
menguasainya menurut kehendak kita
 Epikuros– 3 macam keinginan yaitu keingingan alamiah yg
perlu (makanan), keinginan alamiah yg tdk perlu (makanan yg
enak), keinginan yg sia-sia (kekayaan)
 Jika menganalisis publisitas periklanan dlm masyarakat yg
konsumeristis, hal ini menunjukkan di belakangnya cita-cita
hedonisme
HEDONISME
 Tinjauan kritis thd paham hedonisme:
1. Apakah kesenangan betul-betul motivasi terakhir hidupnya?
*Sulit untuk membuktikan ketidakbenaran hedonis.
2. Jika manusia cenderung kpd kesenangan, apa yg menjamin
kecenderungan itu baik juga? Jika ada manusia yg memperoleh
kesenangan dg menyiksa atau membunuh? *Kesenangan saja
tdk cukup untuk menjamin sifat etis suatu perbuatan
3. Hedonis berpikir sesuatu adalah baik karena disenangi. *Akan
tetapi, sesuatu tdk mjd baik karena disenangi, tapi kita
merasa senang karena memiliki sesuatu yg baik
4. Hedonisme mengandung suatu egoism, karena hanya
memperhatikan kepentingan dirinya sendiri.
*Jika tdk ada alasan yg berbeda, dua orang harus diperlakukan
dg cara yg sama (Misalnya mendahulukan pasien gawat darurat
daripada pasien biasa, memperlakukan yg sama siswa yg ingin
mendaftar masuk sekolah)
EUDEMONISME
 Tokoh : Aristoteles
 Pandangan Aristoteles : bahwa dalam setiap kegiatannya
manusia mengejar suatu tujuan. Misalnya, minum obat untuk
bisa tidur, dan tidur untuk memulihkan kesehatan.
 Menurut Aristoteles, seseorang mencapai tujuan terakhir dg
menjalankan fungsinya dg baik. Tujuan terakhir pemain suling
adalah bermain dg baik, tujuan tukang sepatu adalah
membuat sepatu yg baik. Jika manusia menjalankan fungsinya
sbg manusia dg baik, ia juga mencapai tujuan terakhirnya
atau kebahagiaan
ETIKA TEOLOGI
 Dari sudut pandang “untuk siapa tujuannya”, etika
teleologi dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Egoisme Etis, yaitu tindakan yang pada dasarnya
bertujuan untuk mengejar kepentingan pribadi
dan memajukan dirinnya sendiri.
b. Utilitarianisme, yaitu tindakan yang berguna dan
membawa manfaat bagi semua pihak.

16
FILSAFAT TEORETIS DAN PRAKTIS

 Filsafat teoretis mempertanyakan segala sesuatu yang ada,


sedangkan filsafat praktis membahas bagaimana manusia
bersikap terhadap apa yang ada tersebut.
 Etika termasuk kelompok filsafat praktis dan dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu etika umum dan etika khusus.
 Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang
ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral.
 Etika berkaitan erat dengan berbagai masalah nilai karena etika
pada pokoknya membicarakan masalah-masalah predikat nilai
“susila” dan “tidak susila”, “baik” dan “buruk”. Kualitas-
kualitas ini dinamakan kebajikan yang dilawankan dengan
kejahatan yang berarti sifat-sifat yang menunjukkan bahwa
orang yang memilikinya dikatakan orang yang tidak susila.
Sesungguhnya etika lebih banyak bersangkutan dengan prinsip-
prinsip dasar kebenaran dalam hubungannya dengan tingkah
laku manusia.
 Sifat dasar etika adalah sifat kritis. Etika bertugas
untuk mempersoalkan norma yang dianggap berlaku.
Diselidikinya apakah dasar suatu norma itu dan
apakah dasar itu membenarkan ketaatan yang
dituntut oleh norma itu.
 Terhadap norma yang de facto berlaku, etika
mengajukan pertanyaan tentang legitimasinya.
(Apakah berlaku de jure pula). Norma yang tidak
dapat mempertahankan diri dari pertanyaan kritis ini
akan kehilangan haknya.
 Filsafat adalah “induk” segala ilmu pengetahuan,
maka metode, objek, dan sistematika filsafat
mempunyai arti fungsional bagi setiap upaya
pengembangan ilmu-ilmu lain. Jadi, atas dasar
konsep itu, setiap ilmu lain yang bersifat terapan,
termasuk etika, merupakan pengembangan metode
dan sistematika disiplin filsafat. Atau sebagai
pengkhususan dari salah satu perhatian objek analisis
filsafat.
ETIKA CABANG FILSAFAT
 Etika merupakan ilmu pengetahuan yg berhubungan dg
upaya menentukan perbuatan yg dilakukan manusia
untuk dikatakan baik dan buruk. Etika dapat mengantar
orang kepada kemampuan untuk bersikap kritis dan
rasional, untuk membantu pendapatnya sendiri dan
tidak bertindak sesuai dengan apa yang
dipertanggungjawabkannya sendiri.
 Etika sebagai cabang filsafat dapat dipahami bahwa
istilah yang digunakan untuk memberikan batasan
terhadap aktifitas manusia dengan nilai ketentuan baik
atau buruk.
 Etika memiliki objek yg sama dg filsafat, yaitu sama-
sama membahas tentang perbuatan manusia.
 Filsafat sebagai pengetahuan berusaha mencari sebab
yang sedalam-dalamnya berdasarkan pikiran. Jika ia
memikirkan pengetahuan jadilah ia filsafat ilmu, jika
memikirkan etika jadilah filsafat etika.
 Immanuel Kant berpendapat bahwa
manusia mempunyai perasaan etika yang
tertanam dalam jiwa dan hati sanubarinya.
Orang merasa bahwa ia mempunyai
kewajiban untuk menjauhi perbuatan buruk
dan menjalankan perbuatan baik.
 Etika filsafat merupakan suatu tindakan
manusia yang bercorak khusus, yaitu
didasarkan kepada pengertiannya mengenai
baik dan buruk.
 Etika sebagai cabang filsafat sebenarnya
yang membedakan manusia daripada
makhluk Tuhan lainnya dan
menempatkannya bila telah menjadi tertib
pada derajat di atas mereka.
 Etika merupakan cabang filsafat yang
mengenakan refleksi serta metode pada tugas
manusia dalam upaya menggali nilai-nilai moral
atau menerjemahkan berbagai nilai itu ke dalam
norma-norma dan menerapkannya pada situasi
kehidupan konkret
 Sebagai ilmu, etika mencari kebenaran dan
sebagai filsafat, ia mencari keterangan (benar)
yang sedalam-dalamnya. Sebagai tugas tertentu
bagi etika, ia mencari ukuran baik-buruk bagi
tingkah laku manusia
 Sebagai ilmu dan filsafat, etika menghendaki
ukuran yang umum, tidak berlaku untuk sebagian
dari manusia, tetapi untuk semua manusia. Apa
yang ditemukan oleh etika mungkin memang
menjadi pedoman bagi seseorang, namun tujuan
pertama dan utama dari etika bukanlah untuk
memberi pedoman, melainkan untuk tahu
 etika mencari dengan kemungkinan untuk keliru,
dan kalau keliru, akan dicari lagi sampai terdapat
kebenaran
 Dari cabang filsafat lain etika dibedakan
oleh karena tidak mempersoalkan
keadaan manusia, melainkan bagaimana
ia harus ber­tindak. Etika adalah filsafat
tentang praksis manusia. Etika adalah
praksiologik.
 Semua cabang filsafat berbicara tentang
“yang ada”, sedangkan etika membahas
“yang harus dilakukan”. Itu sebabnya
etika tidak jarang disebut juga “filsafat
praktis”
 “Praktis”, karena menurut Bertens,
cabang ini langsung berhubungan dengan
perilaku manusia, dengan yang harus atau
tidak boleh dilakukan manusia.
ETIKA FILSAFAT
 Etika filsafat merupakan ilmu penyelidikan bidang
tingkah laku manusia yaitu mengenai kewajiban
manusia, perbuatan baik buruk dan merupakan ilmu
filsafat tentang perbuatan manusia.
 Banyak perbuatan manusia yang berkaitan dengan
baik atau buruk, tetapi tidak semua perbuatan yang
netral dari segi etikanya.
 Contoh, bila di pagi hari saya mengenakan lebih dulu
sepatu kanan dan kemudian sepatu kiri, perbuatan
itu tidak mempunyai hubungan baik atau buruk.
Boleh saja sebaliknya, sepatu kiri dulu baru
kemudian sepatu kanan. Cara itu baik dari sudut
efisiensi atau lebih baik karena cocok dengan
motorik saya, tetapi cara pertama atau kedua tidak
lebih baik atau lebih buruk dari sudut etika.
Perbuatan itu boleh disebut tidak mempunyai
relevansi etika
 Etika sering disebut filsafat moral. Etika merupakan
cabang filsafat yang berbicara mengenai tindakan
manusia dalam kaitannya dengan tujuan utama
hidupnya. Etika membahas baik-buruk atau benar-
tidaknya tingkah laku dan tindakan manusia serta
sekaligus menyoroti kewajiban-kewajiban manusia.
Etika mempersoalkan bagaimana manusia seharusnya
berbuat atau bertindak.
 Tindakan manusia ditentukan oleh macam-macam
norma. Etika menolong manusia untuk mengambil
sikap terhadap semuah norma dari luar dan dari
dalam, supaya manusia mencapai kesadaran moral
yang otonom.
 Etika menyelidiki dasar semua norma moral.

Anda mungkin juga menyukai