Anda di halaman 1dari 17

ETIKA DAN PEMBENTUKAN

KARAKTER
KRISTIANI BAGIAN 1
 Menurut David. Gill seorang ahli etika mengatakan bahwa” kita hidup saat ini dalam suatu masa yang sulit,
Ketika orang tidak sepakat mengenai apa yang baik dan buruk bukan saja dalam kalangan akademis ,filsuf
tetapi juga pada akar rumput .
 Dalam ketidaksepakatan itu muncullah saling menyerang dan menyalakan bahkan dengan cara-cara yang
kasar
Menelusuri Pengertian Etika dan Moralitas

 Dalam Bahasa Yunani : Etika berasal dari kata Ethos dan Ethikos.
 Etikos artinya kebiasaan atau adat istiadat yang sesuai dengan kebiasaan dan adat yang dianggap
baik
 Ethos dan Ethikos mempunyai arti kesusilaan , perasaan bathin atau kecenderungan hati yang
menyertai seseorang terdorong untuk melakukan suatu perbuatan Verkuyt `1993
ETIKA dalam Kajian Filsafat Praktis

 Menurut St. Jhon of Damascus abad ke 7 Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur- unsur
etis dalam pendapat- pendapat spontan.
 Etika mencakup analisia dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik ,buruk dan tanggung
jawab
 Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan
sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis dan sistematis dalam
melakukan refleksi.
 Kata etika pertama kali muncul dalam buku Nicomachea yang dikarang
oleh Aristoteles, filsuf Yunani.Buku ini menjelaskan bahwa : Etika
sebagai Ilmu mempelajari dan mengukur prilaku dan perbuatan manusia.
 Aristotelesmembedakan kebajikan intelektual dan kebajikan moral. Kita
harus tau moralitas terdiri dari apa,tugas ini hanya dilakukan oleh
kebajikan intelektual seperti kebijaksanaan prodensi dan ilmu.
Kebijaksanaan adalah persatuan antara pengetahuan Ilmiah dan akal budi
 Untuk mendefinisikan apa itu Etika terlebih dahulu dibedakan antara pertimbangan Etis dan Non
Etis.

 Perimbangan Etis adalah kemampuan seseorang untuk


mempertimbangkan apakah suatu Tindakan etis diambil
merupakan Tindakan yang benar secara moral dan
bagaimana pengaruhnya terhadap orang lain.
 Contohpertimbangan dan keputusan seseorang untuk memilih makan nasi goreng
atau KFC didasarkan pada pertimbangan Etis? Bisa ya…. Bisa tidak.
 Pertimbangan Etis adalah didasarkan pada pertimbangangan selerah ,jadi
seseorang yang memilih makan nasi goreng dan bukan KFC tidak bisa kita adilih
apakah dia baik atau jahat.
 Kalaupertimbangan makan nasi goreng atau KFC didasarkan pada pertimbangan
Kesehatan maka Tindakan itu adalah Tindakan yang dianggap bertanggungjawab.
Conton ini jelas bahwa pertimbangan dan keputusan etis yang terkait dengan
masalah baik,benar bertanggungjawab atau tidak dan sebaliknya
 Pertimbangan non Etis adalah pertimbangan yang didasarkan bukan pada
pertimbangan baik,benar, bertanggungjawab atau tidak melainkan didasarkan
pada selerah misalnya makan atau mode pakaian dan sebagainya
 Sikap/ Tindakan etis dan Tindakan yang tidak Etis keduanya adalah
sikap yang didasarkan pada pertimbangan Etis yang pertama bermakna
bahwa sikap dan tindakannya itu tidak baik secara Etis.
 Apakah penilaian Etis itu hanya sebatas prilaku yang kelihatan?
Bagaimana suatu Tindakan yang kelihatannya baik tetapi didorong
oleh motivasi untuk mendapatkan pujian atau motivasi yang bersifat
egois ?
 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penilaian dan
pertimbangan Etis itu selalu berkaitan dengan penilaian atau
pertimbangan mengenai baik,benar, bertanggungjawab atau sebaliknya
tentang perilaku dan motivasi manusia
ETIKA Sebagai ILMU

Etika sebagai ilmu didefinisikan sebagai Ilmu


yang mempelajari nilai-nilai atau norma-
norma sebagai dasar baik,benar,
bertanggungjawab atau sebaliknya.
Albert Schweitzer mendefinisikan Etka
sebagai Ilmu adalah diberikan kepada
keprihatinan kita untuk berprilaku baik
Kita merasa suatu kewajiban untuk
mempertimbangkan bukan saja
kesejateraan diri sendiri, namun juga
orang – orang lain bahkan manusia
secara keseluruhan Ryan dan Bohlin
1999.
Gill membedakan suatu Etika atau moralitas sebagai
suatu perangkat penuntun tentang apa yang baik dan
buruk/ jahat benar, salah.
Dlam study ilmu Etika misalnya , Etika Kristen,
Etika Islam, Hindu, Budha ( sistim etika Theologia)
ada juga yang bersumber dari Filsafat.
Semuanya untuk menilai baik,benar, salah atau baik
bertanggungjawab atau tidak bertanggungjawab
Membangun Norma Untuk Membuat Penilain Moral

 Etika sebagai ilmu mempelajari norma- norma


sebagai ukuran untuk menilai secara etis, ( menilai
baik dan bertanggungjawab).
 Pertanyaannya bagaimanakah orang membangun
normanya/ penilaian etis?
 Ada dua kategori teori yang berbeda oleh Filsuf
moral disebut Teori Teleologis dan Deontologis
( Wegner 1991 ).
TEORI TELEOLOGIS

Teori Teleologis adalah teori yang berpendapat bahwa


kebaikan atau kebenaran itu ditentukan oleh tujuan
yang baik : Telos = tujuan
Jadi apabila seseorang mempunyai tujuan yang baik
pasti dinilai baik melulu karena tujuannya baik tetapi
apakah tujuannya untuk siapa? Untuk pelakunya atau
orang banyak ? Muncul dua sub teori lagi yaitu Etika
Egoisme dan Etika Universalisme.
ETIKA EGOISME

Etika egoism berpendapat bahwa tujuan yang


baik adalah bagi pelakunya ( orang itu sendiri
atau setidaknya kelompoknya tidak selalu jahat
atau buruk. Etika ini melahirkan suatu system
etiaka yang disebut Hedonisme yaitu kenikmatan
hidup dengan prinsip nikmatilah hidup ini selagi
masih hidup besok anda mati dan tidak ada apa-
apa lagi untuk bisa dinikmati.
TEORI DEONTOLOGIS

Teori Deontologis adalah teori yang berpendapat bahwa suatu tindakan


itu baik bila memenuhi kewajiban moral.
Deon = Kewajiban
Teori ini terbagi dua berkaitan dengan kewajiban.
Kalau kewajiban ditentukan oleh aturan –aturan yang sudah ada dari
manapun datangnya disebut Deontologis aturan. ( Rule Deontologis)
untuk etika bersifat legalistic yang didasarkan legalisme termasuk dalam
teori ini.
Ada juga yang berpendapat bahwa kewajiban ditentukan bukan oleh
aturan tetapi oleh situasi / keadaan teori ini disebut deontologist Tindakan
contohnya system etika situasi
Contoh kasus pertama

Orang Yahudi dikejar untuk dibunuh oleh Nazi


Corry ten Boom adalah seorang Kristen yang
menyembunyikan orang yahudi dirumahnya
tetapi tantara Nazi bertanya kepadanya dia
dihadapkan dengan pertimbangan Moral dan
harus membuat keputusan Moral sebab ada
larangan 10 perintah.
Kasus kedua

Dilema Heinz dalam penilitian Lourence


Kohlberg istrinya sakit yang sulit diobati
dan tinggal waktu – ada obat yang dijual
diapotik tetapi uangnya tidak cukup Ia
didorong atas rasa Cinta kepada Istri , lalu
tertangkap akhirnya dipenjara ini pilihan
etis yang dilematis
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai