Anda di halaman 1dari 5

RANGKUMAN MATERI KULIAH (RMK)

TEORI – TEORI ETIKA


ETIKA BISNIS DAN PROFESI

Dosen Pengampu
Dr. Gideon Setyo B, Msi, CfrA, CRA, CRP

Disusun Oleh
Clarissa Belva Kusuma
(21013010321)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
Nama : Clarissa Belva Kusuma
NPM : 21013010321
Etika Binsis dan Profesi – Kelas A

A. Etika Absolut Versus Etika Relatif


Sampai sekarang masih menjadi perdebatan antara para ahli apakah etika bersifat
absolut atau relatif. Sementara itu, etika relatif dengan berbagai argumentasinya,
mereka justru mengatakan bahwa tidak ada prinsip atau nilai moral yang berlaku umum.
Diantara tokoh-tokoh berpengaruh yang mendukung paham etika relatif adalah Joseph
Fletcher, yang terkenal dengan teori etika situasionalnya. Ia menolak adanya norma-
norma moral umum karena kewajiban moral selalu bergantung pada situasi konkret,
dan situasi ini dalam keseharian tidak pernah sama. Sedangkan tokoh yang berpengaruh
dan mendukung etika absolut antara lain Immanuel kant dan James Rachel, mereka
mengatakan bahwa ada pokok teoritis yang umum dimana ada aturan-aturan moral
tertentu yang dianut secara bersama oleh semua masyarakat.

B. Perkembangan Perilaku Moral


Dalam ilmu psikologi, banyak sekali dibahas teori perkembangan moral, teori yang
dikemukakan oleh Kolhberg (dalam Atkinson,1996) salah satu teori yang sangat
berpengaruh, teori ini mengemukakan tiga tahap perkembangan moral yang
dihubungkan dengan pertumbuhan (usia) anak, dari masing-masing tahap dibagi lagi
menjadi dua subtahap sehingga secara keseluruhan ada enam tahap perkembangan.
Terdapat beberapa konsep yang berkaitan dengan perkembangan moral ini. Beberapa
konsep itu yaitu perilaku moral (moral behavior) dan perilaku tidak bermoral (immoral
behavior), perilaku di luar kesadaran moral (immoral behavior), dan perkembangan
moral (moral development). Perilaku moral mengikuti kode moral kelompok
masyarakat tertentu, moral disini berarti adat kebiasaan atau tradisi. Perilaku tidak
bermoral berarti perilaku yang gagal mematuhi harapan kelompok sosial tersebut.
Ketidak patuhan ini disebabkan oleh ketidaksetujuan terhadap harapan kelompok sosial
tersebut, atau karena kurang merasa wajib untuk mematuhinya. Perilaku diluar
kesadaran moral adalah perilaku yang menyimpang dari harapan kelompok sosial yang
lebih disebabkan oleh ketidakmampuan yang bersangkutan dalam memahami harapan
kelompok sosial. Perkembangan moral ada hubungannya dengan tahap-tahap
perkembangan intelektual seseorang, di asumsikan jika kemampuan pemahaman
seseorang anak meningkat, maka tahap perkembangan moral anak tersebut juga
meningkat. Kohlberg membuat model perkembangan moral seperti berikut,
• Tingkat 1 (Pra-Konvensional) Usia < 10 Tahun
1. Orientasi kepatuhan dan hukuman
2. Orientasi minat pribadi
Ciri menonjol : mematuhi peraturan untuk menghindari hukuman.
• Tingkat 2 (Konvensional) Usia 10-13 Tahun
3. Orientasi keserasian interpersonal dan konformitas
4. Orientasi otoritas dan pemeliharaan aturan sosial
Ciri menonjol : menyesuaikan diri untuk menghindari celaan orang lain.
• Tingkat 3 (Pasca-Konvensional) Usia > 13 Tahun
5. Orientasi kontrak sosial
6. Prinsip etika universal
Ciri menonjol : tindakan atas dasar yang disepakati bersama masyarakat demi
kehormatan diri.

C. Beberapa Teori Etika


Teori adalah pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai suatu faktor
tertentu dari sebuah disiplin keilmuan, fungsi teori dan ilmu pengetahuan adalah untuk
menjelaskan, meramalkan dan mengkontrol. Etika sebagai disiplin ilmu berhubungan
dengan kajian secara kritis tentang adat kebiasaan, nilai-nilai dan norma-norma
perilaku manusia yang dianggap baik atau tidak baik. Berikut adalah beberapa teori
yang berpengaruh dalam teori etika,
• Egoisme
Rachel (2004) memperkenalkan dua konsep yang berhubungan dengan
egoisme, yaitu egoisme psikologi dan egoisme etis. Jadi menurut teori ini, tidak
ada tindakan yang sesungguhnya bersifat altruisme. Sedangkan paham egoisme
etis adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri, jadi yang
membedakan tindakan berkutat diri dengan tindakan untuk kepentingan diri
adalah pada akibatnya terhadap orang lain.
• Utilitarianisme
Teori ini dipelopori oleh David june (1711-1776), dan dikembangkan Jeremy
bentham (1748-1832) dan John Stuart Mill (1806-1873). Utilitarianisme berasal
dari kata latin utilis, utility (Inggris) yang berarti bermanfaat (bertens, 2000).
Menurut teori ini, suatu tindakan dapat dikatakan baik jika membawa manfaat
bagi sebanyak mungkin anggota masyarakat. Dengan ini, paham utilitarianisme
dapat dipahami sebagai berikut:
a) Tindakan harus dinilai benar atau salah hanya dari konsekuensinya
(akibat, tujuan, atau hasilnya).
b) Dalam mengukur akibat dari suatu tindakan, satu-satunya adalah jumlah
kebahagiaan atau jumlah ketidakbahagiaan.
c) Kesejahteraan setiap orang sama pentingnya.
• Deontologi
Deontologi berasal dari kata yunani Deon yang berarti kewajiban , teori ini
dipelopori oleh Immanuel kant . Ada dua konsep penting yaitu imperative
hypothesis yaitu perintah-perintah yang bersifat khusus yang harus diikuti jika
keinginan yang relevan. Kant menganggap bahwa kewajiban moral harus
dilaksanakan demi kewajiban itu sendiri, bukan karena keinginan untuk
memperoleh tujuan kebahagiaan, bukan juga karena kewajiban itu
diperintahkan oleh Tuhan.
• Teori Hak
Menurut teori hak, suatu tindakan atau perbuatan dianggap baik bila perbuatan
atau tindakan tersebut sesuai dengan hak asasi manusi. Hak asasi manusia
didasarkan atas beberapa sumber otoritas (Weiss, 2006), yaitu hak hukum, hak
moral atau kemanusiaan, dan hak kontraktual. Hak moral dihubungkan dengan
pribadi manusia secara individu atau dalam kelompok. Pada tingkat perusahaan,
teori HAM ini banyak dirujuk untuk menilai tindakan manajemen terhadap
karyawannya, apa karyawan diperlakukan secara manusiawi atau tidak.
• Teori Keuatamaan (Virtue Theory)
Teori keutamaan berangkat dari manusianya (Bertens, 2000). Teori keutamaan
tidak menanyakan tindakan mana yang etis dan tindakan mana yang tidak etis.
Teori ini tidak lagi mempertanyakan suatu tindakan, tetapi berangkat dari
pertanyaan mengenai sifat-sifat atau karakter yang harus dimiliki oleh
seseorang agar bisa disebut sebagai manusia utama, dan sifat-sifat atau karakter
yang mencerminkan manusia hina. Karakter/sifat utama dapat didefinisikan
sebagai disposisi sifat/watak yang telah melekat/dimiliki oleh seseorang dan
memungkinkan dia untuk selalu bertingkah laku yang secara moral dinilai baik.
• Teori etika teonom
Pada dasarnya setiap teori etika yang ada memiliki kesamaan, kesamaantersebut
terletak pada kajian aspek moralitas, dimana moralitas hanya dikajiberdasarkan
proses penalaran manusia tanpa ada yang mengakui ataumengaitkannya dengan
kekuatan tak terbatas (Tuhan). Dalam teori etikanya,walaupun Kant mencoba
mengungkapkan bahwa ada kewajiban yang bersifatmutlak, namun ia
mengatakan bahwa manusia harus mengikuto kewajiban moraltersebut demi
kewajiban itu sendiri, bukan karena adanya tujuan, terlebih lagi karenahal-hal
yang bersifat ilahi.

D. Etika Abad Ke-20


• Arti Kata "BAIK" Menurut George Edward Moore
Moore berpandangan bahwa kata baik tidak dapat didefinisikan, alasannya
karena mempunyai sifat primer. Suatu kata tidak dapat didefinisikan jika kata
tersebut tidak lagi terdiri atas bagian-bagian sehingga tidak dapat dianalisis.
Baik adalah baik, setiap usaha untuk mendefinisikan akan selalu menimbulkan
kerancuan.
• Tatanan Nilai Max Scheller
Menurut Scheller, ada empat gugus nilai yaitu nilai-nilai sekitar enak dan tidak
enak. Nilai-nilai vital, nilai-nilai rohani murni dan nilai-nilai sekitar roh
Kudus.
• Etika Situasi Joseph Fletcher
Joseph menentang adanya prinsip-prinsip yang bersifat mutlak, ia berpendapat
bahwa Setiap kewajiban moral selalu bergantung pada situs konkret. Tanpa
adanya perhatian pada tuntunan situasi, hal-hal yang wajib dilakukan tidak
dapat diketahui. Itulah sebabnya, moralitas hanya dapat dipahami dalam situasi
konkret, padahal situasi konkret tidak selalu sama.
• Pandangan Penuh Kasih Iris Murdoch
Teori ini menyatakan bahwa bukan kemampuan otonom yang menciptakan
nilai, melainkan kemampuan untuk melihat dengan penuh kasih dan adil. Hanya
pandangan yang adil dan penuh kasih yang menghasilkan pengertian yang
betul-betul benar.
• Pengelolaan kelakuan byrrhus Frederic Skinner
Skinner mengatakan bahwa pendekatan filsafat tradisional dan ilmu manusia
tidak memadai sehingga yang diperlukan bukanlah ilmu etika tetapi sebuah
kelakuan.
• Prinsip Tanggung Jawab Hans Jonas
Jonas menekankan pentingnya dirancang etika baru yang berfokus pada
tanggung jawab. Intinya kewajiban manusia untuk bertanggung jawab atas
keutuhan kondisi-kondisi kehidupan umat manusia dimasa depan.
• Kegagalan Etika Pencerahan Alastair Maclntyre
Dengan membuang tujuan hakiki umat manusia dari ilmu etika, maka etika
menjadi tidak rasional lagi. Oleh karena itu, Maclntyre menganjurkan agar etika
kembali pada paham teologis tentang manusia.

E. Teori Etika dan Paradigma Hakikat Manusia


Dengan menggunakan model pengembangan teori etika berdasarkan
paradigma/pemahaman atas hakikat manusia, dapat dipahami mengapa sampai saat ini
telah berkembang beragam teori dengan argumentasi /sudut pandang penalaran yang
berbeda. Nilai-nilai tersebut malatarbelakangi setiap paham/teori etika dan norma
moral yang ada. Teori dan norma moral ini selanjutnya menjadi pedoman dalam setiap
tindakan yang dilakukan. Teori egoisme berangkat dari pemikiran para penganutnya
bahwa makna hidup setiap orang adalah untuk merealisasikan kepentingan diri secara
individu.

Sejalan dengan teori egoisme, muncul teori hak. Pola pikir inilah yang melatarbelakangi
munculnya teori teonom, suatu teori yang lebih menekankan pada pencapaian
kebahagiaan di akhirat. Teori utilitarianisme juga dilandasi oleh pola pikir hakikat
manusia untuk mencapai kebahagiaan duniawi, sama seperti teori egoisme. Teori
egoisme lebih menekankan pada kepentingan individu, sedangkan teori utilitarianisme
lebh menekankan pada kepentingan kelompok/masyarakat.
Dengan mengupayakan kebahagiaan, teori hak dan teori kewajiban mencoba mengulas
dari sudut pandang antara hak dan kewajiban individu dengan hak dan kewajiban
masyarakat. Teori deontologi lebih menekankan pentingnya kewajiban setiap
orang, sedangkan teori hak lebih menyoroti dari sisi hak setiap orang. Bila seseorang
menuntut haknya, berarti orang lain punya kewajiban untuk menghormati hak
seseorang tersebut.

Anda mungkin juga menyukai