Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH FILSAFAT BARAT PRA MODERN

FILSAFAT HELENISME

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
KELAS : A
NAMA ANGGOTA :
1. Fauziah Susanti (440742)
2. Fenia Salsabila Rachma (444970)
3. Ghea Gabriella Widodo (441631)
4. Gilang Faijin Aljiaro (439940)
5. Hafizh Seto Gunawan (441633)
6. Firdaus Cahyatun Nufus (441629)

PROGRAM STUDI FILSAFAT


FAKULTAS FILSAFAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2019

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Zaman Helenisme dimulai dari pemerintahan Aleksander yang Agung. Helenisme
berasal dari kata “Hellenizein” adalah roh dan kebudayaan Yunani yang sepanjang roh
dan kebudayaan itu memberikan ciri – cirinya kepada para bangsa yang bukan Yunani di
sekitar Lautan Tengah, mengadakan perubahan – perubahan dibidang kesusasteraan,
agama, dan keadaan bangsa – bangsa itu. Pada zaman ini ada perpindahan pemikiran
filsafati yaitu dari filsafat teoritis menjadi filsafat praktris. Filsafat makin lama menjadi
suatu seni hidup. Orang bijak adalah orang yang mengatur hidupnya menurut akalnya.
Ada banyak aliran yang berusaha menentukan cita – cita hidup manusia. Ada aliran yang
bersifat etis yang menekankan kepada persoalan – persoalan kebijaksanaan hidup yang
praktis dan ada juga aliran yang diwarnai oleh agama. Yang termasuk aliran bersifat etis
adalah aliran Epikuros dan Stoa. Sedangkan aliran yang diwarnai agama diantaranya
adalah filsafat Neopythagoris, Platonis Tengah, Yahudi, dan Neoplatonisme.

1.2 Rumusan Masalah

1.Apa keterkaitan pemikiran epikuros dengan demokritos?

2.Apa saja kah ajaran yang terdapat dalam aliran STOA?

3.Bagaimanakah perkembangan skeptisisme?

4.Apa saja kah persamaan pemikiran neopythagorasme dengan aristoteles,stoa dan plato?

5.Bagaimana ajaran yang disampaikan oleh platonis tengah?

6.Mengapa pemikiran filsafat yahudi berpusat pada teosentris?

7.Bagaimana kebangkitan neoplatonisme setelah aristoteles?

8.Bagaimana konsep idea menurut plotinos?

2
BAB II

ISI

2.1 EPIKUROS

Epikuros dilahirkan di Samos tetapi menempuh pendidikan di Athena. Filsuf yang


mempengaruhinya adalah Demokritos. Tujuan dari filsafat Epikuros adalah menjamin
kebahagiaan manusia,sehingga inti pikirannya berkisar kepada etika.

Menurut Epikuros, jagat raya adalah kekal dan tidak terbatas serta dibentuk oleh ruang
kosong yang ditempati oleh benda tertentu. Segala benda disusun dari atom-atom, yang telah
ada sejak kekal bersama-sama dengan adanya ruang losong. Menurutnya, jiwa adalah atom,
tubuh halus yang berada didalam tubuh. Tanpa tubuh kasar jiwa tidak dapar berada.

Didalam etikanya, Epikuros bermaksud memberikan ketenangan batin (ataraxia)


kepada manusia sebab ketenangan batin diancam oleh ketakutan terhadap maut dan nasib.
Maut dan nasib tidak perlu ditakuti karena setelah mati, jiwanya akan dilarutkan kedalam
atom-atom untuk kembali ke asal. Menurut Epikuros, nasib itu tidak ada. Karena, nasib dapat
diubah sendiri sesuai kehendaknya. Menurutnya, tujuan hidup adalah hedone ( kenikmatan,
kepuasan ) yang akan tercapai jika batin dan tubuh sehat. Dengan demikian kebahagiaan
merupakan hal tertinggi sedangkan hal-hal lain menempati jenjang yang lebih rendah.

Hubungan antara gagasan Epikuros dengan gagasan Demokritos disatu pihak dan
dengan gagasan Aristippus di lain pihak sudah jelas. Bagi Demokritos atom-atom sekedar
mempunyai bentuk dan besar, bagi Epikuros atom-atom mempunyai bobot. Hal ini
menunjujkan perbedaan : bagi Demokritos ke segenap penjuru dan bagi Epikuros dari atas ke
bawah. Bagi Epikuros kenikmatan rohani lebih berharga daripada jasmani, sedangkan bagi
Aristippus kenikmatan jasmani lebih diutamakan.

Sepanjang zaman filsafat Epikuros mendapatkan banyak pengagum. Diantaranya adalah


penjair Romawi Lucretius (95-51 SM), yang dalam kitabnya De Rerum Natura menguraikan
secara puitis serta terpecaya filsafat Epikuros, yang didalamnya ia melengkapi ajaran
Epikuros dalam beberapa hal antara lain dengan bantuan Empedokles.

2.2 STOA

Stoa didirikan oleh Zeno dari Cytium (336-264SM). Sejarah aliran stoa dibagi
menjadi 3 tahap:

3
A. Stoa kuno. Tokohnya : Zeno dari Cytium dan Khrysippos dari Soli

B. Stoa menengah. Tokohnya : Panaitios dari Rhodos, dan Poseidonios dari Apamea.

C. Stoa baru. Tokohnya : Seneca, Epiktetos, dan Marcus aurelius.

Ajaran stoa meliputi 3 bagian, yakni logika, fisika dan etika. Etika adalah ajaran stoa
yang paling penting. Kaum stoa menggambarkan filsafat sebagai kebun dimana pagarnya
adalah logika, pohon-pohonnya adalah fisika, dan etika adalah buahnya yang merupakan hal
yang paling penting.

Ajaran mengenai logika, meliputi logika formal dan pengenalan.

• Logika formal stoa adalah pengembangan dari logika Aristoteles.

• Pengenalan diperoleh melalui pengamatan inderawi atau empirisme.

Ajaran mengenai fisika:

• Segala sesuatu bersifat monisme atau tunggal.

• Segala sesuatu yang ada bersifat material. Termasuk hal-hal seperti keutamaan, jiwa, dan
tuhan adalah bersifat material.

• Segala sesuatu yang ada bersifat determenistik, yaitu bahwa segala yang terjadi di dunia ini
berlangsung dengan keniscayaan tetap.

• Berpaham pantheistik. Bahwa Tuhan tidaklah transenden melainkan imanen yang tidak lain
adalah alam semesta ini sendiri menurut aspek dinamis dan deterministik.

Ajaran tentang etika:

• Tujuan atau cita-cita tertinggi manusia adalah hidup dengan harmoni dan seimbang.

• Keutamaan (arete) diraih dengan hidup menurut kodratnya sebagai manusia.

• Tugas manusia adalah melawan emosi, perasaan dan nafsu manusia sampai takluk
seluruhnya karena emosi, perasaan, dan nafsu itu mempersulit manusia dalam meraih
keutamaan.

• Manusia, dalam hidup bermasyarakat pada dasarnya memiliki kedudukan yang sama. Tidak
memandang status, golongan,dan kekayaan.

4
2.3 SKEPTISISME

Para pengikut skeptisisme meragukan kemungkinan pengetahuan dalam arti yang


sebenarnya. Mereka menolak dogmatisme (pemikiran yang menganggap dirinya sudah
mencapai kepastian) secara tegas. Skeptisisme dapat dikatakan bukan suatu mazhab yang
sebenarnya karena tidak mempunyai suatu ajaran yang positif. Perkembangan skeptisisme
dibagi atas tiga periode: skeptisisme lama, Akademia Menengah dan Baru, dan skeptisisme di
kemudian hari atau Neopyrrhonisme

1. Skeptisisme Lama
Tokoh utamanya adalah Pyrro dari Elis. Ia mendalami beberapa sistem filsafat,
salah satunya yaitu filsafat Demokritos. Dalam hidupnya, ia tidak meninggalkan
tulisan. Pemikirannya dikenal melalui muridnya, Timon dari Philos. Menurut Timon,
Pyrro berpendapat bahwa manusia untuk mencapai kebahagiaan harus memperhatikan
tiga hal: apa yang kita tahu tentang kodrat benda-benda, bagaimana seharusnya sikap
kita terhadap benda-benda, dan keuntungan apa yang boleh kita harapkan jika kita
berlaku dengan semestinya terhadap benda-benda.
2. Akademia Menengah dan Baru
Pada periode ini, Akademia dipimpin oleh Arkesilaos dari Pitane. Ia
menggabungkan skeptisisme dengan tendensi skeptis dalam pemikiran Sokrates,
khususnya karena metode dialektikanya. Arkesilaos juga tidak meninggalkan tulisan,
sama seperti Sokrates. Arkesilaos dikritik oleh para lawannya karena dianggap tidak
setia pada Plato.
Satu abad setelah Arkesilaos, dimulailah periode ketiga dari Akademia yang
dipimpin oleh Karneades dari Khyrene. Karneades mengkritik pengikut-pengikut
Stoa, terutaka Khrysippos. Ia membantah satu demi satu semua pikirian pokok
Khrysippos mengenai pengenalan dan ekstensin dewa-dewa. Ia tidak menulis sesuatu,
tapi pemikirannya dituliskan oleh muridnya yaitu Klitomakhos. Kontribusi khusus
yang ia berikan pada skeptisisme yaitu mengenai kriteria probabilitas. Kalau tidak
bisa mencapai kebenaran mutlak, kita bisa sampai ke keadaan bahwa sesuatu harus
dianggap kemungkinan besar benar, artinya probabel. Menurut Karneades, ada tiga
tingkatan probabilitas: 1) sesuatu tampak sebagai masuk akal saja; 2) sesuatu

5
dianggap benar karena telah diuji dengan segala cara; 3) sesuatu tidak ditolak oleh
siapa pun.
3. Skeptisisme di Kemudian Hari atau Neopyrrhonisme
Dalam abad pertama SM ada beberapa skeptisi yang tidak lagi berhubungan
dengan Akademia, tetapi pemikirannya condong ke ajarah Pyrrho. Yang paling
penting adalah Ainesidemos dan Agrippa. Mereka merumuskan dasar teoretis bagi
skeptisisme Pyrrho dan mengkritik paham penting dalam filsafat seperti kebenaran,
dan bukti, sebagai paham yang tidak punya arti.
Dalam fase Neopyrrhonisme ini, mereka merumuskan tropoi, artinya cara
berargumentasi yang menunjukkan bahwa dogmatisme tidak dapat dipertahankan dan
karena itu diperlukan epokhê (penangguhan pendapat tentang benar atau tidak).

2.4 NEOPYTHAGORIS

Aliran ini mewujudkan suatu campuran dari gagasan Aristoteles, Stoa dan Plato.
Dualisme Plato yang membedakan antara dunia rohani dan dunia bendawi ditarik secara
konsekuen oleh Neopythagorisme.

Yang ilahi adalah yang ada, tak tergerak, substansi tak berjasad, realitas sempurna,
sedang benda pada dirinya adalah gerak tak teratur, kemungkinan murni yang menjadi
pengandaian eksistensi sesuatu. Di dalam Yang Ilahi itu hadirlah ide-ide sebagai gagasan-
gagasan Yang Ilahi. Idea-idea ini sekaligus juga bilangan. Karena tiada hubungan antara
Yang Ilahi dan yang bendawi maka terjadi dunia yang beraneka ragam yang disebabkan hasil
karya " jiwa-dunia " yang berfungsi sebagai demiourgos, sebagai tukangnya. Diciptakannya
banyak dewa digunakan sebagai penghubung antara alam rohani dan alam bendani.

Manusia memiliki dua macam daya. Yaitu :

1. Daya untuk mengenal dunia rohani = nous, yaitu daya karena kerjasama dengan akal
(dianoia) menjadikan manusia memikirkan hal-hal yang rohani.

2. Daya pengamatan = aisthesis, yaitu karena pengamatan disertai gambaran dan gagasan
menjadikan manusia memiliki pengetahuan berdasarkan pengamatan.

Manusia terdiri dari jiwa dan tubuh yang keduanya berdiri sendiri. Jiwa berada didalam
tubuh seperti terkurung dalam penjara dan hanya kematianlah yang akan melepaskan jiwa
dari tubuh itu. Maka tugas manusia ialah membebaskan diri dari pengaruh tubuhnya dengan
menghindari hal-hal yang bersifat negatif.

6
Pengikut aliran ini adalah Appolonius dari Tyana ( abad 1 SM ).

2.5 PLATONIS TENGAH

Pengikut aliran ini adalah Plutarkhos (117 M) dan Noumenios (akhir abad ke-2 SM).

Ajaran filsafat Platonis Tengah :

1. Yang ilahi berada jauh lebih tinggi daripada yang bendawi. Karena hakekatnya tidak dapat
dikenal, namanya tidak dapat diucapkan, serta sifat-sifatnya tidak dapat mengerti.
Diantaranya adalah tokoh setengah dewa dan para demon yang memengaruhi jalannya segala
sesuatu di dunia ini.

2. Adanya dunia dibantu oleh asas yang bertentangan dengan Yang Ilahi, yaitu " jiwa-dunia "
yang jahat. Dunia adalah campuran dari " yang ada " dan " yang tiada " yang baik dan yang
jahat.

3. Jiwa manusia adalah salah satu dari demon-demon yang rendah. Setelah proses penyucian
didalam tubuh maka akan kembali dalam persekutuan para demon kembali.

4. Noumenios, pengikut Platonisme yang kuat jiwa sinkretismenya. Ia berpendapat bahwa


Timur dan Barat adalah satu dalam agama dan Filsafat. Menurutnya, agama Kristen bukan
sesuatu yang baru karena pada hakekatnya satu dengan hikmat Yunani. Untuk menyamakan
agama Yahudi dan agama Kristen maka dipakai tafsiran alegoris baik kitab Taurat maupun
Injil.

Tampak gejala aliran Gnostik yang sinkretistis. Noumenios mengajarkan didalam


Yang Ilahi dibedakan : 1). Ilah dalam arti sempit, 2). Demiourgos yang menyebabkan adanya
dunia, 3). Hasil karya Demiourgos yaitu dunia itu sendiri.

2.6 FILSAFAT YAHUDI

Setelah penyebaran kaum yahudi,terdapat 3 kelompok yaitu:

a.mereka yang setia pada ajaran nenek moyang yang mengharapkan mesias
b.mereka yang jatuh pada aliran ortodoks
c.mereka yang mencampur agama yahudi dengan heleneis.

Dalam perjanjian lama,ajaran yang ditafsirkan seara batiniah sebagai berikut:


allah adalah tokoh yang anti kodrati,allah berbeda dengan kosmos.sebab allah merupakan roh
yang transenden.allah sama sekali tidak memiliki sifat sifat manusiawi,manusia hanya tahu

7
bahwa allah ada dan tidak dapat menyimpulkanya.ia esa dan tidak tersusun dari bagian
bagian.dalam filsafat yahudi jalan satu satunya menuju allah ialah pengetahuan.logos
merupakan sumber segala ilmu pengetahuan.berikut kebajikan yang diungkapkan 3 tingkatan:

a.aptheia,dimana manusia melepaskan segala perasaan dan hawa nafsu yang bersifat bendani.
b.kebijaksanaan,suatu karunia ilahi yang diarahkana kepada susila atau saleh
c.ekstase,yaitu menenggelamkan diri kepada illahi

begitulah cara philo menyatukan ajaran yahudi dengan filsafat heleneisme

2.7 NEOPLATONISME

Neoplatonisme merupakan segala pemikiran filsafati yang mendahuluinya disusun


secara sistematis diatas suatu dasar yang menguasai segala sesuatu. Sistem ini dibentuk pada
abad kedua M, dan bertahan sampai pada abad keenam M. Waktu pembentukannya
menunjukkan bahwa kebangkitan pemikiran filsafati kuno bersamaan dengan timbulnya
agama Kristen bahkan dengan pergumulan yang dahsyat dengan agama baru itu.

Neoplatonisme dipandang menentang ajaran Kristen yang sedang tumbuh. Dengan


adanya Neoplatonisme ajaran Plato dihidupkan kembali dengan memperkaya segala sesuatu
hal yang terbaik yang disesuaikan dengan kebutuhan zaman. Unsur-unsur yang dimasukkan
antara lain : ajaran Plato, Aristoteles, Stoa dan Philo. Usaha ini dimaksudkan untuk
mengembalikan roh Plato kepada kemurniannya yang sempurna serta menaikkan dualisme
Plato kepada tingkatan lebih tinggi.

Pendiri Neoplatonisme adalah Ammonius Sakkas dari Alexandria (175-242). Ajaran ini
tidak dapat diketahui karena tidak meninggalkan bekaa tulisan, serta pencipta Neoplatonisme
yang sebenarnya adalah Plotinos, yaitu murid dari Ammonius Sakkas.

2.8 PLOTINOS

Plotinos merupakan dualisme plato yang mengajarkan bahwa disamping dunia yang
dapat diamati,terdapat dunia dunia yang lain yang berbeda dan tidak dapat diamati,yaitu
dunia idea.dunia “ada” yang sejati.dualisme plato ini dinaikan tingkatnya oleh plotinos.idea
ini ditempatkan ditempat tertinggi dalam kesatuan arus yang mengalir dari ilahi.plotinos
mengubah filsafat plato yang antroposentris,berubah menjadi filsafat yang teosentris.menurut
plotinos keberadaan allah ada di dalam dunia yang tidak dapat diamati.ia esa,dan tanpa
pembandingan.sesuatu yang ada dalam alam semesta ini mengalir keluar daripada yang ilahi

8
itu,yang laksana sumber harus mengalirkan segala sesuatu yang keluar laksana terang yang
harus bersinar didalam gelap.

pengaliran tahap pertama yaitu nous(roh,bukan allah)yaitu dunia idea,dunia roh.roh


tidaklah sempurna karena pada tahap ini yang esa telah membedakan diri dari
kedwitunggalan,yang terdiri dari memikir dan pikiran,karya akal dari isi akal,atau subyek dari
obyek.dalam memikir disini bukan seperti pada umumnya,namun dapat diartikan sebagai
pandangan rohani.ia berpikir maka ia ada.yang ada identik dengan memikir.yang dipikir atau
obyek pikiran itulah yang disebut idea.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Filsafat heleneisme berlansung setelah zaman aristoteles dan alexander


agung.heleneisme berasal dari kata “hellenezein” yang artinya berbahasa yunani atau menjadi
yunani.pada masa heleneisme filsafat mengalami perpindahan dari yangbersofat teoritis
menjadi bersifat praktis.aliran aliran dalam heleneisme terbagi menjadi dua,yaitu aliran yang
bersifat etis yang menekankan pada persoalan kebijaksanaan hidup yang praktis dan diwarnai
dengan agama.aliran yang bersifat praktis adalah epikuros dan stoa,sementara yang diwarnai
agama adalah neopythagoras,platonis tengah,filsafat yahudi,dan neoplatonisme.inti dari
ajaran epikuros ialah segala benda disusun oleh atom atom,inti dari ajaran stoa lebih ke
materialistis,apa yang dianggap jasmaniah dianggap nyata,inti dari neopythagoras,platonis
tengah,yahudi dan neoplatonis adalah satu kesatua yang ada dalam alam semesta ini berpusat
pada yang ilahi

9
DAFTAR PUSTAKA

Hadiwijono, Harun. 1980. Sari Sejarah Filsafat Barat 1. Yogyakarta : Penerbit PT Kanisius.

Bertens, K. 1976. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta : Kanisius.

10

Anda mungkin juga menyukai