FILSAFAT HELENISME
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
KELAS : A
NAMA ANGGOTA :
1. Fauziah Susanti (440742)
2. Fenia Salsabila Rachma (444970)
3. Ghea Gabriella Widodo (441631)
4. Gilang Faijin Aljiaro (439940)
5. Hafizh Seto Gunawan (441633)
6. Firdaus Cahyatun Nufus (441629)
1
BAB I
PENDAHULUAN
4.Apa saja kah persamaan pemikiran neopythagorasme dengan aristoteles,stoa dan plato?
2
BAB II
ISI
2.1 EPIKUROS
Menurut Epikuros, jagat raya adalah kekal dan tidak terbatas serta dibentuk oleh ruang
kosong yang ditempati oleh benda tertentu. Segala benda disusun dari atom-atom, yang telah
ada sejak kekal bersama-sama dengan adanya ruang losong. Menurutnya, jiwa adalah atom,
tubuh halus yang berada didalam tubuh. Tanpa tubuh kasar jiwa tidak dapar berada.
Hubungan antara gagasan Epikuros dengan gagasan Demokritos disatu pihak dan
dengan gagasan Aristippus di lain pihak sudah jelas. Bagi Demokritos atom-atom sekedar
mempunyai bentuk dan besar, bagi Epikuros atom-atom mempunyai bobot. Hal ini
menunjujkan perbedaan : bagi Demokritos ke segenap penjuru dan bagi Epikuros dari atas ke
bawah. Bagi Epikuros kenikmatan rohani lebih berharga daripada jasmani, sedangkan bagi
Aristippus kenikmatan jasmani lebih diutamakan.
2.2 STOA
Stoa didirikan oleh Zeno dari Cytium (336-264SM). Sejarah aliran stoa dibagi
menjadi 3 tahap:
3
A. Stoa kuno. Tokohnya : Zeno dari Cytium dan Khrysippos dari Soli
B. Stoa menengah. Tokohnya : Panaitios dari Rhodos, dan Poseidonios dari Apamea.
Ajaran stoa meliputi 3 bagian, yakni logika, fisika dan etika. Etika adalah ajaran stoa
yang paling penting. Kaum stoa menggambarkan filsafat sebagai kebun dimana pagarnya
adalah logika, pohon-pohonnya adalah fisika, dan etika adalah buahnya yang merupakan hal
yang paling penting.
• Segala sesuatu yang ada bersifat material. Termasuk hal-hal seperti keutamaan, jiwa, dan
tuhan adalah bersifat material.
• Segala sesuatu yang ada bersifat determenistik, yaitu bahwa segala yang terjadi di dunia ini
berlangsung dengan keniscayaan tetap.
• Berpaham pantheistik. Bahwa Tuhan tidaklah transenden melainkan imanen yang tidak lain
adalah alam semesta ini sendiri menurut aspek dinamis dan deterministik.
• Tujuan atau cita-cita tertinggi manusia adalah hidup dengan harmoni dan seimbang.
• Tugas manusia adalah melawan emosi, perasaan dan nafsu manusia sampai takluk
seluruhnya karena emosi, perasaan, dan nafsu itu mempersulit manusia dalam meraih
keutamaan.
• Manusia, dalam hidup bermasyarakat pada dasarnya memiliki kedudukan yang sama. Tidak
memandang status, golongan,dan kekayaan.
4
2.3 SKEPTISISME
1. Skeptisisme Lama
Tokoh utamanya adalah Pyrro dari Elis. Ia mendalami beberapa sistem filsafat,
salah satunya yaitu filsafat Demokritos. Dalam hidupnya, ia tidak meninggalkan
tulisan. Pemikirannya dikenal melalui muridnya, Timon dari Philos. Menurut Timon,
Pyrro berpendapat bahwa manusia untuk mencapai kebahagiaan harus memperhatikan
tiga hal: apa yang kita tahu tentang kodrat benda-benda, bagaimana seharusnya sikap
kita terhadap benda-benda, dan keuntungan apa yang boleh kita harapkan jika kita
berlaku dengan semestinya terhadap benda-benda.
2. Akademia Menengah dan Baru
Pada periode ini, Akademia dipimpin oleh Arkesilaos dari Pitane. Ia
menggabungkan skeptisisme dengan tendensi skeptis dalam pemikiran Sokrates,
khususnya karena metode dialektikanya. Arkesilaos juga tidak meninggalkan tulisan,
sama seperti Sokrates. Arkesilaos dikritik oleh para lawannya karena dianggap tidak
setia pada Plato.
Satu abad setelah Arkesilaos, dimulailah periode ketiga dari Akademia yang
dipimpin oleh Karneades dari Khyrene. Karneades mengkritik pengikut-pengikut
Stoa, terutaka Khrysippos. Ia membantah satu demi satu semua pikirian pokok
Khrysippos mengenai pengenalan dan ekstensin dewa-dewa. Ia tidak menulis sesuatu,
tapi pemikirannya dituliskan oleh muridnya yaitu Klitomakhos. Kontribusi khusus
yang ia berikan pada skeptisisme yaitu mengenai kriteria probabilitas. Kalau tidak
bisa mencapai kebenaran mutlak, kita bisa sampai ke keadaan bahwa sesuatu harus
dianggap kemungkinan besar benar, artinya probabel. Menurut Karneades, ada tiga
tingkatan probabilitas: 1) sesuatu tampak sebagai masuk akal saja; 2) sesuatu
5
dianggap benar karena telah diuji dengan segala cara; 3) sesuatu tidak ditolak oleh
siapa pun.
3. Skeptisisme di Kemudian Hari atau Neopyrrhonisme
Dalam abad pertama SM ada beberapa skeptisi yang tidak lagi berhubungan
dengan Akademia, tetapi pemikirannya condong ke ajarah Pyrrho. Yang paling
penting adalah Ainesidemos dan Agrippa. Mereka merumuskan dasar teoretis bagi
skeptisisme Pyrrho dan mengkritik paham penting dalam filsafat seperti kebenaran,
dan bukti, sebagai paham yang tidak punya arti.
Dalam fase Neopyrrhonisme ini, mereka merumuskan tropoi, artinya cara
berargumentasi yang menunjukkan bahwa dogmatisme tidak dapat dipertahankan dan
karena itu diperlukan epokhê (penangguhan pendapat tentang benar atau tidak).
2.4 NEOPYTHAGORIS
Aliran ini mewujudkan suatu campuran dari gagasan Aristoteles, Stoa dan Plato.
Dualisme Plato yang membedakan antara dunia rohani dan dunia bendawi ditarik secara
konsekuen oleh Neopythagorisme.
Yang ilahi adalah yang ada, tak tergerak, substansi tak berjasad, realitas sempurna,
sedang benda pada dirinya adalah gerak tak teratur, kemungkinan murni yang menjadi
pengandaian eksistensi sesuatu. Di dalam Yang Ilahi itu hadirlah ide-ide sebagai gagasan-
gagasan Yang Ilahi. Idea-idea ini sekaligus juga bilangan. Karena tiada hubungan antara
Yang Ilahi dan yang bendawi maka terjadi dunia yang beraneka ragam yang disebabkan hasil
karya " jiwa-dunia " yang berfungsi sebagai demiourgos, sebagai tukangnya. Diciptakannya
banyak dewa digunakan sebagai penghubung antara alam rohani dan alam bendani.
1. Daya untuk mengenal dunia rohani = nous, yaitu daya karena kerjasama dengan akal
(dianoia) menjadikan manusia memikirkan hal-hal yang rohani.
2. Daya pengamatan = aisthesis, yaitu karena pengamatan disertai gambaran dan gagasan
menjadikan manusia memiliki pengetahuan berdasarkan pengamatan.
Manusia terdiri dari jiwa dan tubuh yang keduanya berdiri sendiri. Jiwa berada didalam
tubuh seperti terkurung dalam penjara dan hanya kematianlah yang akan melepaskan jiwa
dari tubuh itu. Maka tugas manusia ialah membebaskan diri dari pengaruh tubuhnya dengan
menghindari hal-hal yang bersifat negatif.
6
Pengikut aliran ini adalah Appolonius dari Tyana ( abad 1 SM ).
Pengikut aliran ini adalah Plutarkhos (117 M) dan Noumenios (akhir abad ke-2 SM).
1. Yang ilahi berada jauh lebih tinggi daripada yang bendawi. Karena hakekatnya tidak dapat
dikenal, namanya tidak dapat diucapkan, serta sifat-sifatnya tidak dapat mengerti.
Diantaranya adalah tokoh setengah dewa dan para demon yang memengaruhi jalannya segala
sesuatu di dunia ini.
2. Adanya dunia dibantu oleh asas yang bertentangan dengan Yang Ilahi, yaitu " jiwa-dunia "
yang jahat. Dunia adalah campuran dari " yang ada " dan " yang tiada " yang baik dan yang
jahat.
3. Jiwa manusia adalah salah satu dari demon-demon yang rendah. Setelah proses penyucian
didalam tubuh maka akan kembali dalam persekutuan para demon kembali.
a.mereka yang setia pada ajaran nenek moyang yang mengharapkan mesias
b.mereka yang jatuh pada aliran ortodoks
c.mereka yang mencampur agama yahudi dengan heleneis.
7
bahwa allah ada dan tidak dapat menyimpulkanya.ia esa dan tidak tersusun dari bagian
bagian.dalam filsafat yahudi jalan satu satunya menuju allah ialah pengetahuan.logos
merupakan sumber segala ilmu pengetahuan.berikut kebajikan yang diungkapkan 3 tingkatan:
a.aptheia,dimana manusia melepaskan segala perasaan dan hawa nafsu yang bersifat bendani.
b.kebijaksanaan,suatu karunia ilahi yang diarahkana kepada susila atau saleh
c.ekstase,yaitu menenggelamkan diri kepada illahi
2.7 NEOPLATONISME
Pendiri Neoplatonisme adalah Ammonius Sakkas dari Alexandria (175-242). Ajaran ini
tidak dapat diketahui karena tidak meninggalkan bekaa tulisan, serta pencipta Neoplatonisme
yang sebenarnya adalah Plotinos, yaitu murid dari Ammonius Sakkas.
2.8 PLOTINOS
Plotinos merupakan dualisme plato yang mengajarkan bahwa disamping dunia yang
dapat diamati,terdapat dunia dunia yang lain yang berbeda dan tidak dapat diamati,yaitu
dunia idea.dunia “ada” yang sejati.dualisme plato ini dinaikan tingkatnya oleh plotinos.idea
ini ditempatkan ditempat tertinggi dalam kesatuan arus yang mengalir dari ilahi.plotinos
mengubah filsafat plato yang antroposentris,berubah menjadi filsafat yang teosentris.menurut
plotinos keberadaan allah ada di dalam dunia yang tidak dapat diamati.ia esa,dan tanpa
pembandingan.sesuatu yang ada dalam alam semesta ini mengalir keluar daripada yang ilahi
8
itu,yang laksana sumber harus mengalirkan segala sesuatu yang keluar laksana terang yang
harus bersinar didalam gelap.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
Hadiwijono, Harun. 1980. Sari Sejarah Filsafat Barat 1. Yogyakarta : Penerbit PT Kanisius.
10