Anda di halaman 1dari 12

Filsafat Era Patristik

Oleh : Muh. Akbar Al-Bantani(6661180071)


Ayu Alyasari (6661180066) Firda Syafitri (6661180072)
Hawali Nurhidayat M (6661180067) Gusti Maulana (6661180073)
Annisa Aprilia (6661180068)
Mia Dehan Rosanda (6661180069)
Novi Eka Pratiwi (6661180070)
Latar Belakang
• Timbulnya agama kristen pada
awal abad masehi
menyebabkan filsafat di barat • Semula para pengikut
menduduki tempat yang baru. agama kristen memang
Disamping hikmah hidup yang terdiri dari orang-orang
dikemukakan oleh filsafat sederhana, dari golongan
timbullah hikmah hidup yang rakyat jelata, yang bukan
dikemukakan oleh agama ahli pikir. Oleh karena itu
kristen. Keduanya bukan hidup semula tiada pembelaan
berdampingan secara damai, secara filsafati. Akan tetapi
melainkan berkonfrontasi. kemudian masuklah juga
orang-orang dari golongan
atasan, golongan ahli pikir,
menjadi pengikut agama
kristen. Sejak itu
bangkitlah para ahli pikir
kristen, yang menentukan
sikap mereka terhadap
filsafat yunani.
Istilah Patristik adalah istilah khas gereja
yang diambil dari kata pater yang artinya
bapa atau “para bapa perintis gereja” di
Eropa (Harun Hadiwijono, 1994 : 70). zaman
ini meliputi zaman diantara para rosul (abad
pertama) hingga kira-kira awal abad ke-8.
Para pemikir kristen pada zaman partistik
mengambil sikap yang bermacam-macam.
Problem-problem utama adalah mengenai
adanya tuhan yang maha esa, Trinitas,
Allah yang menjadi manusia, hubungan
antara tuhan dengan manusia, dosa, dan
sebagainya.
Sejarah Perkembangan Sejarah Filsafat
Era Patristik
Permulaan Zaman Filsafat Patristik
• Bapak Geraja merintis jalan dalam memperkembangkan
teologi Kristiani. Secara kronologis mereka masih termasuk
masa kuno, tetapi dari sudut perkembangan sejarah filsafat
sebaiknya mereka dipandang sebagai masa peralihan menuju
pemikiran Abad pertengahan. Orang yang digelari sebagai
filsuf Kristen yang pertama adalah JUSTINUS MARTYR
(abad 2). Ia mempelajari berbagai filsafat dan sesudah masuk
agama Kristen ia masih tetap memakai nama “filsuf”.
Zaman Keemasan Filsafat Patristik
• Zaman Keemasan Filsafat Patristik Yunani
• Zaman ini bermula 312 M pada masa ini bapa gereja terbesar
yunani yaitu GREGORIUS DARI NAZIANZA (330-390),
BASILIUS AGUNG (330-379), dan adik BASILIUS yang
bernama GREGORIUS DARI NYSSA (335-394). Mereka
menciptakan sintesa antara kristen dan kebudayaan hellenis.
Ketiganya dianggap paling pandai dalam filsafat dan
menggunakan madhab Neoplatonisme, namun menolak
pendapat yang memandang rendah materi, kejahatan berasal
dari kehendak manusia bebas dan bukan dari materi.
• Zaman Keemasan Filsafat Patristik Latin
Beberapa nama yang pantas disebut ialah
Ambrosius dari Milano dan Hieronymus. Tetapi
tidak dapat disangsikan bahwa yang paling besar
diantara Bapa-bapa Gereja Barat adalah Agustinus
(354-430). Jika mempelajari pemikiran Agustinus,
kesulitan besar yang kita hadapi ialah bahwa dalam
karya-karya filsafat tidak bisa dipisah dari teologi.
Sebetulnya kesulitan yang sama terdapat juga pada
Bapa-bapa Gereja lain, tetapi secara khusus
dirasakan pada Agustinus, karena seluruh
pemikirannya bersandar pada pengalaman rohani
yang pribadi.
Zaman Kemunduran Filsafat era
Patristik
• Masa patristik yunani berakhir dengan Johannes Damascenus
( Awal abad 8 ). Menurut para sejarawan, filsafat Patristik
mengalami kemunduran sejak abad V hingga abad VIII.
Selanjutnya di barat dan timur muncul tokoh-tokoh dan
pemikir-pemikir baru dengan corak pemikiran yang mulai
berbeda dengan masa Patristik.
Tokoh-tokoh penting filsafat era
patristik
• Bapak Gereja terpenting masa itu antara lain Tertullianus,
Justinus, Clemens dari Alexandria, dan Origenes adalah
pemikir-pemikir pada masa awal partistik. Gregorius dari
Nazianza, Basilius, Gregorius dari Nyssa, Dyonisius
Areopagita, dan Johanes Damascenus adalah tokoh-tokoh
masa partistik Yunani. Sedangkan Ambrosius, Hyeronimus,
dan Agustinus adalah pemikir-pemikir yang menandai masa
keemasan partistik Latin.
Pemikiran filsafat era patristik
a. Ajaran tentang Iluminasi
Menurut Agustinus, Dalam Rasio Ilahi terdapat “kebenaran-
kebenaran abadi”; kebenaran-kebenaran yang mutlak dan tak
terubahkan. Rasio Ilahi itu menerangi rasioinsani. Allah
adalah Guru batiniah yang bertempat tinggal dalam batin kita
dan menerangi roh manusiawi dengan kebenaran-Nya.
b. Dunia Jasmani
Dunia jasmani mengalami perkembangan
terus-menerus, tetapi seluruh
perkembangan itu tergantung pada Allah.
Mula-mula Allah menciptakan suatu materi
yang tidak mempunyai bentuk tertentu,
tetapi di dalamnya terdapat “rationes
seminales” (artinya :benih-benih).
c. Manusia
Dalam pemikirannya tentang manusia, Augustinus
pasti dipengaruhi oleh Platonisme. Ia tidak
menerima (jiwa terkurung dalam tubuh), tetapi
tidak dapat disangkal bahwa ia masih menganut
semacam dualisme, misalnya bila ia melukiskan
jiwa sebagai substansi yang menggunakan tubuh.
Tetapi tubuh (dan materi) tidak merupakan sumber
kejahatan. Satu-satunya kejahatan adalah dosa
yang berasal dari kehendak bebas, lagi hukuman
untuk dosa.

Anda mungkin juga menyukai