Anda di halaman 1dari 4

A.

Prosedur Penelitian
Penelitian terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap penelitian pendahuluan, perencanaan,
dan pelaksanaan. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan Penelitian
a. Studi Penelitian
Masalah yang menarik perhatian peneliti adalah keterampilan sosial pada siswa kelas
V SD Negeri 2 Curugbarang kemudian melakukan studi kepustakaan mengeni
keterampiln sosial, bimbingan kelompok, dan permainan kooperatif.
b. Menyusun proposal, seminar proposal dan perbaikan proposal penelitian.
c. Merancang instrument penelitian untuk mengukur keterampilan sosial siswa.
d. Melakukan Judgement kepada dosen ahli yaitu Ibu Dr. Hj. Evi Afiati dan Bapak Sigit
Setiawan, M.Pd.
e. Melakukan uji coba instrumen di kelas V SD Negeri 2 Curugbarang, melakukan revisi
instrument penelitian dan instrumen siap digunakan dalam penelitian. kemudian
melaksanakan uji validitas, reliabilitas.
f. Menganalisis hasil uji coba instrument penelitian untuk mengetahui layak atau
tidaknya instrument angket digunakan sebagai instrumen penelitian
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Berikut langkah-langkah penelitian:
a. Setelah mengetahui siswa yang keterampilan sosial rendah maka dibentuk kelompok,
untuk jumlah anggota setiap kelompoknya disesuaikan oleh peneliti.
b. Peneliti melakukan treatment yang akan diberikan kepada kelompok dengan
menggunakan teknik permainan kooperatif untuk meningkatkan keterampilans sosial
siswa.
c. Melakukan Post test, post test merupakan evaluasi hasil dari perlakuan peneliti dalam
melakukan kegiatan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang
disampaikan oleh peneliti.
d. Analisis hasil, peneliti akan mengetahui apakah perlakuan terhadap kelompok
eksperimen ada perbedaan sebelum dan sesudah diberikan treatment.
3. Tahap Akhir Penelitian
a. Menganalisis dan mengolah data hasil instrument yang sudah disebar dengan
menggunakan statistik yang tepat.
b. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data
c. Memberi rekomendasi berdasarkan hasil pengelolaan data penelitian.
4. Program bimbingan kelompok dengan teknik permainan kooperatif untuk meningkatkan
keterampilan sosial siswa
a. Rasional
Pendidikan harus menyeimbangkan aspek akademik dan aspek perkembangan
kepribadian siswa. Sekolah sebagai satuan pendidikan berkewajiban memfasilitasi
terpenuhinya kebutuhan siswa, baik dari segi akademik, non akademik dan pembentukan
karakter atau kepribadian siswa. Bimbingan dan Konseling merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari komponen pendidikan, yang bertugas untuk memfasilitasi
perkembangan peserta didik mencapai perkembangan diri secara optimal. Pelayanan
Bimbingan dan Konseling dibutuhkan oleh siswa. Bimbingan dan konseling di sekolah
memiliki peranan penting dalam membantu peserta didik untuk mencapai tugas-tugas
perkembangan sebagaimana tercantum dalam Standar Kompetensi Kemandirian Peserta
Didik dan Kompetensi Dasar (SKKPD). Upaya yang dilakukan dalam mendukung
pencapaian tugas perkembangan tersebut, program bimbingan dan konseling
dilaksanakan secara utuh dan kolaboratif dengan seluruh stakeholder sekolah.
Layanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan di kelas V SD Negeri 2
Curugbarang memiliki permasalahan yang dialami oleh sebagian siswa adalah
permasalahan dalam sosial. Fakta ini sejalan dengan hasil observasi yang telah
dilaksanakan oleh peneliti pada siswa kelas V SD Negeri 2 Curugbarang Kabupaten
Pandeglang Tahun Ajaran 2019/2020 ditemukan kecenderungan keterampilan sosial
siswa belum merata dimana masih ada siswa yang keterampilan sosialnya kurang.
Terlihat terdapat siswa yang suka berkelahi dan sering mengganggu siswa lainnya saat
belajar, siswa yang pasif saat belajar dan sering tidak di ajak kerja sama oleh siswa
lainnya, dan siswa yang pintar dan populer namun terkadang bertindak otoriter saat
bekerja sama. Sedangkan berdasarkan tes sosiometri yang berguna untuk mengetahui
keadaan interaksi sosial antar siswa dalam kelas V SD Negeri 2 Curugbarang dan
hasilnya terdapat siswa yang tidak sukai untuk bekerjasama dan disukai untuk
bekerjasama, alasan mengapa siswa memilih siswa yang tidak sukai biasanya karena
siswa tersebut sering mengganggu siswa lainnya atau tidak baik untuk bekerja sama dan
alasan siswa memilih siswa yang di sukai biasanya karena siswa tersebut pintar, populer,
dan baik untuk bekerja sama atau bermain. Berdasarkan kondisi siswa kelas V SD
Negeri 2 Curugbarang Kabupaten Pandeglang Tahun Ajaran 2019/2020 yang masih
memiliki tingkat keterampilan sosial yang rendah
Keterampilan yang sangat dibutuhkan oleh setiap orang untuk berhubungan dengan
orang lain, dalam keterampilan sosial siswa mempelajari mengenai interaksi sosial,
hubungan sosial, serta cara berkomunikasi yang baik disosial sehingga anak menjadi
lebih menghargai dan menghormati perbedaan. Tingkat keterampilan sosial anak di
sekolah berbeda, ada yang rendah dan ada yang tinggi. Siswa yang memiliki
keterampilan sosialnya tinggi artinya memiliki keterampilan sosial yang baik dan sesuai
dengan masanya seperti mudah bergaul, banyak teman yang menyukainya, sedikit
musuh, dan populer karena kebaikannya. Siswa dengan keterampilan sosial rendah akan
sedikit bicara, tidak agresif, dan lebih menarik diri, merasa tidak aman, ragu-ragu,
kurang percaya diri, tidak dapat mengekspresikan pikiran dan perasaan secara bebas, dan
tidak puas dalam kehidupannya. Salah satu cara meningkatkan keterampilan sosial
adalah memberikan layanan bimbingan kelompok dan salah satu teknik dalam
bimbingan kelompok yaitu bermain. Bermain merupakan kegiatan yang memberikan
kepuasan bagi diri sendiri, bermain merupakan sesuatu sarana yang memungkinkan anak
berkembang secara optimal. Salah satu permainan yang dapat dilakukan oleh anak
adalah permainan kooperatif yang melibatkan interaksi sosial dalam satu kelompok
dengan suatu perasaan indentitas kelompok dan aktivitas yang terorganisir.
b. Tujuan
Secara umum tujuan dari teknik permainan kooperatif adalah membahas bersama
masalah yang dihadapi untuk meningkatkan keterampilan sosial pada siswa kelas V SD
Negeri 2 Curugbarang Kabupaten Pandeglang Tahun Ajaran 2019/2020. Tujuan utama
dari penggunaan teknik permainana kooperatif adalah:
1) Melatih siswa untuk lebih memiliki keterampilan sosial yang baik dengan
menggunakan teknik permainan koperatif siswa dituntut untuk bekerjasama yang
mengharuskan siswa memahami untuk tidak memilih-milih tema, bersikap empati,
mampu menyelesaikan masalah dengan bekerjasama, dan terampil berinteraksi.
2) Membantu siswa belajar bagaimana membagi tanggung jawab saat menerima tugas
saat bekerjasama, mengambil keputusan dalam saat bekerjasama, sehingga
interaksi siswa terjadi dengan baik.
c. Prosedur Bimbingan kelompok
Semua hasil kegiatan permainan kooperatif disesuaikan dengan tahap-tahap
bimbingan kelompok, yaitu:
1) Tahap pembentukan.
Tahap pembentukan merupakan tahap pengenalan, tahap perlibatan diri atau
tahap memasukan diri kedalam kehidupan suatu kelompok, dan tahap
terbentuknya dinamika kelompok.
2) Tahap peralihan.
Tahap peralihan merupakan tahap menuju ke kegiatan kelompok yang
sebenarnya. Pemimpin kelompok menjelaskan apa yang akan dilakukan oleh
anggota kelompok pada tahapan yang lebih lanjut dalam kegiatan kelompok yaitu
kegiatan inti.

3) Tahap kegiatan kelompok.


Tahap kegiatan kelompok merupakan kegiatan inti dalam bimbingan kelompok.
Maka aspek-aspek yang diperhatikan dalam kegiatan bimbingan kelompok perlu
mendapat perhatian seluruh anggota kelompok.
4) Tahap pengakhiran.
Tahap pengakhiran dilakukan saat seluruh kegiatan bimbingan kelompok dirasa
telah mencapai tujuan bimbingan kelompok.

Anda mungkin juga menyukai