Anda di halaman 1dari 5

a.

Latihan Bimbingan Kelompok


Latihan bimbingan kelompok sesuai penjelasan Rusmana, N. (2009: 16-28),
yaitu:
1) Written (tertulis)
Latihan menulis terdiri atas aktivitas menulis menulis di mana anggota
dapat menulis daftar, pertanyaan, mengisi esai, menerjemahkan reaksi
mereka, atau menggunakan tanda cek hal-hal yang berkaitan dengan masalah
atau topik yang dibahas. Keuntungan paling adalah anggota menjadi lebih
fokus saat menyelesaikan tugas tertulis dan mereka dapat menghasilkan ide-
ide atau respon-respon di kepala mereka saat menyelesaikan tugas tersebut.
2) Gerak (movement)
Latihan gerak mensyaratkan peserta untuk melakukan suatu hal yang
bersifat fisikal, karenanya peserta harus bergerak. Latihan dapat berupa
kegiatan sederhana seperti berdiri dan menggerakkan anggota tubuh untuk
peregangan ataupun kegiatan yang kompleks seperti trust lift (lima orang
peserta secara bersama mengangkat seorang peserta lain di atas kepala
mereka) dan breaking in (kelompok berdiri bersama dan berpegangan tangan
berusaha untuk menjaga anggota kelompok yang di luar lingkaran agar tidak
masuk).
3) Lingkaran (rounds)
Latihan rounds mungkin merupakan latihan yang paling berguna
dimana konselor memiliki akses terhadap kelompok. Latihan ini dapat
dilakukan dengan cepat dan membantu dalam mengumpulkan informasi yang
berguna. Contoh Lingkaran pilihan Latihan ini mengharuskan trainer untuk
membaca pernyataan dan peserta mengungkapkan perasaannya tentang
pernyataan tersebut. Resport terhadap pernyataan konselor tersebut biasanya
memilik potensi untuk memunculkan berbagai diskusi.
4) Dyad dan Triad
Dyad merupakan aktivitas dimana anggotanya dipasangkan dengan satu
sama lain untuk mendiskusikan persoalan - persoalan atau untuk
menyelesaikan suatu tugas. Triad merupakan aktivitas di mana anggota
kelompok dibagi menjadi kelompok kelompok kecil yang terdiri atas tiga
orang. Triad dibentuk saat anggot kelompok berjumlah ganjil. Pada
umumnya dyad dan triad sangat berguna karena memberikan kesempatan
bagi anggota untuk memilik kontak yang lebih personal dengan satu sama
lain, mengemukakan ide, dan memvariasikan format kelompok.
5) Creative Props
Jacobs (Rusmana, N. (2009: 21) latihan Creative Props menggunakan
berbagai kreatif. Peralatan konseling yang berbeda dapat digunakan dalam
latihan kelompok yang menarik dan memikat. Bahan-bahan yang dapat
digunakan dalam creative props 1) pita karet 2) gelas styrofaam 3) kursi kecil
4) botol bir 5) kaset tape yang sudah tak terpakai 6) kartu remi 7) perisai 8
saringan tungku.
6) Arts and Crafts (seni dan kerajinan tangan)
Latihan Arts and Crafts mengharuskan peserta untuk menggambar,
memotong, menempel, mengecat, dan mewarnai dengan tujuan untul
menciptakan sesuatu dari berbagai bahan. Seperti latihan lainnya latihan arts
and crafts dapat mendatangkan kesenangan, memunculkan minat,
mengangkat fokus kelompok, menciptakan energ dan mengembangkan
diskusi.
7) Fantasi
Latihan fantasi adalah yang paling sering digunakan untuk
pengembangan dan terapi kelompok, memberdayakan imajinasi dan
penggambaran visual anggota kelompok. Fantasi membantu anggota agar
menjadi lebih sadar akan perasaan, harapan, keraguan dan ketakutan mereka.
8) Bacaan Umum
Latihan bacaan umum mensyaratkan peserta untuk membaca cerita
pendek, puisi atau dongeng. Bacaan-bacaan semacam itu seringkali
menyajikan tujuan dari pengembangan ide dan pemikiran serta memperdalam
fokus terhadap beberapa topik atau isu. Faktor penting yang harus dipikirkan
dalam melakukan latihan bacaan umum ini adalah tujuan kelompok. Pastikan
bahwa bahan bacaan akan dapat mengembangkan pemikiran-pemikiran.
Pertimbangan lainnya adalah kapabilitas intelektual aggota saat kita meminta
mereka untuk membaca dan menanggapi Puisi ataupun saat kita meminta
mereka menulis sajak.
9) Umpan Balik
Latihan umpan balik memungkinkan peserta dan konselor berbagi
perasaan dan pemikiran mereka tentang satu samalain Konselor tidak
seharusnya menggunakan latihan umpan balik kecuali ia merasa bahwa
anggota kelompok memiliki keinginan yang cukup untuk saling membantu
bukannya keingiran untuk saling menyakit satu sama lain.

10) Experiential
Beberapa latihan kelompok dapat diklasifikasikan sebaga latihan
eksperiensial karena anggota kelompok terlibat dalam semacam pengalaman
kelompok ataupun individual yang aktif dan menantang. Latihan
eksperiensial yang paling dikenal adalah "ropes Course" (permainan tali
temali), yang merupakan rangkaian aktivitas yang didesain untuk membawa
individu dan kelompok melampau pengharapan mereka ataupun meyakini
keinginan mereka untuk mencoba.
11) Dilema Moral
Beberapa latihan kelompok dapat digolongkan sebagai "dilema
moral", yakni latihan dimana sebuah cerita dibacakan untuk peserta dan tiap
orang harus memutuskan dan menangani situasi dalam cerita tersebut. Jenis
latihan ini berguna dalam membantu anggota kelompok menyadari bahwa
setiap orang memiliki nilai-nilai ang berbeda. Latihan ini biasanya
memunculkan diskusi tentang nilai - nilai, hukum dan keadilan. Dapat
digunakan pada awal sesi dan menjadi fokus dari seluruh sesi
12) Kepercayaan (trust)
Konselor merasa bahwa peserta tidak saling mempercayai
terhadapsatu sama lain atau nampaknya kepercayaan lebih dibutuhkan
dalam kelompok dapat menggunakan latihan kepercayaan (trust cxercise).
Setiap latihan bertujuan untuk memfokuskan perhatian kelompok terhadap
isu-isu mengenai mempercayai orang lain.
13) Aktivitas pembuatan keputusan kelompok.
Latihan mensyaratkan para anggota kelompok untuk bekerja sama
dalam menangani suatu masalah. Bergantung pada ukuran kelompok,
seluruh anggota kelompok bisa saja bekerja sebagai satu unit, atau bisa juga
dibagi menjadi dua atau tiga kelompok kecil beranggotakan masing-masing
empat orang.
14) Sentuhan (touching)
Latihan sentuhan dibahas secara terpisah karena ada beberapa
petunjuk yang harus dipertimbangkan saat akan melakukannya, yakni
sadarilah bahwa beberapa peserta mungkin akan merasa tidak nyaman
dengan kontak fisik, dan dalam hampir setiap situasi, yng terbaik adalah
dengan mencegah penggunaan sentuhan yang memiliki konotasi seksual.

b. Tahap-tahap Bimbingan Kelompok


Menurut Prayitno (2000: 40-60) ada empat tahap bimbingan kelompok yaitu:
1) Tahap pembentukan.
Tahap pembentukan merupakan tahap pengenalan, tahap perlibatan diri
atau tahap memasukan diri kedalam kehidupan suatu kelompok, dan
tahap terbentuknya dinamika kelompok.
2) Tahap peralihan.
Tahap peralihan merupakan tahap menuju ke kegiatan kelompok yang
sebenarnya. Pemimpin kelompok menjelaskan apa yang akan dilakukan
oleh anggota kelompok pada tahapan yang lebih lanjut dalam kegiatan
kelompok yaitu kegiatan inti.
3) Tahap kegiatan kelompok.
Tahap kegiatan kelompok merupakan kegiatan inti dalam bimbingan
kelompok. Maka aspek-aspek yang diperhatikan dalam kegiatan
bimbingan kelompok perlu mendapat perhatian seluruh anggota kelompok.
4) Tahap pengakhiran.
Tahap pengakhiran dilakukan saat seluruh kegiatan bimbingan kelompok
dirasa telah mencapai tujuan bimbingan kelompok.

Anda mungkin juga menyukai