Anda di halaman 1dari 29

ZAKAT

DAN
SEDEKAH
OUR GROUP
• 1. 2309000699 Ubaid
Habiburrohman
• 2. 2309000667 Irvan Fauzan
• 3. 2309000657 Endah Fauziah H
• 4. 2309000645 Novi Aprianti
PENGERTIAN HIKMAH ZAKAT
ZAKAT

KEFARDHUAN HUKUMAN BAGI


ZAKAT ORANG YANG TIDAK
BERZAKAT
PENGERTIAN
Zakat menurut bahasa adalah berkembang,
ZAKAT
bertambah. Orang Arab mangatakan zakaa qz-zar'u
ketika ez-Zar'u (tanaman) itu berkembang dan
bertambah.
Zakat menurut syara' adalah hak yang wajib pada
harta. Malikiyah memberikan definisi bahwa zakat
adalah mengeluarkan sebagian tertentu dari harta
tertentu yang telah sampai nishab kepada orang yang
berhak menerima, jika kepemilikan haul genap satu
tahun telah sempurna, selain barang tambang,
tanaman dan harta temuan.
Hanafiyah memberikan definisi bahwa zakat adalah
pemberian hak kepemilikan atas sebagian harta
tertentu dari harta tertentu kepada orang tertentu
yang telah ditentukan oleh syariat, semata-mata
karena Allah.
Syafi'iyah memberikan definisi bahwa zakat adalah
nama untuk barang yang dikeluarkan untuk harta
atau badan [diri manusia untuk zakat fitrah) kepada
pihak tertentu.
Definisi zakat menurut Hanabilah adalah hak yang
wajib pada harta tertentu kepada kelompok tertentu
pada waktu tertentu.
HIKMAH ZAKAT
1. menjaga dan membentengi harta dari penglihatan orang &
jangkauan tangan-tangan pendosa dan pelaku kajahatan.
2. menolong orang-orang fakir dan orang-orang yang membutuhkan.
Zakat bisa membimbing tangan mereka untuk memulai pekerjaan
dan kegiatan jika mereka mampu dalam hal ini
3. menyucikan diri dari penyakit kikir dan bakhil, membiasakan orang
mukmin untuk memberi dan dermawan, supaya tidak hanya
memberi sebatas pada zakat
4. mengharuskan untuk bersyukur terhadap nikmat harta. Sehingga,
lafal zakat diidhafahkan kepada lafal harta. Dikatakan zakat harta
juga idhafah karena sebab, seperti shalat dzuhur, puasa sebulan,
haji ke Baitullah.
KEFARDHUAN
ZAKAT
Kefardhuan Zakat adalah salah satu dari lima rukun
Islam, salah satu dari kefardhuannya. Zakat difardhukan
di Madinah pada bulan Syawal tahun kedua hijriah
setelah kefardhuan puasa Ramadhan dan zakat fitrah.
Namun, zakat fitrah tidak waiib kepada para nabi secara
ijma'. Sebab, zakat fitrah adalah alat penyuci orang yang
barangkali kotor sementara para nabi bebas dari kotoran.
Sebab apa yang ada di tangan mereka, adalah titipan dari
Allah.
HUKUMAN ORANG YANG TIDAK MAU
Orang yang tidak ZAKAT
mau zakat mendapatkan
hukuman di akhirat.
Hukuman dunia kepada individu karena
keteledoran dengan mengambil hartanya,
memberikan takzir, denda uang.
Dia bisa dibunuh sebagaimana orang murtad.
Sebab, kewajiban zakat diketahui secara
aksiomatik dari agama Allah. Barangsiapa
mengingkari kewaiibannya, maka dia telah
mendustakan Allah SWT, mendustakan Rasulullah
saw. Maka, dia dihukumi kufur.
SEBAB
ZAKAT
SYARAT
ZAKAT

RUKUN
ZAKAT
SEBAB-SEBAB ZAKAT
Hanafiyah berkata, penyebab zakat adalah kepemilikan sebesar satu
nishab yang berkembang, meskipun dengan perkiraan bisa berkembang
dengan syarat genap satu tahun qamariyyah (haul) bukan syamsiyyah,
juga dengan syarat tidak ada utang yang dituntut oleh hamba dan
barang tersebut lebih dari kebutuhan pokoknya.
Perlu dicatat bahwa penyebab dan syarat tergantung adanya barang.
Hanya saja, sebab ditambahkan dengan kewajiban, bukan syarat.
Barangsiapa tidak memiliki satu nishab, maka tidak ada kewajiban
zakat.
Yang dimaksud dengan nishab adalah apa yang ditetapkan oleh
syariat sebagai tanda/pertunjuk zakat. Yakni, ukuran-ukuran yang akan
dibahas pada pembahasan harta-harta zakat seperti dua ratus dirham
atau dua puluh dinar.
SYARAT WAJIB ZAKAT
ISLAM KONDISI HARTA SAMPAI SATU
NISAB
MERDEKA KEPEMILIKAN YANG SEMPURNA
TERHADAP HARTA

BALIGH TIDAK ADA UTANG

BERAKAL LEBIH DARI KEBUTUHAN


POKOK
BERLALU SATU TAHUN ATAU
KONDISI GENAP SATU TAHUN
HARTA QAMARIYAH KEPEMILIKAN
SATU NISHAB
SYARAT SAH ZAKAT
Malikiyah mensyaratkan
pembayaran zakat tiga syarat lain,
— NIAT yaitu
1. Mengeluarkan zakat setelah jatuh kewajibannya
karena genap satu tahun, bagus kondisinya atau
datangnya petugas pengumpul zakat
— 2. Menyerahkannya kepada orang yang
berhak akan zakat itu bukan orang lain
Memberikan 3. Keadaan zakat adalah dari barang yang
kepemilikan diwajibkan
RUKUN ZAKAT
Adapun rukun zakat adalah mengeluarkan
sebagian dari nishab dengan
menghentikan kepemilikan pemilik
terhadap barang tersebut, memberikan
kepemilikan kepada orang fakiri
menyerahkannya kepadanya atau kepada
wakilnya yaitu pemimpin atau pengumpul
zakat.
WAKTU KEWAJIBAN ZAKAT
Para fuqaha bersepakat pada masalah yang dijadikan fatwa pada madzhab
Hanafiyah mengenai kewajiban zakat secara langsung setelah terpenuhinya
syarat-syarat zakat. Yakni kepemilikan satu nishab, genap satu tahun, dan
sebagainya.
Pengeluaran
hendaklah zakat secara
mungkin langsung
bagi dengan
dirinya untukdua syarat:
mengeluarkan
zakat itu, di mana harta zakat itu ada pada orang
tersebut.
kelompok-kelompok yang berhak menerima zakat, para
wakilnya, pemimpin, atau wakil pemimpinnya (petugas
pengumpul zakat) ada.
WAKTU PELAKSANAAN ZAKAT

Zakat tanaman, buah- Menurut pendapat


Zakat harta dari jenis
buahan dibayarkan Hanafiyah dan Hanabilah,
dua logam (emas dan
zakatnya dari hasil ketika zakat madu wajib ketika
perak) barang-barang
berulang hasil panennya diperoleh apa yang
dagangan, binatang
meskipun berulang kali menjadikan wajib zakat.
ternak yang dilepas
dalam satu tahun, tidak Zakat barang tambang
diberikan setelah genap
disyaratkan genapnya satu adalah ketika terjadi
satu tahun, sekali dalam
tahun, sampainya nishab eksplorasi pada batas yang
satu tahun.
menurut Hanafiyah. menjadikan wajib zakat.
MACAM-MACAM HARTA YANG WAJIB DI
ZAKATI
Zakat wajib pada lima macam harta, yaitu uang, barang tambang, barang peninggalan kuno,
barang dagangan, tanaman dan buah - buahan, binatang ternak yaitu unta, sapi, dan
kambing. Abu Hanifah-berbeda dengan kedua muridnya-mewajibkan zakat kuda. Yang
dijadikan fatwa adalah pendapat dua orang muridnya itu.
A. Zakat Logam (Emas, Perak, Uang Kertas)
emas adalah dua puluh mitsqal3a3 atau dinar3aa ini sebanding dengan empat belas lira emas
Usmani kira-kira, atau lima belas Lira emas Prancis, dua belas Lira Inggris34s dan setara
dengan mitsqal Irak seratus gram kirakira, setara dengan mitsqal asing 96 gram,
menurut mayoritas ulama 23/25 x 91 gram.
Nishab perak: dua ratus dirham setaramenurut Hanafiyah-sekitar 700 gram, menurut
mayoritas ulama sekitar (642) gram.3a6 Pendapat yang paling teliti adalah 595 gram.
zakat uang kertas
secara pasti, uang kertas wajib dizakatkan sebagai zakat utang yang jatuh tempo kepada orang
yang mampu membayar; sebagaimana yang ditetapk4n oleh madzhab Syafi'iyah dan
waiib di dalamnya zakat 2,5 o/o. Nishabnya-sebagaimana telah saya jelaskan-ditaksir
sesuai dengan nishab emas yang ditetapkan oleh syara', yaitu dua puluh dinar atau
mitsqal. Kami memilih beratnya dalam bentuk emas 85 gram, perak 595 gram demi
mengamalkan dirham Arab yaitu 2,975 gram.
B. Zakat Barang Tambang dan Barang Peninggalan Kuno
Menurut madzhab syafi’iyah barang tambang wajib zakat 2,5 % jika berupa emas atau perak, bukan lainnya
seperti rubi, zabarjad [aquamarine), tembaga, dan besi. Baik ada di tanah mubah atau dimiliki oleh orang
merdeka yang Muslim, karena keumuman dalil-dalil zakat di atas, seperti hadits, "Barang yang ada di tanah
ada kewajiban 2,5 %".
Dengan syarat, ada satu nishab sebagaimana pendapat imam-imam yang lain dan tidak disyaratkan genap satu
tahun menurut madzhab. Sebab, kegenapan satu hal hanya dianggap untuk kesempurnaan pertumbuhan.
Sementara, barang yang dikeluarkan dari barang tambang adalah tumbuh dengan sendirinya, maka mirip
dengan buah-buahan dan tanam-tanaman.
Syarat-syarat pengeluaran zakat pada barang-barang tambang; Ada dua hal yang dlsyaratkan:
Pertama, barang tambang itu setelah dilebur dan dibersihkan mencapai satu nishab jika berupa emas, perak,
atau nilainya mencapai satu nishab jika selain emas dan perak, sebagaimana telah saya jelaskan.
Kedua, hendaklah orang yang mengeksplorasi adalah orang yang berkewajiban zakat. Maka kafir dzimmi,
orang kafiq, orang yang berutang, dan sebagainya tidak ada kewajiban zakat atas barang tambang yang
dieksplorasi.
C. Zakat Barang-Barang Dagangan
1. Makna barang-barang dagangan
Dalam bahasa Arab adalah Uruudh. Bentuk jamak dari 'aradh yang berarti harta duniawi, aradh yang berarti
selain emas dan perak (dirham perak dan dinar emas). Yakni, barang-barang, perumahan, macam-macam
hewan, tanaman, pakaian, dan sebagainya yang disiapkan untuk berdagang.
2. Syarat-sayrat barang dagangan

Mencapai nishab
2. Genap satu tahun
3. Niat berdagang ketika membeli
4, Kepemilikan barang-barang dagangan dengan transaksi
5. Hendaknya harta itu tidak dimaksudkan untuk memiliki
(hanya memanfaat kan bukan untuk diperdagangkan)
1. Hendaknya harta dagang di tengah-tengah tidak menjadi uang, sementara ia kurang dari nishab
2. Hendaklah zakat tidak terkait dengan barang dagangan itu
3. Penaksiran barang, besaran yang wajib dalam zakat ini dan cara penaksiran barang
Syafi'iyah berkata, barang-barang dagangan ditaksir nilainya dengan apa yang digunakan oleh
pedagang untuk membeli, emas, atau perak. Dan ini dijadikan pertimbangan, sebagaimana jika dia
belum membeli apaapa. Berdasarkan hal ini, jika barang dimiliki dengan uang, maka barang itu
dinilai dengan uang jika orang itu memiliki satu nishab atau kurang menurut pendapat yang paling
shahih, baik uang itu adalah uang yang dominan atau tidak. Baik dibatalkan penggunaan oleh
penguasa atau tidak. Sebab, itu adalah asal mula barang yang ada di tangannya

.
4. Hukum menggabung laba, pertumbuhan dan harta selain perdagangan kepada harta pokok
Syafi'iyah mengatakan,aos dalam pendapat yang paling shahih bahwa laba, anak dari barang, dan
buahnya, seperti buah pohon, ranting-rantingnya, daunnya, bulu hewan, rambutnya, adalah harta
perdagangan yang digabungkan dengan harta pokok. Haulnya adalah haul barang asli, meskipun
barang asli kurang dari satu nishab. Sebab, keuntungan dan sejenisnya adalah bagian dari barang
asli. Maka, haulnya mengikuti haul barang asli, seperti hasil dari binatang ternak
5. Cara zakat perdagangan menurut malikiyah
a. Orang yang menimbun adalah orang yang membeli barang-barang dan menunggu lonjakan harga.
Hukumnya, tidak ada kewajiban zakat atas orang ini sampai dia menjual barang itu
b. Orang yang memutar hartanya adalah orang yang menjual dan membeli barang dan tidak menunggu
waktu, tidakterbatasi haul, seperti orang-orang pasar. Maka, orang ini menjadikan satu bulan
dalam setahun untuk dirinya melihat uang yang ada padanya, menaksir nilai barang yang ada
padanya, dan menggabungkannya dengan emas dan perak lalu menzakatinya jika telah mencapai
nishab setelah gugur utangnya jika dia mempunyai
c. Adapun jika pedagang itu menimbun sebagian barang dagangan, memutar sebagian yang lain, maka
iika keduanya sama, atau yang lebih sedikit adalah diputa4 yang lebih banyak ditimbun, maka
orang yang menimbun menzakatkannya berdasarkan hukum penimbunan. Artinya, dia
menzakatkan nilainya setelah dia menerima untuk satu tahun
6. Zakat syirkah mudharabah
Menurut madzhab Syafi'i, pekerja harus menzakatkan bagian keuntungannya, sebab dia mungkin saja sampai kepada itu
kapan saia dia ingin pembagian. Maka, ini mirip dengan utang yang jatuh tempo yang menjadi tanggungan orang yang
mampu membayarnya. Penghitungan haul untuk bagiannya dimulai semenjak ada keuntungan. Pekerja tidak harus
mengeluarkan zakat sebelum pembagian berdasarkan madzhab
D. Zakat Tanaman dan Buah-Buahan (Zakat Tumbuhan atau yang Keluar dari Tanah)
1. Kefardhuan Zakat Tanaman, Buab Buahan, dan Sebab Kelardhuan
Adapun sebab kefardhuan zakat ini adalah, tanah yang tumbuh dengan adanya tanaman yang keluar darinya, secara hakiki
pada hak sepersepuluh dan perkiraan pada hak kharraj. Kalau tanaman yang keluar dari tanah terkena penyakit lalu rusak,
maka tidak wajib di dalamnya zakat sepersepuluh pada tanah 'usyuri, tidak pula kewajiban pajak pada tanah kharraj, karena
pertumbuhan tidak ada baik secara hakiki maupun perkiraan.
2. Syarat-Syarat Zakat Tanaman dan Buah-Buahan
Syafi’iyah mengatakan tiga syarat
a. Hendaklah hasil yang dikeluarkan oleh tanah adalah termasuk bahan pokok makanan, disimpan, dan ditumbuhkan oleh
manusia. Dari biji adalah gandum, jawawut, jagung, beras, adas, himashsha, dan sebagainya. Dari buah-buahan adalah
kurma dan kurma kering. Tidak ada kewajiban zakat pada sayur-sayuran, kacangkacangan, buah-buahan seperti timun,
semangka, delima, tebu. Zakat biji-bijian adalah setelah membersihkannya dari jerami dan kulit.
b. Hendaklah hasilnya mencapai satu nishab penuh, yaitu lima wasaq, yakni seribu enam ratus ritl Baghdad. Di Damaskus
menurut pendapat yang paling shahih adalah tiga ratus empat puluh dua rithl dan enam pertujuh rithl. Ini setara dengan 653
kg.
c. Hendaklah hasil itu dimiliki oleh pemilik tertentu. Oleh karena itu, tidak ada
kewajiban zakat pada barang yang diwakafkan kepada masjid menurut pendapat yang
shahih. Sebab, tidak ada pemilik tertentu. Tidak ada kewajiban zakat pada kurma padang
pasir yang diperbolehkan [milik umum, siapa pun boleh mengambilnYa, peni.). Sebab,
tidak ada pemilik tertentu pada kurma tersebut.
3. Apa yang wajib di zakatkan
Syafi'iyah menetapkan bahwa zakat khusus pada bahan pokok. Dari jenis buah pohon adalah kurma dan
anggur kering. Dari jenis biji-bjian adalah gandum, jelai, padi, adas, masy (jenis biji tumbuh-tumbuhan)
dan semua makanan pokok baik sebagai alternatif seperti himashsha, kacang-kacangan kacang) dan
jagung, hurthuman (biji sedang antara gandum dan jelai): julbanah, kirsanah, hilbah, khasykhasy, dan
wijen.
4. Nishab yang di Mana Zakat Tanaman dan Buah-Buahan Mulai Diwajibkan
Malikiyah menyebutkan bahwa yang dijadikan pertimbangan adalah keadaan biji bersih dari jerami dan
keterjagaannya pada barang yang tidak disimpang, kadar kekeringan, kurma tersebut sudah matang dan
anggur sudah kering.Jika kurma dijual dalam bentuk masih mentah atau anggur belum kering, maka
seperduapuluh dari harga wajib dizakatkan dan seperduapuluh harga kacang hijau dan himashsah yang
mana keadaannya tidak bisa kering. Seperduapuluh dari minyak diambil dari barang yang mengandung
minyak.. Menurut nishab syar'i kulit padi, 'alas dan jeIay yang disimpan dihitung. Kalau padi misalnya
dikuliti sebanyak empat wasaq dan yang masih berkulit sebanyak lima wasaq, maka itu dizakatkan. jika
kurang dari itu, maka tidak ada kewajiban zakat
5. Ukuran Kewajiban Zakat dan Slfatnya
Para fuqaha bersepakat bahwa sepersepuluh wajib dizakatkan pada tanaman buah-buahan yang
disiram tanpa biaya (kesusahan) seperti yang diminum dari langit (hujan), dimimun dengan akar-
akarnya. Yaitu, yang minum dari air yang dekat dengannya. Seperduapuluh wajib dizakatkan pada
tanaman dan buah-buahan yang disiram dengan biaya seperti timba (kincir air) yang digunakan
memerciki tanaman.
6. Waktu Kewatlban Zakat
Menurut Syafi'iyah dan Hanabilah, zakat wajib karena menampaknya kebaikan buah-buahan, sebab
pada saat itu sudah menjadi buah-buahan yang sempurna. Sebelum itu, masih mentah dan belum
matang. fuga dengan tampak mengerasnya biji, sebab pada saat itu sudah menjadi makanan. Sebelum
itu masih sayuran
7. Apa yang Digabungkan Satu dengan Lainnya
Syaf iyah mengatakan, satu jenis dengan jenis yang lain tidak menjadi sempurna (nishab), satu macam
dengan macam lainnya bisa digabungkan. Masing-masing dari dua macam ini dikeluarkan sesuai
dengan bagiannya, karena tidak adanya kesusahan di dalamnya, berbeda dengan binatang-binatang
ternak maka pendapat yang paling sah adalah bahwa orang yang berzakat mengeluarkan satu macam
darinya. Dengan syarat nilai dan pendistribusiannya dianggap.
8. Zakat Bua-Buahan yang Di wakafi
Syafi'iyah mengatakan, zakat menurut pendapat yang shahih tidak waiib pada buah-buahan
kebun dan hasil desa yang diwakafkan kepada masjid, bendungan,lembaga pendidikan, orang-
orang fakir dan orang-orang miskin. Sebab, itu semua tidak mempunyai pemilik tertentu.
9. Zakat Tanah yang Disewakan
Mayoritas ulama mengatakan, jika seseorang menyewa tanah lalu dia menanamnya atau dia
meminjam tanah lalu menanaminya atau menanam kurma di dalamnya, maka wajib zakat.
Sepersepuluh adalah meniadi kewajiban orang yang menyewa dan orang yang meminjam bukan
pemilik tanah. Sebab, ini adalah kewajiban pada tanaman, maka menjadi tanggungan
pemiliknya.
10. Zakat Tanah Kharraj
11. Al-Asyir dan Pajak Sepersepuluh
Al-Asyir adalah orang yang diangkat oleh pemimpin di jalan agar mengambil shadaqahshadaqah
dari para pedagang. Jika terjadi perbedaan antara al-Asyir dan pedagang, lalu salah satu dari
mereka mengingkari sempurnanya haul atau bebas dari utang, maka dia telah mengingkari
kewajiban zakat
DISTRIBUSI ZAKAT
ORANG IBNU SABIL
FAKIR

AMIL

MUALAF
ETIKA BERZAKAT
1. Hendaknya mengeluarkan zakat
dalam keadaan senang
2. Hendaknya mengeluarkan harta
terbaik dari hasil kerjanya
3. Hendaknya tidak memamerkan
kepada orang lain
SEDEKAH SUNNAH
1. Hukum sedekah sunnah
2. Merahasiakannya dan mengeluarkannya di bulan Ramadhan
3. Bersedekah dengan semua harta
4. Yang utama dalam bersedekah
5. Dianjurkannya sedekah dengan harta yang lebih dari kebutuhan
6. Bersedekah dengan apa yang mudah untuk di lakukan
7. Bersedekah kepada orang-orang yang baik
8. Orang yang di beri sedekah
9. Sedekah orang yang memiliki utang dan orang yang masih mempunyai
tanggungan untuk di nafkahi
10.Niat semua orang mukmin
11.Bersedekah dengan harta haram
12.Yang diharamkan, dimakruhkan, dan dianjurkan dalam bersedekah.
ZAKAT FITRAH
DISYARIATKANNYA ZAKAT FITRAH, HUKUMNYA, DAN ORANG YANG DI PERINTAHKAN UNTUK
MELAKUKAN NYA

Zakat fitrah disyariatkan pada tahun kedua Hijriah, di tahun diwajibkannya puasa Ramadhan, sebelum zakat.
Hukumnya wajib ditunaikan oleh setiap orang Muslim yang merdeka, yang mampu mengeluarkannya pada
waktunya. Hikmahnya: menutupi kekurangan puasa dan mencukupkan orang-orang fakir dari minta-minta di hari
ldul Fitri. Waqi bin arrah berkata, "Zakat fitrah untuk bulan Ramadhan seperti sujuh sahwi untuk shalat. Zakat
dapat menutupi kekurangan puasa sebagaimana sujud menutupi kekurangan shalat.
jumhur berkata, zakat fitrah wajib atas orang merdeka, baik kecil maupun besar; baik laki-laki maupun
perempuan, dari kalangan kaum Muslimin, sebagaimana dikatakan oleh ulama Hanafiyyah. Oleh karennya, orang
kafir tidak wajib mengeluarkan zakat fitrah. Zakat waiib atas setiap orang yang memiliki makanan pokoknya dan
makanan pokok orang yang waiib dia nafkahi pada malam hari raya Idul Fitri dan ketika hari raya Idul Fitrinya.
Barangsiapa diharuskan mengeluarkan zakat fitrah bagi dirinya maka dia juga harus mengeluarkan zakat fitrah
orang yang wajib dia nafkahi disebabkan hubungan kerabat seperti kedua orang tua, atau sebab hubungan
pernikahan, atau kepemilikan budak jika mereka semua beragama Islam dan ada harta untuk menunaikan zakat
fitrah mereka.
WAKTU DIWAJIBKANNYA ZAKAT FITRAH SERTA MENYEGERAKAN DAN
MENGAKHIRKANNYA

Hanafiyyah berkata, zakat fitrah diwajibkan ketika terbitnya fajar pada hari raya Idul Fitri,
Karena zakat tersebut disandarkan pada Idul Fitri. Penyandaran tersebut berfungsi untuk
ikhtishash (mengkhususkan). Zakat fitrah sah disegerakan dan diakhirkan. Oleh sebab itu,
seseorang boleh mendahulukan zakat fitrah setelah masuk bulan Ramadhan dari waktu
wajibnya, yaitu hari raya Idul Fitri, atau boleh juga mengakhirkannya. Syafi'iyah berkata,
dianjurkan hendaknya zakat fitrah tidak diakhirkan hingga setelah shalat Id. Karena, ada
perintah untuk menunaikannya sebelum keluar rumah untuk menunaikan shalat Id, Jika
diakhirkan maka dianjurkan untuk menunaikannya di awal siang kepada orang-orang yang
berhak menerimanya.
WAKTU DIWAJIBKANNYA ZAKAT FITRAH SERTA MENYEGERAKAN DAN
MENGAKHIRKANNYA

Hanafiyyah berkata, zakat fitrah diwajibkan ketika terbitnya fajar pada hari raya Idul Fitri,
Karena zakat tersebut disandarkan pada Idul Fitri. Penyandaran tersebut berfungsi
untuk ikhtishash (mengkhususkan). Zakat fitrah sah disegerakan dan diakhirkan. Oleh
sebab itu, seseorang boleh mendahulukan zakat fitrah setelah masuk bulan Ramadhan
dari waktu wajibnya, yaitu hari raya Idul Fitri, atau boleh juga mengakhirkannya.
Syafi'iyah berkata, dianjurkan hendaknya zakat fitrah tidak diakhirkan hingga setelah
shalat Id. Karena, ada perintah untuk menunaikannya sebelum keluar rumah untuk
menunaikan shalat Id, Jika diakhirkan maka dianjurkan untuk menunaikannya di awal
siang kepada orang-orang yang berhak menerimanya.

Anda mungkin juga menyukai