Anda di halaman 1dari 6

D.

PEMBAGIAN ZAKAT

Secara umum zakat terbagi menjadi dua jenis, yakni zakat fitrah dan zakat mal

1. Zakat Fitrah

Zakat fitrah ( Zakat Al-fitr) adalah zakat yang diwajibkan kepada setiap kaum muslim, baik laki laki
maupun perempuan, tua maupun muda, yang dilakukan pada bulan suci Ramadhan.

a. Syarat Zakat Fitrah

Ulama mazhab syafi’i bersepakat bahwa kewajiban zakat fitrah hanya berlaku bagi masyarakat yang
sedang memiliki kelebihan rezeki, yaitu berupa makanan pokok pada hari raya. Oleh karena itu, mereka
mengukur kewajiban zakat dihitung dari kemampuan masyarakat dalam mengadakan makanan pokok
pada hari raya.

Zakat Fitrah memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi agar sah dan wajib dikeluarkan Berikut

1). Beragama Islam

2). Memiliki harta lebih dari kebutuhan sehari-hari untuk dirinya dan orang-orang di bawah tanggungan
pada Hari Raya

3). Orang yang menemui dua waktu yaitu diantara bulan Ramadhan dan Syawal walaupun hanya sesaat.

b. Waktu Pembayaran Zakat

Dalam melaksanakan kewajiban pembayaran zakat fitrah ada waktu tertentu untuk membayarnya

1). Waktu mubah, yaitu sejak awal hingga akhir Ramadhan. Artinya, tidak boleh membayar zakat
sebelum masuk bulan Ramadhan.

2). Waktu wajib, pada akhir Ramadhan dan awal Syawwal. Dalam hal ini, kewajiban bayar zakat fitrah
berlaku bagi orang yang mengalami hidup pada sebagian waktu Ramadhan dan sebagian waktu Syawwal
meski sejenak.

3). Waktu sunnah, sebelum shalat Id berlangsung. Waktu ini berlangsung sejak malam takbiran hingga
pagi sebelum shalat Idul Fitri.

4). Waktu makruh, setelah shalat Idul Fitri hingga tanggal 1 Syawwal berakhir atau pada waktu maghrib
Hari Raya Idul Fitri.

5). Waktu haram, yaitu setelah tanggal 1 Syawwal berakhir.

Terkait ragam waktu itu, didasarkan pada hadits Nabi Muhammad yang diriwayatkan Abu Dawud dan
Ibnu Majah. Hadits ini berbunyi, “Rasulullah mewajibkan zakat fitrah sebagai penyucian bagi orang yang
berpuasa dari ucapan sia-sia dan ucapan keji, dan sebagai sarana memberikan makanan bagi orang
miskin. Siapa saja yang membayarnya sebelum shalat Id, maka ia adalah zakat yang diterima. Tetapi
siapa saja yang membayarnya setelah shalat Id, maka ia terhitung sedekah sunnah biasa.”

Sementara itu, Syekh M Nawawi Banten dalam kitab Nihayatuz Zain menjelaskan bahwa waktu haram
untuk melakukan pembayaran zakat fitrah adalah pada setelah Hari Raya Idul Fitri, karena haram
menunda pembayaran zakat fitrah. Menurut Syekh Nawawi, pembayaran zakat fitrah setelah Hari Raya
Idul Fitri itu adalah qadha, bukan tunai yang wajib segera dibayarkan jika tertunda tanpa uzur. Tetapi
jika penundaan pembayaran zakat fitrah karena uzur, pembayaran qadha zakat fitrahnya boleh ditunda
atau ditangguhkan.

c. Kadar Zakat Fitrah

Adapun untuk jumlah yang dikeluarkan untuk membayar Zakat Fitrah ialah sebesar 1 sha' makanan
pokok atau setara 4 mud, jika dikonversikan kadar tersebut ialah setara 2.5 kg. Jika disimpulkan bahwa
kewajiban setiap individu umat Islam dalam membayar Zakat fitrah adalah 2.5 kg bahan makanan pokok.
Hal tersebut berdasarkan hadits Ibnu Umar dalam riwayat Abu Daud

“Rasulullah Saw mewajibkan zakat fitrah bulan Ramadhan sebanyak satu sha’ kurma atau gandum atas
setiap muslim merdeka atau hamba sahaya laki-laki atau perempuan” (HR. Abu Daud.1611)

2. Zakat Mal

Zakat mal adalah zakat yang dikenakan atas segala jenis harta, yang secara zat maupun substansi
perolehannya, tidak bertentangan dengan ketentuan agama. Sebagai contoh, zakat mal terdiri atas
uang, emas, surat berharga, penghasilan profesi, dan lain-lainnya.

a. Jenis-jenis Zakat Mal

Zakat mal atau yang sering kita sebut zakat harta itu

1). Zakat simpanan emas, perak, dan barang berharga lainnya

2). Zakat atas aset perdagangan

3). Zakat atas hewan ternak

4). Zakat atas hasil pertanian

5). Zakat atas hasil olahan natanaman dan hewan

6). Zakat atas hasil tambang dan tangkapan laut

7). Zakat atas hasil penyewaan asset

8). Zakat atas hasil jasa profesi

9). Zakat atas hasl saham dan obligasi


b. Syarat Wajib Membayar Zakat Mal

Selain mencapai nisab, terdapat syarat-syarat harta yang wajib dizakati bagi mustahik untuk dikeluarkan
sebesar 2,5%. Syarat wajib seseorang umat Islam wajib melaksanakan rukun islam ini yaitu sebagai
berikut:

1). Kepemilikan Sempurna

Harta yang dimiliki secara sempurna, maksudnya pemilik harta tersebut memungkinkan untuk
mempergunakan dan mengambil manfaatnya secara utuh. Sehingga, harta tersebut berada di bawah
kontrol dan kekuasaannya.

2). Berkembang (produktif atau berpotensi produktif)

Yang dimaksud harta zakat mal yang berkembang di sini adalah harta tersebut dapat bertambah atau
berkembang bila dijadikan modal usaha atau mempunyai potensi untuk berkembang, misalnya hasil
pertanian, perdagangan, ternak, emas, perak, dan uang. Pengertian berkembang menurut istilah yang
lebih familiar adalah sifat harta tersebut dapat memberikan keu

3). Mencapai nisab jadi syarat wajib zakat mal

Yang dimaksud dengan nisab adalah syarat batas minimum harta yang dapat dikategorikan sebagai
harta wajib dizakati. Syarat nisab adalah setara dengan harga 85 gram emas atau 595 gram perak.

4). Melebihi kebutuhan pokok

Kebutuhan pokok adalah kebutuhan minimal yang diperlukan untuk kelestarian hidup. Artinya, apabila
kebutuhan tersebut terpenuhi dan masih ada sisanya maka itu yang harus dizakatkan

5). Terbebas dari utang

Orang yang mempunyai utang, jumlah utangnya dapat digunakan untuk mengurangi jumlah harta wajib
zakat yang telah sampai nisab. Jika setelah dikurangi utang harta wajib zakat menjadi tidak sampai nisab,
harta tersebut terbebas dari kewajiban zakat.

6). Kepemilikan satu tahun penuh (haul)

Untuk harta yang sudah dimiliki selama satu tahun, maka pemilik terkena kewajiban zakat. Maksudnya
adalah bahwa masa kepemilikan harta tersebut sudah berlalu selama dua belas bulan Qamariah
(menurut perhitungan tahun Hijriah).

Persyaratan 1 tahun ini hanya berlaku bagi ternak, emas, uang, harta benda yang diperdagangkan, dan
lain sebagainya. Sedangkan harta hasil pertanian, buah-buahan, rikâz (barang temuan), dan harta lain
yang dikiaskan (dianalogikan) pada hal-hal tersebut, seperti zakat profesi tidak disyaratkan harus
mencapai 1 tahun.
c. Cara Menghitung Zakat Mal

Harta yang dimiliki oleh seorang muslim menjadi harta wajib zakat, apabila memenuhi ketujuh syarat
ketentuan yang telah dijelaskan sebelumnya. Apabila memenuhi syarat ketentuan zakat mal, maka tentu
harta tersebut menjadi wajib untuk dibayarkan zakat.

Berikut adalah cara untuk menghitung zakat mal yang telah disepakati serta diatur oleh Baznas
Indonesia.

Untuk nisab kadar zakat emas, perak maupun uang, Baznas pun telah menetapkan batasan jumlah
hartanya. Untuk emas seharga 20 dinar, 1 dinarnya adalah sebesar 4,25 gram. Maka nishab emas
tersebut adalah 20 x 4,25 gram. Sehingga nishab dari emas adalah 85 gram.

Apabila memiliki emas sebanyak 85 gram yang sesuai dengan syarat ketentuan zakat mal, maka wajib
untuk dibayarkan wajib zakat.

Kemudian untuk nishab perak adalah 200 dirham dengan 1 dirhamnya sama dengan 2,975 gram. Oleh
karena itu, nishab perak dapat dihitung 200 x 2,975 gram yaitu 595 gram.

Sedangkan untuk harta berupa uang yang dikategorikan dalam emas dan perak seperti uang tunai,
saham, cek, tabungan, surat-srat berharga maupun bentuk lainnya. Oleh karena itu nishab dan zakat
dari harta berupa uang sama dengan ketentuan dari nishab emas maupun perak.

Sehingga, apabila seseorang memiliki jenis harta yang berbagai macam dan jumlah seluruh akumulasi
dari harta yang bermacam-macam tersebut lebih besar atau sama dengan nishab emas, yaitu 85 gram,
maka orang tersebut wajib membayar zakat sebesar 2,5 persen.

Berdasarkan ketentuan nishab dari jenis harta yang bermacam-macam tersebut, maka berikut cara
menghitung jumlah zakat mal yang perlu dibayarkan. Yaitu 2,5 persen x jumlah dari seluruh harta
kepemilikan yang mencapai masa haul atau selama satu tahun.

Agar lebih jelas, berikut adalah contoh untuk menghitung zakat mal.

Grameds memiliki harta simpanan berupa emas, perak maupun uang yang telah disimpan selama satu
tahun sebesar Rp 1 juta. Harga emas saat ini di Indonesia mencapai Rp 622,000 per gramnya. Oleh
karena itu nishab zakat mal senilai Rp 52.820.000. Sesuai dengan nishab syariat Islam, maka Grameds
sudah wajib untuk membayarkan zakat mal. Jumlah zakat mal yang perlu dibayarkan adalah 2,5 persen x
Rp 1 juta = Rp 2,5 juta.

E. MUSTAHIQ ZAKAT

Zakat merupakan salah satu hal yang baik untuk dilakukan oleh umat muslim. Zakat dapat diberikan
oleh setiap muslim apabila telah tercapai syarat untuk dapat melakukannya. Zakat, ditunaikan kepada
golongan yang berhak menerimanya atau disebut juga sebagai “asnaf”.
Mustahik zakat adalah golongan yang berhak mendapatkan bantuan dari zakat. Artinya, golongan
tersebut memang adalah mereka yang benar-benar membutuhkan pertolongan dari zakat tersebut. Para
mustahik ini, adalah mereka yang juga telah melewati syarat kelayakan untuk menerima zakat yang akan
diberikan berdasarkan Ayat berikut:

‫ِإَّنَم ا الَّصَد َقاُت ِلْلُفَقَر اء َو اْلَم َس اِكيِن َو اْلَع اِمِليَن َع َلْيَها َو اْلُم َؤ َّلَفِة ُقُلوُبُهْم َوِفي الِّر َقاِب َو اْلَغاِرِم يَن َوِفي َس ِبيِل ِهّللا َو اْبِن الَّس ِبيِل َفِريَض ًة ِّم َن ِهّللا َو ُهّللا‬
‫َع ِليٌم َح ِكيٌم‬

Artinya: " Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-
orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu
ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS. At-taubah: 60)

Berlandaskan dari Qs maka Mustahiq zakat itu ada 8 (Delapan) Golongan Yaitu :

1. Fakir atau tidak memiliki harta sama sekali.

2. Miskin yaitu orang yang memiliki harta dan pencarian tetapi hasilnya tidak memenuhi kebutuhan
hidupnya.

3. Pengurus Zakat: orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan zakat.

4. Muallaf: orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam yang imannya
masih lemah.

5. Memerdekakan Budak: mencakup juga untuk melepaskan Muslim yang ditawan oleh orang-orang
kafir.

6. Orang yang berhutang: orang yang berhutang karena untuk kepentingan yang bukan maksiat dan
tidak sanggup membayarnya. Adapun orang yang berhutang untuk memelihara persatuan umat Islam
dibayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia mampu membayarnya.

7. Orang yang berjuang di jalan Allah (Sabilillah): Yaitu untuk keperluan pertahanan Islam dan kaum
muslimin. Di antara mufassirin ada yang berpendapat bahwa fi sabilillah itu mancakup juga kepentingan-
kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan lain-lain.

8. Orang yang sedang dalam perjalanan (ibnu sabil) yang bukan maksiat mengalami kesengsaraan dalam
perjalanannya.

F. HIKMAH ZAKAT

Ada beberapa hikmah utama yang bisa didapat seorang muzakki. Pertama, zakat mampu menyucikan
jiwa seseorang dari sifat kikir yang merupakan sifat bakhil dan tercela di mata Allah. Selain dengan
membayar zakat, umat Islam bisa membersihkan jiwanya dengan bersedekah.
Kedua, zakat melatih seorang Muslim agar memiliki sifat dermawan atau murah hati. Dengan demikian,
seseorang akan menjadi sosok yang murah hati untuk memberi maupun menolong orang lain yang
membutuhkan bantuan.

Ketiga, zakat dapat menyucikan harta seorang muzakki. Sebab, dalam setiap harta orang kaya, terdapat
hak golongan fakir dan miskin. Apabila hak tersebut tak disucikan melalui zakat, maka harta mereka
akan bercampur dengan harta kotor atau harta yang bukan haknya.

Keempat, zakat mampu menumbuhkan rasa syukur seorang muzakki atas rezeki yang dititipkan Allah
kepada-Nya. Melalui zakat, muzakki membagi nikmat tersebut dengan orang-orang yang membutuhkan.

Masih dari sumber yang sama, setidaknya ada dua hikmah utama yang bisa dipetik seorang mustahik
dalam zakat. Hikmah pertama adalah hadirnya pertolongan Allah SWT.

Zakat merupakan bantuan yang diberikan Allah kepada hamba-Nya yang membutuhkan. Dengan zakat
tersebut, mustahik dapat memenuhi keperluan mereka, seperti makan, minum, pakaian, dan lain
sebagainya.

Zakat juga menjadi pelecut bagi mustahik agar lebih semangat berusaha demi meraih kehidupan yang
lebih layak. Oleh sebab itu, pihak yang menerima zakat tak bisa sembarang orang.

Hikmah lainnya, zakat bisa menghilangkan sifat dengki dan benci dalam diri seorang mustahik. Itu
karena ada solidaritas sosial yang terjalin antara penerima dan pemberi zakat.

Para muzakki dan mustahik juga bisa saling mendoakan keselamatan dan saling menjaga harta benda
milik saudaranya. Alhasil, keduanya sama-sama mendapatkan keberkahan.

Anda mungkin juga menyukai