ZAKAT MAL
Bagi seorang muslim, wajib hukumnya membayar zakat mal. Zakat mal beserta zakat
fitrah sendiri termasuk dalam rukun Islam keempat.
Lalu apa yang dimaksud dengan zakat mal? Dikutip dari laman resmi Badan Amil Zakat
Nasional (Baznas), zakat mal adalah berasal dari kata bahasa Arab yakni 'maal' yang artinya
harta atau kekayaan. Menurut Islam sendiri, harta merupakan sesuatu yang boleh atau dapat
dimiliki dan digunakan (dimanfaatkan) sesuai kebutuhannya. Oleh karena itu dalam pengertian
zakat mal, zakat mal artinya zakat yang dikenakan atas segala jenis harta, yang secara zat
maupun substansi perolehannya tidak bertentangan dengan ketentuan agama. Sebagai contoh,
zakat mal adalah terdiri atas simpanan kekayaan seperti uang, emas, surat berharga, penghasilan
profesi, aset perdagangan, hasil barang tambang atau hasil laut, hasil sewa aset dan lain
sebagainya.
Pelaksanaan zakat mal adalah menyisihkan sebagian harta yang dimiliki untuk diberikan
kepada orang-orang yang berhak menerimanya, baik melalui panitia zakat maupun
didistribusikan secara sendiri-sendiri (mandiri).
Mengeluarkan zakat mal bagi yang sudah memenuhi syarat hukumnya adalah wajib.
Kewajiban zakat bagi umat muslim yang mampu tercantum jelas dalam Surat at-Taubah pada
ayat 60, ayat 71, dan ayat 103. Lalu Albaqarah ayat 43.
Syarat wajib seseorang mengeluarkan zakat mal antara lain berakal (sadar/tidak gila),
sudah baligh, memiliki harta sendiri, dan sudah mencapai nisab. Zakat dikeluarkan dari harta
yang dimiliki. Akan tetapi, tidak semua harta terkena kewajiban zakat.
Harta tersebut merupakan barang halal dan diperoleh dengan cara yang halal
Harta tersebut dimiliki penuh oleh pemiliknya
Harta tersebut merupakan harta yang dapat berkembang
Harta tersebut mencapai nishab sesuai jenis hartanya;
Harta tersebut melewati haul
Pemilik harta tidak memiliki hutang jangka pendek yang harus dilunasi
PERHITUNGAN ZAKAT MAL
Perhitungan besaran zakat mal adalah dengan mengalikan jumlah harta dengan 2,5
persen, jika harta telah memenuhi syarat nisab. Nisab zakat adalah batasan antara apakah
kekayaan itu wajib zakat atau tidak. Jika harta yang dimiliki seseorang telah mencapai nisab,
maka kekayaan tersebut wajib zakat. Jika belum mencapai nisab, maka tidak wajib zakat.
Untuk nisab atau syarat jumlah minimum zakat maal adalah 85 gram jika harta dalam
bentuk emas. Sementara apabila dalam bentuk harta lain, maka dihitung setara harga emas 85
gram dari nisab tersebut diambil 2,5 persen sebagai adar zakat maal.
Sebagai contoh untuk zakat kekayaan atau penghasilan nisab yang berlaku adalah 85
gram emas. Jika harga emas per gram saat ini adalah Rp 900.000, maka batas nisab adalah Rp
76.500.000.
Jika seorang muslim memiliki kekayaan minimal Rp 76.500.000 atau setara 85 gram
emas dan sudah mengendap selama setahun (mencapai haul), maka wajib menunaikan zakat.
Besaran zakat artinya yang harus dibayar adalah 2,5 persen dikalikan dengan jumlah harta yang
disimpan. Jika perhitungan zakat mal menggunakan penghasilan, maka hitungannya yakni
jumlah penghasilan dalam satu tahun dikalikan dengan 2,5 persen.
Dalam Alquran, ada 8 golongan yang berhak menerima zakat mal adalah antara lain:
Orang fakir yakni orang yang tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi
kebutuhannya
Orang miskin, yaitu orang yang bekerja tapi tidak mencukupi kebutuhannya atau dalam
keadaan serba kekurangan
Amil atau orang yang mengelola zakat
Mualaf atau orang yang baru masuk Islam
Hamba sahaya Orang yang berutang
Sabilillah atau orang yang berjuang di jalan Allah
Ibnu sabil atau sedang melakukan perjalanan.