0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan2 halaman
Jurnal ini membahas konsep keluarga dan peran perempuan dalam perspektif Jamaah Tabligh. Jamaah Tabligh cenderung mengikuti tradisi Rasulullah dan sahabat, sehingga sering dianggap kelompok revivalis tradisionalis. Penelitian ini menganalisis realitas keagamaan keluarga dan peran perempuan Jamaah Tabligh dengan menggunakan teori Berger dan Luckmann tentang internalisasi nilai sosial.
Jurnal ini membahas konsep keluarga dan peran perempuan dalam perspektif Jamaah Tabligh. Jamaah Tabligh cenderung mengikuti tradisi Rasulullah dan sahabat, sehingga sering dianggap kelompok revivalis tradisionalis. Penelitian ini menganalisis realitas keagamaan keluarga dan peran perempuan Jamaah Tabligh dengan menggunakan teori Berger dan Luckmann tentang internalisasi nilai sosial.
Jurnal ini membahas konsep keluarga dan peran perempuan dalam perspektif Jamaah Tabligh. Jamaah Tabligh cenderung mengikuti tradisi Rasulullah dan sahabat, sehingga sering dianggap kelompok revivalis tradisionalis. Penelitian ini menganalisis realitas keagamaan keluarga dan peran perempuan Jamaah Tabligh dengan menggunakan teori Berger dan Luckmann tentang internalisasi nilai sosial.
Jurnal 1 Judul : Konsep Keluarga dan Perempuan Dalam Perspektif Jamaah Tabligh Penulis : Sukron Ma’mun Jurnal : Jurnal Misykat, Volume 04, Nomor 01, Juni 2019
A. Latar Belakang (Permasalahan)
Penelitain ini membahas tentang konsep keluarga dan juga peran ideal kaum perempuan (istri) dalam keluarga menurut Jamaah Tabligh. Kajian ini dilatar belakangi oleh model keagamaan dan gerakan dakwah Jamaah Tabligh yang cenderung tradisionalis dengan prinsip mengikuti tradisi yang berlaku semasa Rasulullah dan sahabat pada masa lalu. Sehingga gerakan Jamaah Tabligh seringkali dianggap sebagai kelompok revivalis tradisionalis Islam. Aktivitas utama gerakan ini adalah dakwah keagamaan, dengan menerapkan metode dakwah sebagaimana yang Rasulullah lakukan. Sementara dalam hubungan dengan kaum perempuan (istri), Jamaah Tabligh seringkali dianggap cenderung mengesampingkan perempuan atau memposisikan dalam wilayah subordinat (domestik). Perempuan dalam konteks jamaah tabligh tersebut memiliki peran yang sangat penting dalam menjalankan kehidupan rumah tangga dalam jangka waktu tertentu selama suaminya menjalani khuruj. Ia harus merawat anak-anaknya, menjaga keluarga, melakukan banyak pekerjaan yang semestinya dibantu oleh suaminya, dan memimpin keluarga. Selama kepergian suaminya menjalani khuruj, perempuan memainkan peran penting, bahkan terkadang menanggung ekonomi keluarga. Dalam perspektif teori struktural fungsional, kasus tersebut akan menimbulkan goncangan hubungan suami-istri dalam sebuah rumah tangga. Namun kenyataan sepertinya menunjukkan hal yang berbeda, sejauh ini hubungan dalam rumah tangga anggota Jamaah Tabligh menunjukkan hal yang biasa, tanpa gejolak, bahkan sebaliknya. Struktur sosial dalam lembaga sosial bernama keluarga tidak terusik dengan timpangnya fungsi salah satu elemennya yang tidak berjalan semestinya. Selain beban lebih yang diterima seorang perempuan dalam anggota Jamaah Tablih, perempuan memerankan hal yang sangat krusial dalam gerakan keagamaan. Jika laki-laki memiliki kewajiban tabligh keluar (khuruj), perempuan juga memiliki tuntutan yang sifatnya sebatas anjuran (Sunnah). Peneliti memfokuskan mencermati mengenai konsep bangunan keluarga pada anggota Jamaah Tabligh, serta peran perempuan dalam gerakan tersebut, baik peran sosial dan agama. b. Literatur Review Dalam kerangka teori dibahas mengenai sejarah juga asal usul terjadinya krisis di Polandia. Pada bagian pertama, teori yang dituliskan adalah mengenai korelasi agama, media-media dan perpolitikan di Amerika. Di antara teori yang dikaitkan dengan media adalah teori sekularisasi dan teori uses and grativications, guna untuk menjelaskan hasil empiris yang menunjukkan hubungan negatif antara agama dan penggunaan internet. Teori penggunaan dan gratifikasi juga telah digunakan untuk menjelaskan mengapa individu religius konservatif menonton lebih sedikit program televisi yang eksplisit secara seksual daripada individu religius nonkonservatif. Peneliti yang menggunakan kerangka teori ini sering menggunakan bahasa yang mirip dengan perspektif psikologis tentang proses selektif, di mana khalayak aktif secara eksplisit memilih media untuk memungkinkan hasil psikologis. Selain itu, sejarah negara Polandia, krisis migrasi, dan media juga dideskripsikan secara terperinci termasuk apa saja korelasi di anatara ketiga unsur tersebut. c. Hipotesa : - d. Metodelogi Analisa realitas keagamaan dalam wilayah keluarga dan peran perempuan dalam penelitian ini menggunakan analisa model realitas sosial sebagaimana digambarkan oleh Peter L Berger dan Thomas Luckmann dalam menyoroti internalisasi nilai dan norma yang kemudian terlembagakan. Konstruksi realitas kesadaran umat yang terjadi pada Jamaah Tabligh, khususnya dalam praktik kehidupan keluarga, besar kemungkinan juga sebagaimana digambarkan oleh Nur Syam dengan mengadopsi teori Peter L Berger. Titik poin penting dalam kerangka tersebut adalah adanya pengaruh wahyu atau nash suci yang berasal dari Al-Qur‟an dan Hadits yang menginjeksi kesadaran umat Islam.