Anda di halaman 1dari 10

Document converted by PDFMoto freeware version

Zakat menurut etimologi


Zakat menurut etimologi berarti, berkat, bersih, berkembang dan baik. Dinamakan zakat
karena, dapat mengembangkan dan menjauhkan harta yang telah diambil zakatnya dari
bahaya. Menurut Ibnu Taimiah hati dan harta orang yang membayar zakat tersebut
menjadi suci dan bersih serta berkembang secara maknawi.

Zakat menurut terminologi Zakat menurut terminologi berarti, sejumlah harta tertentu
yang diwajibkan oleh Allah swt. untuk diberikan kepada para mustahik yang disebutkan
dalam Alquran. Atau bisa juga berarti sejumlah tertentu dari harta tertentu yang diberikan
untuk orang tertentu. Lafal zakat dapat juga berarti sejumlah harta yang diambil dari harta
orang yang berzakat.

Zakat dalam Alquran dan hadis kadang-kadang disebut dengan sedekah, seperti firman
Allah swt. yang berarti, "Ambillah zakat (sedekah) dari harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan menyucikan mereka dan berdoalah buat mereka, karena doamu
itu akan menjadi ketenteraman buat mereka." (Q.S. At Taubah, 103). Dalam sebuah hadis
sahih, Rasulullah saw. ketika memberangkatkan Muaz bin Jabal ke Yaman, beliau
bersabda, "Beritahulah mereka, bahwa Allah mewajibkan membayar zakat (sedekah) dari
harta orang kaya yang akan diberikan kepada fakir miskin di kalangan mereka." (Hadis
ini diketengahkan oleh banyak perawi)

Hukum Zakat

Zakat adalah rukun ketiga dari rukun Islam yang lima yang merupakan pilar agama yang
tidak dapat berdiri tanpa pilar ini, orang yang enggan membayarnya boleh diperangi,
orang yang menolak kewajibannya dianggap kafir. Zakat ini diwajibkan pada tahun
kedua hijrah.

Legitimasinya diperoleh lewat beberapa ayat dalam Alquran, antara lain firman Allah
swt. yang berarti, "Dirikanlah salat, bayarlah zakat dan rukuklah bersama orang yang
rukuk." (Q.S. Al-Baqarah, 43) Juga dalam firman Allah swt. yang berarti, "dan orang-
orang yang dalam hartanya tersedia hak tertentu buat orang yang meminta-minta dan
orang yang tidak bernasib baik." (Q.S. Al Ma'arij, 24-25)

Syarat-Syarat Wajib Zakat

Zakat diwajibkan atas beberapa jenis harta dengan berbagai syarat yang harus dipenuhi.
Syarat-syarat ini dibuat untuk membantu pembayar zakat agar dapat membayar zakat
hartanya dengan rela hati sehingga target suci disyariatkannya zakat dapat tercapai.

Syarat-syarat tersebut adalah:


1. Milik sempurna (milik 100 %)
2. Berkembang secara real atau estimasi
3. Sampai nisab
Document converted by PDFMoto freeware version

4. Melebihi kebutuhan pokok


5. Cukup haul
6. Tidak terjadi zakat ganda

Milik Sempurna

Yang dimaksud dengan milik sempurna (milik 100 %) adalah kemampuan pemilik harta
mentransaksikan barang miliknya tanpa campur tangan orang lain. Hal ini disyaratkan
karena pada dasarnya zakat berarti pemilikan dan pemberian untuk orang yang berhak,
ini tidak akan terealisir kecuali bila pemilik harta betul-betul memiliki harta tersebut
secara sempurna. Dari sinilah, maka harta yang telah berada di luar kekuasaan pemilik
(harta dhimar) atau cicilan mas kawin yang belum dibayar tidak wajib zakat.

Hal ini sesuai dengan hadis yang diriiwayatkan oleh sekelompok sahabat yang berarti:
"Tidak ada zakat pada harta dhimar, tidak ada zakat pada cicilan maskawin yang
tertunda, karena wanita tidak dapat menggunakannya, tidak ada zakat pada piutang atas
orang yang kesulitan. Bila sudah berada di tangan, baru wajib dizakati untuk satu tahun
berjalan saja, meskipun piutang itu, atau maskawin tersebut telah berada di tangan orang
lain/ suaminya bertahun-tahun, demikian juga piutang atas orang yang susah dari sejak
beberapa tahun."

Berkembang Secara Real Atau Estimasi

Dengan artian bahwa harta tersebut harus dapat berkembang secara real atau secara
estimasi. Yang dimaksud dengan pertumbuhan real adalah pertambahan akibat kelahiran,
perkembang biakan atau niaga.

Sedangkan yang dimaksud dengan pertumbuhan estimasi adalah harta yang nilainya
mempunyai kemungkinan bertambah seperti emas, perak dan mata uang yang semuanya
mempunyai kemungkinan pertambahan nilai dengan memperjualbelikannya, sebab itu,
semua jenis harta di atas mutlak harus dizakati, berbeda dengan lahan tidur yang tidak
dapat berkembang baik secara real maupun secara estimasi, maka tidak wajib dizakati.

Sampai Nisab

Nisab adalah jumlah harta yang ditentukan secara hukum, di mana harta tidak wajib
dizakati jika kurang dari ukuran tersebut. Syarat ini berlaku pada uang, emas, perak,
barang dagangan dan hewan ternak.

Dalam sebuah hadis Nabi saw. bersabda, "Tidak ada kewajiban zakat atas harta emas
yang belum sampai 20 dinar (1 dinar= 4,25 gram, jadi 20 dinar=85 gram). Apabila telah
sampai 20 dinar, maka zakatnya adalah setengah dinar. Demikian juga perak tidak
diambil zakatnya sebelum sampai 200 dirham (1 dirham=2,975 gram, jadi 200
dirham=595 gram) yang dalam hal ini zakatnya adalah 5 dirham."
Document converted by PDFMoto freeware version

Nisab emas adalah 20 mitsqal=85 gram emas murni. Nisab perak adalah 200 dirham=595
gram perak murni. Nisab zakat barang dagangan adalah senilai 85 gram emas murni.
Barang-barang zakat lainnya sudah ditetapkan juga nisabnya masing-masing. Termasuk
dalam barang zakat adalah barang yang telah lengkap satu nisab berikut kelebihannya.

Adapun barang yang kurang dari satu nisab, tidak termasuk barang yang wajib dizakati.
Kesempurnaan nisab dilihat pada awal dan akhir haul, kekurangan dan kelebihan di
antara awal dan akhir haul tidak mempengaruhi nisab. Harta zakat beserta
penghasilannya digabungkan di akhir haul. Pendapat ini dianut mazhab Hanafi, Maliki
dan mayoritas ulama dan cara ini nampaknya lebih mudah diterapkan.

Pengaruh Penggabungan Harta Terhadap Kadar Yang Wajib Dibayar

Harta campuran adalah harta milik beberapa orang yang diperlakukan sebagai harta
seorang, dengan alasan kesamaan sifat dan kondisi, seperti kesamaan tempat
penggembalaan, tempat minum dan kandang hewan ternak, kesamaan jaminan, urusan
dan pembiayaan pada harta perusahaan. Prinsip percampuran ini pada dasarnya
diterapkan pada zakat hewan ternak, namun sebagian mazhab menggeneralisasikannya
pada selain hewan ternak seperti pertanian, buah-buahan dan mata uang.

Bila kaidah ini diaplikasikan pada harta perusahaan, Anda akan memperlakukan seolah-
olah harta itu harta satu orang, baik dalam perhitungan nisab dan kalkulasi kadar yang
wajib dibayar. Bila diaplikasikan pada nisab kekayaan ternak, Anda akan mengatakan
bahwa nisab hewan ternak yang dimiliki oleh tiga orang, masing-masing memiliki 15
ekor domba telah memenuhi satu nisab, karena jumlah kekayaan ternak 45 ekor, telah
melebihi nisab, yaitu 40 ekor kambing. Dalam hal ini, wajib dibayar satu ekor kambing
sebagai zakat, di mana jika diaplikasikan secara perorangan, maka nisabnya tidak
mencukupi dan tidak wajib dibayar zakatnya.

Melebihi Kebutuhan Pokok

Barang-barang yang dimiliki untuk kebutuhan pokok, seperti rumah pemukinan, alat-alat
kerajinan, alat-alat industri, sarana transportasi dan angkutan, seperti mobil dan perabot
rumah tangga, tidak dikenakan zakat. Demikian juga uang simpanan yang dicadangkan
untuk melunasi utang (akan dijelaskan kemudian), tidak diwajibkan zakat, karena seorang
kreditor sangat memerlukan uang yang ada di tangannya untuk melepaskan dirinya dari
cengkeraman utang.

Oleh sebab itu, maka harta yang dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan pokok tidak
wajib dizakati

Cukup Haul

Haul adalah perputaran harta satu nisab dalam 12 bulan kamariah. Jika terdapat kesulitan
akuntasi karena biasanya anggaran dibuat berdasarkan tahun syamsiah, maka boleh
dikalkulasikan berdasarkan tahun syamsiah dengan penambahan volume (rate) zakat
Document converted by PDFMoto freeware version

yang wajib dibayar, dari 2,5 % menjadi 2,575 % sebagai akibat kelebihan hari bulan
syamsiah dari bulan qamariah

Khusus hasil pertanian, tidak disyaratkan haul, sesuai dengan firman Allah swt. yang
artinya, "Bayarlah zakatnya pada waktu panen." (Q.S. Al An`am,141). Demikian juga
kekayaan tambang dan barang galian juga tidak disyaratkan haul, sesuai konsensus para
ulama

Tidak Terjadi Zakat Ganda

Apabila suatu harta telah dibayar zakatnya kemudian harta tersebut berubah bentuk,
seperti hasil pertanian yang telah dizakati kemudian hasil panen tersebut dijual dengan
harga tertentu, atau kekayaan ternak yang telah dizakati kemudian dijual dengan harga
tertentu. Dalam hal ini, harga penjualan barang yang telah dizakati di akhir haul tidak
wajib dizakati lagi agar tidak terjadi zakat ganda pada satu jenis harta. Hal ini sesuai
dengan hadis Rasulullah saw. yang berarti, "Tidak ada ganda dalam zakat". (H.R.
Bukhari dan Muslim)

Harta Umum, Wakaf Dan Kebajikan Sosial

Harta umum tidak wajib dibayar zakatnya, karena harta itu dimiliki oleh orang banyak,
mungkin di antara mereka terdapat fakir miskin. Dalam hal ini tidak terdapat pemilik
khusus, sehingga tidak ada urgensinya pemerintah mengambil zakat dari hartanya sendiri
untuk disalurkan kepada pihaknya juga.

Hal yang sama berlaku pula untuk harta wakaf yang diperuntukkan buat kepentingan
umum, seperti untuk para fakir miskin, mesjid-mesjid, yatim-piatu dan lain sebagainya,
mengingat karena pemilik harta tersebut telah mewakafkannya untuk kepentingan umum.
Demikian juga tidak wajib dizakati harta yayasan bakti sosial, karena harta tersebut
adalah milik sekelompok orang-orang fakir yang hanya disalurkan kepada orang-orang
yang memerlukan di samping harta tersebut tidak dimiliki oleh satu orang tertentu.

Zakat Uang (Emas, Perak Dan Mata Uang)

Definisi uang

Yang dimaksud dengan uang ialah semua jenis uang kertas dan uang logam yang berlaku
di tempat pengumpulan zakat atau pun di negeri lain.

Kewajiban zakat uang

Kewajiban zakat uang telah ditetapkan dalam Alquran, hadis dan ijmak. Allah swt.
berfirman, "Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka
akan mendapat) siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka
Jahanam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu
Document converted by PDFMoto freeware version

dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu
sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu." (Q.S. At-
Taubah:34-35)

Adapun dalam hadis telah dinyatakan dalam sabda Rasulullah saw., "Harta yang telah
dibayarkan zakatnya tidak lagi dinamakan harta simpanan (kanzun)." (H.R. Hakim yang
disahihkan oleh Zahabi) Dan sabda Nabi saw. lain yang berbunyi, "Tidak seorang
pemilik emas dan perak pun yang tidak melaksanakan haknya (zakatnya) kecuali pada
hari kiamat nanti emas dan perak tersebut akan dijadikan lempengan-lempengan api yang
dipanaskan dalam neraka Jahanam kemudian akan disetrikakan ke sisi tubuhnya,
keningnya dan punggungnya." (H.R. Muslim)

Sepanjang masa, para ulama fikih telah sepakat atas kewajiban menunaikan zakat emas
dan perak serta kekayaan mata uang lain yang dikiaskan dan mempunyai hukum yang
sama dengan kedua jenis logam mulia itu. Lembaga Fikih Islam yang berkantor pusat di
Jedah telah menetapkan dalam surat keputusan no. 9, priode ke-3 yang berbunyi: (Uang
kertas juga dianggap sebagai kekayaan uang yang memiliki harga (daya beli) sepenuhnya
sehingga berlaku padanya hukum syariat yang ditetapkan terhadap emas dan perak,
seperti riba, zakat, transaksi silim dan lain-lain).

Nisab zakat uang

Harta kekayaan yang akan dikeluarkan zakatnya itu harus mencapai nisab, yaitu batas
minimal yang telah ditetapkan syariat Islam di mana bila kurang dari batas tersebut tidak
wajib dizakati namun jika telah mencapai batas tersebut, maka wajib dizakati.

Nisab emas dan mata uang emas lainnya ialah sebanyak 20 misqal, yaitu sama dengan 85
gram emas murni. (1 misqal = 4,25 gram)

Sedangkan nisab perak serta mata uang perak lainnya adalah 200 dirham, atau sama
dengan 595 gram perak murni. (1 dirham = 2,975 gram)

Dalam muktamarnya yang ke-2, Lembaga Riset Islam telah mengambil suatu keputusan
yang berbunyi: (Nisab kekayaan uang logam, mata uang, giral serta komoditas
perdagangan dihitung berdasarkan harga nisab emas. Yang telah mencapai harga 20
misqal emas, maka harus dibayarkan zakatnya karena nilai emas lebih stabil
dibandingkan yang lainnya).

Untuk mengetahui harga pasaran 1 misqal emas yang berlaku sekarang dapat ditanyakan
kepada para spesialis yang ahli dalam bidang ini.

Para ahli ekonomi Islam memberikan alasan lain mengapa nisab emas, dijadikan standar
dalam menentukan nisab zakat uang. Yaitu karena emas merupakan logam mulia yang
dijadikan jaminan untuk uang yang dikeluarkan suatu negara dan atas dasar harga emas
itulah nilai uang kertas dihitung sehingga emas merupakan mata uang internasional
Document converted by PDFMoto freeware version

sekaligus standar menilai mata uang dunia walaupun harganya terkadang mengalami
perubahan sesuai dengan kondisi pasar.

Menurut mazhab Hanafiah emas dapat digunakan untuk melengkapi nisab perak yang
ada, yaitu harganya bukan bendanya. Sehingga dihitung harga emas yang ada sesuai
perbandingan dengan nisabnya kemudian dihitung pula harga perak yang ada, bila sudah
mencapai nisab, maka harus dizakati. Karena pengertian "kaya" telah terwujud dengan
memiliki nilai sebesar nisab. Begitu juga halnya dengan komoditas perdagangan lain
harus digabungkan dengan emas dan perak yang ada untuk melengkapi nisab. Nisab
uang, baik uang kertas dan uang logam, dihitung berdasarkan emas, yaitu yang sama
dengan harga 85 gram emas murni. Yang dimaksud dengan emas murni ialah yang masih
berupa batangan dengan kadar karat 99,9% sesuai dengan harga pada waktu mencapai
haul di negeri si pembayar zakat.

Adapun emas yang tidak murni harus dikurangi sesuai dengan berat campurannya.
Dalam emas 18 karat (6/24 = 1/4), umpamanya, harus dikurangi seperempat, kemudian
selebihnya dizakati. Dan dalam emas 21 karat (3/24 = 1/8), umpamanya, seperdelapan
harus dikurangi, kemudian selebihnya dizakati. Demikian pula cara penghitungan perak
tidak murni.

Syarat kewajiban zakat emas, perak dan uang

Zakat uang, emas dan perak itu hanya wajib apabila telah memenuhi syarat-syaratnya
sesuai dengan yang telah dijelaskan sebelumnya.

Volume zakat emas, perak dan uang

Volume yang wajib dibayarkan dari zakat emas, perak dan uang ialah sebesar 1/40
(2,5%).

Cara menghitung volume zakat emas dan perak dengan nilai mata uang

Jika si pembayar zakat ingin mengeluarkan zakat emas atau pun peraknya dengan uang,
maka hasil perkalian volume zakat yang wajib dibayarkan dengan harga per gramnya
itulah jumlah yang harus dibayarkan. Contohnya, 25 gram emas volume zakat dengan
harga 4 dinar per gram, jadi 25 x 4 = 100 dinar.

Zakat Perhiasan, Barang Emas Dan Perak

Perhiasan wanita yang dikhususkan untuk pemakaian pribadi tidak wajib dizakati selama
tidak melebihi batas yang wajar di antara kaum wanita lain yang berada dalam status
sosial yang sama. Sedangkan perhiasan yang melebihi batas kewajaran, harus dibayar
zakatnya karena itu sama dengan menimbun dan menyimpan harta. Seorang wanita juga
harus membayar zakat perhiasan yang sudah tidak ia pakai lagi karena sudah lama atau
sebab lainnya.
Document converted by PDFMoto freeware version

Kedua perhiasan di atas zakatnya dihitung berdasarkan berat emas dan perak murni,
tanpa mempertimbangkan mahal murahnya perhiasan tersebut karena desain bentuk atau
batu permata serta aksesoris lain yang menghiasinya.

Lain halnya dengan emas dan perak yang ada di tangan para pedagang, dalam hal ini
yang dijadikan dasar dalam penghitungan zakatnya adalah harga keseluruhan berikut
batu-batu permata yang ada.

Perhiasan Emas Dan Perak Yang Haram Dipakai Harus Dizakati

Perhiasan emas yang haram dipakai tetapi dimiliki oleh kaum lelaki harus dikeluarkan
zakatnya, seperti gelang dan jam tangan. Begitu juga wanita yang memakai perhiasan
kaum lelaki harus membayarkan zakatnya karena haram bagi dirinya. Adapun cincin
perak tidak dikenakan kewajiban zakat karena halal dipakai kaum lelaki.

Singkatnya, seluruh perhiasan emas dan perak yang haram dipakai, wajib dizakati bila
telah mencapai nisab dengan sendirinya atau pun dengan cara digabungkan dengan yang
lain. Sebagaimana kekayaan yang berupa uang harus digabungkan dengan emas dan
perak untuk melengkapi nisabnya begitu juga komoditas dagang harus disatukan dengan
kekayaan lainnya agar mencapai nisab.

Volume zakat perhiasan emas dan perak yang harus dikeluarkan adalah sebesar
2,5% atau 1/40.

Zakat Obligasi

Hukum jual beli obligasi

Obligasi merupakan bagian dari pinjaman yang diberikan kepada perusahaan atau pihak
yang mengeluarkannya. Perusahaan atau pihak yang bersangkutan memberikan suku
bunga tertentu terhadap obligasi tersebut tanpa mengaitkannya dengan keuntungan atau
kerugian dan ia berkewajiban melunasinya pada waktu yang telah ditentukan. Obligasi itu
memiliki harga nominal, yaitu harga asli ketika pertama kali dikeluarkan dan harga
pasaran yang disesuaikan dengan kondisi penawaran dan permintaan (supply dan
demand).

Hukum jual beli obligasi adalah haram menurut syariat Islam karena mengandung suku
bunga riba yang diharamkan dan juga termasuk kategori penjualan utang kepada yang
tidak berwenang yang tidak dibolehkan.

Cara membayar zakat obligasi

Meskipun jual beli obligasi itu diharamkan karena mengandung unsur riba, namun si
pemilik tetap berkewajiban membayar zakat dari total nilai nominal obligasi yang dia
miliki dengan cara menggabungkannya dengan kekayaan yang lain dalam pertimbangan
nisab dan haul, kemudian membayar 2,5% dari jumlah keseluruhan, tanpa suku bunga.
Document converted by PDFMoto freeware version

Suku bunga yang diharamkan itu harus dinafkahkan untuk kepentingan bakti sosial dan
maslahat umum, di luar pembangunan mesjid dan pencetakan Alquran dan lain-lain.

Pembelanjaan bunga riba yang sedemikian itu adalah untuk menghindari penghasilan
haram yang tidak boleh dimasukkan dalam pembayaran zakat dan tidak boleh
dinafkahkan untuk kepentingan diri sendiri dan keluarga tetapi sebaiknya disumbangkan
kepada orang-orang yang sedang tertimpa kelaparan, bencana alam dan musibah lainnya.

Zakat Piutang

Piutang ialah sejumlah uang yang dipinjamkan kepada orang lain yang wajib dikeluarkan
zakatnya jika kemungkinan besar dapat dilunasi orang itu. Piutang digabungkan dengan
kekayaan uang yang lain dalam penghitungan nisabnya. Sedangkan utang yang
ditanggung oleh seorang pembayar zakat dapat merubah hukum zakat seperti berikut:

1. Utang itu dapat mencegah kewajiban zakat dari orang yang menanggungnya sesuai
dengan besar utang tersebut bila telah ada sebelum waktu wajib membayar zakat, bila
tidak dapat dilunasi dengan selain harta zakat yang melebihi kebutuhan primernya.

2. Jika si penanggung utang itu memiliki harta zakat yang berbeda-beda jenisnya, maka ia
harus menggunakan salah satunya untuk melunasi utang tersebut dan menzakati harta
zakat yang lain. Hal ini dianggap lebih bermanfaat bagi mereka yang berhak menerima
zakat.

3. Utang-utang jangka panjang yang berhubungan dengan kredit tempat tinggal dan lain-
lain yang biasa dilunasi dengan cara cicilan tidak wajib dizakati, bahkan dapat
mengurangi harta zakat sesuai dengan besar cicilan tahunan sehingga orang yang
bersangkutan hanya berkewajiban menzakati sisa harta yang di tangannya, jika masih
mencapai nisab atau lebih.

4. Harta yang wajib dizakati, terlebih dahulu dikurangi dengan seluruh utang yang
berhubungan dengan modal niaga, bila tidak terdapat aset lain yang melebihi kebutuhan
primernya.

5. Harta yang wajib dizakati itu terlebih dahulu dikurangi dengan utang-utang investasi
pembiayaan suatu proyek industri bila tidak ada aset lain yang melebihi kebutuhan
primernya yang dapat digunakan untuk melunasi utang-utang tersebut. Jika ada, maka
aset itulah yang digunakan untuk melunasi utang sehingga harta zakat di atas tidak perlu
dikurangi.

Bila aset itu tidak cukup untuk melunasi utang, maka diambil dari harta zakat untuk
melunasi sisa utang itu. Seandainya utang investasi itu berjangka panjang, maka harta
zakat diambil hanya untuk melunasi cicilan tahunan berjalan saja.

Zakat Pendapatan Dan Propesi


Document converted by PDFMoto freeware version

Hasil pendapatan ialah harta yang menjadi milik si pembayar zakat yang sebelumnya
tidak dia miliki. Jika seorang pembayar zakat telah memiliki suatu harta yang mencukupi
nisab kemudian sebelum sampai haul dia mendapatkan harta dari jenis yang sama, seperti
keuntungan dagang atau produksi hewan ternak, maka harta yang didapatkan tersebut
digabung dengan modal pokok saat sampai haulnya, kemudian dizakati, baik harta yang
didapat berasal dari pertumbuhan dan penambahan dari modal pokok atau bukan.

Pendapat ini diadopsi dari pendapat mazhab Hanafi, dalam upaya menghindari kesulitan
akibat dari berpencarnya harta yang wajib dizakati, perbedaan waktu pembayaran zakat
dan untuk memudahkan mengetahui volume zakat dari setiap bagian dari harta miliknya.
Jika pendapatan tersebut berasal dari jenis yang berbeda, bukan sejenis modal pokok,
seperti dia memiliki uang kemudian dia mendapatkan penghasilan hewan ternak, maka
penghasilan ini tidak digabungkan untuk melengkapi nisab modal pokok, jika masih
kurang dan tidak digabungkan ke haul modal pokok tersebut, jika haulnya belum lengkap
tetapi haulnya dimulai di saat ia memperoleh pendapatan tersebut dan telah sampai nisab.

Hasil pendapatan yang diperoleh dari selain pertambahan modal pokok atau karena sebab
lain, tetapi jenisnya sama dengan jenis harta pokok, seperti upah dan gaji (berupa uang),
semuanya digabung dengan kekayaan pokok milik si wajib zakat untuk melengkapi nisab
dan haul, kemudian dizakati.

Bagi orang yang ingin kehati-hatian, dapat mengalkulasikan jumlah yang diperkirakan
akan melebihi kebutuhan keluarganya satu tahun, kemudian membayar zakatnya, (dalam
catatan). Artinya mempercepat pembayaran zakat sebelum haul, dengan syarat nanti dia
akan tetap mengalkulasikan hartanya di akhir haul, berapa yang wajib dizakati secara
real, kemudian membayar kekurangannya. Jika ternyata lebih, maka lebihnya menjadi
sedekah suka rela.
Document converted by PDFMoto freeware version

Filename: pengetahuan zakat


Directory: C:\Documents and Settings\Sueb\My Documents\agama
Template: C:\Documents and Settings\Sueb\Application
Data\Microsoft\Templates\Normal.dot
Title: Syarat-Syarat Wajib Zakat
Subject:
Author: UTILITIES
Keywords:
Comments:
Creation Date: 4/14/2007 10:15:00 AM
Change Number: 4
Last Saved On: 4/14/2007 10:28:00 AM
Last Saved By: UTILITIES
Total Editing Time: 13 Minutes
Last Printed On: 9/6/2007 8:08:00 PM
As of Last Complete Printing
Number of Pages: 9
Number of Words: 3.227 (approx.)
Number of Characters: 18.395 (approx.)

Anda mungkin juga menyukai