Anda di halaman 1dari 26

PSAK 109: Zakat dan

Infaq/Sedekah
Muthia Khairunnisa
2202019002
Pengertian

Zakat Infaq Shadaqah

Zakat dari segi istilah fikih Infaq menurut bahasa


berarti “sejumlah harta Shadaqah adalah segala
adalah membelanjakan.
tertentu yang diwajibkan pemberian atau kegiatan
Sedangkan menurut
Allah diserahkan kepada untuk mengharap pahala
terminologi artinya
orang-orang yang dari Allah SWT
mengeluarkan harta
berhak” karena taat dan patuh
kepada Allah SWT
Perbedaan Zakat dan Pajak

Zakat Pajak

Manifestasi ketaatan Ketaatan seorang warga


umat terhadap negara kepada pemimpinnya
01
perintah Allah SWT
dan Rasulullah SAW

Telah ditentukan Dibentuk oleh hukum negara


02 kadarnya di dalam Al-
Qur’an dan Hadis

Dikeluarkan oleh Dikeluarkan oleh warga


03 kaum muslimin negara tanpa memandang
agama dan keyakinan
Perbedaan Zakat dan Pajak

Zakat Pajak

Berlaku bagi setiap muslim Hanya berlaku


yang telah mencapai nisab dalam batas garis
04
tanpa memandang negara teritorial suatu
tempat tinggal negara

Suatu ibadah yang wajib Tidak memiliki


05 didahului oleh niat niat

Dipergunakan untuk Dipergunakan


06 kepentingan mustahik yang dalam seluruh
berjumlah 8 asnaf (sasaran) sektor kehidupan
Persamaan Zakat dan Pajak

01 02 03

Harus disetorkan kepada Membantu penyelesaian


Bersifat wajib dan mengikat
lembaga resmi agar tercapai
atas harta yang ditentukan, dan
optimalisasi penggalangan
masalah ekonomi dan
ada sanksi jika mengabaikannya pengentasan kemiskinan
dana maupun penyalurannya

04 05

Tidak ada janji akan Dikelola oleh negara


memperoleh
imbalan tertentu di
dunia
Sumber Hukum

Al-Qur’an As-Sunnah
(QS. At-Taubah : 103, 40% Zakat dipungut dari
QS. Ar-Rum : 39, QS. orang-orang kaya di
Fussilat : 6 dan 7) 60% antara mereka, dan
diserahkan kepada
orang-orang miskin
- HR. Bukhari
Syarat dan Wajib Zakat

01 02 03

Islam Merdeka Memiliki satu nisab dari


Beragama Islam, baik Bukan budak dan salah satu jenis harta
anak-anak maupun memiliki kebebasan yang wajib dikenakan
dewasa, berakal sehat untuk melaksanakan dan zakat dan cukup haul
atau tidak menjalankan seluruh
syariat Islam
Syarat harta kekayaan yang wajib dizakatkan

Halal Milik Penuh Berkembang


01 Harta tersebut
diperoleh dengan cara
02 Hak penyimpanan,
pemakaian,
03 Bertambah harta tersebut
akibat, keuntungan atau
yang baik, tidak pengelolaan yang pendapatan dari
dengan merampok, diberikan Allah SWT pendayagunaan aset, misalnya
menipu atau juga kepada manusia, dan melalui perdagangan, investasi
korupsi. didalamnya tidak ada dan yang sejenisnya.
hak orang lain.

Cukup Nisab Cukup Haul Bebas dari Utang


04 Zakat itu diambil dari
orang kaya (mampu) dan
05 Haul adalah jangka waktu
kepemilikan harta di tangani
06 Dalam menghitung
diberikan kepada orang- pemilik sudah melampaui dua cukup nisab, harta
orang yang tidak mampu. belas bulan Qamariyah. yang akan dikeluarkan
Nisab merupakan Persyaratan ini hanya objek zakatnya harus bersih
indikator tentang zakat berupa ternak, uang, dari utang.
kemampuan seseorang. dan harta benda dagang.
Jenis Zakat

Zakat Fitrah Besar zakat yang dikeluarkan


menurut para ulama adalah
sebesar satu sha’ atau kira-kira
Zakat yang diwajibkan kepada
setara dengan 3,5 liter atau 2,5 kg
setiap muslim setelah matahari makanan pokok (tepung, kurma,
terbenam akhir bulan gandum, aqith) atau yang biasa
Ramadhan. Lebih utama jika dikonsumsi di daerah
Zakat dibayarkan sebelum shalat Idul bersangkutan (Mazhab Syafi’i dan
Fitri Maliki).

Zakat Harta (Maal) a. Binatang ternak, b. Emas


dan perak/zakat uang, c.
Zakat yang boleh Kekayaan dagang, d.
Pertanian, e. Madu dan
dibayarkan pada
produksi hewan, f. Barang
waktu yang tidak tambang dan hasil laut, g.
tertentu Investasi pabrik, gedung, dll, h.
Pencarian dan profesi, i.
Saham dan obligasi
Perlakuan Akuntansi Zakat
1. Penerimaan zakat diakui pada saat kas atau aset non kas diterima dan diakui sebagai penambah dana
zakat. Jika diterima dalam bentuk kas, diakui sebesar jumlah yang diterima tetapi jika dalam bentuk
non kas, diakui sebesar nilai wajar aset.

Maka jurnal untuk transaksi tersebut adalah:

Kas XXX

Aset non Kas (Nilai Wajar) XXX

Penerimaan Zakat XXX


2. Jika muzakki menentukan mustahik yang menerima penyaluran zakat melalui amil, maka tidak ada
bagian amil atas zakat yang diterima dan amil dapat menerima ujrah atas kegiatan penyaluran
tersebut. Jika atas jasa tersebut amil mendapatkan ujrah/fee maka diakui sebagai penambahan dana
amil.

Maka jurnal untuk transaksi tersebut adalah:

Kas XXX

Penerimaan Dana Amil XXX

3. Penurunan nilai aset zakat diakui sebagai:

a) Pengurang dana zakat, jika tidak disebabkan oleh kelalaian amil.

Maka jurnal untuk transaksi tersebut adalah:

Penurunan Nilai Aset XXX

Aset Non Kas XXX


b) Kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan oleh kelalaian amil.

Maka jurnal untuk transaksi tersebut adalah:

Kerugian Penurunan Nilai-Dana Amil XXX

Aset Non Kas XXX

4. Zakat yang disalurkan kepada mustahik diakui sebagai pengurang dana zakat dengan keterangan
sesuai dengan kelompok mustahik termasuk jika disalurkan kepada amil, sebesar:

a) Jumlah yang diserahkan, jika pemberian dilakukan dalam bentuk kas.

Maka jurnal untuk transaksi tersebut adalah:

Penyaluran Dana Zakat-Dana Amil XXX

Penyaluran Dana Zakat-Mustahik Non Amil XXX

Kas XXX
b) Jumlah tercatat, jika pemberian dilakukan dalam bentuk aset non kas.

Maka jurnal untuk transaksi tersebut adalah:

Penyaluran Dana Zakat-Dana Amil XXX

Penyaluran Dana Zakat-Mustahik Non Amil XXX

Aset Non Kas XXX

5. Amil berhak mengambil bagian zakat untuk menutup biaya operasional dalam menjalankan fungsinya.
Jumlah yang diserahkan, jika pemberian dilakukan dalam bentuk kas.

Maka jurnal untuk transaksi tersebut adalah:

Beban-Dana Fisabilillah XXX

Kas XXX
6. Beban penghimpunan dan penyaluran zakat harus diambil dari posisi amil.

Maka jurnal untuk transaksi tersebut adalah:

Beban-Dana Amil XXX

Kas XXX

7. Zakat dikatakan telah disalurkan kepada mustahik-non-amil hanya bila telah diterima oleh mustahik-
non-amil tersebut. Apabila zakat disalurkan melalui amil lain diakui sebagai piutang penyaluran dan
bagi amil yang menerima diakui sebagai liabilitas penyaluran. Piutang dan liabilitas penyaluran akan
berkurang ketika zakat disalurkan. Amil lain tidak berhak mengambil bagian dari dana zakat, namun
dapat memperoleh ujrah dari amil sebelumnya.

Jurnal penyaluran zakat melalui amil antara lain:

Piutang Penyaluran Zakat XXX

Kas XXX
Jurnal ketika amil lain menyalurkan pada mustahik non amil:

Penyaluran Zakat-Mustahik XXX

Piutang Penyaluran Zakat XXX

Jurnal pembayaran ujrah kepada amil lain:

Beban-Dana Amil XXX

Kas XXX

8. Dana zakat yang disalurkan dalam bentuk perolehan aset tetap (aset kelolaan) misalnya mobil
ambulan, diakui sebagai:

a) Penyaluran zakat seluruhnya, jika aset tetap tersebut diserahkan untuk dikelola kepada pihak lain
tidak dikendalikan amil.

Jurnal ketika membeli aset tetap:

Aset Tetap XXX

Kas XXX
Jurnal ketika menyalurkan aset tetap tersebut:

Penyaluran Zakat-Mustahik XXX

Aset Tetap XXX

b) Penyaluran zakat secara bertahap diukur sebesar penyusutan aset tetap tersebut sesuai dengan pola
pemanfaatannya, jika aset tetap tersebut masih dalam pengendalian amil atau pihak lain yang
dikendalikan amil.

Jurnal ketika membeli aset tetap:

Aset Tetap XXX

Kas XXX

Jurnal penyaluran bertahap:

Penyaluran Zakat-Beban XXX


Depresiasi
Akumulasi Penyusutan XXX
Jurnal ketika sudah disalurkan sepenuhnya:

Akumulasi Penyusutan XXX

Aset Tetap XXX

9. Amil harus mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan transaksi zakat, tetapi tidak terbatas pada:

a) Kebijakan penyaluran zakat, seperti penentuan skala prioritas penyaluran zakat dan mustahik non-
amil

b) Kebijakan penyaluran zakat untuk amil dan mustahik non amil, seperti persentase pembagian, alasan
dan konsistensi kebijakan;

c) Metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan zakat berupa aset non kas;

d) Rincian jumlah penyaluran dana zakat untuk masing-masing mustahik;

e) Penggunaan dan zakat dalam bentuk aset kelolaan yang masih dikendalikan oleh amil atau pihak lain
yang dikendalikan amil, jika ada, diungkapkan jumlah dan persentase terhadap seluruh penyaluran
dana zakat serta alasannya,
f) Hubungan pihak-pihak berelasi antara amil dan mustahik yang meliputi:

1. Sifat hubungan istimewa;

2. Jumlah dan jenis aset yang disalurkan, dan;

3. Persentase dari setiap aset yang disalurkan tersebut dari total penyaluran selama periode;

g) Keberadaan dana non halal, jika ada, diungkapkan mengenai kebijakan atas penerimaan dan
penyaluran dana, alasan dan jumlahnya;

h) Kinerja amil atas penerimaan dan penyaluran dana zakat dan dana infak/sedekah.
Perlakuan Akuntansi Infak/Sedekah
1. Penerimaan infak/sedekah diakui pada saat kas atau aset non kas diterima dan diakui sebagai
penambah dana infak/sedekah terikat atau tidak terikat sesuai tujuan pemberiannya;
● Jika diterima dalam bentuk kas, diakui sebesar jumlah yang diterima tetapi jika dalam bentuk non

kas sebesar nilai wajar.


● Untuk penerimaan aset non kas dapat dikelompokkan menjadi aset lancar atau aset tidak lancar.
Aset lancar adalah aset yang harus segera disalurkan, dan dapat berupa bahan habis pakai seperti
bahan makanan, atau barang yang memiliki manfaat jangka panjang misalnya mobil untuk ambulan.
Aset non kas lancar dinilai sebesar nilai perolehan.

Jurnal:
Kas XXX

Aset Non Kas-Lancar XXX

Penerimaan Infak/Sedekah XXX


2. Aset tidak lancar yang diterima dan diamanahkan untuk dikelola oleh amil di nilai sebesar nilai
wajar dan diakui sebagai aset tidak lancar infak/sedekah. Penyusutan dari aset tersebut
diperlakukan sebagai pengurang dana infak/sedekah terikat apabila penggunaan atau
pengelolaan aset tersebut sudah ditentukan oleh pemberi;

Jurnal:

Aset Non Kas-Tidak Lancar XXX

Penerimaan Infak/Sedekah XXX

Penyaluran Infak/Sedekah – Beban Depresiasi XXX

Akumulasi Depresiasi XXX


3. Penurunan nilai aset infak/sedekah diakui sebagai:
a) Pengurang dana infak/sedekah, jika tidak disebabkan oleh kelalaian amil;
Jurnal:

Penurunan Nilai XXX

Aset Non Kas XXX

b) Kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan oleh kelalaian amil.
Jurnal:

Kerugian Penurunan Nilai-Dana Amil XXX

Aset Non Kas XXX


4. Dana infak/sedekah sebelum disalurkan dapat dikelola dalam jangka waktu sementara untuk
mendapatkan hasil yang optimal. Hasil dana pengelolaan diakui sebagai penambah dana
infak/sedekah;
Jurnal:

Kas XXX

Hasil Pengelolaan-Infak/Sedekah XXX

5. Penyaluran dana infak/sedekah diakui sebagai pengurang dan infak/sedekah sebesar:


a) Jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kas;
Jurnal:

Penyaluran Infak/Sedekah XXX

Kas XXX
b) Nilai tercatat aset yang diserahkan, jika dalam bentuk aset non kas.
Jurnal:

Penyaluran Infak/Sedekah XXX

Aset Non Kas XXX

6. Penyaluran infak/sedekah oleh amil kepada amil lain merupakan penyaluran yang mengurangi dan
infak/sedekah sepanjang amil tidak akan menerima kembali aset infak/sedekah yang disalurkan
tersebut.
Jurnal:

Penyaluran Infak/Sedekah XXX

Kas XXX
7. Penyaluran infak/sedekah kepada penerima akhir dalam skema dana bergulir dicatat sebagai
piutang infak/sedekah bergulir dan tidak mengurangi dana infak/sedekah.
Jurnal:

Piutang-Dana Bergulir XXX

Kas XXX

8. Amil harus mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan transaksi infak/sedekah, tetapi tidak
terbatas pada:
a) Kebijakan penyaluran infak/sedekah, seperti penentuan skala prioritas penyaluran, dan penerima;
b) Kebijakan pembagian antara dana amil dan dana non-amil atas penerimaan infak/sedekah, seperti
persentase pembagian, alasan, dan konsistensi kebijakan;
c) Metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan infak/sedekah berupa aset non
kas;
d) Keberadaan dana infak/sedekah yang tidak langsung disalurkan tetapi dikelola terlebih dahulu, jika
ada, maka harus diungkapkan jumlah dan persentase dari seluruh penerimaan infak/sedekah
selama periode pelaporan serta alasannya;
e) Hasil yang diperoleh dari pengelolaan yang dimaksud di huruf (d) diungkapkan secara terpisah;
f) Penggunaan dana infak/sedekah menjadi aset kelolaan yang diperuntukkan bagi yang berhak, jika
ada, jumlah dan persentase terhadap seluruh penggunaan dana infak/sedekah serta alasannya;
g) Rincian dana infak/sedekah berdasarkan peruntukannya, terikat atau tidak terikat,
h) Hubungan pihak-pihak berelasi antara amil dengan penerima infak/sedekah yang meliputi:
1) Sifat hubungan istimewa
2) Jumlah dan jenis aset yang disalurkan dan
3) Persentase dari aset yang disalurkan tersebut dari total penyaluran selama periode.

i) Keberadaan dana non halal, jika ada, diungkapkan mengenai kebijakan atas penerimaan dan
penyaluran dana, alasan, dan jumlahnya, dan
j) Kinerja amil atas penerimaan dan penyaluran dana zakat dan dana infak/sedekah.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai