Nama Lengkap
Judulmodul
d.konstektual
-dalil (nash)
Qiyas yang benar analogi adalah memberikan hokum yang sama
kepada sesuatu oleh karena adanya “illat (sebab) yang sama, dan
hal itu merupakan hal yang dikaruniakan Allah kepada akal dan
fitrah manusia
Ijmak menurut ahli ushul adalah kesepakatan ummat islam pada
sesuatu masa setelah rasulullah saw wafat, terhadap hokum
islam syara’ tentang suatu masalah ataupun kejadian.
Mempertimbangkan tujuan dan manfaat syari’at zakat
diturunkan
Metakognisi
- Zaman dahulu profesi hanya terbatas pada profesi
perdagangan, pertanian, emas dan
perak, sehingga kewajiban harta terbatas pada
profesi-profesi tersebut, sedangkan
zaman modern hari ini, pertanian sudah banyak
ditinggalkan, orang lebih banyak
berprofesi sebagai pegawai dengan keahlian
masing-masing. Ada yang insinyur,
dokter, guru dan lain sebagainya. Mereka pun
mendapatkan rizki dari profesi yang
dilakukannya, maka mereka pun tetap punya
kewajiban terhadap harta tersebut.
- Pertanian, perdagangan, emas, perak merupakan
profesi yang bernilai tinggi,
sedangkan profesi yang berkembang hari ini, hanya
profesi yang bernilai rendah,
bahkan penghasilan profesinya banyak penipuan
yang dilakukannya, sehingga tidak
ada kewajiban untuk membayarkan zakatnya
- Zakat itu untuk membersihkan jiwa dan harta. Dari
mana pun harta yang kita hasilkan
hakikatnya adalah dari Allah swt. Untuk bisa
membersihkan jiwa dan harta ini, maka
cara yang diajarkan oleh agama adalah
mengeluarkan zakatnya.
4 Kesimpulan Uraian singkat kesimpulan
zakat adalah kewajiban seseorang untuk mengeluarkan sebagian
harta miliknya yang sudah memenuhi syarat untuk dizakati
kepada orang yang
berhak menerimanya (mustahiq)
Dalam istilah ekonomi, zakat merupakan suatu tindakan
pemindahan harta
kekayaan dari golongan kaya kepada golongan miskin (mustahik).
Transfer kekayaan
berarti juga transfer sumber-sumber ekonomi.
1. Kelompok Mustahiq Zakat
Delapan kelompok (mustahiq) zakat sebagaimana
tercantum dalam ayat di atas,
penjelasannya sebagai berikut. Fuqara, yaitu Orang
yang tidak memiliki harta dan
pekerjaan yang dapat memenuhi kebutuhannya
sehari-hari. Orang yang termasuk
kelompok ini tidak memiliki suami (isteri), ayah,
ibu, dan anak yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya. Masakin, yaitu Orang yang
memiliki pekerjaan, tapi hasilnya
tidak dapat memenuhi kebutuhannya, Amilin yaitu
Yaitu orang yang bekerja
memungut zakat (panitia zakat). Muallaf,
pengertiannya dapat berarti orang yang
baru masuk Islam sedangkan imannya masih lemah,
maka untuk menguatkannya
perlu diyakinkan dengan zakat. Atau orang kafir
yang berniat untuk masuk Islam,
tapi masih tipis keimanannya, maka ia dapat diberi
zakat supaya niat masuk Islamnya
menjadi kuat. Budak, yaitu orang yang hidupnya
tidak merdeka, dikuasai oleh
tuannya dan berniat untuk membebaskan dirinya
Orang yang terlilit hutang, yaitu
orang yang memiliki tunggakan hutang kepada
orang lain baik hutang tersebut
untuk kepentingan pribadinya atau hutang karena
untuk biaya kebajikan. Orang
yang berjuang di jalan Allah, yaitu para tentara
yang berperang melawan serangan
orang kafir. Orang yang sedang dalam perjalanan.
Yaitu orang yang sedang
melakukan sebuah perjalanan dengan tujuan yang
baik bukan untuk kemaksiatan,
seperti pelajar atau mahasiswa yang belajar di luar
negeri.
Terdapat fatwa MUI Nomor 001 Tahun 2015 tentang
pendayagunaan dana
zakat, infaq, shadaqah dan wakaf untuk pengadaan
sarana yang bermanfaat dan
mendesak untuk kemaslahatan masyarakat seperti
sarana air bersih dan sanitasi.
Fatwa tersebut merupakan produk hukum baru terkait
pendistribusian dana zakat.
Hal ini berlandaskan pengambilan maslahah demi
kepentingan umat dan menghindari
kemudharatan yang telah terjadi di berbagai daerah.
Tujuan utama kehadiran hukum
syari’ agar dijadikan pedoman utama dalam
kehidupannya tidak lain agar manusia
meraih kebaikan (maslahah), atau dengan kata lain untuk
mewujudkan kemaslahatan