Anda di halaman 1dari 29

AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ,

DAN SHODAQOH

Ni Wayan Widhi Nancy Novita Ariski Syifa


Yadnyani Theresia .P.
175020300111052 175020301111045 175020301111070
Pengertian Zakat

Zakat adalah salah satu rukun islam yang hukumnya wajib bagi setiap muslim yang
merdeka dan memiliki harta kekayaan sampai jumlah tertentu yang telah mencapai
misab.

Dalam pandangan islam, Allah adalah pemilik mutlak alam semesta dan isi nya,
sehingga harta kekayaan yang dimiliki manusia hanyalah titipan yang bersifat
sementara, dimana manusia diberi kekuasaan untuk mengelolanya.

Dari segi bahasa, zakat memiliki kata dasar “Zaka” yang berarti berkah, tumbuh, suci,
bertsih dan baik. Sedangkan zakat menurut terminologi berarti aktivitas memberikan
harta tertentu yang diwajibkan Allah SWT dalam jumlah dan perhitungan tertentu
untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak.

2
• Hubungan antara Zakat, Infak, dan Shadaqah
Zakat adalah sesuatu yang sangat khusus, karena memiliki persyaratan dan aturan baku baik untuk alokasi,
sumber, besaran maupun waktu tertentu yang telah ditetapkan oleh syariah.
Infaq merupakan harta (materiil) yang disunnahkan untuk dikeluarkan dengan jumlah waktu yang tidak
ditentukan.
Shodaqoh adalah harta non materiil yang disunnahkan untuk dikerjakan.

• Jenis Infak
Infak wajib: terdiri atas zakat dan nazar
Infak sunah: Infak yang dilakukan seorang muslim untuk mencari ridha Allah, bisa dilakukan dengan berbagai
cara dan bentuk.

• Perbedaan Zakat dengan Pajak


Zakat : Adalah hak yang wajib pada harta tertentu, untuk orang-orang tertentu, dikeluarkan pada masa
tertentu, untuk mendapatkan keridhaan Allah, membersihkan diri, harta serta masyarakat.
Sedangkan Pajak : Adalah beban yang ditetapkan pemerintah, yang dikumpulkan sebagai keharusan dan
dipergunakan untuk menutupi anggaran umum pada suatu segi. Dan pada segi lain, untuk memenuhi
tujuan-tujuan perekonomian, kemasyarakatan, politik, serta tujuan-tujuan lainnya yang dicanangkan oleh
negara.

3
Sumber Hukum

Dari pengertian zakat, baik dari segi bahasa maupun istilah tampak berkaitan sangat erat, yaitu bahwa setiap harta
yang sudah dikeluarkan zakatnya akan menjadi suci, bersih ,baik, berkah, tumbuh, dan berkembang, sebagaimana
dipaparkan dalam Q.S. At-Taubah: 103 :

‫ع ِليم‬ َ ‫س َكن لهم َوللا‬


َ ‫س ِميع‬ َ ‫علَي ِهم ِإن‬
َ ‫صالَتَ َك‬ َ ‫ط ِهرهم َوتزَ ِكي ِهم بِ َها َو‬
َ ‫ص ِل‬ َ ‫ُذ ِمن أَم َوا ِل ِهم‬
َ ‫ص َدقَة ت‬

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka,dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka,dan
berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui”.

4
Syarat dan Wajib Zakat

Syarat wajib zakat, antara lain:

1. Islam, berarti mereka yang beragama islam baik anaka-anak atau sudah dewasa, berakal sehat atau tidak.

2. Merdeka, berarti bukan budak dan memiliki kebebasan untuk melaksanakan dan menjalankan seluruh syariat islam.

3. Memiliki satu nisab dari salah satu jenis harta yang wajib dikenakan zakat dan cukup haul.

Syarat harta kekayaan yang wajib dizakatkan atau objek zakat:

1. Halal: Harta tersebut harus didapatkan dengan cara yang baik dan yang halal

2. Milik Penuh: artinya kepemilikan disini berupa hak untuk penyimpanan, pemakaian, pengelolaan yang diberikan Allah
SWT kepada manusia, dan di dalamnya tidak ada hak orang lain.

3. Berkembang: secara terminologi berarti “harta tersebut bertambah”

4. Cukup Nisab: yaitu jumlah minimal yang menyebabkan harta terkena kewajiban zakat.

5. Cukup Haul : Haul adalah jangka waktu kepemilikan harta di tangan si pemilik sudah melampaui dua belas bukan
Qamariyah.

6. Bebas dari Utang: Dalam menghitung cukup nisab, harta yang akan dikeluarkan zakatnya harus bersih dari utang.

7.Lebih dari Kebutuhan Pokok

5
Objek Zakat Harta
1. Zakat Binatang Ternak (Zakat An’am)
Dalam berbagai hadis dikemukakan bahwa ada tiga jenis hewan ternak yang wajib dikeluarkan zakatnya
setelah memenuhi persyaratan tertentu yaitu unta, sapi, dan domba.
Sedangkan di luar ketiga jenis tersebut, para ulama berbeda pendapat.
Abu Hanifah berpendapat bahwa pada binatang kuda dikenakan kewajiban zakat, sedangkan
Imam Maliki dan Imam Syafi‟i tidak mewajibkannya, kecuali bila kuda itu diperjualbelikan.

2. Zakat Emas dan Perak


Berdasarkan hadis riwayat Abu Dawud, nisab zakat emas, perak dan uang adalah 20 misqal atau 20 dinnar,
sedangkan nisab perak adalah 200 dirham.

3. Zakat Pertanian(Zakat Zira’ah)


Menurut Dewan Fatwa Saudi Arabia, zakat pertanian ini dikenakan atas semua hasil tanaman dan buah-
buahan yang ditanam dengan tujuan untuk mengembangkan dan menginvestasikan tanah. Tidak diwajibkan
atas tanaman liar yang tumbuh dengan sendirinya, seperti rumput, pohon kayu bakar, bambu dan lain-lain
kecuali jika diperdagangkan maupun sesuatu yang dihasilkan dari pohon seperti: getah karet. 6
Objek Zakat Harta
4. Zakat Barang Temuan (Rikaz) dan Barang Tambang (Ma’din) serta Hasil Laut
Rikaz secara bahasa berarti sesuatu yang terpendam di dalam bumi (harta karun). Secara syar’i, rikaz adalah harta
zaman jahiliyah berasal dari non muslim yang terpendam yang diambil tanpa bersusah diri untuk menggali, baik
yang terpendam berupa emas, perak atau dalam bentuk lainnya.
Ma’din berarti menetap atau diam (barang tambang). Sedangkan secara syar’i, ma’dan adalah segala sesuatu yang
berasal dari dalam bumi dalam bentuk selain tanah dan mempunyai nilai harga,dapat berupa padatan seperti emas,
perak, besi, batu akik, tembaga, timah, batubara atau berupa zat cair seperti minyak bumi dan aspal.

5.Zakat Perdagangan (Tijarah)


Zakat Perdagangan atau zakat perniagaan adalah zakat yang dikeluarkan atas kepemilikan harta yang
diperuntukkan untuk jual-beli. Zakat ini dikenakan kepada perniagaan yang diusahakan baik secara perorangan
maupun perserikatan (CV, PT, Koperasi dan sebagainya).

6.Zakat Produksi Hewani


Para ulam fiqih berpendapat bahwa hasil ternak yang belum dikeluarkan zakatnya, wajib dikeluarkan zakat dari
produksinya, seperti hasil tanaman dari tanah, madu dari lebah, susu dari binatang ternak, telur dari ayam,dll.
Pemilik harus menghitung nilai benda-benda tersebut bersama dengan produknya pada akhir tahun, lalu
mengeluarkan zakatnya sebesar 2,5% seperti zakat perdagangan.
Nb: Khusus madu zakatnya 10% dengan syarat nisab sebesar 653kg dan tidak harus mencapai haul
7
Objek Zakat Harta
7.Zakat Investasi
Investasi dalam Saham
Saham yang dikenakan zakat adalah saham yang memenuhi prinsip syariah.Saham yang tidakmemenuhi
prinsip syariah tidak dikenakan zakat. Menurut Yusuf Qhardhawi besaran tarif zakat adalah :
Tarif zakat sebesar 2,5% : Jika saham tersebut diperdagangkan dan bergerak di bidang industri
Tarif zakat sebesar10% : Jika saham tidak diketahui harganya atau bergerak di bidang non industri
Investasi dalam Obligasi
Jika invetasi dalam obligasi syariah maka zakat dikenakan atas obligasi dankeuntungannya sebesar 2,5%
Investasi dalam Aset
Zakat hanya dikenakan pada penghasilan bersih atau keuntungan yang diperoleh atas aset sebesar 10%
atau kalau dari penghasilan kotor sebesar 5% setelah memenuhi haul dan nisab.

8
Objek Zakat Harta
8. Zakat Profesi dan Penghasilan
Penghasilanadalah pendapatan yang diperoleh secara halal baik secara rutin maupun tidak rutin.
Dasar pengenaan zakat adalah dari penghasilan kotor atau dari penghasilan bersih setelah dikurang utang dan biaya
hidup terendah orang tersebut dan tanggungannya.

9. Zakat atas Uang


Zakat atas uang dikenakan untuk uang yang dimiliki baik dalam bentuk simpanan (depositoatau tabungan) atau
hadiah. Jika bentuk bagi hasilnya bunga maka tidak dikenakan zakat
A.Jika hadiah terkait dengan gaji maka ketentuannya kadar zakat 2,5%.
B.Jika komisi, terdiri dari dua bentuk :
• Jika komisi dari hasil persentase keuntungan perusahaan pada pegawai maka zakatnya 10%.
• Jika komisi dari hasil profesi seperti makelar dll maka digolongkan seperti zakat profesi.
C.Jika berupa hibah, terdiri dari dua bentuk :
• Jika sumber hibah tidak diduga sebelumnya maka zakat yang dikeluarkan 20%
• Jika sumber hibah sudah diduga dan diharap, maka hibah digabungkan dengan kekayaan yang
dimiliki dan zakatnya sebesar 2,5% 9
Objek Zakat Harta
10. Zakat Perusahaan atau Institusi
Kewajiban zakat perusahaan hanya ditujukan kepada perusahaan yang dimiliki (mayoritas)oleh muslim.
Sehingga zakat ini tidak ditujukan pada harta perusahaan yang dimiliki oleh muslim. Para ulama
kontemporer menganalogikan zakat perusahaan kepada zakat perdagangan,karena kegiatan sebuah
perusahaan intinya berpijak pada kegiatan perdagangan

Zakat perusahaan harus dikeluarkan, jika syarat berikut terpenuhi :


• Kepemilikan di kuasai oleh muslim
• Bidang usaha halal
• Aset perusahaan dapat dinilai
• Aset perusahaan dapat berkembang
• Minimal kekayaan perusahaan setara 85 gram emas

Idealnya perusahaan yang bersangkutan yang membayar zakat jika memenuhi syarat yangtelah
ditentukan.Jika tidak, maka perusahaan harus menghitung seluruh zakat kekayannya kemudian
dimasukkan ke dalam anggaran tahunan sebagai catatan yang menerangkan nilai zakat setiap saham
untuk mempermudah pemegang saham mengetahui berapa zakat sahamnya
10
Perhitungan Zakat Perusahaan
Ada Tiga:
A.Kekayaan perusahaan yang dikenakan zakat adalah kekayaan perusahaan yang digunakan untuk
memperoleh laba
(kas/setara+investasi jangka pendek + piutang dagang bersih) - liabilitas jangak pendek

B.Kekayaan yang dikenakan zakat adalah pertumbuhan modal bersih


aset lancar bersih + utang jangka pendek yang digunkan keperluan jangka panjang - utang jangka panjang
untuk pembiayaan harta lancar

C. Kekayaan yang dikenakan zakat adalah kekayaan bersih perusahaan.


modal disetor + saldo laba + laba tahun berjalan - aset tetap bersih + investasi perusahaan atau entitas
lainnya - kerugian tahun berjalan

11
Diluar ketiga metode di atas, AAOIFI sendiri melalui FAS (Financial
Accounting Standard ) memberikan dua alternatif metode yaitu :

A. Pendekatan Aset B. Pendekatan Dana


Bersih Investasi
(Net Asset Method) (Invested Fund Method)

kas dan setara kas + piutang bersih + aset modal disetor + cadangan + provisi
yang tidak mengurangi aset + laba
yang dapat diperdagangkan (nilai pasar)–
ditahan + laba bersih +liabilitas yang
(liabilitas lancar + modal investasi tak
idak harus dipenuhi dalam 1 tahun
tebatas + ekuitas minoritas + ekuitas yang
sejak tanggal posisi keuangan–(aset
dimilikipemerintah + ekuitas yang dimiliki
tetapbersih+investasi yang bukan
dana abadi + ekuitas yang dimiliki lembaga
untuk diperdagangkan + akumulasi
sosial + ekuitasyang dimiliki lembaga
rugi)
nirlaba di luar yang dimiliki individu )

12
Penerima Zakat
Ada delapan golongan (asnaf) yang berhak menerima zakat, yaitu :
1.Fakir
Fakir adalah mereka yang tidak mempunyai harta atau penghasilan layak dalam memenuhi
keperluannya
2.Miskin
Mereka yang mempunyai harta penghasilan yang layak dalam memenuhi keperluannya dan orang yang
menjadi tanggungannya, tapi tidak sepenuhnya tercukupi

Dari kedua Definisi diatas yang termasuk fakir miskin adalah :


a.Mereka yang tidak memiliki harta dan usaha sama sekali;
b.Mereka yang mempunyai harta atau usaha tetapi tidak mencukupi untuk diri sendiri dan
keluarganya, batasannya tidak memenuhi separuh atau kurang dari kebutuhannya;
c.Mereka yang punya harta atau usaha yang hanya mencukupi separuh atau lebih kebutuhan diri dan
tanggungannya tetapi tidak untuk seluruh kebutuhannya
13
Penerima Zakat
Menurut para ahli fikih, fakir miskin dibagi menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut :
a.Orang miskin yang sanggup bekerja dan mencari nafkah juga mencukupi dirinya sendiri, seperti
tukang, pedagang, dan petani.
b.Orang miskin yang tidak mampu mencari nafkah, seperti orang cacat, orang tua, janda tua, anak-
anak, dan sebagainya.

3.Pihak yang mengurusi zakat (amilin)


Para amil zakat mempunyai berbagai macam tugas dan pekerjaan.Semua berhubungan dengan
pengaturan administrasi dan keuangan zakat. Yaitu mendata orang-orang yang wajib zakat dan macam
zakat yang diwajibkan kepadanya

4.Golongan Mualaf
Mualaf adalah orang yang diharapkan kecenderungan hatinya atau keyakinannya dapat bertambah pada
Islam atau menghalangi niat jahat mereka atas kaum muslimin atau harapan akan ada manfaatnya mereka
dalam membela dan menolong kaum muslimin dari musuh 14
Penerima Zakat
5.Orang yang belum merdeka (Riqab)
Budak yang tidak memilki harta dan ingin memerdekakan dirinya, berhak mendapatkan zakat sebagai uang
tebusan. Dalam konteks yang lebih luas, budak zaman sekarang seperti tenaga kerja yang dianiaya dan
diperlakukan tidak manusiawi.

6.Orang yang berutang (Gharimin)


Menurut Imam Malik, Syafi’i dan Hambali, bahwa orang yang memiliki utang terbagi menjadi dua golongan
berikut ini :
a.Orang yang mempunyai utang untuk kemaslahatan dirinya sendiri, temasuk orang yang mengalami
bencana seperti terkena banjir, hartanya terbakar, dan orang yang berutang untuk menafkahi
keluarganya.
b.Orang yang memiliki utang yang kemaslahatan masyarakat; sebagian ulama Syafi’i berpendapat,
bahwa orang yang berutang untuk meramaikan masjid, membebaskan tawanan, menghormati tamu
hendaknya diberi bagian zakat walaupun ia kaya; jika kayanya itu dengan memiliki benda tidak
bergerak bukan memiliki uang.
15
Penerima Zakat
7.Orang yang berjuang di jalan Allah (Fi Sabilillah)
Menurut tafsir Ibnu Atsir dalam An-Nihayah, arti kalimat sabilillah terbagi menjadi dua, sebagai berikut:
a.Menurut bahasa adalah setiap amal perbuatan ikhlas yang dipergunakan untuk ber¬-taqarrah
kepada Allah SWT, meliputi segala amal perbuatan salih, baik yang bersifat pribadi maupun yang
bersifat kemasyarakatan.
b.Arti bersifat mutlak adalah berperang di jalan Allah, seolah-olah khusus untuk jihad.

8. Orang yang melakukan perjalanan (Ibnu Sabil)


Syarat memberi zakat kepada ibnu sabil adalah ia dalam keadaan membutuhkan dan perjalanannya bukan
perjalaanan maksiat namun perjalanan untuk ketaatan dan perjalanan untuk memenuhi kebutuhan (Untuk
mencari rizki,Untuk mencari ilmu, Untuk berperang di jalan Allah ,Untuk melaksanakan ibadah)

16
Orang Yang Tidak Boleh
Menerima Zakat
1.Orang kaya

2.Orang yang kuat yang mampu berusaha untuk mencukupi kebutuhannya dan jika
penghasilannya tidak mencukupi, baru boleh mengambil zakat.

3.Orang kafir dibawah perlindungan negara Islam kecuali jika diharapkan untuk masuk
Islam.

4.Bapak ibu atau kakek nenek ke atas atau anak-anak hingga ke bawah atau istri dari orang
yang mengeluarkan zakat, karena nafkah mereka di bawah tanggung jawabnya.

17
Hikmah Zakat
1.Menghindari kesenjangan sosial antara aghniya (si kaya) dan dhu’afa (si miskin). Melalui menolong,
membantu, membina, dan membangun kaum dhuafa yang lemah dengan materi sekadar untuk
memenhi kebutuhan pokok hidupnya
2.Pilar amal jama’i (bersama) anatara si kaya dengan para mujahid dan da’i yang berjuang dan
berda’wah dalam rangka meninggikan kalimat Allah SWT.
3.Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk.
4.Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang kikir.
5.Ucapan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan.
6.Untuk mengembangkan potensi umat melalui terwujudnya sistem kemasyarakatan Islam yang
berdiri atas prinsip-prinsip : Ummatan Wahidan (umat yang satu), Musawah (persamaan derajat dan
kewajiban), Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam), dan Takaful Ijti’ma (tanggung jawab bersama).
7.Dukungan kepada orang yang baru masuk Islam.
8.Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang berguna bagi umat.
9.Menjadi unsur penting dalam mewujudkan keseimbangan dalam distribusi harta (social distribution),
dan keseimbangan tanggung jawab individu dalam masyarakat. 18
Dampak zakat bagi si pemberi yaitu Dampak zakat bagi kehidupan masyarakat, yaitu sebagai
sebagai berikut berikut :

1.Zakat menyucikan jiwa dan sifat kikir 1.Zakat dan tanggung jawab sosial

2.Zakat mendidik berinfak dan memeberi, zakat adalah salah satu bagian dari tatanan jaminan sosial dalam
Islam,seperti jaminan akhlak, pendidikan, jaminan politik, jaminan
sehingga memiliki jiwa dermawan, mulia,
pertahanan, jaminan pidana, jaminan ekonomi, jaminan
dan pemberi, bukannya jiwa yang hina
kemanusiaan, jaminan kebudayaan, dan yang terakhir adalah
dan tidak mau memberi
“jaminan sosial”.
3.Berakhlak dengan Allah, kesempurnaan
kekuatan berpikir tergantung pada
2.Zakat dan ekonomi
mengagungkan makhluk Allah.
zakat dari sisi ekonomi adalah merangsang si pemilik harta
4.Zakat merupakan manifestasi syukur atas
kepaada amal perbuatan untuk mengganti apa yang telah diambil
nikmat Allah dari mereka.
5.Zakat mengobati hati dari cinta dunia,
6.Zakat mengembangkan kekayaan batin 3.Zakat dan tegaknya jiwa umat,
7.Zakat menarik rasa simpati/cinta, zakat memiliki sasaran dan dampak dalam menegakkan akhlak
yang mulia yang diikuti dan dilaksanakan oleh umat Islam serta
8.Zakat menyucikan harta
memelihara roh dan nilai yang ditegakkan oleh umat Islam

19
Akuntansi untuk Zakat
1.Penerimaan zakat diakui pada saat kas atau aset nonkas diterima dan diakui sebagai penambah
dana zakat. Jika diterima dalam bentuk kas, diakui sebesar jumlah yang diterima tetapi jika dalam
bentuk nonkas sebesar nilai wajar aset.
Jurnal :
Kas xxx
Aset Nonkas (nilai wajar) xxx
Penerimaan Zakat xxx

2.Jika muzakki menentukan mustahik yang menerima penyaluran zakat melalui amil, maka tidak ada
bagian amil atas zakat yang diterima dan amil dapat menerima ujrah atas kegiatan penyaluran
tersebut. Jika atas jasa tersebut amil mendapatkan ujrah/fee maka diakui sebagai penambah dana
amil.
Jurnal saat mencatat penerimaan fee.
Jurnal :
Kas xxx
Penerimaan Dana Amil xxx
20
Akuntansi untuk Zakat
3.Penurunan nilai aset zakat diakui sebagai :
a.Pengurang dana zakat, jika terjadi tidak disebabkan oleh kelalaian amil
Jurnal :
Penurunan Nilai Aset xxx
Aset Nonkas xxx
b.Kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan oleh kelalaian amil.
Jurnal :
Kerugian Penurunan Nilai-Dana Amil xxx
Aset Nonkas xxx
4.Zakat yang disalurkan kepada mustahik diakui sebagai pengurang dana zakat dengan keterangan sesuai
dengan kelompok mustahik termasuk jika disalurkan kepada Amil, sebesar :
a.Jumlah yang diserahkan, jika pemberian dilakukan dalam bentuk kas
Jurnal :
Penyaluran Zakat-Dana Amil xxx
Penyaluran Zakat-Mustahik Non Amil xxx
Kas xxx
b.Jumlah tercatat, jika pemberian dilakukan dalam bentuk aset nonkas. Jurnal :
Penyaluran Zakat-Dana Amil xxx
Penyaluran Zakat-Mustahik Non Amil xxx
Aset Nonkas xxx
21
Akuntansi untuk Zakat
5.Amil berhak mengambil bagian dari zakat untuk menutup biaya operasional dalam menjalankan fungsinya.
Jurnal :
Beban-Dana Fisabilillah xxx
Kas xxx
6.Beban penghimpunan dan penyaluran zakat harus diambil dari porsi amil.
Jurnal :
Beban-Dana Amil xxx
Kas xxx
7.Zakat dikatakan telah disalurkan kepada mustahik non amil hanya bila telah diterima oleh mustahik non amil
tersebut. Apabila zakat disalurkan melalui amil lain diakui sebagai piutang penyaluran dan bagi amil yang
menerima diakui sebagai liabilitas penyaluran. Piutang dan liabilitas penyaluran akan berkurang ketika zakat
disalurkan. Amil lain tidak berhak mengambil bagian dari dana zakat, namun dapat memperoleh ujrah dari
amil sebelumnya.
• Jurnal penyaluran zakat melalui amil lain :
Piutang Penyaluran Zakat xxx
Kas xxx
• Jurnal ketika amil lain menyalurkan pada mustahik non amil :
Penyaluran Zakat-Mustahik xxx
Piutang Penyaluran Zakat xxx
• Jurnal pembayaran ujrah kepada amil lain :
Beban-Dana Amil xxx 22
Kas xxx
Akuntansi untuk Zakat
8.Dana zakat yang disalurkan dala bentuk perolehan aset tetap (aset kelolaan) misalnya mobil ambulan, rumah sakit diakui
sebagai :
Penyaluran zakat seluruhnya, jika aset tetap tersebut diserahkan untuk dikelola kepada pihak lain yang tidak
dikendalikan amil.
Jurnal ketika membeli aset tetap :
Aset Tetap xxx
Kas xxx
Jurnal ketika menyalurkan aset tetap tersebut :
Penyaluran Zakat-Mustahik xxx
Aset Tetap xxx
• Penyaluran zakat secara bertahap diukur sebesar penyusutan aset tetap tersebut sesuai dengan pola pemanfaatannya, jika
aset tetap tersebut masih dalam pengendalian amil atau pihak lainyang dikendalikan amil. Jurnal ketika membeli aset tetap :
Aset Tetap xxx
Kas xxx
Jurnal penyaluran bertahap :
Penyaluran Zakat-Beban Depresiasi xxx
Akumulasi penyusutan xxx

Jurnal ketika sudah disalurkan sepenuhnya :


Akumulasi Penyusutan xxx
Aset Tetap xxx
23
Akuntansi untuk Zakat
9.Amil harus mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan trasaksi zakat, tetapi tidak terbatas pada:
• Kebijakan penyaluran zakat, seperti penentuan skala prioritas penyaluran zakat dan mustahik non amil.
• Kebijakan penyaluran zakat untuk amil dan mustahiq nonamil, seperti persentase pembagian, alasan,
dan konsistensi kebijakan.
• Metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan zakat berupa aset non kas.
• Rincian jumlah penyaluran dana zakat untuk masing-masing mustahik.
• Penggunaan dana zakat dalam bentuk aset kelolaan yang masih dikendalikan oleh amil atau pihak lain
yang dikendalikan amil, jika ada, diungkapkan jumlah dan persentase terhadap seluruh penyaluran dana
zakat .
• Hubungan pihak-pihak berelasi antara amil dan mustahik yang meliputi :
a. Sifat hubungan istimewa.
b. Jumlah dan jenis aset yang disalurkan
c. Persentase dari setiap aset yang disalurkan tersebut dari total penyaluran selama periode.
• Keberadaan dana non halal, jika ada, diungkapkan mengenai kebijakan atas penerimaan dan
penyaluran dana, alasan dan jumlahnya.
• Kinerja amil atas penerimaan dan penyaluran dana zakat dan dana infak/sedekah.
24
Akuntansi untuk Infak /
Sedekah
Akuntansi untuk Infak/Sedekah

1.Penerimaan infak/sedekah dilakui pada saat kas atau aset nonkas diterima dan diakui sebagai penambah
dana infak/sedekah terikat atau tidak terikat sesuai tujuan pemberiannya. Jika diterima dalam bentuk kas,
diakui sebesar jumlah yang diterima tetapi jika dalam bentuk nonkas sebesar nilai wajar. Untuk penerimaan
aset nonkas dapat dikelompokkan menjadi aset lancar atau aset tidak lancar. Aset lancar adalah aset yang
harus segera disalurkan, dan dapat berupa bahan habis pakai seperti bahan makan atau barang yang
memiliki manfaat jangka panjang misalnya mobil untuk ambulan. Aset nonkas lancar dinilai sebesar nilai
perolehan.

Jurnal :
Kas xxx
Aset Non kas (nilai perolehan)-Lancar xxx
Penerimaan Infak/Sedekah xxx
2. Aset tidak lancar yang diterima dan diamanahkan untuk dikelola oleh amil dinilai sebesar nilai wajar dan
diakui sebagai aset tidak lancar infak/sedekah. Penyusutan dari aset tersebut diperlakukan sebagai
pengurang dana infak/sedekah terikat apabila peggunaan atau pengelolaan aset tersebut sudah ditentukan
oleh pemberi.

Jurnal :
Aset Nonkas (nilai wajar)-Tidak Lancar xxx
Penerimaan Infak/Sedekah xxx

Penyaluran Infak/Sedekah-Beban Depresiasi xxx 25


Akumulasi Penyusutan xxx
Akuntansi untuk Infak /
Sedekah
3.Penurunan nilai aset infak/sedekah diakui sebagai :
• Pengurang dana infak/sedekah, jika terjadi tidak disebabkan oleh kelalaian amil.
Jurnal :
Penurunan Nilai xxx
Aset Non kas xxx
• Kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan oleh kelalaian amil
Jurnal :
Kerugian Penurunan Nilai-Dana Amil xxx
Aset Non kas xxx
4.Dana infak/sedekah sebelum disalurkan dapat dikelola dalam jangka waktu sementara untuk
mendapatkan hasil yang optimal. Hasil dana pengelolaan diakui sebagai penambah dana infak/sedekah.
Jurnal :
Kas xxx
Hasil pengelolaan-infak/sedekah xxx
5.Penyaluran dana infak/sedekah diakui sebagai pengurang dana infak/sedekah sebesar :
• Jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kas.
Jurnal :
Penyaluran dana infak/sedekah xxx
Kas xxx
• Nilai tercatat aset yang diserahkan, jika dalam bentuk aset nonkas.
Jurnal :
Penyaluran dana infak/sedekah xxx
Aset non kas xxx 26
Akuntansi untuk Infak /
Sedekah
6.Penyaluran dana infak/sedekah oleh amil kepada amil lain merupakan penyaluran yang mengurangi
dana infak/sedekah sepanjang amil tidak akan menerima kembali aset infak/sedekah yang
disalurkan tersebut. Jurnal :
Penyaluran infak/sedekah xxx
Kas xxx

7.Penyaluran infak/sedekah kepada penerima akhir dalam skema dana bergulir dicatat sebagai
piutang infak/sedekah bergulir dan tidak mengurangi dana infak/sedekah.
Jurnal :
Piutang-Dana Bergulir xxx
Kas xxx

8.Amil harus mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan transaksi infak/sedekah, tetapi tidak
terbatas pada :
a.Kebijakan penyaluran infak/sedekah, seperti penentuan skala prioritas penyaluran, dan penerima.

b.Kebijakan pembagian antara dana amil dan dana non amil atas penerima infak/sedekah, seperti
persentase pembagian, alasan, dan konsistensi kebijakan.

c.Metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan infak/sedekah berupa aset
nonkas

27
Akuntansi untuk Infak /
Sedekah
d. Keberadaan dana infak/sedekah yang tidak langsung disalurkan tetapi dikelola terlebih dahulu, jika
ada, maka harus diungkapkan jumlah dan persentase dari seluruh penerimaan infak/sedekah
selama periode pelaporan.
e.Hasil yang diperoleh dari pengelolaan yg dimaksud dihuruf (d) diungkapkan secara terpisah.
f.Penggunaan dana infak/sedekah menjadi aset kelolaan yang diperuntukkan bagi yang berhak, jika
ada, jumlah persentase tergadap seluruh penggunaan dana infak/sedekah.
g.Rincian dana infak/sedekah berdasarkan peruntukannya, terikat dan tidak terikat.
h.Hubungan pihak-pihak berelasi antara amil dengan penerima infak/sedekah yang meliputi :
• Sifat hubungan istimewa.
• Jumlah dan jenis aset yang disalurkan.
• Persentase dari aset yang disalurkan tersebut dari total penyaluran selama periode.
i.Keberadaan dana nonhalal, jika ada, diungkapkan mengenai kebijakan atas penerimaan dan
penyaluran dana, alasan, dan jumlahnya.
j.Kinerja amil atas penerimaan dan penyaluran

28
Thank You for
Any Questions?
Watching!

Anda mungkin juga menyukai