• Zakat berasal dari bentuk kata "zaka" yang berarti suci, baik,
berkah, tumbuh, dan berkembang. Dinamakan zakat, karena di
dalamnya terkandung harapan untuk beroleh berkah,
membersihkan jiwa dan memupuknya dengan berbagai kebaikan
(Fikih Sunnah, Sayyid Sabiq: 5).
PERINTAH ZAKAT
• Dalam Al-Quran disebutkan, “Ambillah zakat dari sebagian harta
mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan
mereka” (QS. at-Taubah [9]: 103).
• Jenis infaq
1. Infaq wajib terdiri dari zakat dan nazar, yang bentuk dan jumlah
pemberiannya telah ditentukan.
2. Infaq sunah: infaq yang dilakukan oleh seorang muslim untuk
mendekatkan diri pada Allah, misal memberi makan kepada yang kena
musibah
• Shadaqah adalah segala pemberian/kegiatan yang mengharapkan
pahala dari Allah. Shadaqah memiliki dimensi lebih luas dari infaq,
karena memiliki 3 pengertian:
1. Shadaqah merupakan pemberian kepada fakir, miskin yang
membutuhkan tanpa mengaharapkan imbalan, sifatnya sunah
2. Shadaqah dapat berupa zakat, karena dalam beberapa teks Al-qur’an
dan As-Sunnah ada yang tertulis shadaqah padahal yang dimaksud
adalah zakat (QS.9:60)
3. Shadaqah adalah sesuatu yang ma’ruf (benar dalam pandangan
syariah). Pengertian ini membuat definisi shadaqah menjadi luas,
setiap kebajikan adalah shadaqah (HR Muslim)
Manfaat infaq dan shadaqah:
1. Islam
2. Merdeka
3. Memiliki satu nisab dari salah satu jenis harta yang wajib dikenakan
zakat dan cukup haul
Syarat harta yang wajib di zakati atau
objek zakat:
1. Halal
2. Milik penuh
3. Berkembang
4. Cukup Nisab
5. Cukup haul
6. Bebas dari utang
7. Lebih dari kebutuhan pokok
KEUTAMAAN ZAKAT
1. Menghapus Dosa
• “Sedekah/zakat itu dapat menghapus kesalahan sebagaimana air
dapat meredam api.” (HR. Tirmidzi, hadis Hasan sahih)
3. Membersihkan Harta
• “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka dengan zakat itu kamu
membersihkan dan menyucikan mereka.” (At-Taubah: 103)
4. Menjauhkan diri dari sikap tercela
• Akuntansi untuk zakat Penerimaan zakat diakui pada saat kas atau asset lainnya
diterima dan diakui sebagai penambah dana zakat.
1. Dr kas- dana zakat xx
• Dr asset non kas (nilai wajar, jika menerima) dana zakat xx
• Cr dana zakat xx
2. Zakat yang diterima diakui sebagai dana amil untuk bagian amil dan dana zakat
untuk bagian nonamil
• Dr dana zakat xx
• Cr dana-amil xx
• Cr dana zakat-non amil xx
• 3. Jika muzakki menentukan mustahiq yang harus menerima penyaluran zakat melalui amil
maka asset zakat yang diterima seluruhnya diakui sebagai dana zakat-nonamil. Jika atas jasa
tersebut amil mendapatkan ujrah/fee maka diakui sebagai penambah dana ami l. Jurnal saat
penerimaan fee.
• a. Pengurang dana zakat, jika terjadi tidak disebabkan oleh kelalaian amil
• Dr dana zakat-non amil xx
• Cr asset non kas xx
• b. Kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan oleh kelalaian amil
• Dr dana amil kerugian xx
• Cr asset non kas xx
• 5. Zakat yang disalurkan ke mustahiq diakui sebagai pengurang dana zakat
sebesar:
• a. Jumlah yang diserahkan, jika pemberian dilakukan dalam bentuk kas
• Dr dana zakat -nonamil xx
• Cr kas –dana zakat xx
• b. Jumlah tercatat, jika pemberian dilakukan dalam bentuk asset nonkas
• Dr dana zakat -nonamil xx
• Cr asset nonkas –dana zakat xx
9
PENERIMAAN ZAKAT
10. Penerimaan zakat diakui pada saat kas atau aset nonkas diterima.
11. Zakat yang diterima dari muzakki diakui sebagai penambah dana zakat sebesar :
(a) Jumlah yang diterima, jika dalam bentuk kas
(b) Nilai wajar, jika dalam bentuk nonkas.
12. Penentuan nilai wajar aset nonkas yang diterima menggunakan harga pasar. Jika harga pasar tidak tersedia, maka
dapat menggunakan metode penentuan nilai wajar lainnya sesuai dengan SAK yang relevan.
Contoh :
Pada 19 Juni 2019, LAZ Amal Sejahtera menerima dana zakat berupa Kas Rp 150, dan Aset Non- kas Rp 100,
Jurnal :
13. Jika muzaki menentukan mustahik yang menerima penyaluran zakat melalui
amil, maka tidak ada bagian amil atas zakat yang diterima. Amil dapat
memperoleh ujrah atas kegiatan penyaluran tersebut. Ujrah ini berasal dari
muzaki, di luar dana zakat. Ujrah tersebut diakui sebagai penambah dana amil.
Contoh :
Pada 20 Juni 2019, LAZ Amal Sejahtera menerima dana zakat Rp 200 untuk disalurkan ke
korban bencana Palu. Atas penyaluran tersebut LAZ mandapat ujroh Rp 50
Jurnal :
Jurnal :
Contoh :
Pada 6 Juli 2019, dikeluarkan biaya Iklan zakat sebesar Rp 70
Jurnal :
20. Bagian dana zakat yang disalurkan untuk amil diakui sebagai
penambah dana amil
Contoh :
Pada 15 Juli 2019, dialokasikan dana zakat untuk amil sebesar Rp 125
Jurnal :
15/7/1 Db. Penyaluran zakat – Amil Rp 125
9
Kr. Bagian amil dari dana zakat Rp 125
PENYALURAN MELALUI AMIL LAIN
21. Zakat telah disalurkan kepada mustahik nonamil jika sudah diterima oleh mustahik nonamil tersebut.
Zakat yang disalurkan melalui amil lain, tetapi belum diterima oleh mustahik nonamil, belum memenuhi
pengertian zakat telah disalurkan. Amil tersebut tidak berhak mengambil bagian dari dana zakat, namun
dapat memperoleh ujrah dari amil sebelumnya. Dalam keadaan tersebut, zakat yang disalurkan diakui
sebagai piutang penyaluran, sedangkan bagi amil yang menerima diakui sebagai liabilitas
penyaluran. Piutang penyaluran dan liabilitas penyaluran tersebut akan berkurang ketika zakat disalurkan
secara langsung kepada mustahik nonamil.
Contoh :
Pada 20 Juli 2019, disalurkan dana zakat melalui amil lain untuk korban bencana sebesar Rp 200
Jurnal :
20/7/1 Db. Piutang penyaluran dana zakat Rp 200
9C
Kr. Kas Rp 200
DENGAN KEHARUSAN PENGEMBALIAN
Ex : Investasi/dana bergulir
22. Dana zakat yang diserahkan kepada mustahik nonamil dengan keharusan untuk
mengembalikanya kepada amil, belum diakui sebagai penyaluran
Contoh :
Pada 23 Juli 2019, diinvestasikan dana zakat dalam bentuk berharga syariah sebesar Rp 5
Jurnal :
23/7/19 Db. Investasi dana zakat Rp 5
Kr. Kas Rp 5
ASET KELOLAAN ZAKAT
23.Dana zakat yang disalurkan dalam bentuk perolehan aset tetap (aset kelolaan),
misalnya ruamh sakit, sekolah, mobil ambulan, dan fasilitas umum lain, diakui
sebagai :
(a)Penyaluran zakat seluruhnya jika aset tersebut diserahkan untuk
dikelola kepada pihak lain yang tidak dikendalikan amil.
(b)Penyaluran secara bertahap jika aset tetap tersebut masih dalam
pengendalian amil atau pihak lain yang dikendalikan amil. Penyaluran secara
bertahap diukur sebesar penyusutan aset tetap tersebut sesuai dengan pola
pemanfaatannya.
Contoh :
Pada 10 Juli 2019, dibeli ambulan dari dana zakat yang digunakan untuk layanan fakir miskin sebesar Rp
150, umur ekonomis 5 tahun
a. Jurnal saat pembelian aset
10/7/19 Db. Aset Kelolaan Zakat Rp 150
Kr. Kas Rp 150
Contoh :
Pada 2 Agust 2019, LAZ Amal Sejahtera menerima dana infak sedekah berupa Kas Rp 250, dan Aset
Non- kas Rp 300,
Jurnal :
21
PENURUNAN NILAI ASET TIDAK LANCAR
Jurnal :
32. Dana infak/sedekah sebelum disalurkan dapat dikelola dalam jangka waktu sementara untuk
mendapatkan hasil yang optimal. Hasil dana pengelolaan diakui sebagai penambah dana
infak/sedekah.
Contoh :
Pada 15 Agust 2019, diinvestasikan dana indafk/sedekah dalam bentuk berharga syariah sebesar Rp 50
Contoh :
Pada 20 Agust 2019, LAZ Amal Sejahtera menyalurkan dana infak/sedekah untuk program
beasiswa Rp 100
Jurnal :
Contoh :
Pada 15 Agust 2019, dialokasikan dana infak/sedekah untuk amil sebesar Rp 125
Jurnal :
15/7/19 Db. Penyaluran infak/sedekah – Amil Rp 125
Kr. Bagian amil dari dana infak/sedekah Rp 125
PENYALURAN MELALUI AMIL LAIN
Contoh :
Pada 20 Agust 2019, disalurkan dana infak/sedekah melalui amil lain untuk korban bencana sebesar Rp 200
Jurnal :
37. Penyaluran infak/sedekah kepada penerima akhir dalam skema dana bergulir dicatat sebagai
piutang infak/sedekah bergulir dan tidak mengurnagi dana infak/sedekah
Contoh :
Pada 21 Agust 2019, disalurkan dana infak/sedekah dalam bentuk program dana bergulir untuk PKL sebesar Rp 200
Jurnal :
21/8/19 Db. Piutang dana bergulir Rp 200
LAZ “A”
LAPORAN POSISI KEUANGAN
ASET LIABILITAS
DANA ZAKAT
DANA INFAK/SEDEKAH
DANA AMIL
(a) Kebijakan penyaluran zakat, seperti penentuan skala prioritas penyaluran zakat dan
mustahik nonamil
(b) Kebijakan penyaluran zakat untuk amil dan mustahik nonamil, seperti persentase
pembagian, alasan, dan konsistensi kebijakan.
(c) Metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan zakat berupa aset
nonkas.
(d) Rincian jumlah penyaluran dana zakat untuk masing-masing mustahik
PENGUNGKAPA
(e) Penggunaan dana zakat dalam bentuk aset kelolaan yang masih dikendalikan oleh amil
N ZAKAT
atau pihak lain yang dikendalikan amil, jika ada, diungkapkan jumlah dan persentase
terhadap seluruh penyaluran dana zakat serta alasannya
(f) Hubungan pihak-pihak berelasi antara amil dan mustahik yang meliputi :
(i) Sifat hubungan
(ii) Jumlah dan jenis aset yang disalurkan
(iii) Presentase dari setiap aset yang disalurkan tersebut dari total penyaluran zakat selama
periode
29
(a) Kebijakan penyaluran infak/sedekah, seperti penentuan skala prioritas penyaluran
infak/sedekah dan penerima infak/sedekah
(b) Kebijakan penyaluran infak/sedekah untuk amil dan nonamil, seperti persentase
pembagian, alasan, dan konsistensi kebijakan.
(c) Metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan infak/sedekah berupa
aset nonkas.
(d) Keberadaan dana infak/sedekah yang tidak langsung disalurkan tetapi dikelola terlebih
dahulu, jika ada, diungkapkan jumlah dan persentase dari seluruh penerimaan
INFAK/SEDEKAH
PENGUNGKAPA
infak/sedekah selama periode pelaporan serta alasannya
(e) Hasil yang diperoleh dari pengelolaan yang dimaksud di huruf (d) diungkapkan secara
terpisah.
(f) Penggunaan dana infak/sedekah menjadi aset kelolaan, jika ada, diungkapkan jumlah dan
persentase terhadap seluruh penggunaan dana infak/sedekah serta alasannya.
(g) Rincian dana infak/sedekah berdasarkan peruntukanya, terikat dan tidak terikat
N
(h) Hubungan pihak-pihak berelasi antara amil dan penerima infak/sedekah yang meliputi :
(i) Sifat hubungan
(ii) Jumlah dan jenis aset yang disalurkan
(iii) Presentase dari setiap aset yang disalurkan tersebut dari total penyaluran
infak/sedekah selama periode
30