Anda di halaman 1dari 42

AKUNTANSI ZAKAT

Dr. Uun Sunarsih, SE., M.Si., CSRS., CSRA


PENGERTIAN ZAKAT
• Dari segi bahasa Zakat memiliki kata dasar ”zaka” yang artinya berkah,
tumbuh, suci, bersih, baik.

• Secara terminologi, zakat adalah aktivitas memberikan harta tertentu


yang diwajbkan Allah dalam jumlah dan perhitungan tertentu untuk
diserahkan kepada orang yang berhak.

• Zakat tidak sama dengan sumbangan/donasi yang sifatnya sukarela.


PENGERTIAN ZAKAT
• Zakat adalah harta tertentu yang dikeluarkan apabila telah
mencapai syarat yang diatur sesuai aturan agama, dikeluarkan
kepada 8 ashnaf penerima zakat. Menurut Bahasa kata “zakat”
berarti tumbuh, berkembang, subur atau bertambah. 

• Zakat berasal dari bentuk kata "zaka" yang berarti suci, baik,
berkah, tumbuh, dan berkembang. Dinamakan zakat, karena di
dalamnya terkandung harapan untuk beroleh berkah,
membersihkan jiwa dan memupuknya dengan berbagai kebaikan
(Fikih Sunnah, Sayyid Sabiq: 5).
PERINTAH ZAKAT
• Dalam Al-Quran disebutkan, “Ambillah zakat dari sebagian harta
mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan
mereka” (QS. at-Taubah [9]: 103).

• Menurut istilah dalam kitab al-Hâwî, al-Mawardi mendefinisikan


zakat dengan nama pengambilan tertentu dari harta tertentu,
menurut sifat-sifat tertentu dan untuk diberikan kepada
golongan tertentu. Orang yang menunaikan zakat disebut
Muzaki. Sedangkan orang yang menerima zakat disebut
Mustahik.
Hubungan antara zakat,infaq dan
shadaqah
• Menurut bahasa, infaq adalah membelanjakan, sedangkan menurut
terminologi artinya mengeluarkan harta karena taat dan patuh kepada
Allah dan menurut kebiasaan adalah untuk memenuhi kebutuhan.

• Jenis infaq
1. Infaq wajib terdiri dari zakat dan nazar, yang bentuk dan jumlah
pemberiannya telah ditentukan.
2. Infaq sunah: infaq yang dilakukan oleh seorang muslim untuk
mendekatkan diri pada Allah, misal memberi makan kepada yang kena
musibah
• Shadaqah adalah segala pemberian/kegiatan yang mengharapkan
pahala dari Allah. Shadaqah memiliki dimensi lebih luas dari infaq,
karena memiliki 3 pengertian:
1. Shadaqah merupakan pemberian kepada fakir, miskin yang
membutuhkan tanpa mengaharapkan imbalan, sifatnya sunah
2. Shadaqah dapat berupa zakat, karena dalam beberapa teks Al-qur’an
dan As-Sunnah ada yang tertulis shadaqah padahal yang dimaksud
adalah zakat (QS.9:60)
3. Shadaqah adalah sesuatu yang ma’ruf (benar dalam pandangan
syariah). Pengertian ini membuat definisi shadaqah menjadi luas,
setiap kebajikan adalah shadaqah (HR Muslim)
Manfaat infaq dan shadaqah:

1. Mencegah datangnya bala’ (kesulitan)


2. Memelihara harta dari hal-hal yang tidak diinginkan
3. Mengharap keberkahan harta yang dimiliki
Perbedaan Zakat dan Pajak
1. Zakat merupakan manisfestasi ketaatan umat terhadap perintah Allah dan Rasulullah,
sedangkan pajak ketaatan seoran warga Negara kepada ulil amrinya
2. Zakat telah ditentukan kadarnya dalam Al-Qur’an dan Hadits, sedangkan pajak dibentuk
oleh hukum Negara
3. Zakat hanya dikeluarkan oleh kaum muslimin sedangkan pajak dikeluarkan oleh semua
warga Negara tanpa memandang agama dan keyakinan
4. Zakat berlaku bagi setiap muslim yang telah mencapai nisab tanpa memandang di Negara
mana ia tinggal, sedang pajak hanya berlaku dalam batas garis territorial suatu negara saja
5. Zakat adalah suatu ibadah yang wajib didahulukan dengan niat, sedang pajak tidak
memakai niat
6. Zakat harus dipergunakan untuk kepentingan mustahik yang berjumlah 8 asnaf sedang
pajak digunakan dalam seluruh sektor kehidupan
Persamaan Zakat dan Pajak
1. Bersifat wajib dan mengikat atas harta yang ditentukan dan ada
sanksi jika mengabaikan
2. Zakat dan pajak harus disetorkan pada lembaga resmi agar tercapai
optimalisasi penggalan dana maupun penyalurannya
3. Zakat dan pajak memiliki tujuan yang sama yaitu membantu
penyelesaian masalah ekonomi dan pengentasan kemiskinan
4. Tidak ada janji untuk memperoleh imbalan materi tertentu di dunia
5. Zakat dan pajak dikelola oleh Negara pada pemerintah Islam
Syarat wajib zakat:

1. Islam
2. Merdeka
3. Memiliki satu nisab dari salah satu jenis harta yang wajib dikenakan
zakat dan cukup haul
Syarat harta yang wajib di zakati atau
objek zakat:

1. Halal
2. Milik penuh
3. Berkembang
4. Cukup Nisab
5. Cukup haul
6. Bebas dari utang
7. Lebih dari kebutuhan pokok
KEUTAMAAN ZAKAT
1. Menghapus Dosa
• “Sedekah/zakat itu dapat menghapus kesalahan sebagaimana air
dapat meredam api.” (HR. Tirmidzi, hadis Hasan sahih)

2. Dijauhkan dari Mara Bahaya


“Celakalah orang-orang musyrik yang mereka itu tidak menunaikan
zakat.” (Fushshilat: 5-6)

3. Membersihkan Harta
• “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka dengan zakat itu kamu
membersihkan dan menyucikan mereka.” (At-Taubah: 103)
4. Menjauhkan diri dari sikap tercela

• Ibnu Hajar Al Asqolani berkata,


• Menyegerakan kebaikan itu akan membebaskan dari
tanggungan, menghilangkan kesulitan bagi orang yang
membutuhkan, menjauhkan diri dari sikap tercela, dan
menunda-nunda sesuatu yang sebenarnya dapat segera
ditunaikan, lebih diridai oleh Allah dan akan menghapuskan
dosa-dosa.” (Fathul Bari, 3/299).
5. Dijauhkan dari kesusahan

• "Dari Ali Al Abbas bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi


Wasallam tentang penyegeraan dalam membayar zakat
sebelum habis masa satu tahun, lalu Rasulullah memberikan
keringanan akan hal tersebut." (HR. TirmIzi, no. 673)

• Sebagaimana perkataan Ibnu Hajar Al Asqolani sebelumnya,


menunaikan zakat dapat menjauhkan kita dari kesulitan.
Namun, hal ini juga disampaikan dalam hadis riwayat Tirmidzi,
yang berbunyi:
6. Mendapatkan ketenangan hati

• Menunaikan zakat juga bisa memberikan ketenangan hati.


Sebab, ia telah melakukan perintah Allah SWT sebagaimana
yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

• “Dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan


dikeluarkan zakatnya).” (QS.  Al An’am: 141).
Perlakuan Akuntansi

• Akuntansi untuk zakat Penerimaan zakat diakui pada saat kas atau asset lainnya
diterima dan diakui sebagai penambah dana zakat.
1. Dr kas- dana zakat xx
• Dr asset non kas (nilai wajar, jika menerima) dana zakat xx
• Cr dana zakat xx

2. Zakat yang diterima diakui sebagai dana amil untuk bagian amil dan dana zakat
untuk bagian nonamil
• Dr dana zakat xx
• Cr dana-amil xx
• Cr dana zakat-non amil xx
• 3. Jika muzakki menentukan mustahiq yang harus menerima penyaluran zakat melalui amil
maka asset zakat yang diterima seluruhnya diakui sebagai dana zakat-nonamil. Jika atas jasa
tersebut amil mendapatkan ujrah/fee maka diakui sebagai penambah dana ami l. Jurnal saat
penerimaan fee.

• Dr kas- dana zakat xx


• Cr dana zakat-non amil xx

• 4. Penurunan nilai asset , diakui sebagai:

• a. Pengurang dana zakat, jika terjadi tidak disebabkan oleh kelalaian amil
• Dr dana zakat-non amil xx
• Cr asset non kas xx
• b. Kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan oleh kelalaian amil
• Dr dana amil kerugian xx
• Cr asset non kas xx
• 5. Zakat yang disalurkan ke mustahiq diakui sebagai pengurang dana zakat
sebesar:
• a. Jumlah yang diserahkan, jika pemberian dilakukan dalam bentuk kas
• Dr dana zakat -nonamil xx
• Cr kas –dana zakat xx
• b. Jumlah tercatat, jika pemberian dilakukan dalam bentuk asset nonkas
• Dr dana zakat -nonamil xx
• Cr asset nonkas –dana zakat xx

• 6. Amil harus mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan transaksi


zakat, tetapi tidak terbatas pada:
a. Kebijakan penyaluran zakat
b. Kebijakan pembagian antara dana amil dan dana nonamil atas
penerimaan zakat
c. Metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan zakat
berupa asset nonkas
d. Rincian jumlah penyaluran dana zakat yang mencakup jumalh beban
pengelolaan dan jumlah dana yang diterima langsung mustahiq
e. Hubungan istimewa antara amil dan mustahiq
f. Keberadaan dana non halal, jika ada diungkapkan mengenai kebijakan
atas penerimaan dan penyaluran dana, alas an, dan jumlahnya
g. Kinerja amil atas penerimaan dan penyaluran dana zakat dan dana
infad/sedekah
Karakteristik – PSAK 109
 Zakat merupakan kewajiban syariah yang harus diserahkan oleh
muzakki kepada mustahik, baik melalui amil maupun secara
langsung. Ketentuan zakat mengatur mengenai persyaratan
nishab, haul periodeik maupun tidak periodeik, tarif zakat
(qadar), dan peruntukannya.
Zakat dan
Infak/sedekah merupakan donasi sukarela, baik ditentukan
maupun tidak ditentukan peruntukannya oleh pemberi

infak/sedekah
Infak/sedekah

 Dalam hal mustahik yang sangat memerlukan kebutuhan dasarnya,


misal fakir miskin, sudah tidak ada lagi, dana zakat dapat
diinvestasikan atau ditangguhkan untuk tidak disalurkan.
PENGAKUAN DAN
PENGUKURAN
ZAKAT

9
PENERIMAAN ZAKAT

10. Penerimaan zakat diakui pada saat kas atau aset nonkas diterima.
11. Zakat yang diterima dari muzakki diakui sebagai penambah dana zakat sebesar :
(a) Jumlah yang diterima, jika dalam bentuk kas
(b) Nilai wajar, jika dalam bentuk nonkas.
12. Penentuan nilai wajar aset nonkas yang diterima menggunakan harga pasar. Jika harga pasar tidak tersedia, maka
dapat menggunakan metode penentuan nilai wajar lainnya sesuai dengan SAK yang relevan.

Contoh :
Pada 19 Juni 2019, LAZ Amal Sejahtera menerima dana zakat berupa Kas Rp 150, dan Aset Non- kas Rp 100,
Jurnal :

19/6/19 Db. Kas Rp 150

Db. Aset non Kas Zakat Rp 100

Kr. Penerimaan Zakat Rp 250


MUZAKKI MENENTUKAN MUSTAHIK

13. Jika muzaki menentukan mustahik yang menerima penyaluran zakat melalui
amil, maka tidak ada bagian amil atas zakat yang diterima. Amil dapat
memperoleh ujrah atas kegiatan penyaluran tersebut. Ujrah ini berasal dari
muzaki, di luar dana zakat. Ujrah tersebut diakui sebagai penambah dana amil.

Contoh :
Pada 20 Juni 2019, LAZ Amal Sejahtera menerima dana zakat Rp 200 untuk disalurkan ke
korban bencana Palu. Atas penyaluran tersebut LAZ mandapat ujroh Rp 50
Jurnal :

20/6/19 Db. Kas Rp 250


Kr. Penerimaan zakat Rp 200
Kr. Penerimaan Ujroh Amil Rp 50
PENURUNAN NILAI ASET ZAKAT
14. Jika terjadi penurunan nilai aset zakat nonkas, maka jumlah kerugian yang ditanggung diperlakukan sebagai pengurang dana
zakat atau pengurang dana amil bergantung pada penyebab kerugian tersebut.
14. Penurunan nilai aset zakat diakui sebagai :
(a) Pengurang dana zakat, jika tidak disebabkan oleh kelalaian amil
(b) Kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan oleh kelalaian amil.
Contoh :
Pada 30 Juni 2019, Aset non Zakat mengalami penurunan nilai karena bukan kelalaian amil Rp 15, sedang karena kelalaian amil Rp
5

Jurnal :

30/6/19 Db. Kerugian penurunan aset zakat (dana zakat) Rp 15


Db. Kerugian penurunan aset zakat (dana amil) Rp 5
Kr. Aset nonkas Zakat Rp 20
PENYALURAN ZAKAT
16. Zakat yang disalurkan kepada mustahik, termasuk amil, diakui sebagai pengurang dana zakat sebesar :
(a) Jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kas
(b) Jumlah tercatat, jika dalam bentuk aset nonkas
17. Efektifitas dan efisiensi pengelolaan zakat bergantung pada profesionalisme amil. Dalam konteks ini, amil berhak mengambil bagian
dari zakat untuk menutup biaya operasional dalam rangka melaksanakan fungsinya sesuai dengan kaidah atau prinsip syariah dan tata
kelola organisasi yang baik.
18. Penentuan jumlah atau presentase bagian untuk masing-masing mustahik ditentukan oleh amil sesuai dengan prinsip syariah,
kewajaran, etika, dan ketentuan yang berlaku yang dituangkan dalam bentuk kebijakan amil
Contoh :
Pada 5 Juli 2019, LAZ Amal Sejahtera menyalurkan dana zakat untuk fakir miskin Rp 100
Jurnal :

5/7/19 Db. Penyaluran zakat – Fakir Miskin Rp 100


Kr. Kas Rp 100
BEBAN PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN
19.Beban penghimpunan dan penyaluran zakat harus diamil dari porsi amil. Amil dimungkinkan untuk meminjam dana
zakat dalam rangka menghimpun zakat. Pinjaman ini sifatnya jangka pendek dan tidak boleh melebihi satu periode
(haul

Contoh :
Pada 6 Juli 2019, dikeluarkan biaya Iklan zakat sebesar Rp 70

Jurnal :

6/7/19 Db. Beban Iklan (Dana Amil) Rp 70


Kr. Kas Rp 70
BAGIAN AMIL

20. Bagian dana zakat yang disalurkan untuk amil diakui sebagai
penambah dana amil

Contoh :
Pada 15 Juli 2019, dialokasikan dana zakat untuk amil sebesar Rp 125

Jurnal :
15/7/1 Db. Penyaluran zakat – Amil Rp 125
9
Kr. Bagian amil dari dana zakat Rp 125
PENYALURAN MELALUI AMIL LAIN
21. Zakat telah disalurkan kepada mustahik nonamil jika sudah diterima oleh mustahik nonamil tersebut.
Zakat yang disalurkan melalui amil lain, tetapi belum diterima oleh mustahik nonamil, belum memenuhi
pengertian zakat telah disalurkan. Amil tersebut tidak berhak mengambil bagian dari dana zakat, namun
dapat memperoleh ujrah dari amil sebelumnya. Dalam keadaan tersebut, zakat yang disalurkan diakui
sebagai piutang penyaluran, sedangkan bagi amil yang menerima diakui sebagai liabilitas
penyaluran. Piutang penyaluran dan liabilitas penyaluran tersebut akan berkurang ketika zakat disalurkan
secara langsung kepada mustahik nonamil.

Contoh :
Pada 20 Juli 2019, disalurkan dana zakat melalui amil lain untuk korban bencana sebesar Rp 200
Jurnal :
20/7/1 Db. Piutang penyaluran dana zakat Rp 200
9C
Kr. Kas Rp 200
DENGAN KEHARUSAN PENGEMBALIAN
Ex : Investasi/dana bergulir

22. Dana zakat yang diserahkan kepada mustahik nonamil dengan keharusan untuk
mengembalikanya kepada amil, belum diakui sebagai penyaluran

Contoh :
Pada 23 Juli 2019, diinvestasikan dana zakat dalam bentuk berharga syariah sebesar Rp 5

Jurnal :
23/7/19 Db. Investasi dana zakat Rp 5
Kr. Kas Rp 5
ASET KELOLAAN ZAKAT
23.Dana zakat yang disalurkan dalam bentuk perolehan aset tetap (aset kelolaan),
misalnya ruamh sakit, sekolah, mobil ambulan, dan fasilitas umum lain, diakui
sebagai :
(a)Penyaluran zakat seluruhnya jika aset tersebut diserahkan untuk
dikelola kepada pihak lain yang tidak dikendalikan amil.
(b)Penyaluran secara bertahap jika aset tetap tersebut masih dalam
pengendalian amil atau pihak lain yang dikendalikan amil. Penyaluran secara
bertahap diukur sebesar penyusutan aset tetap tersebut sesuai dengan pola
pemanfaatannya.
Contoh :
Pada 10 Juli 2019, dibeli ambulan dari dana zakat yang digunakan untuk layanan fakir miskin sebesar Rp
150, umur ekonomis 5 tahun
a. Jurnal saat pembelian aset
10/7/19 Db. Aset Kelolaan Zakat Rp 150
Kr. Kas Rp 150

Jurnal saat penyusutan (150:60 bln=2.5)

31/7/19 Db. Beban penyusutan aset kelolaan zakat Rp 2,5


Kr. Akum. Peny. Aset kelolaan zakat Rp 2,5
PENGAKUAN
DAN
PENGUKURAN
INFAK /
SEDEKAH
PENERIMAAN INFAK/SEDEKAH

24. Infak/sedekah yang diterima diakui sebagai penambah dana


infak/sedekah terikat atau tidak terikat sesuai dengan tujuan pemberi
infak/sedekah sebesar :
(a) Jumlah yang diterima, jika dalam bentuk kas
(b) Nilai wajar, jika dalam bentuk nonkas.
25. Penentuan nilai wajar aset nonkas yang diterima menggunakan harga pasar. Jika harga pasar tidak
tersedia, maka dapat menggunakan metode penentuan nilai wajar lainnya sesuai dengan SAK yang
relevan.
26. Infak/sedekah yang diterima dapat berupa kas atau aset nonkas. Aset nonkas dapat berupa aset lancar
atau tidak lancar.

Contoh :
Pada 2 Agust 2019, LAZ Amal Sejahtera menerima dana infak sedekah berupa Kas Rp 250, dan Aset
Non- kas Rp 300,
Jurnal :

2/8/19 Db. Kas Rp 250


Db. Aset non Kas infak/sedekah Rp 300
Kr. Penerimaan infak sedekah Rp 550
ASET LANCAR DAN TIDAK LANCAR
27. Aset tidak lancar yang diterima dan diamanahkan untuk dikelola oleh amil diukur sebesar
nilai wajar saat penerimaan dan diakui sebagai aset tidak lancar infak/sedekah. Penyusutan
dari aset tersebut diperlakukan sebagai pengurang dana infak/sedekah terikat jika
penggunaannya atau pengelolaan aset tersebut sudah ditentukan oleh pemberi.
28. Amil dapat pula menerima aset nonkas yang dimaksudkan oleh pemberi untuk segera disalurkan. Aset
seperti ini diakui sebagai aset lancar. Aset ini dapat berupa bahan habis pakai, seperti bahan makanan atau
aset yang memiliki umur ekonomi panjang, seperti mobil untuk ambulan.
29. Aset nonkas lancar dinilai sebesar nilai perolehan, sedangkan aset nonkas tidak lancar dinilai sebesar nilai
wajar sesuai SAK yang relevan.

21
PENURUNAN NILAI ASET TIDAK LANCAR

30. Penurunan nilai aset infak/sedekah tidak lancar diakui sebagai :


(a) Pengurang dana infak/sedekah, jika tidak disebabkan oleh
kelalaian amil
(b) Kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan oleh
kelalaian amil.
31. Dalam hal amil menerima infak/sedekah dalam bentuk aset nonkas tidak lancar yang dikelola
oleh amil, maka aset tersebut dinilai sesuai dengan SAK yang relevan
Contoh :
Pada 30 agust 2019, Aset non kas infak/sedekah mengalami penurunan nilai karena bukan kelalaian
amil Rp 15, sedang karena kelalaian amil Rp 5

Jurnal :

30/6/19 Db. Kerugian penurunan aset infak (dana zakat) Rp 15


Db. Kerugian penurunan aset infak (dana amil) Rp 5
Kr. Aset nonkas Infak Rp 20
INVESTASI DANA INFAK/SEDEKAH

32. Dana infak/sedekah sebelum disalurkan dapat dikelola dalam jangka waktu sementara untuk
mendapatkan hasil yang optimal. Hasil dana pengelolaan diakui sebagai penambah dana
infak/sedekah.
Contoh :
Pada 15 Agust 2019, diinvestasikan dana indafk/sedekah dalam bentuk berharga syariah sebesar Rp 50

a. Jurnal saat dana infak/sedekah di investasikan

15/8/19 Db. Investasi dana infak/sedekah Rp


50
Kr. Kas Rp
b. Jurnal saat memperoleh investasi 50

15/9/19 Db. Kas Rp 5


Kr. Hasil penempatan dana infak/sedekah Rp 5
PENYALURAN INFAK/SEDEKAH

33. Penyaluran dana infak/sedekah diakui sebagai pengurang dana


infak/sedekah sebesar :
(a) Jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kas
(b) Nilai aset tercatat aset yang diserahkan, jika dalam bentuk aset nonkas

Contoh :
Pada 20 Agust 2019, LAZ Amal Sejahtera menyalurkan dana infak/sedekah untuk program
beasiswa Rp 100

Jurnal :

20/8/19 Db. Penyaluran Infak/sedekah – Beasiswa Rp 100


Kr. Kas Rp 100
BAGIAN AMIL
34. Bagian dana infak/sedekah yang disalurkan untuk amil diakui
sebagai penambah dana amil
35. Penentuan jumlah atau persentase bagian untuk para penerima infak/sedekah
ditentukan oleh amil sesuai dengan prinsip syariah, kewajaran, dan etika yang
dituangkan dalam bentuk kebijakan amil

Contoh :
Pada 15 Agust 2019, dialokasikan dana infak/sedekah untuk amil sebesar Rp 125

Jurnal :
15/7/19 Db. Penyaluran infak/sedekah – Amil Rp 125
Kr. Bagian amil dari dana infak/sedekah Rp 125
PENYALURAN MELALUI AMIL LAIN

36. Penyaluran infak/sedekah oleh amil kepada amil lain merupakan


penyaluran yang mengurangi dana infak/sedekah jika amil tidak akan
menerima kembali aset infak/sedekah yang disalurkan tersebut.

Contoh :
Pada 20 Agust 2019, disalurkan dana infak/sedekah melalui amil lain untuk korban bencana sebesar Rp 200

Jurnal :

20/8/19 Db. Piutang penyaluran dana Rp 200


Infak/sedekah
Kr. Kas Rp 200
PENYALURAN DALAM BENTUK DANA BERGULIR

37. Penyaluran infak/sedekah kepada penerima akhir dalam skema dana bergulir dicatat sebagai
piutang infak/sedekah bergulir dan tidak mengurnagi dana infak/sedekah

Contoh :
Pada 21 Agust 2019, disalurkan dana infak/sedekah dalam bentuk program dana bergulir untuk PKL sebesar Rp 200

Jurnal :
21/8/19 Db. Piutang dana bergulir Rp 200

Kr. Kas Rp 200


PENYAJIAN
•Amil menyajikan dana zakat , dana infak/sedekahdan
dana amil secara terpisah dalam laporan

LAZ “A”
LAPORAN POSISI KEUANGAN
ASET LIABILITAS

DANA ZAKAT

DANA INFAK/SEDEKAH

DANA AMIL
(a) Kebijakan penyaluran zakat, seperti penentuan skala prioritas penyaluran zakat dan
mustahik nonamil
(b) Kebijakan penyaluran zakat untuk amil dan mustahik nonamil, seperti persentase
pembagian, alasan, dan konsistensi kebijakan.
(c) Metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan zakat berupa aset
nonkas.
(d) Rincian jumlah penyaluran dana zakat untuk masing-masing mustahik
PENGUNGKAPA

(e) Penggunaan dana zakat dalam bentuk aset kelolaan yang masih dikendalikan oleh amil
N ZAKAT

atau pihak lain yang dikendalikan amil, jika ada, diungkapkan jumlah dan persentase
terhadap seluruh penyaluran dana zakat serta alasannya
(f) Hubungan pihak-pihak berelasi antara amil dan mustahik yang meliputi :
(i) Sifat hubungan
(ii) Jumlah dan jenis aset yang disalurkan
(iii) Presentase dari setiap aset yang disalurkan tersebut dari total penyaluran zakat selama
periode
29
(a) Kebijakan penyaluran infak/sedekah, seperti penentuan skala prioritas penyaluran
infak/sedekah dan penerima infak/sedekah
(b) Kebijakan penyaluran infak/sedekah untuk amil dan nonamil, seperti persentase
pembagian, alasan, dan konsistensi kebijakan.
(c) Metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan infak/sedekah berupa
aset nonkas.
(d) Keberadaan dana infak/sedekah yang tidak langsung disalurkan tetapi dikelola terlebih
dahulu, jika ada, diungkapkan jumlah dan persentase dari seluruh penerimaan
INFAK/SEDEKAH
PENGUNGKAPA
infak/sedekah selama periode pelaporan serta alasannya
(e) Hasil yang diperoleh dari pengelolaan yang dimaksud di huruf (d) diungkapkan secara
terpisah.
(f) Penggunaan dana infak/sedekah menjadi aset kelolaan, jika ada, diungkapkan jumlah dan
persentase terhadap seluruh penggunaan dana infak/sedekah serta alasannya.
(g) Rincian dana infak/sedekah berdasarkan peruntukanya, terikat dan tidak terikat
N

(h) Hubungan pihak-pihak berelasi antara amil dan penerima infak/sedekah yang meliputi :
(i) Sifat hubungan
(ii) Jumlah dan jenis aset yang disalurkan
(iii) Presentase dari setiap aset yang disalurkan tersebut dari total penyaluran
infak/sedekah selama periode
30

Anda mungkin juga menyukai