Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS PENETAPAN METODE PERHITUNGAN ZAKAT PERUSAHAAN

DAGANG PADA PT. xxx


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Zakat bukan merupakan pajak karena zakat adalah kewajiban agama yang tercantum
sebagai salah satu rukun islam dan harus dipertanggung jawabkan kepada Allah
Subhanahuwataala pada hari kemudian. pengeluaran zakat menjamin bukan sebagai
pemborosan, karena para penerima zakat telah diatur dengan jelas dalam al-Quran.
Terdapat beberapa perbedaan antara pajak dan zakat yaitu zakat memerlukan manifestasi
ketaatan umat terhadap perintah Allah Subhanahuwataala dan Rosullullah saw sedangkan
pajak merupakan ketaatan seorang warga negara kepala ulil amrinya ( pemimpinnya),
zakat telah ditentukan kadarnya didalam alquran dan hadist sedangkan pajak dibentuk
oleh hukum negara, zakat hanya dikeluarkan oleh kaum mulimin sedangkan pajak
dikeluarkan oleh setiap warga negara tanap memandang apa agama dan keyakinannya,
dsb.
Pelaksanaan zakat merupakan ungkapan rasa syukur atas karunia Allah
Subhanahuwataala berupa harta yang dimiliki yang telah memberikan manfaat bagi
kehidupan. Sehingga dengan zakat akan menumbuhkan ahklak mulia baik bagi muzaki
ataupun mustahiq dalam menegakkan pilar perekonomian islam berupa pemerataan
karunia Allah Subhanahuwataala dimuka bumi.islam membagi zakat menjadi 2 , yaitu
zakat fitrah dan zakat harta (mal). Dalam penulisan ilmiah ini akan dibahas lebih lanjut
mengenai zakat mal yang memiliki ruang lingkup pembahasan lebih luas ketegori
pengenaan kewajiban zakat baik yang dimiliki orang pribadi ataupun badan (perusahaan).
Undang-undang mangenai zakat diindonesia tertuang dalam UU No.38 tahun 1999 yang
mengatur pengelolaan zakat oleh lembaga amil zakat. Undang-undang tersebut belum
maksimal jika dibandingkan dengan potensi zakat yang ada di indonesia karena tidak
mengatur ketaatan pembayaran zakat oleh muzakki sehingga tidak terdapat sanksi
sebagaimana sanksi yang diberikan kapada amil jika melakukan suatu kelalaian.
Pada zakat perusahaan masih menjadi suatu perdebatan wajib atau tidaknya suatu
perusahaan dikenakan zakat atau hanya individu pemilik perusahaan saja yang harus
membayar zakat. Hasil dar forum organisasi zakat menjelaskan zakat untuk badan adalah
wajib, tapi di indonesia MUI belum mengeluarkan fatwa yang mendasarkan mengenai
kewajiban zakat terhadap perusahaan.
Dalam metode perhitungan zakat, akuntansi berperan sangat penting dalam proses
perhitungan hasil laba dan jumlah asset yang akan dijadikan sebagai dasar pengenaan
zakat. Sehingga zakat akan menjadi komponen dalam laporan keuangan (income
statement) perusahaan yang menjalankan aktivitas berdasarkan prinsip islam dan menjadi
suatu unsur penilaian bagi kinerja perusahaan, dan tujuan ini dapat direalisasikan dengan
diterapkannya zakat perusahaan.

Dalam zakat perusahaan terdapat berbagai metode yang digunakan dalam perhitungannya
karena terdapat perbedaan mendasar pada format dan elemen-elemen laporan keuangan
terutama pada pengakuan dan perhitungan laba, biaya, dan aktiva yang menjadi dasar
perhitungan zakat pada suatu perusahaan terkait kebijakan perusahaan itu sendiri di
indonesia, standar perhitungan untuk zakat perusahaan belum memiliki standar
perhitungan yang baku walaupun AAOIFI sebagai rujukan telah memberikan ganbaran
umum mengenai perhitungan zakat dengan metode net assets dan net equity. Perusahaan
yang telah menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam aktivitasnya akan berusaha untuk
menunaikan kewajibannya karena harta yang dimilki oleh sebuah perusahaan merupakan
amanah dari Allah SWT yang didalamnya terdapat hak orang lain (mustahiq) . Dari
penjelasan diatas rasa keingin tahuan itulah maka penulis melakukan penulisan ilmiah
dengan judul Analisis penetapan metode perhitungan zakat perusahaan dagang pada PT.
xxx.
Rumusan Masalah dan Batasan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas di atas, maka dapat dirumuskan bagaimana
penilaian akuntansi syariah terhadap penetapan perhitungan zakat pada perusahaan dan
bagaimana metode perhitungan zakat pada perusahaan dagang dan perlakuan akuntansi
terhadap zakat tersebut dan metode apa yang lebih baik digunakan. Penulis membatasi
masalah penulisan ini hanya perhitungan dengan menggunakan metode net assets dan net
equity.
Tujuan Penelitian
Tujuan pada penelitian penulisan ilmiah ini adalah :
1. Bagaimana cara untuk mengetahui penilaian akuntansi syariah pada penetapan
perhitungan zakat pada perusahaan PT.xxx.
2. Untuk mengetahui metode perhitungan zakatnya.
3. Untuk mengetahui metode apa yang lebih baik digunakan.
Manfaat Penelitian
Dari penelitian penulisan ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Dari pihak penulis yang dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam
perhitungan zakat menurut metode yang disebutkan dalam batasan masalah pada suatu
perusahaan yang berdasarkan pemegang seorang muslim secara ilmiah yang penulis
terima dari berbagai sumber buku dan degan riset ilmiah serat menambah wawasan
tentang pilar perekonomian islam melalui zakat di indonesia.

2. Dan juga dapat diharapkan memberi manfaat kepada pihak lain salah satunya pembaca
atau masyarakat sebagai pedoman yang berguna bagi pembelajaran dan penulisan yang
menjadi bahan studi atau referensi tentang zakat dan juga dapat memperkenalkan
perkembangan zakat dalam bentuk zakat perusahaanyang dikenakan pada harta kekayaan
suatu perusahaan yang diharapkan dapat menambah dana zakat yang dapat
mensejahterakan masyarakat.
Dari segi bahasa zakat memiliki kata dasar zakaa yang berarti berkah, tumbuh, suci,
bersih dan baik. Sedangkan zakat secara terminology zakat adalah nama sejumlah harta
tertentu yang mencapai nisab dan diwajibkan oleh Allah Subhanahuwataala untuk
dikeluarkan dan diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya (Muhammad,
2003 : 10). Menurut bahasa (lughat) zakat kekayaan (maal) adalah segala sesuatu yang
diinginkan sekali-sekali oleh manusia untuk memiliki, memanfatkan, dan
menyimpannya. Menurut syara harta adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki
(dikuasai) dan dapat digunakan (dimanfaatkan) menurut ghalibnya (lazim) sesuatu dapat
disebut dengan maal (harta) apabila memenuhi dua syarat yaitu :
(dompetdhuafa.org/upload//PANDUAN ZAKAT.pdf)
a. Dapat dimiliki, disimpan, dikuasai.
b. Dapat diambil manfaatnya sesuai dengan ghalibnya misalnya rumah ,mobil, ternak,
hasil pertanian, emas,perak, dll.
Menurut Undang-Undang No 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dalam penjelasan
pasal 11 ayat (1). Zakat maal adalah bagian harta yang disisihkan oleh seorang muslim
atau badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk
diberikan kepada yang berhak menerimanya.
Dalam undang-undang pajak yaitu No. 17 tahun 2000 dikemukakan pasal 9 ayat (1)
menyatakan bahwa zakat yang dibayarkan kepada BAZ dan LAZ yang sah menjadi
pengurang penghasilan kena pajak. Zakat yang dibayarkan hendaknya benar-benar sesuai
dengan ketentuan syariah. Kemusian nilai tersebut dikurangi atas penghasilan kena pajak
Menurut Sri nurhayati-wasilah dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Syariah di
Indonesia:2009 menjelaskan syarat harat kekayaan yang wajib dizakati sebagai berikut :
Halal didapat dengan cara yang baik dan halal (sesuai dengan tuntutan syariah). Dengan
demikian, harta yang haram, baik karena zatnya maupun cara perolehannya (diperoleh
dengan cara yang dilarang Allah dan RasulNya), bukan merupakan zakt, oleh karena itu,
Allah tidak akan menerima zakat dari harta yang haram.
Milik penuh yaitu harta tersebut berada dalam control dan kekuasaanya secara penuh dan
dapat diambil manfaatnya secara penuh atau kepemilikan disini berupa hak untuk

penyimpanan, pemakaian, pengelolaan yang diberikan Allah Subhana Wataala kepada


manusia, dan didalamnya tidak ada hak orang lain.
Berkembang yaitu harta tersebut dapat bartambah atau berkembang bila diusahakan atau
mempunyai potensi untuk berkembang. Bertambahnya sacara nyata adalah bertambah
harta tersebut akibat, keuntungan atau pendapatan dai pendayagunaan asset, misalnya
melalui perdagangan, investasi, dan yangs sejenisnya. Sedangkan bertambah tidak secara
nyata adalah kekayaan itu berpotensi berkembang baik berada ditangan pemiliknya
maupun ditangan orang lain atas namanya. (qadhawi)
Cukup nisab yaitujumlah minimal yang menyebabkan harat erkena kewajiban zakat.
Menurut Dr. Didin Hafidhudin, nisab merupakan keniscahyaan sekaligus merupakan
kemaslahatan, sebeb zakat itu diambil dari orang kaya (mampu) dan diberikan kepada
orang-orang yang tidak mampu.
Lebih dari kebutuhan pokok (Alhajatul Ashliyah) yaitu kebutuhan pokok adalah
kebutuhan minimal yang diperlukan seseorang dan keluarga yang menjadi tanggunganny,
untuk kelangsungan hidupnya. Artinya apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi yang
bersangkutan tidak dapat hidup layak. Kebutuhan tersebut seperti kebutuhan primer atau
kebutuhan hidup minimum (KHM), missal, belanja sehari-hari, pakaian, rumah,
kesehatan, pendidikan,dsb.
Bebas dari hutang yaitu orang yang mempunyai hutang besar atau mengurangi senishab
yang harus dibayar pada waktu yang sama (dengan waktu mengeluarkan zakat), maka
harta tersebut terbebas dari zakat.
Berlalu satu tahun (Al-Haul) maksudnya adalah bahwa pemilik harta tersebut sudah
berlalu satu tahun. Persyaratan ini hanya berlaku bagi ternak, harat simpanan dan
perniagaan. Sedang hasil pertanian, buah-buahan dan rikaz (barang temuan) tidak ada
syarat haul. (dompetdhuafa.org/upload/panzak//PANDUAN ZAKAT.pdf)
Secara umum hikmah zakat menurut Sri Nurhayati Wasilah , 2009 ;296 adalah :
1. meghindari kesenjangan social antara aghniya (si kaya) dan dhuafa (si miskin).
Melalui, menolong, membantu,membina dfan membangun kaum dhuafa yang lemah
dengan materi sekedar untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.
2. Pilar amal jamai (bersama) antara si kaya dengan mujihid dan dai yang berjuang dan
berdawah dalam rangka meninggikan kalimat Allah Subhana Wataala.
3. Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk.
4. Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang kikir. Memberantas penyakit
ri hati, rasa benci dan dengki dari diri orang-orang disekitar pada orang yang
berkehidupan cukup, apalagi mewah.

5. Ungkapan rasa syukur atas nikmat Allah Subhana Wataala berikan. Dan mensucikan
diri (pribadi) dari kotoran dosa, memurnuikan jiwa (menumbuhkan akhlak mulia menjadi
murah hati, peka terhadap rasa kemanusiaan) dan mengkis sifat bakhil (kikir) serta
serakah.
6. Unuk pengembangan potensi umat melalui terwujudnya system kemasyarakatan islam
yang berdiri atas prinsip-prinsip : ummatan wahidan (umat yang satu), Musawah
(persamaan derajat, dan kewajiban), ukhuwah Islamiyah (persaudaraan islam), dan
takaful ijtima (tanggung jawab bersama).
7. Dukungan moral kepada orang yang baru masuk islam.
8. Menambah pendapatan Negara untuk proyek-proyek yangberguna bagi ummat. Hal ini
akn memperlancar tujuan mewujudkan tatanan masyarakat yang sejahtera dimana
hubungan seseorang dengan yang lainnya member rukun, damai dan harmonis yang
akhirnya dapat menciptakan situasi yang tenteram, aman lahir bathin.
Zakat perdagangan (tijarah). Berdagang menurut pengertian sebagian ulam fikih adalah
mancari kekayaan dengan pertukaran harta kekayaan, sedangkan kekayaan dagang adalah
segala yang dimaksudkan untuk diperjual belikan enga maksud untuk mencari
keuntungan. Adapun syarat zakat sama dengan zakat emas yaitu mencapai nisab, sudah
berlalu masanya setahun (haul), bebas dari utang, lebih dari kebutuhan pokok dan
merupakan hak milik . Tarif zakatnya 2,5%. Suatu harta yang telah dikenakan zakat, tidak
akan dikenakan zakat lagi (double zakat).
Dasar hukum kewajibannya adalah dalam surat Al-Baqarah ayat 267
Ada tiga syarat utama kewajiban zakat pada perdagangan. Pertama, niat berdagang,
kedua mencapai nisab dan ketiga, telah berlalu satu tahun (haul)
Besarnya nisab senilai denagn 94 gram emas, dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5 % yaitu
setiap tutup buku setelah perdagangan berjalan satu tahun.
(Sri Nurhayati-Wasilah,2009;280)
Perhitungan zakat harata perdagangan diatur dengan sejumlah hukum yang secara
terperinci ada dalam kitab fiqh zakat, harta tersebut dihitung sesuai dengan dasar-dasar
sebagai berikut (As-syahatah,huseinsyakur ,2004 ; 70) :
a. Penentuan waktu perhitungan dan pembayaan zakat, baik berdasar tahun hijriah
maupun berdasar tahun masehi.
b. Pembatasan dan penilaian harta perdagangan yang wajib dizakati sesuai dengan
hukum-hukum fiqh dan dasar-dasar akuntansi.
c. Pembatasan dan penilaian tanggungan )kewajiban pembayaran) yang kontan dan
jangka pendek yang harus dipotongkan dari harat perdagangan yang tunduk kepada
hukum zakat pada poin b diatas.

d. Penentuan tempat zakat dengan cara mengurangkan tanggungan dari harta wajib zakat.
e. Menghtung nisab zakat, yaitu seharga 85 gram emas 21 karat.
f. Membandingkan tempat zakat dengan nisab, jika tempat zakat mencapai nisab maka
zakat dihitung dengan harga 2,5%nya.
g. Menghitung jumlah zakat, dengan cara mengalikan tempat zakat dengan harganya.
h. Penentuan dan penilaian harta perdagangan yang tunduk kepada zakat.
Kekayaan dagang adalah segala sesuatu yang diperoleh dan dimiliki seseorang dengan
tujuan untuk diperjual belikan untuk mencari keuntungan. Barang yang s emula dibeli
tidak untuk diperdagangkan, namun kemudian dijual kembali tidak termasuk dalam
kekayaan dagang, misalnya aktiva tetap.
Jadi yang dimaksud barang dagangan dalam hukum zakat yaitu setiap barng yang dibeli
untuk diperjualbelikan. Zakat atas perdagangan ini meliputi jumlah uang, piutang, dan
barang dagangan yang dimilki setelah dikurangi dengan utang-utangnya.
Zakat perniagaan dihitung sebesar seperempat puluh atau 2,50% dari nilai nisab sebesar
85 gram emas, yang dikonversi dalam rupiah atas dasar harga jika emas tersebut dijual.
(mursyidi, 2003 : 96)
Akuntansi zakat kekayan merupakan suatau proses pengakuan (recognition) kepemilikan
dan pengukuran (measurement) nilai suatu kekayaan yang dikuasai oleh seorang muzakki
untuk tujuan penetapan nizab zakat kekayaan yang bersangkutan dalam rangka
perhitungan zakatnya. Metode akuntansi untuk zakat kekayaan dipergunakan gabungan
antar cash bases dan accrual bases. Namun tetap kepada muzakki diberi keleluasaan
utntuk memilih salah satu metode saja. Pada kondisi perdagangan atau usaha digunakan
accrual bases, kerena adanya aktiva (berupa dagang atau jasa) yang telah berkurang atau
diberikan kepada pihak lain, yang akan menimbulkan hak berupa piutang usaha.
Sementara pendapatan selain dan usaha dapat diperlukan berdasarkan cash bases atau
accrual bases. Pada umumnya digunakan cash bases, karena dalam pendapatan ini belum
mempunyai kepastian akan terima jika dalam bentuk piutang. Begitu pula untuk beban
pada perusahaan jasa atau industry dapat dipergunakan metode cash bases atau accrual
bases. Pengaruh dari penggunaan metode cash bases hanya pada besar zakat yang
diperhitungkan. Agar terjadi perhitungan zakat yang mendekati keadilan, maka sebaiknya
dipergunakan metode accrual bases. (Mursyidi, 2003 : 107)
Akuntansi zakat untuk persediaan barabg dagang akan mencakup aturan penilaiaan
persediaan yang akan menjadi nisab sebagai dasar perhitungan zakat. ada tiga pendapat
tentang penilaian persediaan barang dagang dalam rangka penetapan nilai nisabnya
yaitu : (Mursyidi, 2003 : 120)

1. Penilaian persediaan barang berdasarkan haraga beli (atcost). Pada prinsip ini barang
dagang dinilai dengan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang
bersangkutan, biasanya terdiri dari dari harga faktur (harga barang itu sendiri), biaya
angkut dan biaya lain sampai barang tersebut dijual. Pada saat harga tidak berubah, cara
ini tidak terlalu menimbulkan masalah namun jika harga berfluktuasi, apalagi dengan
perubahan yang cukup material (besar), maka akan menimbulkan masalah jika barang
yang masih ada belum terjual- berasal dari pembelian yang berbeda maka barang
tersebut mempunyai harga yang berbeda pula.
2. Penilaian persediaan barang dengan harga pasar (at market), cara ini dapat disamakan
dengan harga sekarang (current cost), yaitu harga beli sekarang pada saat muzakki
melakukan perhitungan zakat. jika harga sekarang segera dapat diketahui dari pasar maka
muzakki langsung saja mengalikan kuantitas barang dagang yang masih ada dengan
harag pasar tersebut. Jika tidak diketahui dengan segera maka dapat dilakukan dengan
nilai pengganti (replacement cost) yaitu harga jual dikurangi dengan margin laba bruto
(gross profit margin/GPM) yang dapat diperkirakan berdasarkan pengalaman masa lalu.
3. Penilaian persediaan barang dagang dengan harga jual. Cara ini memberikan suatu
perbedaan antara akuntansi dengan hukum zakat. dalam akuntansi harag jual adalah harga
barang yang akan dijual, sementara harga jual dalam hokum zakat (Ibnu abbas.Ibid.)
adalh harga barang yang telah dijual, dengan kata lain barang dagangannya sudah terjual.
Namun demikan hampir tidak mempunyai perbedaan yang signifikan apabila fluktuasi
harga tidak material.
Dalam hukum zakat aktiva tetap berwujud digolongkan dalam tiga kategori, yaitu :
(Mursyidi, 2003 : 132)
1. Aktiva tetap yang dipergunakan untuk usaha dagang baik berupa gedung, perabotan,
maupun alat administrasi. Ini tidak dilakukan perhitungan zakatnya, juga tidak perlu
dilakukan depresiasi, karena dalam usaha dagang, zakat diterapkan pada barang dagang
itu sendiri yang dianggap dapat berkembang dan menghasilkan, sedangkan aktiva tetap
tidak dianggap dapat berkembang.
2. Aktiva tetap berupa peralatan untuk mencari usaha pokok dan aktiva tetap yang
dipergunakan untuk kepentingan keluarga dan diri muzakki sendiri. Aktiva ini bukan
merupakan objek zakat.
3. Aktiva tetap untuk roduksi dan usaha jasa. Proses produksi dan usaha jasa yang tidak
akan dapat dilakukan apabila tidak ada aktiva ini, sehingga aktiva teteap ungtuk tujuan ini
dianggap menghasilakan dan berkembang. Oleh kerena itu merupakan objek
zakat.artinya akan mem[engaruh besarnya zakat apabila zakt diperhitungkan berdasarkan
pendekatan laporan rugi laba (income statement approach).
Aktiva tetap dalam hukum zakat adalah aktiva investasi. Yaitu barang yang dipergunakan
diproduksi sesuai atau memberikan jasa tertentu, baik yang bersifat mati atau hidup.
Akuntansi aktiva investasi ini mempergunakan prinsip cadangan dalam perhitungan

depresiasinya. Tujuannya adalah untuk menggantikan aktiva yang telah rusak atau tidak
dapat dipergunakan lagi sehingga usaha dapat berlanjut dan berkembang di kemudian
hari, tidak mati (qordawi:455) . pendekatan yang dilakukan menghitung depresiasi adalah
metode garis lurus (straight line method) dimana depesiasi setiap tahun dihitung dengan
cara membagi harga perolehan dengan masa manfaatnya.
Nisab zakat. nisab zakat perdagangan senilai 85 gram emas 21 karat sesuai dengan harga
pasar pada waktu kewajiban zakat dan berbeda dari waktu ke waktu dan dari tempatketempat. Diharuskan sempurnanya nisab pada akhir haul dan tidak dilihat pergerakan
dan perubahan yang terjadi selama satu haul dari awal sampai akhir sesuai dengan kaidah
hauliyah dan independensi tahun zakat.
Harga zakat. harga zakat perdagangan adalh 2,5% jika berdasa tahun hijriah atau 2,575%
berdasar tahun masehi.
Jumlah zakat. jumlah zakat perdagangan dihitung dari perkalian antara tempat zakat
dengan harga zakat. pada syirkah asykhash zakat dibagi antar pihak yang ikut serta sesuai
dengan jumlah prosentase modal masing-,masing dan pada perusahaan bersaham zakat
dibagi sesuai dengan jumlah saham untuk mengetahui bagian masing-masing saham. (Assyahatah, husein syakur ; 72)
.
Pengeluaran kewajiban atas zakat sangat tergantung pada kaadaan kapan harta ini
mencapai nisab. Dengan demikian, suatu asset akan dikeluarkan zakatnya apabila asset
tersebut telah mencapai nisabnya. Keadaan ini akan berkaitan dengan harga pasar barang
atau biasa disebut dengan net realizable value (nilai realisasi bersih). Jika keadaan ini
terwujud maka suatu perusahaan mencapai tingkatan zakat ability ( kemampuan zakat).
keadaan zakat ability adalah kemampuan asset dijual tanpa melihat apakah sudah dijual
atau belum.
Ada beberapa dalil yag berkaitan dengan maslah zakat dala perusahaan, yanag akhirnya
berpengaruh pada keputusan akuntansi. Sebagaiman disampaikan sahata ada dua
pendapat yang berbeda menyangkut pembayaran zakat dalam kontrak mudharabah,
yaitu : satu pendapat menyatakan bahwa zakat adalah sejenis biaya dan pendapat yang
lain menganggap zakat adlah bagian dari laba.
Pendapat pertama, yang menyatakan zakat sebagai biaya : (a) imam malik berkata :
setelah mengurangi biaya dan zakat jika saham berjumlah sampai nishab, mereka
membagi laba menurut perjanjian mereka. (b) ibn waham berkata : setelah zakat dan
pengeluaran dua dari kita membaginya. (c) imam nawawi berkata : setelah mengurangi
biaya dan hak Tuhan (zakat) laba harus dibagi. (d) ibnu harhu berkata : zakat harus
dianggap biaya.
Pendapat kedua menganggap zakat sebagai bagian laba, diantaranya dikatakan oleh : (a)
dasuki berkata : jika pekerja setuju, pemilik modal dapat mengambil zakat. jika tidak,

pekerja harus membayar zakat setelah satu tahun. (b) ibnu Qudama berkata : misalkan
1000 dirham sebagai modal dan mereka sepakat laba dibagi 50:50 , jika modal menjadi
3000 dirham setelah satu tahun, sebgai pemodal dikenakan zakat atas 2000 dirham karena
laba terjadi setelah satu tahun dari modal awal. (c) abu hitab mengatakan : pekerja tidak
berurusan dengan zakat sebelum kepadanya dibayar bagiannya dari laba sebab dia tidak
punya apa-apa. Setelah satu tahun batu ia membayar zakat. (Drs.Muhammad, M.Ag ;
135)
Neraca dianggap sebagai hasil kerja seseorang dengan tujuan pokok menyediakan
informasi akuntansi yang haus dapat dipercaya, jujur, transparan dan terperinci dengan
baik. Setiap akhir tahun seorang pedagang harus membuat peritungan akhir untuk
menjelaskan hasil kegiatan agar diketahui jumlah pertambahan pada barang milik serat
penentuan kadar zakat mal dan hal-hal lain. Sejumlah prinsip islam universal yang harus
doperhatikan dalam penyusunan laporan keuangan diantaranya adalah amanah,
keterangan-keterangan dan informasi-informasi yang dad harus benar dan sesuai dengan
relita serta tidak ada kebihongan dan kecurangan, ketelitian dan kesempurnaan dalam
menyiapkan suata laporan keuanagn, dapat diselesaikan dalam batas-batas waktu yang
telah ditetapkan tanpa mengukut ulur waktu, adl dan netral yaitu berpegangan terhadap
nilai-nilai kebenaran dan sikap tidak memihak dan terdapat kejelasan penggunaan datadata.
Dari kaidah-kaidah zakat yang lalu, langkah-lagkah perhitungan zakat seorang pedagang
adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan akhir tahun yang menjadi waktu perhitungan zakat.
2. Menjulahkan modal-modal dagang serta menilainya dengan uang atau emas.
3. Menjumlahkan permintaanpermintaan jangka pendek (uatang dagang).
4. Menetukan laba bersih.
5. Menghitung modal pokok bersih dan laba bersih.
Modal pokok dan laba bersih dikurangi biaya-biaya kebutuhan poko (rumah tangga),
utang-utang pribadi dan sisianya akan menjadi basis zakat.
Menghitung kadar nishab, yaitu 85 gram emas atau 200 dinar perak atau uang yang
seharga dengan ukuran itu.
Jika basis zakat mencapai satu nishab, baru dihitung zakatnya sebesar 2,5% jika
didasarkan pada kalender hijrah dan 2,5775% jika didasrkan pada kalender masehi
Laba yang diperoleh dengan menggunakan akntansi syariah sebagai dasar penyusunan
laporan keuangannya, harus dapt dipakai sebagai dasr untuk memenuhi rukun islam

tersebut. Sehingga tujunan akuntansi syariah salah satunya adalah sebagai dasar
perhitungan zakat (Hameed 2000,17; Triyuwono 1997a,14).
Zakat yang dimaksud sebagai upaya untuk mengaktualisasi ke-islam-an jati diri manusia
padad dimensi etis dan moralitasnyayang terkait dengan realitas social sebagai khalifah
Allah dimuka bumi (Masud:1991,35). Zakat merupakan sisi ke-islam-an yang terkait
dengan tuhan sebagia cita pencairan social yang objektif dan berkeadilan. Dan, manusia
sebagai hamba yang mengkhalifah dan kalifah yang menghamba tidak akan mengambil
hanya salah satu, tapi mesti keduanya secara integral.
Informasi laba secara pragmatis dalam akuntnsi syariah harus bisa dijadikan dasar
perhitungan zakat, mrngikat zakat merupakan sarana atau institusi yang akan
membedakan antara seorang mumin dari seorang munafik yang dijelaskan oleh Allah
dalm alquran. Zakat yang dibayarkan merupakan salh stu beentuk pertanggung jawwaban
kepada Allah Subhana Wataala, yang diaktualkan dalam bentuk pemerataan kesejahteraan
terhadap manusia dan lingkungannyasebsgi konsekuensi bahwa manusia merupakan
khalifah Allah di muka bumi yang diberi amanah untuk mengelola alam beserta isinya.
Refleksi konsep laba pada tingkatan ini dapat direlisasikan dengan peemerataan
kesejahteraan melalui mekanisme zakat dalam islam. Hal ini merupakan salah satu
bentuk pertanggung jawaban manusia sebagai kalifah Allah dimuka bumi, yang
dimanifestasikan dalam bentuk maksimalisasi laba ynag harus didukung dengan efisien
operasi usaha, sehingga dapat membayar kewajiban zakat guna pemerataan
kesejahteraan.
Konsep yang harus diketahui dalam perhitungan zakat perusahaan adalah modal,
pengukuran biaya, penilaian aktiva, dan periode akuntansi kerana pengeluaran kewajiban
atas zakat sangat tergantungpada keadaan harta perusahaa mencapai nishab. Penilaian
harta (aktiva) berdasrakan harag pasar atau bisa disebut nilai realisasi bersih(net
realizable value) untuk mengetahui kemampuan zakat dari aktiva untuk berkembang
delam bentuk harga jualnya. (Iwan triwono Moh.Asudi ,2001 ; 89)
METODE PENELITIAN
Data atau Variabel yang digunakan
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh penulis melalui wawancara atau diperoleh dan
dikumpulkan langsung dari lapangan kepada pihak PD Madani Mart untuk mengetahiu
prosedur perusahaan guna menyelesaikan penulisan ini.
2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dan dikumpulkan oleh orang yang
melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada yang diperoleh dari
perpustakaan atau dari laporan-laporan penelitian terdahulu.
Data sekunder diperoleh melalui metode kepustakaan melalui sumber bacaan, buku-buku
referensi atau hasil penelitian lain) untuk menunjang penelitian ini mengkaji pustaka atau
studi kepustakaan serta informasi dari perusahaan yang terkait dengan pembahasan
penelitian ini.
Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data-data yang digunakan dalam penulisan ilmiah ini, penulis
menggunakan dua metode, yaitu :
1. Penelitian lapangan (field research)
Yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan data atau informasi yang
dibutuhkan dengan cara :
a. Pengamatan (Observasi)
Yaitu dengan cara pengamatan secara langsung kepada perusahaan yang akan diteliti
serat meminta data dan informasi yang berhubugan dengan masalah yang sedang diteliti.
b. Wawancara (interview) yaitu dengan menanyakan secara langsung kepada pihak
perusahaan yang menangani suatu operasi yang berhubungan dengan penulisan ilmiah
ini.
Studi Pustaka (Library Study)
Yaitu dengan cara mencari referensi dari buku serta literature tang berhubungan dengan
pembahasan masalah dan digunakan sebagai landasan teori.
2. Alat analisis yang digunakan
a. Metode deskriptif merupakan metode analisis dimana penulis mengumpulkan data
kemudian menyusun dan menganalisanya, sehingga memberikan keterangan yang
lengkap bagi pemecahan masalah.
b. Metode komparatif merupakan metode analisis uraian teoritis mengenai penerapan
zakat pada PD Madani mart, dan sebaliknya untuk sampai kepada kesimpulan.
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/05/jurnal/

Anda mungkin juga menyukai