PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zakat merupakan bagian dari rukun islam yang wajib dijalankan bagi
setiap umat muslim jika di lihat dari manfaatnya, zakat merupakan ibadah yang
menyangkut hubungan antara manusia dengan sesama manusia dan hubungan
manusia dengan Allah SWT. Didalam hubungan antara sesama manusia zakat
memiliki fungsi tolong menolong dimana seseorang yang memiliki kekayaan
dapat menyisihkan sebagian hartanya untuk menolong orang lain yang sedang
membutuhkan dengan ketentuan-ketentuan tertentu. sejumlah harta tertentu yang
diwajibkan Allah diserahkan kepada orang yang berhak menerimanya, disamping
berarti mengeluarkan jumlah tertentu itu sendiri. (Yusuf al Qardhawi, 1998)
Zakat menurut istilah, yaitu memberikan bagian dari harta yang khusus
dengan ketentuan yang khusus, dan sebagianya pada waktu yang khusus kepada
mustahiqnya. Zakat adalah bagian dari harta yang wajib diberikan oleh setiap
muslim yang memenuhi syarat kepada orang-orang tertentu, dengan syarat
tertentu pula harta yang wajib dikeluarkan zakatnya itu adalah emas, perak dan
uang, barang dagangan, binatang ternak, hasil bumi,dan hasil laut serta hasil jasa
seseorang, barang tambang dan barang temuan.
Infaq berasal dari kata nafaqa yang berarti telah lewat, berlalu, habis,
mengeluarkan isi, menghasilkan miliknya atau belanja sedangkan menurut
terminologi syariat infaq beratoi mengeluarkan sebagian dari harta atau
pendapatan atau penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran
islam. infak di keluarkan oleh setiap orang yang beriman, baik yang
berpenghasilan tinggi maupun rendah, apakah ia disaat lapang maupun sempit.
Jika zakat diberiakan kepada mustahiq tertentu maka infaq boleh berikan kepada
siapapin juga, misalnya untuk kedua orang tua, anak yatim, dan sebagainya.
Sadaqah berasal dari kata sadaqah yang berarti benar. Orang yang suka
bersadaqah adalah orang yang benar pengakuan imannya. Menurut terminologi
syariat, pengertian sadaqah sama dengan pengertian infaq termasuk juga hukum
dan ketentuan-ketentuannya. Pengertin lain menyebutkan bahwa sadaqah adalah
pemberian kepada orang lain dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah
SWT dan diberikan kepada orang yang sangat membutuhkan tanpa mengharapkan
imbalan dari pemberian tersebut. Sadaqah tidak terbatas pada pemberian yang
bersifat materi saja, tetapi juga berupa jasa yang bermanfaat bagi orang lain.
Wakaf atau waaf berasal dari bahasa arab waqafa yang berarti menahan
atau berhenti, diam ditempat atau berdiri. Kata waqafa-waqifu-waqafan sama
artinya dengan habasa-yahbisu-tahbisan. Secara sederhana dapat pula dilkatakan
bahwa wakaf menurut bahasa berarti menahan harta, tidak dipakai oleh
pemiliknya, tidak pula diizinkan untuk dipindah kepemilikan.
Tak dapat dipungkiri bahwa zakat sangat berpotensi sebagai sebuah sarana
yang efektif untuk memberdayakan ekonomi umat. Potensi itu bila digali secara
optimal dari seluruh masyarakat Islam dan dikelola dengan baik dengan
manajemen amanah dan profesionalisme tinggi, akan mewujudkan sejumlah dana
yang besar yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi kemiskinan dan
memberdayakan ekonomi umat. (Ritonga, 2014).
Selain itu, kesadaran wajib zakat untuk menunaikan zakat tidak lepas dari
faktor harta kekayaan yang diperolehnya dari bekerja sesuai dengam syariat Islam
karena kewajiban membayar zakat diberikan kepada umat muslim yang telah
memenuhi persyaratan dalam nishab dan haul terhadap kekayaan dan
pendapatannya.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengkaji tentang
peningkatan kesadaran masyarat dalam menunaikan zakat,infak,sadaqah,dan
wakaf di desa bungkolo kecamatan barangka kabupaten muna barat.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1.1 Pengertian Zakat.
Secara bahasa (lughah) zakat berasal dari kata zaka yang berarti suci dan
subur. Menurut terminologi syariat (istilah), zakat adalah kadar harta tertentu yang
diwajibkan Allah SWT untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak
menerimanya, dengan beberapa syarat. Zakat mengandung pengertian tumbuh dan
berkembang karena dengan zakat diharapkan harta seseorang terus tumbuh dan
bertambah, baik dalam bentuk nyata didunia maupun diakhiraat.(Akhmad
Mujahidin, 2013: 67).
َوارْ َكع ُْوا َم َع الرَّا ِك ِعي َْنSَ َو ٰاتُوا ال َّز ٰكوةSََواَقِ ْي ُموا الص َّٰلوة
Artinya: Dan laksanakalah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta
orang yang rukuk.
Menurut pengertian umum infaq adalah shorful mal ilal hajah yang artinya
mengatur atau mengeluarkan harta untuk memenuhi keperluan. Keperluan yaitu
mengeluarkan harta dalam kebaikan yang diridhoi Allah SWT (wawan, 2011),
infak dikeluarkan oleh setiap orang yang beriman baik penghasilan rendah, baik
disaat sempit ataupun lapang.Sedangkan pengertian Infaq menurut etimologi
adalah pemberian harta benda kepada orang lain yang akan habis atau hilang dan
terputus dari pemilikan orang yang memberi. Dengan kata lain, sesuatu yang
beralih ke tangan orang lain akan menjadi milik orang lain. Secara terminologi,
pengertian infaq memiliki beberapa batasan, sebagai berikut : Infaq adalah
mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan, penghasilan untuk suatu
kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam.Infaq berarti mengeluarkan sebagian
harta untuk kepentingan kemanusiaan sesuai dengan ajaran Islam.
Kata infaq adalah kata serapan dari bahasa Arab: al-infâq. Kata al-infâq
adalah mashdar (gerund) dari kata anfaqa–yunfiqu–infâq[an]. Kata anfaqa sendiri
merupakan kata bentukan; asalnya nafaqa–yanfuqu–nafâq[an] yang artinya:
nafada (habis), faniya (hilang/lenyap), berkurang, qalla (sedikit), dzahaba (pergi),
kharaja (keluar). Karena itu, kata al-infâq secara bahasa bisa berarti infâd
(menghabiskan), ifnâ‟ (pelenyapan/pemunahan), taqlîl (pengurangan), idzhâb
(menyingkirkan) atau ikhrâj (pengeluaran). (Zallum, Abdul Qadim, al Amwal fi
Dawlatil Khilafah, Beirut : 1983).
ٰ َم ْن َذا الَّ ِذيْ يُ ْق ِرضُ هّٰللا َ قَرْ ضًا َح َسنًا فَي
ُض ِعفَهٗ لَهٗ َولَهٗ ٓ اَجْ ٌر َك ِر ْي ٌم
Artinya: “Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik,
Maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan Dia
akan memperoleh pahala yang banyak.” (Q.S AlHadid:11)
Jadi, yang dilarang adalah isrâf dan tabdzîr, yaitu infaq dalam kemaksiatan
atau infaq yang haram. Infaq yang diperintahkan adalah infaq yang qawâm, yaitu
infaq pada tempatnya (infaq yang sesuai dengan ketentuan syariah dalam rangka
ketaatan kepada Allah) atau infaq yang halal. Infaq yang demikian terdiri dari
infaq wajib, infaq sunnah dan infaq mubah. Infaq wajib dapat dibagi menjadi
beberapa yaitu yang pertama, infaq atas diri sendiri, keluarga dan orang-orang
yang nafkahnya menjadi tanggungan, yang kedua zakat, yang ketiga infaq di
dalam jihad. Infaq sunnah merupakan infaq dalam rangka hubungan kekerabatan,
membantu teman, memberi makan orang yang lapar, dan semua bentuk sedekah
lainnya. Sedekah adalah semua bentuk infaq dalam rangka atau dengan niat ber-
taqarrub kepada Allah, yakni semata-mata mengharap pahala dari Allah Swt.
Adapun infaq mubah adalah semua infaq halal yang di dalamnya tidak terdapat
maksud mendekatkan diri kepada Allah.(Wahbah Az-Zuhaily, Al-Fiqh Al-Islamy
Wa Adillatuhu, Jilid I, Beirut, 1984).
Infaq secara hukum terbagi menjadi empat macam antara lain sebagai
berikut :
Infaq Mubah yaitu mengeluarkan harta untuk perkara mubah seperti
berdagang, bercocok tanam.
Infaq Wajib yaitu mengeluarkan harta untuk perkara wajib seperti membayar
mahar (maskawin), menafkahi istri, menafkahi istri yang ditalak dan masih
dalam keadaan iddah.
Infaq Haram yaitu mengeluarkan harta dengan tujuan yang diharamkan oleh
Allah yaitu : Infaqnya orang kafir untuk menghalangi syiar Islam,
sebagaimana diatur dalam al Qur‘an Surat al Anfal ayat 36 : “Sesungguhnya
orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi
(orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian
menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam
Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan.”
Infaq Sunnah yaitu mengeluarkan harta dengan niat sadaqah.
Istilah sedekah berasal dari bahasa arab shadaqah. Di dalam Al Munjid kata
shadaqah diartikan yang niatnya mendapatkan pahala dari Allah, bukan sebagai
pengohrmatan. Secara umum dapat diartikan bahwa, sedekah adalah pemberian
dari seorang muslim secara sukarela tanpa dibatasi waktu danjumlah (haul dan
nisbah) sebagai kebaikan dengan mengharap ridho Allah. Selain itu sedekah juga
berarti mendermakan sesuatu kepada orang lain.
Pengertian sedekah sama dengan pengertian infaq, termasuk juga hukum
dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja shadaqoh mempunyai makna yang lebih
luas lagi dibanding infaq. Jika infaq berkaitan dengan materi, sedekah memiliki
arti lebih luas, menyangkut juga hal yang bersifat nonmaterial (Bank Indonesia :
2016). Dalam hadist Rasulullah memberi jawaban kepada orang-orang miskin
yang cemburu terhadap orang kaya yang banyak bersedekah dengan hartanya,
beliau bersabda yang artinya : “Setiap tasbih adalah sedekah, setiap takbir
sedekah, setiap tahmid sedekah, setiap amar ma‟ruf adalah sedekah, nahi munkar
sedekah dan menyalurkan syahwatnya kepada istri sedekah”. (HR. Muslim).
Perbedaan antara infak dan sedekah terletak pada niat dan tujuannya dimana
sedekah itu sudah lebih jelas dan spesifik bahwa harta itu dikeluarkan dalam
rangka ibadah atau mendekatkan diri kepada Allah. Sedangkan infak, ada yang
sifatnya ibadah (mendekatkan diri kepada Allah) dan juga termasuk yang bukan
ibadah, bahkan ada yang di jalan yang haram. (Sarwat, 2011: 33).
Sedekah selain dalam bentuk harta dapat juga berupa sumbangan tenaga
atau pemikiran dan bahkan sekedar senyum. Sedangkan infak tidak bisa dengan
non materi, maka infak tidak boleh dengan senyuman dan pemikiran. (Mawardi,
2007: 120-121. sedekah merupakan sumbangan yang termotivasi secara
sepenuhnya dari keinginan pribadi. Sedekah dapat bermakna infak, zakat dan
kebaikan non materi. Dalam hadits riwayat Muslim, Rasulullah Saw. Menegaskan
bahwa setiap tasbih adalah sedekah, setiap takbir sedekah, setiap tahmid sedekah,
setiap tahlil sedekah, amar ma’ruf sedekah, nahi munkar sedekah dan
menyalurkan syahwatnya pada istri juga sedekah. (Muhammad, 2007: 154).
b) Ikhlas untuk mencari Rida Allah Nabi Saw, bersabda “ Sesungguhnya semua
amal itu tergantung niat, dan setiap orang akan menerima pahala sesuai yang
ia niatkan. “(HR. Bukhari Muslim).
c) Merahasiakan Sedekah Allah SWT berfirman Al-Qur‟an yang artinya sebagai
berikut. “ jika kamu menampakan sedekahmu maka itu adalah baik sekali, dan
jika kamu menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah
akanmenghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu dan
Allahmengetahuinya apa yang kamu kerjakan. “(QS. Al-Baqarah (2):271)
َر ۤا َءSَا ْالفُقSSَا َوتُْؤ تُ ْوهSSَت فَنِ ِع َّما ِه ۚ َي َواِ ْن تُ ْخفُ ْوه ِ َد ٰقSالص
َّ اِ ْن تُ ْب ُدوا
و َنSْ Sُا تَ ْع َملSSي ِّٰاتِ ُك ْم ۗ َوهّٰللا ُ بِ َمS ٌر لَّ ُك ْم ۗ َويُ َكفِّ ُر َع ْن ُك ْم ِّم ْن َسS َو َخ ْيS ُفَه
َخبِ ْي ٌر
d) Tidak memberi dengan maksud memperoleh balasan yang lebih banyak. Allah
SWT Berfirman dalam Al-Qur‟an yang artinya sebagai berikut “Dan
janganlah kamu memberikan (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang
lebih banyak”(QS.AlMuddatstsir(74).
e) Memberi sedekah kepada orang yang lebih dekat dan paling membutuhkan.
Nabi Saw bersabda“ Sedekah yang diberikan kepada orang miskin (bernilai)
satu sedekah, dan apabila sedekah itu diberikan kepada kerabat maka yakni
sedekah dan menyambung kekerabatan. “(HR MUSLIM).
1.3.4 Pahala dan Keutamaan Sedekah
Pahala dan keutamaan dalam bersedekah antara lain:
a) Sedekah adalah pencuci dan pembersih Allah SWT berfirman dalam Al-
Qur‟an yang artinya sebagai berikut. “ Ambilah zakat dari sebagian harta
mereka, dengan zakat itukan membersikan dan menyucikan mereka dan
mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman
jiwa bagi mereka dan Allah maha Mendengar lagi maha mengetahui. (QS. At-
Taubah (9).
b) Sedekah ialah bentuk ketundukan kepada perintah Allah dan Rasulnya, Allah
Swt berfirman dalam Al-Qur‟an yang artinya sebagai berikut : “ katakanlah
kepda hamba-hambaku yang beriman. Hendaklah mereka mendirikan
salat,menafkahi sebagian rezeki yang kami berikan kepada mereka secara
sembunyi ataupun terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada
hari itu tidak ada jual beli dan persahabatan. (QS Ibrahim (14).
1.3.5 Manfaat Sedekah Bagi Pribadi
Manfaat yang akan diperoleh dalam bersedekah antara lain:
a) Mendahulukan apa yang dicintai Allah atas kecintaan pada harta.
b) Sebagai bukti keimanan.
c) Menumbuhkan akhlak yang baik dan amal utama yang saleh.
d) Melemahkan rasa iri, dengki, dan marah.
e) Sebagai obat.
f) Menyifati diri dengan sifat mulia.
g) Menjadi sebab tertolaknya bala dan tertolaknya segala penyakit.
h) Sebagai latihan berkorban dan berderma.
i) Sebagai untuk meraih kecintaan.
j) Sebagai sarana meraih keberuntungan.
Dengan demikian, wakaf adalah menahan harta atau menjadikan harta lebih
bermanfaat bagi kepentingan umum sesuai syari’ah. Wakaf juga dapat diartikan
sebagai pemberian benda yang tahan lama kepada penerima wakaf untuk
kepentingan masyarakat yang hanya dapat diambil manfaatnya
Selain itu, kesadaran wajib zakat untuk menunaikan zakat tidak lepas dari
faktor harta kekayaan yang diperolehnya dari bekerja sesuai dengam syariat Islam
karena kewajiban membayar zakat diberikan kepada umat Muslim yang telah
memenuhi persyaratan dalam nishab dan haul terhadap kekayaan dan
pendapatannya. Setiap orang Islam telah menyadari tentang kewajiban berzakat
dan mengetahui berbagai macam manfaat yang akan diperoleh dengan berzakat,
maka potensi zakat seharusnya dapat tercapai. Kemudian, yang lebih penting lagi
adalah bahwa dana zakat tidak hanya terkumpul secara optimal, namun 8
diharapkan terjadi distribusi yang adil diantara penerima zakat. Sehingga
manfaatnya menjadi lebih terasa. (Mukhlis, 2013).
D. Penelitian Relevan
Penelitian relevan berisi tentang uraian mengenai hasil penelitian terdahulu
tentang persoalan yang dikaji. Ada beberapa penelitian yang berhubungan dengan
tema yang dibahas dalam penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian
ini, diantaranya yaitu:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Tara Aditya Pratama dengan judul Peranan
Baitul Maal Wa Tamwil (Bmt) Assyafi’iyah Terhadap Peningkatan Minat
Masyarakat Dalam Melakukan Zakat, Infaq, Shadaqah, Dan Wakaf (ZISWAF)
persamaan dalam penelitian ini dengan penelitian penulis adalah untuk
mengetahui peranan baitul maal wa tamwil (BMT) Assyafi‘iyah Kota Gajah
dalam peningkatan minat masyarakat dalam melakukan zakat, infaq, shadaqah,
dan wakaf (ZISWAF). Dalam penelitian penulis yaitu bertujuan untuk
mengetahui bagaimana peningkatan kesadaran masyarakat dalam menunaikan
Zakat, Infaq, Sadaqah dan Wakaf Di Desa Bungkolo, Kecamatan Barangka,
Kabupaten Muna Barat.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Friyan Kha Mory dengan judul Pemahaman
Masyarakat Mengenai Perbedaan Antara Zakat, Infak, Sedekah Dan Wakaf
(Ziswaf) (Studi Kasus di Nagari Tanjung Barulak Kecamatan Tanjung Emas)
persamaan dari penelitian ini dengan penelitian penulis adalah untuk
memberikan pemahaman pada masyarakat tentang Zakat, Infak, Sadaqah, dan
Wakaf. Perbedaan dalam penelitian ini adalah penulis bertujuan untuk kembali
meningkatkan rasa kepercayaan masyarakat Desa Bungkolo, Kecamatan
Barangka, Kabupaten Muna Barat, sehingga kembali timbul kepedulian sosial.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Maghfira dengan judul Analisis Strategi
Pendistribusian Dana Zakat, Infak, Dan Sedekah Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Mustahik Pada Bitul Maal Hidayatullah Kabupaten Bulukumba
persamaan dari penelitian ini dengan penelitian penulis untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui dana zakat, infak, sedekah, dan wakaf.
E. Kerangka Berpikir
Sejalan dengan manfaat dari tujuan dan kajian-kajian teori yang sudah
dibahas diatas, maka selanjutnya akan di uraikan kerangka berpikir mengenai
peningkatan kesadaran masyarakat dalam menunaikan zakat, infak, sedekah, dan
wakaf. Adapun kerangka pemikiran yang dapat di susun secara teoritis sebagai
berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Pikir Penelitian
K Kesadaran Masyarakat
Zakat
Infaq
Shadaqah
Wakaf
Rumusan Masalah
Analisis
METODE PENELITIAN