Disusun Oleh:
Moch. Hafido Fahmi (205102020025)
1
KATA PENGANTAR
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................1
KATA PENGANTAR………………………………………….......................... 2
DAFTAR ISI………………………………………………................................. 3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………......... 4
A. Latar Belakang……………………………………………........................4
B. Rumusan Masalah………………………………………….......................5.
C. Tujuan Masalah…………………………………………….......................5
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………..6
BAB III
PENUTUP……………………………………………………………...11
A. Kesimpulan……………………………………………….........................11
B. Saran………………………………………………...................................11
DAFTAR PUSTAKA……………………..………………….............................12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Agama Islam mengajarkan bahwa alam semesta dan seluruh isinya
adalah milik Allah SWT, termasuk yang menjadi hak milik manusia
sendiri. Alam semesta dan seluruh isinya itu diamanahkan Allah SWT
kepada manusia, agar dikelola, dan diambil manfaatnya, serta
diberdayakan bagi kesejahteraan manusia. Manusia merupakan hamba
Allah yang dijadikan untuk khalifah di bumi. Kedudukan manusia sebagai
khalifah Allah pada hakikatnya menunjukkan bahwa manusia itu sebagai
penerima amanat dan tugas untuk kebaikan masyarakat seluruhnya.
Dalam perekonomian syariah, ada tiga sektor yang menciptakan
berbagai instrument dan mekanisme yang bisa menjamin tumbuhnya
ekonomi di satu sisi, dan terciptanya distribusi di sisi yang lain yaitu
sektor riil, sektor keuangan syariah dan sektor ZISWAF (zakat, infaq,
shadaqah dan wakaf). Ketiga sector ini harus dalam keadaan seimbang,
karena keseimbangan sector ini merupakan hal yang sangat fundamental
dalam membangun perekonomian. Pertumbuahan ekonomi sangat
bertumpu kepada sector rill yang didukung oleh sector keungan syariah.
Sedangkan distribusi dan pemerataan sangat bergantung pada kinerja
sector ZISWAF. Untuk itu kinerja ketiga sector ini harus mendapat
perhaitian dari pemerintak, agar growth with equity dapat direalisasikan1
Selain berzakat, Islam juga menganjurkan untuk berwakaf, yaitu
menyerahkan harta milik pribadi kepada pihak lain untuk kepentingan
umum dengan tujuan keridlaan Allah serta dapat di manfaatkan dengan
1
8Irfan Syauqi Beik, Ekonomi Pembangunan Syariah, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2016),
22.
4
ketentuan tidak mengalami perubahan. Wakaf sendiri biasa di sebut
dengan shodaqoh jariyah seperti menyerahkan sebidang tanah untuk
kepentingan masjid, pondok pesantren, musholla, dan sarana pendidikan
Pada harta yang kita miliki di dalamnya terdapat hak orang lain.
Untuk itu Islam menganjurkan dengan sangat agar manusia suka
bersedekah, berqurban, berwakaf, berinfaq, aqiqah, menghormati tamu,
dan menghormati tetangga, serta mengeluarkan hartanya untuk
merealisasikan kemaslahatan umum. Di antara salah satu rukun Islam yang
menjadi tulang punggung agama Islam yaitu mengeluarkan zakat,
mewajibkan seseorang yang mempunyai harta kepada para kaum dhuaf
B Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah
ini sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian Ziswaf?
2. Bagaimana urgensi urgensi Ziswaf dalam membangun peradaban?
C Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian Ziswaf.
2. Untuk mengetahui urgensi Ziswaf dalam membangun peradaban.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
perencanaan, pelaksanaan dan pengoordinasian dalam pengumpulan,
pendistribusian dan pendayagunaan zakat3
Zakat adalah ibadah yang berkaitan dengan harta benda.
Pertumbuhan dan perkembangan harta manusia yang mendatangkan hasil
membawa pengaruh pula terhadap pertumbuhan dan perkembangan zakat.
Seseorang yang memenuhi syarat-syaratnya yaitu seorang muslim yang
mempunyai kekayaan tertentu dan telah sampai syaratsyaratnya seperti
kekayaan itu telah mencapai nisabnya, maka wajib mengeluarkan zakat.4
Salah satu tujuan zakat yang terpenting adalah untuk
mempersempit ketimpangan ekonomi. Zakat menghambat terjadinya
penimbunan kekayaan yang menjadi faktor munculnya kesenjangan sosial
dalam masyarakat, dan sebaliknya zakat mendorong pertumbuhan
investasi dan menggugah etos kerja. Sebagai contoh sistem zakat yang
berjalan dengan bagik dan dilandasi sifat amanah para amilin,
sebagaimana terjadi pada masa Khalifah Umar Bin Abdul Aziz, dalam
waktu yang singkat berhasil mewujudkan kemakmuran dan keadilan sosial
dalam tatanan kehidupan sosial yang Islami sejahtera lahir dan batin.5
Adapun infak secara bahasa berasal dari kata “nafaqo” yang
memiliki arti memberikanharta. Secara terminologi dapat
didefinisikansebagai suatu amal ibadah kepada Allah SWTdan amal sosial
masyarakat serta kemanusiaandalam menyerahkan sebagian harta yang
dimiliki kepada orang lain yang membutuhkan. Menurut secara syariat
infak didefinisikan sebagai mengeluarkan sebagian harta atau penghasilan
untuk kepentingan sosial yang dianjurkan oleh ajaran Islam. disini terdapat
perbedaan dengan zakat, dimana zakat harus jelas nishab dan haulnya
sedangkan dalam infak tidak perlu adanya nishab dan haul, serta tidak
diwajibkan atas setiap muslim sehingga dalam berinfak seseorang dapat
melakukannya kapan saja tanpa ada batasan takaran dan waktu
mengeluarkannya.
3
Undang- Undang No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat
4
Qardhawi Hukum Zakat. (Bandung: Penerbit Mizan, 2006),13
5
Hikmat, K. & Hidayat, PanduanPintar Zakat, (Jakarta: Qultum Media, 2008), 67
7
Menurut terminologi syariat, pengertian shadaqah dan infaq ini
memiliki kesamaan, begitu juga untuk ketentuan dan hukumnya, namun
untuk shadaqah memiliki artian yang lebih luas, menyangkut berbagai hal
yang bersifat nonmateriil, sedangkan infaq terbatas pada pemberian berupa
materi saja6
Sedekah menurut etimologi berasal dari kata Shodaqoh yang dapat
didefinisikan sebagai pemberian seorang muslim kepada orang lain secara
ikhlas dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Dalam
hal ini sedekah memiliki makna yang lebih luas dibandingkan infak dan
zakat karena sedekah tidak hanya dapat dilakukan dengan mengeluarkan
materi berupa harta (maal), tetapi juga dapat berupa ucapan (Kalam)
berbentuk nasehat atau peringatan yang baik serta perbuatan (amal) dalam
bentuk bantuan berupa tenaga dan pikiran bagi yang membutuhkan.7
Bagian terakhir dalam ZISWAF adalah wakaf, secara bahasa
berasal dari kata al habsu dan al man’u yang berarti menahan dan
mencegah. Wakaf dapat diartikan sebagai menahan sesuatu untuk
mendapatkan manfaat dari suatu tersebut. Secara istilah wakaf adalah
menahan harta dan mengalirkan manfaatnya dijalan Allah SWT, dimana
harta tersebut ditahan kepemilikannya namun dapat diambil manfaatnya
untuk kepentingan bersama. Saat ini pemberdayaan wakaf telah
dilaksanakansecara produktif karena disadari akan besarnya potensi dari
wakaf ketika dikelola secara produktif. Hal ini menghapuskan
pemikiranmasyarakat yang dahulu harta wakaf yangberupa tanah dan
bangunan hanya dapat dijadikan masjid ataupun makam.
Pada mulanya shadaqah diartikan sebagai pemberian yang
disunnatkan. Namun, setelah kewajiban zakat dalam Al-Qur’an
disyariatkan, yang demikian pula disebut sebagai shadaqah, maka istilah
shadaqah memiliki dua pengertian, yaitu shadaqah sunat dan shadaqah
6
Didin Hafidhuddin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak, Sedekah (Jakarta: Gema Insani Press,
2008), 15.
7
Beik, I. S.Analisis Peran Zakat dalamMengurangi Kemiskinan: Studi Kasus Dompet Dhuafa
Republika. Jurnal Pemikirandan Gagasan,2009,2: 45-53
8
wajib (zakat).3 Sedangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, shadaqah (sedekah)
adalah harta atau nonharta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan
usaha di luar zakat untuk kemaslahatan umum.8
9
semata-mata dilihat dari sisi pencapaian materi semata, namun juga
ditinjau dari sisi perbaikan salah satunya juga berdampak pada peradaban.
11
Mas'ud & Muhammad. Zakat danKemiskinan Instrumen Pemberdayaan Ekonomi Umat.
(Yogyakarta: UII Press, 2005), 78.
12
Muhyidin. Keajaiban Shodaqoh Menguak Keajaiban Mukjizat Shodaqoh terhadap kekayaandan
kebahagian Anda, (Yogyakarta: Diva Press, 2007), 54.
10
BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan
Zakat Infak, Sedekah dan wakaf merupakan suatu dimensi, dimana
pemanfaatannya telah diatur dengan baik dalam Al-Quran dan Hadist.
Dimana Instrumen ZISWAF disamping membina hubungan antara hamba
dan Allah SWT, juga akan menjembatani kasih sayang antara sesama
manusia yang dapat mewujudkan slogan bahwa umat muslim bersaudara,
saling tolong menolong antara yang kuat dengan yang lemah atau yang
kaya dengan yang miskin dalam tatanan kehidupan.
Melalui pola implementasi alokasi ZISWAFatau strategi
pendistribusian dana ZISWAFyang dapat dialokasikan pada sektor
pendidikan, yang dapat diharapkan dapat membantu dalam menyediakan
akses pendidikan yang layakbagi seluruh masyarakat Indonesia khususnya
bagi kaum dhuafa yang memiliki kendala ekonomi dalam memperoleh
pendidikan yang berkualitas. Dengan adanya pendistribusian dana
ZISWAF secara baik khususnya pada sektor pendidikantentu akan sangat
membantu dalam mengatasi berbagai permasalahan disektor pendidikan
B Saran
Saya menyadari dalam pembuatan makalah ini sangat jauh dari
kesempurnaan, baik dalam penulisan dan kata-kata yang ada dalam
makalah ini. Saya berharap pembaca dapat memahami dan mengerti
semua pembahasan yang di paparkan dalam makalah ini. Selain itu kritik
dan saran sangat diperlukan untuk membangum dalam pembuatan
makalah untuk kedepannya.
11
DAFTAR PUSTAKA
12