Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

OBJEK DAN PENGHITUNGAN ZAKAT


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akutansi Zakat
Dosen Pengampu : Dr. Munir Isadi, S.E.M.Akun

Disusun Oleh : Kelompok 2


Roni Haririn
Moh.Zuhdi
Allu’lu’ul Jannah 211105040001

PROGRAM STUDY MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS KH ACHMAD SIDDIQ JEMBER
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “OBJEK DAN
PERHITUNGAN ZAKAT”. Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Akutansi Zakat yang diampu oleh Bapak Dr. Munir Isadi S.E.,M.Akun., Kami
berharap pembaca dan kita semua dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya
dalam pemahaman objek dan perhitungan zakat.

Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini dan masih


memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Karena itu, kami sangat
mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca untuk melengkapi segala kekurangan
dan kesalahan dari makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, Akhir kata, semoga makalah Akutansi Zakat ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.Aamiin…

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jember, 10 September 2022


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………..
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengertian zakat menurut Hafidzuddin, ditintjau dari segi bahasa, kata zakat
mempunyai beberapa arti, yaitu ‘al-barakatu’(keberkahan), ‘annama’ (pertumbuhan dan
perkembangan), ‘ath-thaharatu’ (kesucian) dan ‘ashshalahu’’(kebersihan). 1 Maksudnya zakat
itu mensucikan orang-orang yang mengeluarkannya dan akan menumbuhkan pahala. 2
Sedangkan secara istilah, meskipun para ulama mengemukakannya dengan redaksi yang agak
berbeda antara satu dengan yang lainnya, akan tetapi pada prinsipnyaa sama, yaitu bahwa
zakat itu adalah mengeluarkan sebagian harta dengan persyaratan tertentu yang Allah SWT
mewajibkan kepada pemiliknya, untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya, dengan
persyratan tertentu pula.3

Zakat merupakan komponen pokok bagi tegaknya pondasi perekonomian umat. Selain
itu zakat termasuk rukun islam yang ketiga dari kelima rukunnya dan wajib dikeluarkan bagi
setiap muslim yang mampu. Zakat adalah suatu tanda yang jelas dan tegas dari kehendak
Tuhan untuk menjamin bahwa tidak seorang pun menderita kekurangan sarana untuk
memenuhi kebutuhan pokoknya akan barang dan jasa.

Perhitungan zakat merupakan hal yang harus diketahui oleh setiap umat Islam
khususnya dalam zakat Maal. Di dalamnya terdapat prinsip yang terkait dengan perhitungan
zakat seperti haul, kadar dan nisab.Perhitungan zakat menjadi sangat penting dalam rangka
memberikan pelayanan konsultasi kepada para muzaki sehingga para muzaki menjadi mudah
menghitung kewajiban zakatnya. Kemudahan itu akan diperoleh dengan cara menghitung
sendiri secara manual atau dengan aplikasi perhitungan zakat yang telah tersedia. Banyaknya
profesi yang berkembang di tengah masyarakat menuntut pengelola zakat memahami bahwa
bagi seluruh harta yang dimiliki oleh seseorang ketika telah terpenuhi nisabnya, maka wajib
mengeluarkan zakat. Adapun harta yang wajib dizakati sebagai berikut uang, emas, perak,
barang tambang, barang temuan, barang dagangan, hasil tanaman, binatang ternak.

1.2 Rumusan Masalah


1

3
a) Apa saja prinsip-prinsip zakat ?
b) Syarat apa saja yang menjadikan harta wajib zakat ?
c) Jenis harta seperti apa yang wajib dizakati ?
d) Bagaimana menghitung kadar zakat dari harta yang wajib dizakati ?

1.3 Tujuan Pembahasan


BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Prinsip Prinsip Zakat

Penentuan dan penghitungan zakat maal dapat menggunakan alat-alat akutansi yang
sudah banyak dikenal secara umum. Sangat diharapkan, melalui sistem penghitungan zakat
dapat memberikan sejumlah keterangan dan informasi yang kredibel tentang cara berhitung,
hasil zakat, dan pembagiannya kepada para muzakki dan mustahik.

Menurut Husein Sahatah (1997), akutansi zakat maal dianggap sebagai salah satu
cabang ilmu akutansi yang dikhususkan untuk menentukan dan menilai aset wajib zakat,
menimbang kadarnya ( volume), dan mendistribusikan hasilnya kepada para mustahik dengan
berdasarkan kepada kaidah-kaidah syariat islam. 4

Beberapa prinsip-prinsip akutansi atau prinsip-prinsip penghitungan yang dapat


diterapkan mengikuti karakteristik wajib zakat dalam konsep fiqih, diantaranya: 5

1. Prinsip tahunan (annual/haul) – kalender qamariyah, nilai aset pada akhir masa haul
2. Prinsip independensi tahun keuangan (independent periodecity concept);
setiap periode produktivitas aset pada satu tahun haul akan terpisah dengan tahun
sebelumnya atau berikutnya.
3. Prinsip standar aset produktif atau potensi produktif; uang tunai (tunai/di bank),
saham, obligasi, persediaan barang yang diniatkan untuk dijual, output aset tetap
produktif, pendapatan sewa barang (rental, kontrakan), piutang bersih, dll
4. Prinsip standar mencapai nishab (nilai surplus)
5. Prinsip laba bersih (net income); pendapatan – pengeluaran = laba bersih
6. Prinsip monetary unit;
Dihitung semua aset (sejenis) yang ada di dalam negeri/luar negeri
7. Prinsip penentuan nilai dengan harga pasar (current value/market value); J
abir bin Zaid: “Nilailah dengan harga yang ada pada saat tiba masa haul dalam zakat
kemudian keluarkanlanlah zakatnya.”
8. Prinsip entitas (entity concept);

5
suatu unit usaha, organisasi atau kelembagaan yang mempunyai tanggung jawab (hak
dan kewajiban) terpisah dari tanggung jawab para pemiliknya dalam menjalankan
usahanya (PT, Firma, CV, Koperasi, dll). { Aktiva = Kewajiban + Ekuitas (modal,
divide, saham) }.

Adapun Prinsip-Prinsip Zakat itu sendiri sebagai berikut :


1. Prinsip keyakinan keagamaan, yaitu bahwa orang yang membayar zakat merupakan
salah satu manifestasi dari keyakinan agamanya.
2. Prinsip pemerataan dan keadilan, merupakan tujuan sosial zakat, yaitu mebagi
kekayaan yang diberikan Allah lebih merata dan adil kepada manusia.
3. Prinsip produktivitas, yaitu menekankan bahwa zakat memang harus dibayar karena
milik tertentu telah menghasilkan produk tertentu setelah lewat jangka waktu tertentu.
4. Prinsip nalar, yaitu sangat rasional bahwa zakat harta yang menghasilkan itu harus
dikeluarkan.
5. Prinsip kebebasan, yaitu bahwa zakat hanya dibayar oleh orang yang bebas atau
merdeka ( hurr)
6. Prinsip etika dan kewajaran, yaitu zakat tidak dipungut secara semena-mena, tapi
melalui aturan yang diisyaratkan.
2.2 Syarat dan Jenis Harta Wajib Zakat

A. Syarat Harta wajib zakat

Ada banyak pendapat mengenai arti dari harta itu sendiri, sebagaimana menurut
sebagian para fuqaha’, harta adalah sesuatu yang diingini oleh tabiat manusia dan boleh
disimpan untuk tempoh yang diperlukan atau sesuatu yang dapat dikuasai, disimpan dan
dimanfaatkan. Muhammad Salam Madkur menungkapkan bahwa harta menurut para ulama
fiqh ialah segala sesuatu yang boleh dikuasai dan disimpan untuk dipergunakan kapan
diperlukan. AlSyarbaini al-Khatib berpendapat, harta adalah sesuatu yang ada nilai dan orang
yang merusakkannya akan diwajibkan membayar ganti rugi. Menurut golongan Hanafi, harta
merupakan benda atau barang yang boleh dikuasai dan kebiasaannya boleh diambil faedah
darinya.6

Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa harta adalah kekayaan
yang dimiliki seseorang berupa barang yang dimiliki oleh orang tersebut, baik meiliki nilai
guna dan manfaat yang tinggi atau tidak sama sekali serta kekayaan tersebut dapat
dikendalikan atau dikuasi oleh orang tersebut.Setiap harta yang dimiliki seseorang akan
memiliki nilai wajib untuk dizakati jika sudah memenuhi syarat harta yang wajib zakat.

Adapun beberapa syarat harta wajib zakat :7

1. Milik penuh
Harta tersebut berada dalam kontrol dan kekuasaan pemilik secara penuh dan
dapat diambil manfaatnya secara penuh pula. Pemilik harta tersebut mempunyai hak
untuk mempergunakan dan mengambil manfaatnya secara utuh. Harta yang
didapatkan melalui jalan yang dibenarkan oleh syarat, artinya bukan didapat dengan
cara yang haram, Seperti hasil merampok.

2. Harta berkembang
Harta tersebut dapat bertambah atau mempunyai potensi untuk berkembang
bila dijadikan modal usaha. Seperti contoh hasil pertanian, perdagangan, ternak, emas,
perak, dan uang. Pengertian berkembang menurut istilah yang lebih familiar adalah
sifat harta tersebut dapat memberikan keuntungan atau pendapatan lain.

7
3. Harta cukup nishab
Harta tersebut telah mencapai jumlah tertentu sesuai ketetapan syara.

4. Lebih dari kebutuhan pokok


Artinya harta yang dipunyai oleh seseorang itu melebihi kebutuhan rutin oleh
diri dan keluarganya untuk hidup secara wajar sebagai manusia. Kebutuhan pokok
adalah kebutuhan minimal yang diperlukan untuk kelestarian hidup. Maksud dari
kebutuhan pokok disini adalah apabila yang bersangkutan atau seseorang tersebut
tidak dapat memenuhi kebutuhannya seperti belanja sehari-hari, rumah, kesehatan dan
lain-lain.

5. Bebas utang
Harta yang dimiliki orang tersebut bersih dari utang baik utang kepada Allah
maupun kepada manusia. Zakat hanya diwajibkan untuk orang yang mampu,
sedangkan orang yang masih mempunyai utang dianggap tidak termasuk dari orang
yang berkecukupan. Orang tersebut masih perlu untuk menyelesaikan utang-utangnya
terlebih dahulu. Orang yang memiliki utang, jumlah utangnya bisa digunakan untuk
mengurangi jumlah harta wajib zakat yang telah sampai pada nisab harta tersebut.
Apabila setelah dikurangi utang harta wajib zakat menjadi tidak sampai nisab, dan
harta tersebut terlepas dari kewajiban membayar zakat.

6. Berlalu satu tahun


Maksudnya adalah bahwa kepemilikan harta tersebut berlalu (mencapai) satu
tahun. Persyaratan ini hanya berlaku bagi ternak, harta simpanan, dan perniagaan.
Dalam menentukan waktu haul dapat dilakukan sebagai berikut :8
1. Didasarkan pada tahun nasional atau tahun masehi, haul dari 1 januari sampai
dengan 31 Desember.
2. Didasarkan pada tahun APBN. Haul dari 1 April sampai dengan 31 Maret.
3. Didasarkan pada tahun Hijriyah, haul dari 1 Muharam sampai 29/30 Dzulhijjah.
4. Didasarkan Tahun Hijriyah, haul dari 1 romadhan sampai dengan 29/30 Sya’ban.

8
Setelah melakukan salah satu pilihan waktu haul maka pencatatan harta mulai
dilakukan berdasarkan waktu tersebut diatas setelah waktu haul terlewati segera bayar
zakatnya.
Apabila dari keenam syarat tersebut hilang atau tidak terpenuhi salah satunya
maka zakat tidaklah wajib atas harta kekayaan tersebut sebab keenam syarat tersebut
adalah satu kesatuan yang bersifat kumulatif dan mutlak.

B. Jenis harta wajib zakat


Negara memiliki kewenangan untuk melantik seseorang atau mendirikan lembaga
dalam mengelola zakat. Pengumpulan zakat dan pendistribusian zakat lansung ditangani oleh
pemerintah sudah sedari dulu pada masa Nabi Muhammad SAW dan pemerintah setelah
masa nabi. Manajemen zakat semacam itu adalah perwujudan dan pelaksanaan firman Allah
SWT sebagaimana diatur dalam surah alTaubah, ayat 9: 103. Dalam banyak dalil baik Al-
Quran maupun sunnah telah ditentukan beberapa jenis harta wajib zakat, seperti zakat emas
dan perak, zakat hewan ternak, zakat perdagangan, zakat hasil pertanian, dan zakat hasil
tambang. Hal ini menyesuaikan dengan karakteristik usaha pada zaman itu yang banyak
bergerak dibidang pertanian,peternakan,dan perdagangan.

Harta yang wajib di zakati adalah sebagai berikut :

1. Kekayaan moneter, industri, perhiasan simpanan, piutang yang diharapkan akan


dibayar, dan harta yang diperoleh (mal mustafad)
2. Barang-barang dagangan, industri, dan yang serupa dengannya.
3. Hasil-hasil pertanian, buah-buahan yang serupa dengannya.
4. Binatang-binantang ternak, unta, sapi, kambing, dan yang serupa dengannya.
5. Gaji dan penghasilan dari kerja lepas ( freelance )
6. Harta karun, barang tambang, dan kekayaan laut

Harta-Harta yang tidak wajib dizakati adalah sebagai berikut :


1) Barang barang yang dikhususkan untuk memperoleh manfaat pribadi hukum
merupakan bagian dari perdagangan seperti kebutuhan pokok manusia terdiri dari
rumah, kendaraan, perabotan rumah, kulkas,mesin cuci, saranan pendidikan dan
kesehatan, dan lain sebagainya.
2) Pokok pokok yang tetap digunakan oleh pedagang, perindustrian.
3) Piutang yang tidak diharapkan tidak dibayar
4) Harta yang diperoleh dari jalan yang haram
5) Harta yang tertahan dan terkait sehingga tidak dapat dicairkan dan digunakan
6) Harta yang diperoleh dari kotoran
7) Harta yang tenggelam dalam utang atau tersisa darinya setelah dikurangi utang tidak
mencapai nishab
8) Barang barang peninggalan dan bersejarah yang tidak diperjualbelikan/di eksploitasi
dan syarat tidak berlebih-lebihan
9) Mahar istri yang ditangguhkan, karena doa adalah piutang yang tertahan
10) Perhiasan yang dipakai dalam batas yang wajar
11) Harta umum yang digunakan untuk kepentingan umum
12) Harta sekolah-sekolah tahfidz, Al-Qur’an, panitia-panitia zakat, institusi-institusi
sosial dan perkumpulan-perkumpulan ilmiah, karena semuanya termasuk pihak-pihak
yang berhak menerima zakat
2.3 Perhitungan Aset Wajib Zakat
Dalam banyak dalil baik Al-Quran maupun sunnah telah ditentukan beberapa jenis harta
wajib zakat, seperti zakat emas dan perak, zakat hewan ternak, zakat perdagangan, zakat hasil
pertanian, dan zakat hasil tambang. Hal ini menyesuaikan dengan karakteristik usaha pada
zaman itu yang banyak bergerak dibidang pertanian,peternakan,dan perdagangan.

1. Emas, Perak dan Uang


Emas dan perak merupakan logam mulia ialah merupakan tambang elok, sering
dijadikan perhiasan dan juga dijadikan mata uang yang berlaku dari waktu ke waktu.
Nishab zakat emas adalah 20 dinar, yakni setara dengan 85 gram, sedangkan nisab
perak minimal 672 gram. 9
2. Zakat Perniagaan
Zakat perniagaan meliputi perdagangan, industri, pariwisata, jasa, perumahan,
pendapatan dan usaha-usaha. Nisab harta perniagaan senilai 85 gram emas atau 200
gram perak.10
3. Zakat hewan ternak
Besaran zakat ini tergantung pada hewan yang akan dizakati.

Besaran zakat hewan ternak kambing 11

Nisab (ekor) Kadar Zakat


40-120 1 ekor kambing betina
121-200 2 ekor kambing betina
201-300 3 ekor kambing betina

Besaran zakat hewan ternak sapi12

Nisab (ekor) Kadar Zakat


30-39 1 Ekor anak sapi betina/jantan, umur 1 tahun
40-59 1 Ekor anak sapi betina/jantan, umur 2 tahun
60-69 2 Ekor anak sapi betina/jantan, umur 1 tahun

10

11

12
70-79 1 Ekor anak sapi betina/jantan, umur
2 tahun dan 1 ekor sapi umur 1 tahun
80-90 2 Ekor sapi betina, umur 2 tahun

4. Zakat barang temuan


Besar zakat barang temuan adalah 20% dan dikeluarkan zakatnya pada saat harta
tersebut diperoleh.

5. Zakat tanaman pertanian


Besaran zakat ini 5% jika dalam pengelolaannya diperlukan biaya pengairan dan 10%
jika tidak memerlukan biaya pengairan. Nisab zakat petanian yaitu senilai 1.350 kg
padi atau 750 kg beras dan dikeluarkan setiap kali panen.

Tahapan-tahapan menetukan dan menghitung aset wajib zakat

1. Menentukan dengan memilih dan memilah aset wajib zakat.


2. Menentukan kategori aset wajib zakat
3. Menentukan dan menghitung total pengeluaran
4. Menghitung sumber aset wajib zakat
5. Mengacu besaran nisab sesuai kategori
6. Membandingkan sumber dengan nisab
7. Mengacu besaran volume persentase zakat sesuai kategori
8. Menghitung jumlah zakat

Anda mungkin juga menyukai