Anda di halaman 1dari 15

ZAKAT

₋ Zakat : aktivitas memberikan harta tertentu yang diwajibkan Allah SWT dalam jumlah
dan perhitungan tertentu untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak. Zakat
adalah sesuatu yang sangat khusus karena memiliki persyaratan dan aturan baku baik
untuk alokasi, sumber, besaran, maupun waktu tertentu yang telah ditetapkan oleh
Syariah.

Hubungan antara zakat, infaq dan shadaqah


₋ Zakat merupakan dimensi yang paling sempit dari infaq dan shadaqah serta mengikat
setiap muslim. Oleh sebab itu, para ahli fiqih menyebutkan zakat sebagai infaq wajib
dan infaq sebagai shadaqah tathawwu’ (shadaqah sunnah).

Jenis-jenis infaq
1) Infaq wajib → Terdiri dari zakat dan nadzar, yang jika hal tersebut tidak dilakukan maka
akan terkena denda atau kafarat.
2) Infaq sunnah → Yang dilakukan seorang muslim untuk mencari ridha Allah yang bisa
dilakukan dengan berbagai cara dan bentuk.
3) Sedekah → Shadaqah berdimensi sangat luas, tidak hanya berdimensi memberikan
sesuatu dalam bentuk harta, tetapi juga dapat berupa berbuat kebajikan, baik untuk
diri sendiri maupun orang lain.

Perbedaan Dan Persamaan Zakat Dengan Pajak


Perbedaan :
1. Zakat merupakan manivestasi ketaatan umat kepada perintah Allah SWT dan
Rasulullah SAW, sedangkan pajak merupakan ketaatan warga negara kepada
pemimpinnya.
2. Zakat ditentukan kadarnya dalam Al-Quran dan Hadist, sedangkan pajak dibentuk
oleh hukum negara.
3. Zakat hanya dikeluarkan oleh kaum muslimin, sedangkan pajak dikeluarkan oleh setia
warga negara tanpa memandang agama dan keyakinannya.
Persamaan :
1. Bersifat wajib mengikat atas harta yang ditentukan dan ada sanksi jika mengabaikan.
2. Disetorkan pada lembaga resmi agar tercapai optimalisasi penggalangan dana
maupun penyalurannya.
3. Memiliki tujuan yang sama untuk membantu penyelesaian masalah ekonomi dan
pengentasan kemiskinan.

Syarat wajib zakat


₋ Syarat wajib zakat, yaitu :
a. Islam
b. Merdeka
c. Memiliki satu nisab dari salah satu jenis harta yang wajib dikenakan zakat dan
cukup haul.

₋ Syarat harta kekayaan yang wajib dizakatkan, yaitu :


a. Halal
b. Milik penuh
c. Berkembang
d. Cukup nisab
e. Cukup haul
f. Bebas dari utang
g. Lebih dari kebutuhan pokok

Jenis Zakat
1. Zakat Jiwa / Zakat Fitrah
₋ Zakat yang diwajibkan kepada setiap muslim setelah matahari terbenam akhir bulan
Ramadhan. Lebih utama jika dibayarkan sebelum shalat idul fitri. Seorang muslim
wajib membayar zakat fitrah untuk dirinya dan orang yang menjadi tanggungjawabnya.
Zakat fitrah tidak mengenal nisab dan dibayar satu sha’ makanan pokok suatu
masyarakat. Satu sha’ adalah 4 mud’ dan 1 mud’ adalah dua genggaman dua tangan
orang dewasa atau kira kira 2,176 kg.
2. Zakat Harta
₋ Zakat yang boleh dibayarkan pada waktu yang tidak tertentu yang mencangkup hasil
kerja yang masing masing memiliki perhitungan sendiri seperti hasil perniagaan,
pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak.
Zakat harta ini biasanya disebut dengan zakat maal.
₋ Objek Zakat Harta :
1) Zakat binatang ternak
2) Zakat Barang Temuan,barang tambang, dan hasil laut
3) Zakat Produksi Hewani
4) Zakat Investasi
5) Zakat atas uang
6) Zakat perusahaan
Penerima Zakat
Terdapat 8 golongan (asnaf) yang berhak menerima zakat, diantaranya :
1) Fakir, yang tidak mempunyai harta atau penghasilan layak dalam memenuhi
kebutuhannya baik untuk diri sendiri maupun yang menjadi tangggungannya.
2) Miskin, yang mempunyai harta atau penghasilan layak dalam memenuhi keperluannya
dan orang yang menjadi tanggungan nya, tapi tidak sepenuhnya tercukupi.
3) Pihak yang mengurus zakat (Amilin), yang memenuhi syarat amil zakat yaitu muslim,
mukalaf, jujur, memahami hukum hukum zakat, memiliki kemampuan melakukan
tugas, dan orang yang merdeka bukan budak.
4) Golongan Mualaf. Mualaf adalah sebutan bagi orang non-muslim yang mempunyai
harapan masuk agama Islam atau orang yang baru masuk Islam. Pada Q.S. At-
Taubah Ayat 60 disebutkan bahwa para mualaf termasuk orang-orang yang berhak
menerima zakat.
5) Orang yang belum merdeka (Riqab), budak yang tidak memiliki harta dan ingin
memerdekakan dirinya. Pada zaman sekarang, yang dimaksud adalah tenaga kerja
yang dianiaya dan diperlakukan tidak manusiawi.
6) Orang yang berutang (Gharimin), yang berhutang untuk kebutuhan hidup dalam
mempertahankan jiwa dan izzahnya.
7) Orang yang berjuang di jalan Allah (Fi Sabilillah), yang berjuang di jalan Allah dalam
bentuk kegiatan dakwah, jihad dan sebagainya.
8) Orang yang melakukan perjalanan (Ibnu Sabil),yang kehabisan biaya di perjalanan
dalam ketaatan kepada Allah serta yang sedang melakukan perjalanan jauh termasuk
pekerja dan pelajar di tanah perantauan.
Orang yang Tidak Boleh Menerima Zakat
1) Orang kaya, yang berkecukupan atau memiliki harta yang mencapai satu nisab.
2) Orang yang kuat, yang mampu berusaha untuk mencukupi kebutuhannya dan jika
penghasilannya tidak mencukupi, baru boleh mengambil zakat.
3) Orang kafir di bawah perlindungan negara Islam kecuali jika diharapkan untuk umat
Islam
4) Bapak ibu atau kakek nenek hingga ke atas atau anak anak hingga ke bawah atau istri
dari orang yang mengeluarkan zakat, karena nafkah mereka di bawah tanggung
jawabnya. Namun, diperbolehkan menyalurkan zakat kepada selain mereka seperti
saudara laki-laki, saudara perempuan, paman dan bibi dengan syarat mereka dalam
keadaan membutuhkan.
Hikmah Zakat
1) Menghindari kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin.
2) Pilar amal jama'ii antara si kaya dengan para mujahid dan da'i yang berjuang dan
berdakwah dalam rangka meninggikan kalimat Allah.
3) Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk.
4) Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang kikir.
5) Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan.
6) Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam
7) Menambah pendapatan negara untuk proyek proyek yang berguna bagi umat.
MATERI: WAKAF
- Wakaf → Perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan
sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka
waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau
kesejahteraan umum menurut syariah.

Sejarah Wakaf
- Praktik wakaf sudah berkembang sebelum datangnya Islam walaupun pada saat itu
belum dikenal dengan istilah wakaf. Dalam catatan sejarah rumah-rumah
kepribadatan yang dibangun oleh pemeluk agama sebelum Islam sudah banyak
berdiri. Masjidil Haram dan Masjid Al-Aqsha sudah berdiri sebelum datangnya nabi
Muhammad dan tidak ada pemiliknya.
- Wakaf yang pertama kali dalam masyarakat Arab pra Islam adalah Al-Ka’bah Al-
Musyarafah yaitu rumah peribadatan pertama yang dibangun oleh Nabi Ibrahim
sebagai tempat untuk berkumpul (Haji). Wakaf ini berkembang sesuai perubahan
masyarakat Arab yang menjadikan Ka’bah sebagai pusat penyembahan berhala dan
berkembang lagi dengan pendekatan diri kepada Allah.
- Wakaf Masa Rasulullah
- Wakaf dikenal sejak masa Rasulullah SAW karena wakaf di syariatkan setelah
Nabi SAW berhijrah ke Madinah, pada tahun kedua Hijriah. Rasulullah SAW
pada tahun ketiga Hijriah pernah mewakafkan tujuh kebun kurma di Madinah;
diantaranya ialah kebun A’raf, Shafiyah, Dalal, Barqah dan kebun lainnya.
- Wakaf masa Umar bin Khattab
- Menurut pendapat sebagian ulama mengatakan bahwa yang pertama kali
melaksanakan wakaf adalah Umar bin Khattab. Kemudian syarat wakaf yang
telah dilakukan oleh Umar bin Khattab disusul oleh Abu Thalhah yang
mewakafkan kebun kesayangannya, yaitu kebun “Biraha”. Selanjutkan disusul
oleh sahabat Nabi SAW lainnya, seperti Abu Bakar yang mewakafkan
sebidang tanahnya di Mekkah yang diperuntukkan kepada anak keturunannya
yang datang ke Mekkah. Utsman menyedekahkan hartanya di Khaibar. Ali bin
Abi Thalib mewakafkan tanahnya yang subur. Mu’adz bin Jabal mewakafkan
rumahnya, yang populer dengan sebutan “Dar al-Anshar” Kemudian
pelaksanaan wakaf disusul oleh Anas bin Malik Abdullah bin Umar, Zubair bin
Awwam dan Aisyah Istri Rasulullah.”
Jenis Wakaf
- Wakaf berdasarkan peruntukannya
- Wakaf ahli → Wakaf yang tujuannya untuk kepentingan serta jaminan sosial bagi
keluarga dan kerabat sendiri yang sudah ditunjukkan sebelumnya.
- Wakaf khairi → merupakan harta yang diserahkan pada nazhir untuk dikelola dan
hasilnya diperuntukkan bagi kepentingan agama dan kemasyarakatan secara
umum
- Wakaf berdasarkan waktu (pemberian)
- Muabbad → wakaf yang diberikan untuk selamanya
- Mu’aqqot → wakaf yang diberikan dan hasilnya boleh dimanfaatkan dalam jangka
waktu tertentu.
- Wakaf berdasarkan jenis harta
- Harta atau benda yang tidak bergerak:
▪ Bisa berupa hak atas tanah, bangunan, tanaman atau benda yang
berhubungan dengan tanah, serta benda dan harta yang tidak bergerak
lainnya.
- Harta atau benda yang bergerak selain uang:
▪ Berupa benda yang bisa berpindah, benda atau harta yang bisa dihabiskan
dan yang tidak bisa dihabiskan, surat keluarga, hak atas kekayaan intelektual,
hak atas benda bergerak lain, benda bergerak karena sifatnya yang bisa
diwakafkan, serta air dan bahan bakar minyak.
- Harta atau benda yang bergerak berupa uang → Wakaf tunai atau cash waqf.
- Wakaf berdasarkan penggunaan harta:
- Ubasyir/dzati → harta wakaf yang dimanfaatkan untuk pelayanan masyarakat dan
bisa secara langsung digunakan seperti sekolah dan rumah sakit.
- Mistitsmary → wakaf yang bertujuan untuk penanaman modal dalam produksi
barang kemudian hasilnya bisa diwakafkan sesuai keinginan pewakaf.

Sasaran dan Tujuan Wakaf


- Semangat keagamaan untuk memperoleh Ridha Allah “dan carilah wasilah (sarana)
untuk menuju kepadanya.” (QS. 5:35).
- Semangat sosial sebagai bukti partisipasi dalam pembangunan masyarakat
- Motivasi keluarga sebagai sarana mewujudkan rasa tanggung jawab kepada keluarga
: “ jika kamu meninggalkan keluargamu dalam keadaan miskin, sehingga mereka
meminta-minta kepada orang lain.” (HR Bukhari Muslim)
- Dorongan kondisional untuk menyatuni orang yang jauh dari keluarga
- Dorongan naluri

Pengelola Wakaf
1. Melakukan pengelolaan dan pemeliharaan barang yang diwakafkan
2. Melaksanakan syarat dari pewakaf., boleh dilanggar jika:
- Adanya maslahat
- Perkara diajukan pada hakim
3. Membela dan mempertahankan kepentingan harta wakaf.
4. Melunasi utang wakaf dengan menggunakan pendapatan atau hasil produksi harta
wakaf tersebut.
5. Menunaikan hak-hak mustahik dari harta wakaf, tanpa menundanya, kecuali terjadi
sesuatu yang mengakibatkan pembagian tersebut tertunda.

Akuntansi Lembaga Wakaf


- Belum ada PSAK yang mengatur
- Bentuk pengelolaannya mirip zakat
- Perbedaannya ada hasil pengembangan

Permasalahan dalam Praktik Perwakafan


- Permasalahan dalam praktik perwakafan biasanya berkaitan dengan pemahaman
masyarakat tentang hukum wakaf maupun pengelolaan dan manajemennya.

Masalah Pemahaman Masyarakat tentang Hukum Wakaf


- Pada umumnya masyarakat belum memahami hukum wakaf dengan baik dan benar,
baik dari segi rukun dan syarat wakaf, maupun maksud disyariatkan wakaf. Selain itu,
masih cukup banyak maayarakat yang memahami bahwa benda yang dapat di
wakafkan hanyalah benda tidak bergerak seperti tanah, bangunan, dan benda-benda
tidak bergerak lainnya. Dengan demikian peruntukannya pun menjadi sangat terbatas,
seperti untuk mesjid, mushalla, rumah yatim piatu, madrasah, sekolah dan sejenisnya.
Sehingga perlu disosialisasikan kepada masyarakat perlunya dikembangkan wakaf
benda bergerak, selain benda tidak bergerak.
- Pewakaf pun kurang mempertimbangkan kemampuan nadzir untuk mengelola harta
wakaf sehingga tujuan wakaf untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan
umat tidak optimal.
- Wakaf merupakan salah satu bentuk filantropi dalam islam, dimana dilaksanakan
dengan memberikan harta untuk pada jalan Allah SWT namun menahan pokoknya
dan memberikan hasilnya. Hal inilah yang membedakan antara wakaf, infak, dan
sedekah.
- Agar pahala wakaf terus mengalir maka wakaf yang dikeluarkan harus memenuhi
rukun dan ketentuan syariah. Agar wakaf tersebut dapat bermanfaat bagi
kemaslahatan umat, maka selain masalah rukun dan ketentuan syariah juga
diperlukan pengelola zakat (nazir) yang amanah serta mampu menjalankan fungsinya
dengan baik.

MATERI: ISU KONTEMPORER


Pasar modal syariah
- Definisi pasar modal sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal (UUPM) adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum
dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.
- Berdasarkan definisi tersebut, terminologi pasar modal syariah dapat diartikan sebagai
kegiatan dalam pasar modal sebagaimana yang diatur dalam UUPM yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah.
- Secara umum kegiatan Pasar Modal Syariah tidak memiliki perbedaan dengan pasar
modal konvensional, namun terdapat beberapa karakteristik khusus Pasar Modal
Syariah yaitu bahwa produk dan mekanisme transaksi tidak bertentangan dengan
prinsip-prinsip syariah.
- Penerapan prinsip syariah di pasar modal tentunya bersumberkan pada Al Quran
sebagai sumber hukum tertinggi dan Hadits Nabi Muhammad SAW.
- Pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah juga mengacu kepada Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal berikut peraturan
pelaksananaannya (Peraturan Bapepam-LK, Peraturan Pemerintah, Peraturan Bursa
dan lain-lain)
- Bapepam-LK selaku regulator pasar modal di Indonesia, memiliki beberapa peraturan
khusus terkait pasar modal syariah, sebagai berikut :
▪ Peraturan Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efeek Syariah
▪ Peraturan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah
▪ Peraturan Nomor IX.A.14 tentang Akad-akad yang digunakan dalam
Penerbitan Efek Syariah
- Instrumen pasar modal syariah dikelompokkan menjadi:
▪ Sekuritas Aset → Instrumen ini meliputi bentuk penyertaan musyarakah yang
mewakili modal tetap dengan hak pengelola, pengawasan manajemen, serta
hak suara dalam pengambilan keputusan.
▪ Sekuritas Utang → Kategori instrumen ini berupa penerbitan surat utang yang
terjadi atas transaksi jual beli atau sumber pendanaan sebuah perusahaan.
▪ Sekuritas Modal → Sedangkan instrumen ini adalah sekuritas atau bukti
kepemilikan modal dalam bentuk saham dari perusahaan emiten terdaftar di
dalam pasar modal syariah.
- Berdasarkan kategori instrumen tersebut, maka jenis efek atau produk dari pasar
modal syariah yang memenuhi kriteria syariah adalah sebagai berikut :
▪ Saham syariah
▪ Sukuk (obligasi syariah)
▪ Reksa Dana Syariah
- Instrumen yang tidak diperbolehkan dalam pasar modal syariah antara lain :
▪ Saham Istimewa → Jenis saham yang tidak diperbolehkan dalam bursa saham
pasar modal syariah, karena memiliki pre determinant revenue atau yang
dinamakan sebagai keuntungan tetap. Dimana ini dinyatakan sebagai salah
satu jenis riba.
▪ Forward contract → Salah satu jenis yang dilarang karena menggunakan jenis
jual beli utang yang pastinya bertentangan dengan hukum syariah sendiri.
▪ Option → Jenis transaksi yang memberikan hak untuk melakukan jaul beli
barang yang pastinya tidak disertai dengan real asset atau underlying assset.
Ini merupakan jenis transaksi yang mengandung unsur penipuan karena
dianggap tidak memiliki bentuk yang nyata.
▪ Margin on trading → Salah satu jenis transaksi lainnya yang dilarang, karena
dimana bunga yang merupakan hasil sisa dari akad atau perjanjian kerja sama
adalah hal yang tidak diperbolehkan dalam syariah.
▪ Transaksi short selling → Jenis dari kegiatan jual beli yang menggunakan
penjualan dari surat berharga yang menjadi jaminan ssebelum waktu akad
dilakukan. Ini merupakan jenis kerja sama yang menggunakan transaksi belum
memiliki bentuk atau penipuan dan bisa tergolong judi dalam syariah dilarang.
Kriteria Efek Syariah
OJK punya kriteria emiten (pihak yang melakukan penawaran) saham syariah yang bisa
masuk dalam daftar efek syariah, berikut kriterianya
- Berdasarkan Kegiatan Usahanya
▪ Emiten yang ingin masuk dalam Daftar Efek Syariah dilarang melakukan
kegiatan usaha yang melanggar prinsip syariah seperti perjudian dan
permainan yang tergolong judi dan perdagangan yang dilarang menurut
syariah.
- Berdasarkan Rasio Keuangan
▪ Selain dilihat berdasarkan kegiatan usaha, sebuah emiten yang syariah juga
harus memenuhi rasio keuangan sesuai syariah.
- Ketentuan Lain
Selain dua hal di atas, ada juga kriteria lainnya yang perlu kamu ketahui yaitu :
▪ Emiten wajib menjalankan dan menandatangani akad sesuai prinsip syariah
atas setiap saham yang mereka terbitkan.
▪ Emiten yang mengeluarkan efek syariah, harus menjamin bahwa usahanya
telah sesuai dengan sistem syariah dan memiliki Dewan Pengawas Syariah
(Syariah Compliance Officer).

Rekomendasi Produk Investasi Syariah


- Reksa Dana Syariah
▪ Reksa dana syariah adalah wadah yang mengumpulkan dana masyarakat,
untuk dikelola oleh Manajer Investasi (MI).
- Efek Beragun Aset (EBA) Syariah
▪ Sekumpulan aset yang dikeluarkan melalui kontrak investasi kolektif EBA
syariah, yang mana portofolionya mencakup tagihan, yang muncul dari surat
berharga komersial, tagihan di kemudaian hari atau jual-beli aset fisik/nyata
oleh lembaga keuangan.
- Exchange Traded Fund (ETF) Syariah
▪ ETF syariah, adalah reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif yang
unitnya diperdagangkan di bursa efek.
- Dana Investasi Real Estate (DIRE) Syariah
▪ Instrumen ini biasa disebut DIRE syariah yang merupakan wadah untuk
mengumpulkan dana masyarakat, lalu diinvestasikan pada real esstate yang
tidak bertentangan prinsip syariah di pasar modal.
- Sukuk
▪ Sukuk adalah efek berbentuk sekuritas aset yang memenuhi prinsip syariah di
pasar modal. Adapun berdasarkan penerbitannya, sukuk terdiri dari Sukuk
Negara dan Sukuk Korporasi
Jenis Efek Syariah
Ada lima jenis efek syariah yang dapat diperdagangkan dalam pasar modal syariah, yaitu :
1) Saham Syariah
▪ Bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang memenuhi kriteria berdasarkan
fatwa dewan syariah nasional dan tidak termasuk saham yang memiliki hak-
hak istimewa.
2) Obligasi Syariah
▪ Surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan
emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emtien untuk
membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil
serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo
3) Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif (KIK) Reksadana Syariah
▪ Suatu ukuran yang menunjukn bagian kepentingan setiap pihak dalam
portofolio investasi suatu KK reksadana syariah.
4) Efek Beragun Aset
▪ Efek yang diebitkan oleh kontrak investasi kolektif EBA syariah yang
portofolionya terdiri atas aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat
berharga komersial, tagihan yang timbul dari surat berharga komersial.
5) Surat Berharga Komersial Syariah
▪ Surat pengakuan atas suatu pembiayaan dalam jangka waktu tertentu yang
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Akuntansi Sukuk
- Sukuk → Efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan
mewakili bagian yang tidak tertentu (tidak terpisahkan atau tidak terbagi) atas :
▪ Aset berwujud tertentu
▪ Manfaat atas aset berwujud tertentu baik yang sudah ada maupun yang akan
ada
▪ Jasa yang sudah ada maupun yang akan ada
▪ Aset proyek tertentu
▪ Kegiatan investasi yang telah ditentukan.
- Berbeda dengan PSAK 110 yang diterbitkan pertama kali pada tahun 2011, PSAK 110
(revisi 2015) memberikan perubahan terkait klasifikasi sukuk pada laporan keuangan
investor. Investasi sukuk kini diklasifikasikan berdasarkan model usaha dan arus
kaskontraktual.
- Pada sisi investor,investasi sukuk diklasifikasikan sebagai diukur pada biaya
perolehan jika :
▪ Investasi tersebut dimiliki dalam suatu model usaha yang bertujuan utama
untuk memperoleh arus kaskontraktual
▪ Persyaratan kontraktual menentukan tanggal tertentu pembayaran pokok
dan/atau hasilnya.
MATERI: AKAD SHARF
Pengertian
• Sharf → transaksi jual beli suatu valuta dengan valuta lain
• Pertukaran atau jual beli ini dapat dilakukan dengan mata uang sejenis
(rupiah – rupiah) maupun yang tidak sejenis (rupiah – dollar)
Skema

Objek akad
• Nilai tukar/kurs mata uang yang nilai sudah diketahui oleh kedua pihak
• Valuta yg diperjualbelikan kedudukannya sudah dikuasai baik oleh pembeli
maupun penjual. Bentuk penguasaan dapat berbentuk:
- Penguasaan material → pembeli langsung menerima dollar yang dibeli,
dan penjual langsung menerima upah rupiah yg dibayarkan.
- Penguasaan hukum → pembayaran bisa menggunakan cek
• Jika mata uang/valuta yang diperjualbelikan itu berasal dari jenis yg sama,
maka jual beli mata uang itu harus dilakukan dalam jumlah yg sama meskipun
model dari mata uang tsb berbeda. Contoh: uang rupiah Rp. 50.000 ditukar
dengan mata uang rupiah lembaran Rp. 5.000 sebanyak 10 lembar
• Tidak boleh ada hak khiyar syarat bagi pembeli. Khiyar maksudnya, si
pembeli ada pilihan untuk melanjutkan atau tidak melanjutkan jual beli mata
uang tersebut.
• Tidak boleh ada tenggang waktu, artinya ketika terjadi pertukaran mata uang
maka transaksinya harus dilakukan/diselesaikan pada saat itu juga dalam
batas waktu 2 x 24 jam.
Perlakuan akuntansi
TRANSAKSI JURNAL
Saat membeli valuta asing Kas (dolar) ***
Kas (rupiah) ***
Saat dijual: Kas (Rp) ***
*jika harga beli valas > harga jual Kerugian* ***
**jika harga beli valas < harga jual Keuntungan** ***
Kas ($) ***
Saat akhir periode pelaporan, aset moneter (piutang & utang) dalam satuan mata
uang asing harus dijabarkan kedalam satuan rupiah menggunakan nilai kurs
tengah Bank Indonesia saat tanggal pelaporan keuangan
Saat akhir periode pelaporan: Kerugian ***
Jika nilai kurs tengah BI < nilai kurs Piutang (valas) ***
tanggal transaksi Utang (valas) ***
Keuntungan ***
Saat akhir periode pelaporan: Piutang (valas) ***
Jika nilai kurs tengah BI > nilai kurs Keuntungan ***
tanggal transaksi Kerugian ***
Utang (valas) ***

MATERI: AKAD WADIAH


Pengertian
• Akad penitipan dari pihak yang memiliki barang/uang kepada pihak yang
menerima titipan dengan catatan kapanpun barang/uang titipan tsb diambil
oleh pemiliknya, si pihak yang menerima titipan (pihak yg dititipi) wajib
menyerahkan kembali uang/barang tersebut
• Dalam hal ini, pihak yg dititipi akan menjadi penjamin pengembalian barang
titipan
• Ada 2 jenis akad wadiah:
- Wadiah amanah → uang/barang yg dititipkan hanya boleh disimpan, tidak
boleh didayagunakan.
- Wadiah yadh dhamanah → uang/barang yg dititipkan boleh dimanfaatkan
oleh si penerima titipan dengan seizin dari pemilik dan menjamin
mengembalikan titipan tsb secara utuh setiap saat si pemilik
menginginkan/mengambil barangnya.
Skema

Objek akad
Objek akad dalam akad wadiah → benda yg dititipkan tersebut jelas dan dpt
diketahui dengan spesifikasinya oleh si pemilik dan penyimpan.
Perlakuan akuntansi
Bagi si pemilik barang
TRANSAKSI JURNAL
Saat menyerahkan barang (menerima Beban wadiah ***
tanda terima penitipan barang) dan Kas ***
membayar biaya penitipan (menerima
tanda terima pembayaran)
Jika beban wadiah belum dibayar Beban wadiah ***
Utang ***
Saat mengambil barang & membayar Utang ***
kekurang biaya penitipan Kas ***
Bagi pihak penyimpan barang
Saat menerima barang (mengeluarkan Kas ***
tanda terima barang) dan penerimaan Pendapatan wadiah ***
pendapatan penitipan (membuat tanda
terima pembayaran)
Jika biaya penitipan belum dibayar Piutang ***
Pendapatan wadiah ***
Saat menyerahkan barang dan menerima Kas ***
pembayaran kekurangan pendapatan Piutang ***
penitipan (mengeluarkan tanda
penyerahan barang)

MATERI: AKAD AL-WAKALAH


Pengertian
• Akad pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak kepada pihak lain dalam hal-hal
yg boleh diwakilkan
• Contoh: mewakilkan dalam pembelian barang, pengiriman uang, pembayaran
utang, penagihan utang, realisasi letter of credit, dsb.
Objek akad
• Objek akadnya → barang/jasa
• Objek yang dikuasakan harus memenuhi kriteria berikut ini:
- Diketahui dengan jelas orang yang mewakili
- Tidak bertentangan dgn syariah islam
- Dapat diwakilkan dalam syariah islam
- Manfaat barang/jasa harus bisa dinilai
- Kontrak dapat dilaksanakan
Skema

Perlakuan akuntansi
Bagi si penerima kuasa (pihak yg mewakilkan
TRANSAKSI JURNAL
Saat menerima imbalan tunai (tidak Kas ***
berkaitan dgn jangka waktu) Pendapatan wakalah ***
Saat membayar beban Beban wakalah ***
Kas ***
Saat terima pendapatan untuk jangka Kas ***
waktu 2 tahun dimuka Pendapatan wakalah ***
diterima di muka
Saat mengakui pendapatan wakalah di Pendapatan wakalah diterima ***
akhir periode dimuka
Pendapatan wakalah ***
Bagi si pemberi kuasa (pihak yg meminta diwakilkan)
Saat membayar komisi/ujr Beban wakalah ***
Kas ***
MATERI: AKAD AL-KAFALAH (Jaminan)
Pengertian
• Suatu akad perjanjian antara seseorang yg memberikan penjaminan (si
penjamin) kepada seorang kreditur yang memberikan utang kepada seorang
debitur.
• Utang debitur akan dilunasi oleh penjamin jika debitur tidak membayar
hutangnya
• Contoh: garansi bank, stand by letter of credit
Objek akad
Objek akad → berupa tanggungan pihak yg berutang baik berupa barang/jasa
Skema

Perlakuan akuntansi
Bagi pihak penjamin
TRANSAKSI JURNAL
Saat menerima imbalan tunai (tidak Kas ***
berkaitan dgn jangka waktu) Pendapatan kafalah ***
Saat membayar beban Beban kafalah ***
Kas ***
Bagi pihak yang meminta jaminan
Saat membayar beban Beban kafalah ***
Kas ***

MATERI: QARDHUL HASAN


Pengertian
• Suatu akan pinjaman tanpa dikenakan biaya (hanya wajib membayar sebesar
pokok utangnya)
• Pinjaman yg sesuai syariah adalah pinjaman yang tidak boleh mendapatkan
pengembalian yg lebih besar dari pinjaman
• Akan tetapi si peminjam boleh memberikan pembayaran lebih kepada
pemberi pinjaman.
Objek akad → uang yang dipinjamkan
Skema
Perlakuan akuntansi
Bagi pemberi pinjaman
TRANSAKSI JURNAL
Saat menerima dana sumbangan dari Kas ***
pihak lain Pendapatan kafalah ***
Untuk penerimaan dana yg berasal dari Dana kebajikan – kas ***
denda dan pendapatan non-halal Dana kebajikan – ***
denda/pendapatan non
halal
Untuk pengeluaran dalam rangka Dana kebajikan – dana ***
pengaloasian dana qardhul hasan kebajikan produktif
Dana kebajikan – kas ***
Untuk penerimaan saat pengembalian Dana kebajikan – kas ***
dari pinjaman untuk qardhul hasan
Dana kebajikan – dana ***
kebajikan produktif
Bagi pihak yang meminjam
Saat menerima uang pinjaman Kas ***
Utang ***
Saat pelunasan Utang ***
Kas ***

MATERI: AKAD AL-HIWALAH


Pengertian
• Akad pengalihan atau pemindahan suatu utang atau piutang dgn tujuan saling
tolong menolong
• Jika yang dialihkan adalah hutang → disebut dengan akad pengalihan
hutang, dari satu pihak yang berutang kepada pihak lain yang akan
menanggung (membayar) hutangnya.
• Jika yang dialihkan adalah piutang → disebut dengan akad pengalihan
piutang, dari suatu pihak yang berpiutang kpd pihak lain yang berkewajiban
utk menagih utangnya.
• Pihak yang menerima pengalihan utang/piutang (muhal’alaih) dapat
memperoleh imbalan atas jasanya
Objek akad → utang dan piutang yang dialihkan
Skema

Anda mungkin juga menyukai