₋ Zakat : aktivitas memberikan harta tertentu yang diwajibkan Allah SWT dalam jumlah
dan perhitungan tertentu untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak. Zakat
adalah sesuatu yang sangat khusus karena memiliki persyaratan dan aturan baku baik
untuk alokasi, sumber, besaran, maupun waktu tertentu yang telah ditetapkan oleh
Syariah.
Jenis-jenis infaq
1) Infaq wajib → Terdiri dari zakat dan nadzar, yang jika hal tersebut tidak dilakukan maka
akan terkena denda atau kafarat.
2) Infaq sunnah → Yang dilakukan seorang muslim untuk mencari ridha Allah yang bisa
dilakukan dengan berbagai cara dan bentuk.
3) Sedekah → Shadaqah berdimensi sangat luas, tidak hanya berdimensi memberikan
sesuatu dalam bentuk harta, tetapi juga dapat berupa berbuat kebajikan, baik untuk
diri sendiri maupun orang lain.
Jenis Zakat
1. Zakat Jiwa / Zakat Fitrah
₋ Zakat yang diwajibkan kepada setiap muslim setelah matahari terbenam akhir bulan
Ramadhan. Lebih utama jika dibayarkan sebelum shalat idul fitri. Seorang muslim
wajib membayar zakat fitrah untuk dirinya dan orang yang menjadi tanggungjawabnya.
Zakat fitrah tidak mengenal nisab dan dibayar satu sha’ makanan pokok suatu
masyarakat. Satu sha’ adalah 4 mud’ dan 1 mud’ adalah dua genggaman dua tangan
orang dewasa atau kira kira 2,176 kg.
2. Zakat Harta
₋ Zakat yang boleh dibayarkan pada waktu yang tidak tertentu yang mencangkup hasil
kerja yang masing masing memiliki perhitungan sendiri seperti hasil perniagaan,
pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak.
Zakat harta ini biasanya disebut dengan zakat maal.
₋ Objek Zakat Harta :
1) Zakat binatang ternak
2) Zakat Barang Temuan,barang tambang, dan hasil laut
3) Zakat Produksi Hewani
4) Zakat Investasi
5) Zakat atas uang
6) Zakat perusahaan
Penerima Zakat
Terdapat 8 golongan (asnaf) yang berhak menerima zakat, diantaranya :
1) Fakir, yang tidak mempunyai harta atau penghasilan layak dalam memenuhi
kebutuhannya baik untuk diri sendiri maupun yang menjadi tangggungannya.
2) Miskin, yang mempunyai harta atau penghasilan layak dalam memenuhi keperluannya
dan orang yang menjadi tanggungan nya, tapi tidak sepenuhnya tercukupi.
3) Pihak yang mengurus zakat (Amilin), yang memenuhi syarat amil zakat yaitu muslim,
mukalaf, jujur, memahami hukum hukum zakat, memiliki kemampuan melakukan
tugas, dan orang yang merdeka bukan budak.
4) Golongan Mualaf. Mualaf adalah sebutan bagi orang non-muslim yang mempunyai
harapan masuk agama Islam atau orang yang baru masuk Islam. Pada Q.S. At-
Taubah Ayat 60 disebutkan bahwa para mualaf termasuk orang-orang yang berhak
menerima zakat.
5) Orang yang belum merdeka (Riqab), budak yang tidak memiliki harta dan ingin
memerdekakan dirinya. Pada zaman sekarang, yang dimaksud adalah tenaga kerja
yang dianiaya dan diperlakukan tidak manusiawi.
6) Orang yang berutang (Gharimin), yang berhutang untuk kebutuhan hidup dalam
mempertahankan jiwa dan izzahnya.
7) Orang yang berjuang di jalan Allah (Fi Sabilillah), yang berjuang di jalan Allah dalam
bentuk kegiatan dakwah, jihad dan sebagainya.
8) Orang yang melakukan perjalanan (Ibnu Sabil),yang kehabisan biaya di perjalanan
dalam ketaatan kepada Allah serta yang sedang melakukan perjalanan jauh termasuk
pekerja dan pelajar di tanah perantauan.
Orang yang Tidak Boleh Menerima Zakat
1) Orang kaya, yang berkecukupan atau memiliki harta yang mencapai satu nisab.
2) Orang yang kuat, yang mampu berusaha untuk mencukupi kebutuhannya dan jika
penghasilannya tidak mencukupi, baru boleh mengambil zakat.
3) Orang kafir di bawah perlindungan negara Islam kecuali jika diharapkan untuk umat
Islam
4) Bapak ibu atau kakek nenek hingga ke atas atau anak anak hingga ke bawah atau istri
dari orang yang mengeluarkan zakat, karena nafkah mereka di bawah tanggung
jawabnya. Namun, diperbolehkan menyalurkan zakat kepada selain mereka seperti
saudara laki-laki, saudara perempuan, paman dan bibi dengan syarat mereka dalam
keadaan membutuhkan.
Hikmah Zakat
1) Menghindari kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin.
2) Pilar amal jama'ii antara si kaya dengan para mujahid dan da'i yang berjuang dan
berdakwah dalam rangka meninggikan kalimat Allah.
3) Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk.
4) Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang kikir.
5) Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan.
6) Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam
7) Menambah pendapatan negara untuk proyek proyek yang berguna bagi umat.
MATERI: WAKAF
- Wakaf → Perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan
sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka
waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau
kesejahteraan umum menurut syariah.
Sejarah Wakaf
- Praktik wakaf sudah berkembang sebelum datangnya Islam walaupun pada saat itu
belum dikenal dengan istilah wakaf. Dalam catatan sejarah rumah-rumah
kepribadatan yang dibangun oleh pemeluk agama sebelum Islam sudah banyak
berdiri. Masjidil Haram dan Masjid Al-Aqsha sudah berdiri sebelum datangnya nabi
Muhammad dan tidak ada pemiliknya.
- Wakaf yang pertama kali dalam masyarakat Arab pra Islam adalah Al-Ka’bah Al-
Musyarafah yaitu rumah peribadatan pertama yang dibangun oleh Nabi Ibrahim
sebagai tempat untuk berkumpul (Haji). Wakaf ini berkembang sesuai perubahan
masyarakat Arab yang menjadikan Ka’bah sebagai pusat penyembahan berhala dan
berkembang lagi dengan pendekatan diri kepada Allah.
- Wakaf Masa Rasulullah
- Wakaf dikenal sejak masa Rasulullah SAW karena wakaf di syariatkan setelah
Nabi SAW berhijrah ke Madinah, pada tahun kedua Hijriah. Rasulullah SAW
pada tahun ketiga Hijriah pernah mewakafkan tujuh kebun kurma di Madinah;
diantaranya ialah kebun A’raf, Shafiyah, Dalal, Barqah dan kebun lainnya.
- Wakaf masa Umar bin Khattab
- Menurut pendapat sebagian ulama mengatakan bahwa yang pertama kali
melaksanakan wakaf adalah Umar bin Khattab. Kemudian syarat wakaf yang
telah dilakukan oleh Umar bin Khattab disusul oleh Abu Thalhah yang
mewakafkan kebun kesayangannya, yaitu kebun “Biraha”. Selanjutkan disusul
oleh sahabat Nabi SAW lainnya, seperti Abu Bakar yang mewakafkan
sebidang tanahnya di Mekkah yang diperuntukkan kepada anak keturunannya
yang datang ke Mekkah. Utsman menyedekahkan hartanya di Khaibar. Ali bin
Abi Thalib mewakafkan tanahnya yang subur. Mu’adz bin Jabal mewakafkan
rumahnya, yang populer dengan sebutan “Dar al-Anshar” Kemudian
pelaksanaan wakaf disusul oleh Anas bin Malik Abdullah bin Umar, Zubair bin
Awwam dan Aisyah Istri Rasulullah.”
Jenis Wakaf
- Wakaf berdasarkan peruntukannya
- Wakaf ahli → Wakaf yang tujuannya untuk kepentingan serta jaminan sosial bagi
keluarga dan kerabat sendiri yang sudah ditunjukkan sebelumnya.
- Wakaf khairi → merupakan harta yang diserahkan pada nazhir untuk dikelola dan
hasilnya diperuntukkan bagi kepentingan agama dan kemasyarakatan secara
umum
- Wakaf berdasarkan waktu (pemberian)
- Muabbad → wakaf yang diberikan untuk selamanya
- Mu’aqqot → wakaf yang diberikan dan hasilnya boleh dimanfaatkan dalam jangka
waktu tertentu.
- Wakaf berdasarkan jenis harta
- Harta atau benda yang tidak bergerak:
▪ Bisa berupa hak atas tanah, bangunan, tanaman atau benda yang
berhubungan dengan tanah, serta benda dan harta yang tidak bergerak
lainnya.
- Harta atau benda yang bergerak selain uang:
▪ Berupa benda yang bisa berpindah, benda atau harta yang bisa dihabiskan
dan yang tidak bisa dihabiskan, surat keluarga, hak atas kekayaan intelektual,
hak atas benda bergerak lain, benda bergerak karena sifatnya yang bisa
diwakafkan, serta air dan bahan bakar minyak.
- Harta atau benda yang bergerak berupa uang → Wakaf tunai atau cash waqf.
- Wakaf berdasarkan penggunaan harta:
- Ubasyir/dzati → harta wakaf yang dimanfaatkan untuk pelayanan masyarakat dan
bisa secara langsung digunakan seperti sekolah dan rumah sakit.
- Mistitsmary → wakaf yang bertujuan untuk penanaman modal dalam produksi
barang kemudian hasilnya bisa diwakafkan sesuai keinginan pewakaf.
Pengelola Wakaf
1. Melakukan pengelolaan dan pemeliharaan barang yang diwakafkan
2. Melaksanakan syarat dari pewakaf., boleh dilanggar jika:
- Adanya maslahat
- Perkara diajukan pada hakim
3. Membela dan mempertahankan kepentingan harta wakaf.
4. Melunasi utang wakaf dengan menggunakan pendapatan atau hasil produksi harta
wakaf tersebut.
5. Menunaikan hak-hak mustahik dari harta wakaf, tanpa menundanya, kecuali terjadi
sesuatu yang mengakibatkan pembagian tersebut tertunda.
Akuntansi Sukuk
- Sukuk → Efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan
mewakili bagian yang tidak tertentu (tidak terpisahkan atau tidak terbagi) atas :
▪ Aset berwujud tertentu
▪ Manfaat atas aset berwujud tertentu baik yang sudah ada maupun yang akan
ada
▪ Jasa yang sudah ada maupun yang akan ada
▪ Aset proyek tertentu
▪ Kegiatan investasi yang telah ditentukan.
- Berbeda dengan PSAK 110 yang diterbitkan pertama kali pada tahun 2011, PSAK 110
(revisi 2015) memberikan perubahan terkait klasifikasi sukuk pada laporan keuangan
investor. Investasi sukuk kini diklasifikasikan berdasarkan model usaha dan arus
kaskontraktual.
- Pada sisi investor,investasi sukuk diklasifikasikan sebagai diukur pada biaya
perolehan jika :
▪ Investasi tersebut dimiliki dalam suatu model usaha yang bertujuan utama
untuk memperoleh arus kaskontraktual
▪ Persyaratan kontraktual menentukan tanggal tertentu pembayaran pokok
dan/atau hasilnya.
MATERI: AKAD SHARF
Pengertian
• Sharf → transaksi jual beli suatu valuta dengan valuta lain
• Pertukaran atau jual beli ini dapat dilakukan dengan mata uang sejenis
(rupiah – rupiah) maupun yang tidak sejenis (rupiah – dollar)
Skema
Objek akad
• Nilai tukar/kurs mata uang yang nilai sudah diketahui oleh kedua pihak
• Valuta yg diperjualbelikan kedudukannya sudah dikuasai baik oleh pembeli
maupun penjual. Bentuk penguasaan dapat berbentuk:
- Penguasaan material → pembeli langsung menerima dollar yang dibeli,
dan penjual langsung menerima upah rupiah yg dibayarkan.
- Penguasaan hukum → pembayaran bisa menggunakan cek
• Jika mata uang/valuta yang diperjualbelikan itu berasal dari jenis yg sama,
maka jual beli mata uang itu harus dilakukan dalam jumlah yg sama meskipun
model dari mata uang tsb berbeda. Contoh: uang rupiah Rp. 50.000 ditukar
dengan mata uang rupiah lembaran Rp. 5.000 sebanyak 10 lembar
• Tidak boleh ada hak khiyar syarat bagi pembeli. Khiyar maksudnya, si
pembeli ada pilihan untuk melanjutkan atau tidak melanjutkan jual beli mata
uang tersebut.
• Tidak boleh ada tenggang waktu, artinya ketika terjadi pertukaran mata uang
maka transaksinya harus dilakukan/diselesaikan pada saat itu juga dalam
batas waktu 2 x 24 jam.
Perlakuan akuntansi
TRANSAKSI JURNAL
Saat membeli valuta asing Kas (dolar) ***
Kas (rupiah) ***
Saat dijual: Kas (Rp) ***
*jika harga beli valas > harga jual Kerugian* ***
**jika harga beli valas < harga jual Keuntungan** ***
Kas ($) ***
Saat akhir periode pelaporan, aset moneter (piutang & utang) dalam satuan mata
uang asing harus dijabarkan kedalam satuan rupiah menggunakan nilai kurs
tengah Bank Indonesia saat tanggal pelaporan keuangan
Saat akhir periode pelaporan: Kerugian ***
Jika nilai kurs tengah BI < nilai kurs Piutang (valas) ***
tanggal transaksi Utang (valas) ***
Keuntungan ***
Saat akhir periode pelaporan: Piutang (valas) ***
Jika nilai kurs tengah BI > nilai kurs Keuntungan ***
tanggal transaksi Kerugian ***
Utang (valas) ***
Objek akad
Objek akad dalam akad wadiah → benda yg dititipkan tersebut jelas dan dpt
diketahui dengan spesifikasinya oleh si pemilik dan penyimpan.
Perlakuan akuntansi
Bagi si pemilik barang
TRANSAKSI JURNAL
Saat menyerahkan barang (menerima Beban wadiah ***
tanda terima penitipan barang) dan Kas ***
membayar biaya penitipan (menerima
tanda terima pembayaran)
Jika beban wadiah belum dibayar Beban wadiah ***
Utang ***
Saat mengambil barang & membayar Utang ***
kekurang biaya penitipan Kas ***
Bagi pihak penyimpan barang
Saat menerima barang (mengeluarkan Kas ***
tanda terima barang) dan penerimaan Pendapatan wadiah ***
pendapatan penitipan (membuat tanda
terima pembayaran)
Jika biaya penitipan belum dibayar Piutang ***
Pendapatan wadiah ***
Saat menyerahkan barang dan menerima Kas ***
pembayaran kekurangan pendapatan Piutang ***
penitipan (mengeluarkan tanda
penyerahan barang)
Perlakuan akuntansi
Bagi si penerima kuasa (pihak yg mewakilkan
TRANSAKSI JURNAL
Saat menerima imbalan tunai (tidak Kas ***
berkaitan dgn jangka waktu) Pendapatan wakalah ***
Saat membayar beban Beban wakalah ***
Kas ***
Saat terima pendapatan untuk jangka Kas ***
waktu 2 tahun dimuka Pendapatan wakalah ***
diterima di muka
Saat mengakui pendapatan wakalah di Pendapatan wakalah diterima ***
akhir periode dimuka
Pendapatan wakalah ***
Bagi si pemberi kuasa (pihak yg meminta diwakilkan)
Saat membayar komisi/ujr Beban wakalah ***
Kas ***
MATERI: AKAD AL-KAFALAH (Jaminan)
Pengertian
• Suatu akad perjanjian antara seseorang yg memberikan penjaminan (si
penjamin) kepada seorang kreditur yang memberikan utang kepada seorang
debitur.
• Utang debitur akan dilunasi oleh penjamin jika debitur tidak membayar
hutangnya
• Contoh: garansi bank, stand by letter of credit
Objek akad
Objek akad → berupa tanggungan pihak yg berutang baik berupa barang/jasa
Skema
Perlakuan akuntansi
Bagi pihak penjamin
TRANSAKSI JURNAL
Saat menerima imbalan tunai (tidak Kas ***
berkaitan dgn jangka waktu) Pendapatan kafalah ***
Saat membayar beban Beban kafalah ***
Kas ***
Bagi pihak yang meminta jaminan
Saat membayar beban Beban kafalah ***
Kas ***