Anda di halaman 1dari 4

ZAKAT

Disusun oleh:
Dhimas Nabiel A.A. / 10
Muhammad Rizky S. / 18
Rizky Dafa Istiarji / 22
Zakat berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk dari kata zaka yang
berarti “suci”, “baik”, “berkah”, “tumbuh”, dan “berkembang”. Menurut syara’
zakat merupakan nama bagi sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat
tertentu yang diwajibkan oleh Allah untuk dikeluarkan dan diberikan kepada
yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula.
Pengertian zakat, baik dari segi bahasa maupun istilah tampak berkaitan
sangat erat, yaitu bahwa setiap harta yang sudah dikeluarkan zakatnya akan
menjadi suci, bersih, baik, berkah, tumbuh, dan berkembang, sebagaimana
dipaparkan dalam QS. At-taubah: 103 dan arRum: 39.
Secara garis besar zakat dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Zakat Maal
Zakat yang dikenakan atas harta (maal) yang dimiliki oleh individu atau
lembaga dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan
secara hukum (syara).
2. Zakat fitrah atau zakat jiwa
Yaitu setiap jiwa atau orang yang beragama Islam harus memberikan harta
yang berupa makanan pokok kepada orang yang berhak menerimanya, dan
dikeluarkan pada bulan Ramadhan sampai dengan sebelum shalat Idul Fitri
pada bulan Syawal.
Tujuan utama disyariatkan nya zakat adalah untuk membersihkan dan
mensucikan, baik membersihkan dan mensucikan harta kekayaan maupun
pemiliknya sebagaimana telah dijelaskan dalam QS. At-taubah: 103:
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
mebersihkan dan mensucikan mereka.
Adapun dampak zakat pada kehidupan pribadi yang mengeluarkan zakat
adalah:
a. Dapat mensucikan jiwa dari sifat kikir.
b. Mendidik berinfak dan suka memberi.
c. Manifestasi syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah.
d. Mengobati hati dan cinta dunia.
e. Mengembangkan kekayaan batin.
f. Menarik rasa simpati dan cinta pada sesama.

2
Sedangkan dampak bagi si penerima zakat adalah:
a. Membebaskan atau meringankan si penerima dari kebutuhan -
kebutuhannya.
b. Menghilangkan sifat dengki dan benci kepada pemilik harta.

Orang yang berhak menerima Zakat disebut mustahiq, berjumlah delapan


asnaf atau golongan, seperti dijelaskan dalam firman Allah SWT :

Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,


orangorang miskin, pengurus pengurus zakat, para mu'allaf yang
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah
Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. At-Taubah:60)

Berdasarkan firman Allah di atas ada delapan golongan yang berhak


menerima zakat adalah:
a. Fakir adalah orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai
harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya.
b. Miskin adalah orang yang mempunyai pekerjaan tetapi hasil yang
diperoleh tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
c. Amil (panitia zakat) adalah orang yang diberi tugas untuk
mengumpulkan dan membagikan zakat.
d. Muallaf adalah orang yang baru masuk Islam yang imannya masih
lemah.
e. Riqab (hamba sahaya) adalah hamba sahaya yang dijanjikan oleh
tuannya untuk dimerdekakan dengan tebusan atau bayaran.
f. Gharim (orang berhutang) adalah orang yang berhutang karena untuk
kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya.
g. Sabilillah (pada jalan Allah) adalah orang yang berjuang atau usaha

3
menegakkan agama Allah. Misalnya mendirikan
masjid,madrasah/sekolah, penyebar agama Islam.
h. Ibnu Sabil (Musafir) adalah orang yang sedang dalam perjalanan yang
bukan maksiat mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya karena
kehabisan bekal

Adapun ketentuan penghitungan zakat yang harus dikeluarkan untuk masing


masing jenis harta sebagai berikut:
Tabel Perhitungan Zakat

Anda mungkin juga menyukai