Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH ZAKAT

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Nayla Azzahra Ramadhani Sindapati
Kelas : VIII.2

Guru Pembimbing : Mat Padlin, S.Pd.I

SMP NEGERI 5 PRABUMULIH


TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
serta kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan yang kami harapkan.
Makalah yang berjudul “ZAKAT “ penyusunan ini dibuat dengan tujuan melengkapi nilai tugas dalam
pelajaran agama islam pada tahun pelajaran 2022/2023.

Kami berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.Kami
menyadari bahwa penulisan ataupun pembahasan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi kami apabila mendapatkan kritikan dan saran
yang membangun sehingga selanjutnya akan lebih baik dan sempurna.

Prabumulih, Maret 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Zakat berasal dari bahasa Arab, yang merupakan
bentuk dari kata zaka yang berarti “suci”, “baik”,
“berkah”, “tumbuh”, dan “berkembang”. Menurut
syara’ zakat merupakan nama bagi sejumlah harta
tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang
diwajibkan oleh Allah untuk dikeluarkan dan diberikan
kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan
tertentu pula.

B.Pengertian Zakat
Pengertian zakat, baik dari segi bahasa maupun istilah
tampak berkaitan sangat erat, yaitu bahwa setiap harta
yang sudah dikeluarkan zakatnya akan menjadi suci,
bersih, baik, berkah, tumbuh, dan berkembang,
sebagaimana dipaparkan dalam QS. At-taubah: 103 dan
arRum: 39.
C.Macam-Macam Zakat
Secara garis besar zakat dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Zakat Maal Zakat yang dikenakan atas harta (maal) yang
dimiliki oleh individu atau lembaga dengan syarat-syarat dan
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan secara hukum (syara).
2. Zakat fitrah atau zakat jiwa Yaitu setiap jiwa atau orang yang
beragama Islam harus memberikan harta yang berupa makanan pokok
kepada orang yang berhak menerimanya, dan dikeluarkan pada bulan
Ramadhan sampai dengan sebelum shalat Idul Fitri pada bulan
Syawal. Tujuan utama disyariatkan nya zakat adalah untuk
membersihkan dan mensucikan, baik membersihkan dan mensucikan
harta kekayaan maupun pemiliknya sebagaimana telah dijelaskan
dalam QS. At-taubah: 103: Ambillah zakat dari sebagian harta
mereka, dengan zakat itu kamu mebersihkan dan mensucikan mereka

Adapun dampak zakat pada kehidupan pribadi yang mengeluarkan


zakat adalah:
a. Dapat mensucikan jiwa dari sifat kikir.
b. Mendidik berinfak dan suka memberi.
c. Manifestasi syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah.
d. Mengobati hati dan cinta dunia.
e. Mengembangkan kekayaan batin.
f. Menarik rasa simpati dan cinta pada sesama.
3 Sedangkan dampak bagi si penerima zakat adalah:
a. Membebaskan atau meringankan si penerima dari kebutuhan –
kebutuhannya.
b. Menghilangkan sifat dengki dan benci kepada pemilik harta. Orang
yang berhak menerima Zakat disebut mustahiq, berjumlah delapan
asnaf atau golongan, seperti dijelaskan dalam firman Allah SWT :
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orangorang miskin, pengurus pengurus zakat, para mu'allaf yang
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah
Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
(QS. At-Taubah:60) Berdasarkan firman Allah di atas ada delapan
golongan yang berhak menerima zakat adalah:
a. Fakir adalah orang yang amat sengsara hidupnya, tidak
mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya.
b. .Miskin adalah orang yang mempunyai pekerjaan tetapi hasil yang
diperoleh tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
c. Amil (panitia zakat) adalah orang yang diberi tugas untuk
mengumpulkan dan membagikan zakat.
d. Muallaf adalah orang yang baru masuk Islam yang imannya masih
lemah.
e. Riqab (hamba sahaya) adalah hamba sahaya yang dijanjikan oleh
tuannya untuk dimerdekakan dengan tebusan atau bayaran.
f. Gharim (orang berhutang) adalah orang yang berhutang karena
untuk kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup
membayarnya.
g. Sabilillah (pada jalan Allah) adalah orang yang berjuang atau
usaha menegakkan agama Allah. Misalnya: mendirikan
masjid,madrasah/sekolah, penyebar agama Islam.
h. Ibnu Sabil (Musafir) adalah orang yang sedang dalam perjalanan
yang bukan maksiat mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya
karena kehabisan bekal ( Syarafuddin. dkk. 2012)
D.Pembahasan tentang zakat
Zakat yang merupakan salah satu dari 5 rukun islam, memiliki
kedudukan tinggi. Allah berfirman dalam Surah al-Baqarah: 43,
“Dirikanlah salat dan bayarkanlah zakat”. Terdapat berbagai macam
zakat, di antaranya zakat fitrah dan zakat mal.

zakat berasal dari bentuk kata “zaka” yang berarti suci, baik,


berkah, tumbuh, dan berkembang. Dinamakan zakat, karena di
dalamnya terkandung harapan untuk memperoleh berkah,
membersihkan jiwa dan memupuknya dengan berbagai kebaikan
(Fikih Sunnah, Sayyid Sabiq: 5).

Zakat adalah bagian tertentu dari harta yang wajib dikeluarkan


oleh setiap muslim apabila telah mencapai syarat yang ditetapkan.
Sebagai salah satu rukun Islam, Zakat ditunaikan untuk diberikan
kepada golongan yang berhak menerimanya (asnaf).

Dalam Al-Quran disebutkan, “Ambillah zakat dari sebagian


harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan
mereka” (QS. at-Taubah [9]: 103).

Dalil ini diperkuat dengan riwayat bahwa Rasulullah Saw.


bersabda, “Allah Swt. mewajibkan zakat pada harta orang-orang
kaya dari kaum muslimin sejumlah yang dapat memberikan jaminan
kepada orangorang miskin di kalangan mereka. Fakir miskin tidak
akan menderita kelaparan dan kesulitan sandang pangan melainkan
disebabkan perbuatan golongan orang kaya. Ingatlah bahwa Allah
akan mengadili mereka secara tegas dan menyiksa mereka dengan
azab yang pedih akibat perbuatannya itu.” (H.R. Thabrani).

Menurut istilah dalam kitab al-Hâwî, al-Mawardi


mendefinisikan zakat dengan nama pengambilan tertentu dari harta
tertentu, menurut sifat-sifat tertentu dan untuk diberikan kepada
golongan tertentu. Orang yang menunaikan zakat disebut Muzaki.
Sedangkan orang yang menerima zakat disebut Mustahik.
Sementara menurut Peraturan Menteri Agama No 52 Tahun 2014,
Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau
badan usaha yang dimiliki oleh orang Islam untuk diberikan kepada
yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam.

Zakat dikeluarkan dari harta yang dimiliki. Akan tetapi, tidak semua
harta terkena kewajiban zakat. Syarat dikenakannya zakat atas harta di
antaranya:

1) harta tersebut merupakan barang halal dan diperoleh dengan cara


yang halal;

2) harta tersebut dimiliki penuh oleh pemiliknya;

3) harta tersebut merupakan harta yang dapat berkembang;

4) harta tersebut mencapai nishab sesuai jenis hartanya;

5) harta tersebut melewati haul; dan

6) pemilik harta tidak memiliki hutang jangka pendek yang harus


dilunasi.
BAB
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil setelah
pembahasan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. zakat merupakan kewajiban yang diperintahkan yang
maha kuasa terhadap umat manusia dan muslim pada khususnya
untuk melaksanakan syariahnya. Siapapun yang bertransaksi
dengan cara syariah, harus dapat diasumsikan bahwa tujuannya
adalah dalam rangka mematuhi perintah-Nya Yang Maha
Kuasa. Tentu saja berbeda dengan tujuan yang biasanya ingin
dicapai akuntansi konvensional, yang biasanya hanya sarat
dengan nilai-nilai keduniawian, tetapi kering dari nilainilai
ukhrowi.
2. Dalam kasus bmt l-risma perhitungan zakat dengan
menjumlahkan seluruh pendapatan kotor anggota dan
mengalikannya dengan tariff zakat sebesar 2,5 %. Sebagai
salaha satu syarat agar zakat dapat mengurangi pajak, maka
pembayaran zakat harus dilakukan di lembaga amil zakat resmi
dari pemerintah, sebagai mana yang telah di jelaskan pnulis di
atas kesimpulan dari peneliti yang dilakukan, zakat Baitul Maal
LRisma tidak dapat mengurangi pajak karna zakat yang
disalurkan langsung terhadap mustahik dan lembaga-lembaga
yang telah ada pada Baitul Maal L-Risma seperti lembaga
pendidikan dan klinik kesehatan, dan tidak melalui lemaga amil
resmi pemerintah, sehingga zakat Baitul Maal L-Risma tidak
dapat mengurangi pajak.

Anda mungkin juga menyukai