Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

EKONOMI SYARIAH
“ZAKAT SEBAGAI INSTRUMEN FINANSIAL ISLAMI”

DOSEN PENGAMPUH: Dr. TRI ASTUTI, SE., M.Si

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 9

MUHAMMAD IDUL DAIDA WILIDOZAN( 102101106 )


WA ODE SHALWA AINUN BASARI( 102101109 )
WA ODE WINDHA YUSUF ANIA ( 102101120 )
RABIATUL ADAWIAH ( 102101119 )

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT.Karena
atas limpahan rahmat,taufik, dan hidayahnya. Sehingga penulisan makalah ini dapat
terselesaikan dan rampung. Makalah ini berjudul " ZAKAT SEBAGAI
INSTRUMEN FINANSIAL ISLAMI “. Sholawat dan salam kami curahkan kepada
Nabi besar Muhammad SAW karena beliaulah satu – satunya Nabi yang mampu
mengubah dunia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang yakni
Agama Islam.

Makalah ini disusun dan diuraikan secara efektif dengan landasan pengetahuan yang
diambil dari buku untuk menambah wawasan, Kemudian makalah ini disusun
berdasarkan rangkuman dan point – point penting yang terdapat di dalam buku
sehingga dijilid menjadi satu kedalam bentuk makalah. Dengan tujuan penulisan
sebagai sumber bacaan yang dapat digunakan untuk memperdalam pemahaman dari
materi ini. Selain itu, penulisan makalah ini tidak terlepas pula dengan tugas mata
kuliah Ekonomi Islam.Kiranya makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna
oleh karena itu kami menerima kritik dan saran pembaca yang sifatnya
membangun.Dengan demikian, tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada para
pembaca semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan
kepada pembaca serta ridho Allah SWT.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..........................................................................................................i


Daftar Isi ....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1
A.Latar Belakang ......................................................................................................1
B.Rumusan Masalah .................................................................................................1
C.Tujuan Penulisan ...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................2
A.Pengertian dan Peranan Zakat ................................................................................2
B.Syarat-syarat Zakat ...............................................................................................2
C.Macam – Macam Zakat ..........................................................................................5
D.Manajemen Zakat ...................................................................................................7
BAB III PENUTUP ...................................................................................................10
A.Kesimpulan ...........................................................................................................10
B.Saran ......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Secara bahasa zakat berarti an-numu wa az-ziyadah ( tumbuh dan bertambah).
Terkadang dengan makna lain ath-thaharah (suci). Al-barakah (berkah).Zakat dalam
pengertian suci, adalah membersihkan diri, jiwa, dan harta. Seseorang yang
mengeluarkan zakat berarti dia telah membersihkan diri dan jiwanya dari penyakit
kikir, membersihkan hartanya dari hak orang lain. Zakat dalam pengertian berkah
adalah sisa harta yang sudah dikeluarkan zakatnya secara kualitatif akan mendapat
berkah dan akan berkembang walaupun secara kuantitatif jumlahnya
berkurang.Dalam Al-Qur’an dijelaskan“ Ambillah zakat dari sebagian harta mereka,
dengan zakat itu kamumembersihkan dan mensucikan mereka”.( QS At-Taubah [9]:
103 ) Zakat merupakan mengeluarkan bagian tertentu dari harta tertentu yang telah
sampai nisabnya untuk orang-orang yang berhak menerimanya.

B.RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dan peranan zakat ?
2. Apa syarat-syarat zakat ?
3. Apa macam – macam zakat ?
4. Apa manajemen zakat ?

C.TUJUAN
Agar pembaca maupun penulis mampu memahami pengertian zakat serta pokok
pembahasan tentang zakat sebagai instrumen finansial islami, dan mampu menambah
pengetahuan serta wawasan untuk pembaca maupun penulis
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Peranan Zakat


Secara bahasa zakat berarti an-numu wa az-ziyadah ( tumbuh dan bertambah).
Terkadang dengan makna lain ath-thaharah (suci). Al-barakah (berkah).Zakat dalam
pengertian suci, adalah membersihkan diri, jiwa, dan harta. Seseorang yang
mengeluarkan zakat berarti dia telah membersihkan diri dan jiwanya dari penyakit
kikir, membersihkan hartanya dari hak orang lain. Zakat dalam pengertian berkah
adalah sisa harta yang sudah dikeluarkan zakatnya secara kualitatif akan mendapat
berkah dan akan berkembang walaupun secara kuantitatif jumlahnya berkurang.Zakat
merupakan mengeluarkan bagian tertentu dari harta tertentu yang telah sampai
nisabnya untuk orang-orang yang berhak menerimanya.
Pada definisi lain, zakat juga berarti pemindahan pemilikan harta tertentu untuk orang
yang berhak menerimanya dengan syarat-syarat tertentu. Zakat sebagai rukun Islam
ke tiga.Setelah shalat, dipandang sebagai bentuk kewajiban agama terpenting yang
dibebankan kepada umat Islam.Zakat adalah ibadah yang tidak dapat diganti dengan
model apapun.Karena itulah Abu bakar Shidiq, khlifah pertama setelah Nabi
Muhammad wafat, memerangi orang-orang yang enggan membayar zakat.

B. Syarat – syarat Zakat


Syarat-syarat yang harus dipenuhi meliputi dua aspek, yaitu syarat muzakki dan
syarat harta yang akan dizakatkan.
1. Syarat-syarat Muzakki ( Orang yang Wajib Zakat )
Adapun syarat-syarat seseorang wajib melaksanakan zakat yaitu :
a) Merdeka Menurut kesepakatan para ulama, zakat tidak wajib bagi hamba sahaya
atau budak karena hamba sahaya tidak memiliki hak milik.

b) IslamZakat merupakan ibadah yang diwajibkan bagi setiap Muslim. Zakat tidak
diwajibkan atas orang non-Muslim ataupun orang kafir, karena zakat adalah
ibadah suci.Begitu juga dengan orang yang murtad tidak diwajibkan zakat.
Karena menurut Abu Hanifah, riddah menggugurkan kewajiban zakat karena
orang murtad sama dengan orang kafir.

c) Baligh ,BerakalMenurut pendapat ulama mazhab Hanafi, orang yang wajib zakat
adalah orang yang telah baligh dan berakal sehingga harta anak kecil dan orang
gila tidak wajib dikeluarkan zakatnya.Menurut pendapat jumhur ulama, baligh
berakal bukan merupakan syarat wajib mengeluarkanzakat. Nash yang
memerintahkan untuk mengeluarkan zakat adalah terhadap orang kaya bersifat
umum tidak terkecuali apakah ia anak-anak ataupun orang gila. Karena itu, wali
wajibmengeluarkan zakat anak kecil ataupun orang gila yang berada di bawah
perwaliannya.
Selain syarat-syarat tersebut, ulama fiqh juga mengemukakan syarat lain dalam
pelaksanaan zakat,yaitu
a. Niat
Zakat merupakan ibadah mahdah yang bertujuan mencapai pahala dan keridhaan
Allah yang sama nilainya dengan ibadah-ibadah lain. Untuk kesempurnaan
pelaksanaannya seseorang harus memulainya dengan niat.
b. Bersifat pemilikan
Sesuai dengan pengertian zakat yang dikemukakan para fuqaha , bahwa zakat
merupakan pemilikan harta tertentu untuk orang yang berhak menerimanya dengan
syarat-syarat tertentu, maka yang diberikan kepada para mustahik zakat harus bersifat
pemilikan. Artinya, zakat yang diberikan tersebut menjadi milik dan dapat dimiliki
secara penuh oleh mustahik yang bersangkutan.
2. Syarat – syarat Harta
Syarat – syarat harta harta yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah :
a. Milik sempurna
Harta yang wajib dizakatkan adalah harta milik penuh atau milik sempurna,yakni
berada dibawah kekuasaan dan di bawah kontrol orang yang berzakat.
b. Cukup senisab
Ketentuan nisab ini menunjukan bahwa zakat hanya dibebankan kepada orang kaya
yang mempunyai harta yang melebihi kebutuhan pokok minimal standard.
c. Melebihi kebutuhan pokok
Zakat yang diwajibkan terhadap orang yang hartanya sudah melebihi kebutuhan
pokok minimal.Kebutuhan pokok yang dimaksud adalah kebutuhan rutin yang tidak
bisa tidak harus dipenuhi seseorang bersama keluarganya, do antaranya kebutuhan
makan, pakaian, rumah, pendidikan dan prasarana yang dibutuhkan. Jika seseorang
sudah dapat memenuhi kebutuhan akan makan, pakaian, dan sudah memiliki rumah
yang layak dan sehat, serta pendidikan keluarga, maka wajib mengeluarkan zakat
hartanya bila kelebihan dari kebutuhan pokok tersebut sampai senisab.
d. Bebas dari utang
Yang dimaksud bebas dari utang dengan melunasi utang jumlah harta tidak akan
mengurangi nisab yang ditentukan.
e. Haul.(melewati satu tahun )
Haul adalah ketentuan batas waktu kewajiban untuk mengeluarkan zakat. Harta yang
wajib dizakatkan adalah harta yang kepemilikannya sudah mencapai satu tahun atau
haul. Misalnya, hewaan ternak kalau sudah 1 tahun biasanya sudah mempunyai anak,
barang perdagangan sudah menghasilkan keuntungan, karena zakat itu dikenakan
bagi keuntungan atau kelebihan dari kebutuhan pokok.
f. Harta itu berkembang
Berkembang dalam pengertian menghasilkam kkeuntungan, pemasukan, atau
diistilahkan dengan produktif.

C. Macam-macam Zakat
Bagi umat Islam, ada dua jenis zakat yang harus ditunaikan yaitu zakat fitrah dan

zakat mal.
1. Zakat Fitrah
Zakat fitrah adalah zakat yang harus dibayarkan bagi seorang muslim yang sudah
mampu untuk menunaikannya dan berkecukupan. Zakat fitrah adalah zakat yang
wajib ditunaikan satu kali dalam setahun.Waktu membayar zakat fitrah umumnya
dilakukan pada bulan ramadhan, biasanya menunaikan zakat fitrah dilakukan
menjelang hari raya Idul Fitri.Selain itu, yang membedakan zakat fitrah dengan zakat
yang lainnya adalah, zakat fitrah diharuskan untuk ditunaikan sebelum melaksanakan
sholat Idul Fitri.
Zakat fitrah memiliki arti yaitu mensucikan harta. Hal ini karena di setiap harta
seseorang adalah sebagiannya milik dari orang lain, terlebih lagi orang yang
membutuhkan. Selain itu, harta yang ada pada manusia bukanlah milik mereka
semua, namun itu adalah titipan dari Allah SWT seperti yang dijelaskan pada Buku
Pintar Puasa Ramadhan, Zakat Fitrah, Idul Fitri, Idul Adha.
Besar zakat yang harus dikeluarkan untuk zakat fitrah adalah sebesar satu sha, atau
2.5 kg beras, kurma, sagu, gandum.Besarnya zakat bisa disesuaikan dengan konsumsi
per orang dalam sehari pada waktu yang berlaku, karena hal ini bisa berubah akibat
inflasi di negara tersebut.Ketentuan ini berdasarkan pada hadits shahih di atas.
Sesuai dengan pengertian zakat fitrah, maka walaupun umat Islam diwajibkan untuk
mengeluarkan zakat, namun tidak semua umat Islam wajib dan bisa menunaikan
amalan ini. Orang yang memiliki tanggung jawab atas orang lain, harus
membayarkan zakat orang yang berada di bawah tanggung jawabnya. Misalnya,
seorang ayah atau ibu yang wajib membayarkan zakat fitrah untuk anak-anaknya.
Zakat fitrah juga bisa dibayar dengan bentuk uang yang setara dengan 1 sha’ gandum,
kurma atau beras dan bahan pokok lainnya.Nominal dari uang tersebut yang ingin
dizakatkan harus disesuaikan dengan harga bahan sembako yang berlaku di daerah
tersebut.Di Indonesia sendiri, membayar zakat fitrah bisa melalui Lembaga Amil
Zakat yang terpercaya.Zakat fitrah boleh dibayar dari awal bulan ramadhan sampai
sebelum waktu sholat Idul Fitri atau di hari-hari akhir bulan suci ramadhan.
2. Zakat Mal
Zakat mal adalah zakat harta.Sesuatu dapat disebut dengan harta apabila memenuhi
syarat-syarat tertentu seperti dapat dimiliki, disimpan atau dikuasai, dapat diambil
manfaatnya sesuai dengan harta tersebut.Contoh dari harta misalnya rumah, mobil,
tanah, hewan ternak, emas dan perak.
Berikut adalah syarat kekayaan yang wajib dizakatkan:
1. Harta tersebut merupakan harta yang sepenuhnya adalah miliknya. Harta
milik sepenuhnya tentunya juga harus memiliki nilai dan manfaat secara utuh.
Harta yang bisa dizakatkan haruslah didapatkan sesuai dengan syariat islam.
Harta tidak bisa dizakatkan apabila didapati dengan cara yang tidak sesuai
syariat Islam seperti mencuri dan lain-lain.
2. Harta yang dimiliki bisa berkembang atau bertambah.
3. Harta yang dimiliki sudah mencapai jumlah tertentu yang sesuai dengan
ketentuan zakat atau sudah sesuai dengan nisabnya.
4. Harta tersebut merupakan kelebihan setelah memenuhi kebutuhan pokok.
Seseorang tentunya memiliki jumlah minimal dan berbeda-beda untuk
memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari termasuk juga untuk anggota
keluarganya. Apabila kebutuhan pokok orang tersebut dan keluarganya tidak
terpenuhi maka harta yang dimiliki tidak wajib untuk dizakatkan.
5. Harta yang dimiliki oleh seseorang, jika sudah dimiliki selama satu tahun,
maka wajib untuk dizakatkan.
Menghitung zakat mal harus disesuaikan dengan harga emas yang berlaku pada sata
itu, karena harga emas selalu berubah-ubah setiap tahunnya.

D.Manajemen Zakat
Institusi zakat mengandung potensi yang luar biasa mengurangi penderitaan orang-
orang miskin.Untuk itu, negara-negara Islam harus mengerahkan sumber daya
domestik mereka melalui zakat untuk membiayai berbagai program pembangunan,
misalnya di sektor pendidikan, kesehatan, tenaga kerja, dan kesejahteraan sosial.

1.Pengelolaan Zakat Di Indonesia


Potensi zakat di Indonesia sebetulnya sangat besar. Dalam perhitungan kasar,
berdasarkan jumlah penduduk Muslim Indonesia 166 juta jiwa (83% dari jumlah
penduduk Indonesia sebesar 204,8 juta jiwa), diasumsikan yang berkedudukan
sebagai muzakki adalah 18%, potensi zakat di indonesia sebesar 19,3 triliun per
tahun. Potensi yang besar itu sekarang berhasil dikumpulkan sebanyak 300-350
miliar oleh lembaga amil zakat yang ada.Zakat dinilai sangat potensial dalam
mengatasi problemkemiskinan, namun sampai sekarang angka kemiskinan masih
tinggi. Umtuk mengatasi keadaan ini yang ahrus dilakukan adalah pengelolaan dana
zakat dengan system manajemen zakat yang efektif.Zakat dinilai sangat potensial
mengatasi problem kemiskinan. Namun, sampai sekarang angka kemiskinan masih
tinggi.Untuk mengatasi system manajemen zakat yang efektif.Model manajemen
zakat yang dapat adalah dalam bentuk.
2. optimalisasi Fungsi Masjid
Selama ini masjid hanya difungsikan sebagai sentral ibadah dan dakwa semata,
pengelolaannya tidak lebih dalam bentuk penentuan guru TPA/MDA, guru pengajian
rutin, muazim, iman, khatib dan perayaan hari hari besar islam. Aktivitasnya
penggalangan dana pon melalui korak amal infaq dan sadaqah, ataupun membentuk
badan amil zakat fitrah pada bulan eamadhan yang dibagikan kepada fakir miskin
menjelang hari raya idul fitri. Pola pengelolaan masjid seperti ini harus
disempurnakan kea rah yang lebih produktif.
3. Masjid to Masjid Network Management
Antara satu masjid dengan masjid lainnya dalam daerah arsiran pengumpulan dana
zakat melakukan kerja sama dalam membuatan data base muzakki dan mustahik.
Karena dalam suatu daerah, biasa ditemukan dua atau tiga masjid. Koordinasi antar
masjid yang bertugas mengoordinasi masjid-masjid lainnya dan akan mempermudah
system akuntasi distribusi dana zakat.
4. Kerja Sama BAZ/LAZ dengan Masjid
Lembaga amil zakat dapat melakukan kerja sama dengan institusi masjid karena
wilayah kerja BAZ biasanya terbatas. Kalau Baz melakukan kerja sama dengan
masjid dalam pengarahan dana zakat umar, tentulah dana zakat akan banyak
terhimpun.
5. Optimalisasi Sistem Distribusi
Bentuk distribusi dikategorikan dalam empat bentuk :
a) Distribusi bersifat komsumtif tradisonal, yaitu zakat diberikan untuk
dimanfaatkan
secara langsungagar memenuhi kebutuhan sehari-hari.
b) Distribusi bersifatkomsumtif kreatif, yaitu zakat yang diberikan dalam bentuk
peralatan sekolah.
c) Distribusi bersifat produktif tradisonal. Zakat diberikan dalam bentuk barang-
barang produktif yang bisa menciprakan lapngan kerja bagi fakir miskin seperti
hewan ternak.
d) Distribusi dalam bentuk produktif kreatif, yaitu zakat dalam bentuk modal kerja
bagi pedagang atau usaha kecil.
Dari kedelapan golongan mustahik zakat yang ditentukan Allah Swt. Dalam surat at-
Taubah ayat 10 dapat diklasifikasikan pada dua golongan yaitu:
1) Kelompok permanen, yaitu golongan yang diasumsikan selalu ada dalam
jangka
waktu yang panjang, seperti fakir, miskin, dan amilin. Dalam penyaluran
zakat,
kelompok ini adalah golongan yang mendapat prioritas utama dari delapan
golongan dengan cara urut-urutan seperti yang diurutkan Allah dalam surat at-
Taubah.

2) Kelompok temporer, yaitugolongan mustahik yang diasumsikan tidak selalu


ada
secara terus-menerus, seperti kelompek muallaf, riqab, gharimin, fisabilillah,
dan
ibn sabil.
Ada beberapa manfaat yang dapat dipetik dari pendayagunaan zakat sebagai institusi
ekonomi dalam pemberdayaan ekonomi umat :
1) dana yang disalurkan tidak akan habis sesaat, tetapi akan terus mengalir dan
bergulir sehingga mempunyai dampak rambat yang luas (multiplier
effect) terhadap kehidupan ekonomi umat.
2) banyak pengusaha lemah yang tergolong akan meningkat dan beban social
masyarakat akan berkurang.
3) dengan manfaat besar yang dirasakan, makan umat akan berlomba dalam
mengeluarkan zakat.
4) lewat institusi zakat harta kekayaan didistribusikan secara adil dan meluas
kepada
kelompok masyarakat yang membutuhkan bantuan secara ekonomis.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Mempelajari zakat sebagai rukun islam ketiga. Setelah shalat, dipandang sebagai
bentuk kewajiban agama terpenting yang dibebankan kepada umat islam. Al-qur’an
menjadi tanggung jawab bagi umat islam untuk tolong menolong antar sesama.
Dalam kewajiban zakat terkandung unsur moral, sosial, dan ekonomi.Islam
menjadikan instrumen zakat untuk memastikan keseimbangan pendapatan di
masyarakat.

B. SARAN

1) Pendistribusian zakat di Dompet Dhuafa, diprioritaskan pada tiga sektor,


Pemberdayaan ekonomi, pendidikan dhuafa, dan karitas.
2) Program pemberdayaan ekonomi pada Dompet Dhuafa diarahkan untuk
pemberdayaan aset produktif bagi kepentingan bisnis yang dikelola secara
profesional.
3) Untuk mendidik umat islam Indonesia menjadi warga Negara yang baik dan
sekaligus muslim yang baik, maka diharapkan kepada pemerintah Indonesia
memberi dispensasi kepada wajib pajak muslim yang telah menyerahkan
zakatnya
kepada pemerintah, berupa pemotongan atau pengurangan pajak.
DAFTAR PUSTAKA
Rozalinda.2014.Ekonomi Islam Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi.
Depok: Raja Grafindo Persada.
Wahbah al-Zuhaili, Al-Fiqih al-Islami wa Adillatuh, (Beirut: Dar al-Fiqr, 1989), Jilid
II, hlm. 730 729, lihat jugaSayid Sabiq, fiqh Sunnah,(Kairo: Dar al-Fath,2000), Jilid
I, hlm. 235.
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-zakat/

Anda mungkin juga menyukai