Anda di halaman 1dari 14

ZAKAT DALAM FIQH ISLAM

Disusun oleh :

Miftahul Khairani (220701054)

Fathia Izzatul Jannah (220701039)

Sausan Balqis (220701020)

Dosen pengampu :

Dr. Muhammad Ichsan, S.Pd.I., M.Ag.

PRODI ARSITEKTUR

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

2023-2024

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

KATA PENGANTAR...............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................

A. LATAR BELAKANG.................................................................................

B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................

C. TUJUAN......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Zakat dan Shadaqah.................................................................

B. Tujuan Zakat..............................................................................................

C. Fungsi Zakat..............................................................................................

KESIMPULAN..........................................................................................................

DAFTAR PUSAKA...................................................................................................

2
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kami ucapkan
syukur atas kehadirat Allah Swt. yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayah kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas berupa makalah mengenai “Zakat dalam fiqh Islam”
dengan waktu yang tepat. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW yang membawa
rahmat bagi alam semesta. Semoga kita mendapatkan syafa’at di akhirat kelak.

Penyusunan makalah ini kami sudah semaksimal mungkin, dan kami mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak dan mengambil sumber dari berbagai buku sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah bekerjasama dalam pembuatan makalah. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, kami sangat mengharapkan masukan
berupa kritikan, nasehat dan saran yang membangun dari para pembaca untuk perbaikan dalam
pembuatan makalah selanjutnya.

Banda Aceh, 21 September 2023

Penyusun

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

al-fiqh menurut para ulama adalah: “Ilmu tentang hukum-hukum syara’ yang berhubungan
dengan perbuatan manusia yang digali atau diambil dari dalil-dalilnya yang tafshili. Pengertian
Fiqh sebagai hukum-hukum syari’at yang berkaitan dengan perbuataan mukallaf, maka
keberadaan fiqih menjadi penting dan signifikan terhadap eksistensi kewajiban zakat setiap
muslim.

Zakat adalah salah satu kewajiban umat Islam yang telah ditetapkan dalam al-Qur’an dan
merupakan salah satu rukun Islam yang selalu disebutkan sejajar dengan shalat. Inilah mengapa
zakat merupakan hal wajib dan penting bagi umat Islam. Selain itu zakat merupakan mediator
dalam mensucikan diri dan hati dari rasa kikir, pelit dan cinta harta, dan zakat merupakan
instrumen sosial yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar fakir dan miskin. 1

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan zakat dan shadaqah?

2. Apa saja macam-macam zakat dan permasalahannya?

3. Apa saja hukum zakat dan siapa saja yang berhak menerima zakat?

4. Bagaimana peranan zakat dalam kehidupan social?

5. Dimana letak normativitas zakat dalam Al-Qur’an maupun ijma’?

1
Said Sa’ad Marthon, Ekonomi Islam ,(Jakarta : Maktabah ar-Riyadh, 2007), h. 118

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Zakat dan Shadaqah
A. Pengertian Zakat
Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya
syariat Islam. Oleh sebab itu, hukum zakat adalah wajib (fardhu ‘ain) atas setiap muslim yang
telah memenuhi syarat-syarat tertentu.
Zakat termasuk dalam katagori ibadah ( seperti sholat, haji dan puasa ) yang telah di atur secara
rinci dan paten berdasarkan Al-Qur’an dan As Sunah, sekaligus merupakan amal sosial
kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan umat
manusia.

Zakat menurut etimologi diambil dari kata az-zaka’u yang berarti an-nama’, at-tahara az-
ziyadah dan al-barakah yaitu tumbuh atau berkembang, suci, bertambah dan barokah. Hal ini
sebagaimana firman Allah SWT.

‫ُخ ْذ ِم ْن َاْم َو ا ِلِه ْم َص َد َقًة ُتَطِّهُر ُهْم َو ُتَز ِّك ْيِه ْم ِبَها َو َص ِّل َع َلْيِهْم ۗ  ِاَّن َص ٰل وَتَك َس َكٌن َّلُهْم ۗ  َو ا ُهّٰلل َسِم ْيٌع َع ِلْيم‬

Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan mensucikan. (At-Taubah : 103)

Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat merupakan kata dasar (masdar) dari zaka yang berarti
berkah, tumbuh, bersih, dan baik2, Sesuatu itu zaka, berarti tumbuh dan berkembang, dan
seorang itu zaka, berarti orang itu baik.

Dalam Quran dan hadis. Menurut Lisan al-Arab arti dasar dari kata zakat, ditinjau dari sudut
bahasa, adalah suci, tumbuh.

Zakat dari segi istilah fikih berarti "Sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah diserahkan
kepada orang-orang yang berhak" di samping berarti "mengeluarkan jumlah tertentu itu sendiri.”
3
Jumlah yang di- keluarkan dari kekayaan itu disebut zakat karena yang dikeluarkan itu".

2
Mu'jam Wasith, juz 1 hal. 398.
3
Zamakhsyari berkata dalam al-Fa'iq, jilid I: 536, cetakan pertama, "Zakat
seperti halnya sedekah, berwazan fa'alah, dan merupakan kata benda bermakna ganda, dipakai untuk pengertian
benda tertentu yaitu sejumlah benda yang dizakatkan, atau untuk pengertian makna tertentu, yang berarti
perbuatan menzakatkan itu. Orang-orang bodoh menafsirkan semaunya firman Allah, orang-orang yang
mengerjakan zakat jadi mereka artikan benda yang dizakatkan padahal yang dimaksud pekerjaan
menzakatkan itu sendiri.

5
B. Pengertian Shadaqah

Shadaqah atau sedekah adalah mengamalkan atau menginfakan harta di jalan Allah. Namun,
kegiatan ini bukan hanya semata-mata menginfakan harta di jalan Allah atau menyisihkan
sebagian uang pada fakir miskin, tetapi shadaqah juga mencakup segala macam dzikir (tasbih,
tahmid, dan tahlil) dan segala macam perbuatan baik lainnya.

Pengertian secara umum shadaqah atau sedekah adalah mengamalkan harta di jalan Allah dengan
ikhlas tanpa mengharapkan imbalan, dan semata-mata mengharapkan ridha-Nya sebagai bukti
kebenaran iman seseorang. Istilah lain sedekah adalah derma dan donasi.

Menurut ulama sedekah pada dasarnya dibagi atas 2 bagian yaitu :

1. Sedekah yang sifatnya wajib terbatas, dalam hal ini terbatas jenis, jumlah, kadar harta benda
yang harus dikeluarkan, dalam hal ini ia adalah zakat.

2. Sedekah yang sifatnya wajib tidak terbatas, yaitu sedekah yang dituntut untuk kepentingan
umum , yaitu suatu kewajiban bersedekah sesudah kewajiban zakat, karena situasi/kondisi
masyarakat, menuntutnya untuk kepentingan umum sangat mendesak, seperti ada bencana banjir,
gunung meletus, peperangan untuk mempertahankan agama atau negara.

2.2 Macam-macam zakat dan permasalahannya

A. macam-macam Zakat

Zakat sendiri memiliki berbagai macam jenis, yaitu:

1. Zakat Mal (Harta)

Zakat mal adalah zakat yang dikenakan atas segala jenis harta, yang secara zat maupun substansi
perolehannya, tidak bertentangan dengan ketentuan agama. Sebagai contoh, zakat mal terdiri atas
uang, emas, surat berharga, penghasilan profesi, dan lain-lain, sebagaimana yang terdapat dalam
UU No 23/2011 tentang Pengelolaan Zakat, Peraturan Menteri Agama No 52 Tahun 2014 yang
telah diubah dua kali dengan perubahan kedua adalah Peraturan Menteri Agama No 31/2019, dan
pendapat Syaikh Dr. Yusuf Al-Qardhawi serta para ulama lainnya.

Jumlah zakat yang harus dikeluarkan sebesar 2, 5% dari total nilai harta tersebut setelah
mencapai nisab atau batas minimum yang telah ditentukan.

2. Zakat Fitrah

Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap Muslim menjelang idul fitri pada
bulan suci Ramadhan.

6
Zakat fitrah wajib ditunaikan bagi setiap jiwa, dengan syarat beragama Islam, menemui sebagian
dari bulan Ramadan dan sebagian dari awalnya bulan Syawal (malam hari raya), dan memiliki
kelebihan rezeki atau kebutuhan pokok untuk malam dan Hari Raya Idul Fitri. Besarannya
adalah beras atau makanan pokok seberat 2, 5 kg atau 3, 5 liter per jiwa.

Pembayaran zakat fitrah bisa diwalikan oleh orangtua atau saudara, karena itu niatnya pun
menjadi berbeda-beda tergantung untuk siapa zakat itu ditujukan.

Rukun-rukun zakat adalah sebagai berikut:

1. Niat zakat fitrah, yaitu niat untuk membersihkan diri dari kotoran dan dosa dengan membayar
zakat fitrah

2. Terdapat muzakki, yaitu orang yang berzakat

3. Terdapat mustahiq, yaitu orang yang berhak menerima zakat

4. Memberikan dana atau makanan pokok yang dizakati, yaitu harta yang disisihkan untuk zakat
harus sesuai dengan jenis dan jumlah yang ditentukan oleh syariat Islam

3. Zakat Penghasilan (Usaha)

Selain zakat mal, ada juga zakat penghasilan atau zakat usaha. Zakat ini dikenakan pada
penghasilan atau pendapatan yang diperoleh dari usaha, bisnis, atau profesi. Besar zakat usaha
dapat bervariasi tergantung pada jenis usaha dan jumlah pendapatannya, tetapi umumnya
berkisar antara 2, 5% hingga 10%.

Zakat penghasilan bertujuan untuk mendorong pemberdayaan ekonomi umat Muslim dan
membantu dalam menciptakan keseimbangan ekonomi di masyarakat.

4. Zakat Emas dan Perak

Zakat emas dan perak dikenakan khusus pada kepemilikan emas dan perak yang telah mencapai
nisab atau batas tertentu. Besaran zakat emas dan perak adalah 2, 5% dari jumlah kepemilikan
emas dan perak tersebut.

Tujuan dari zakat emas dan perak adalah untuk mengurangi penimbunan emas dan perak yang
tidak produktif dan mendistribusikannya kepada yang membutuhkan.

5. Zakat Pertanian dan Peternakan

Zakat pertanian dan peternakan dikenakan pada hasil pertanian dan peternakan, seperti tanaman,
buah-buahan, ternak, dan ikan. Besaran zakat pertanian dan pertanian bervariasi tergantung pada
jenis hasil dan lingkungan tempat hasil tersebut tumbuh atau berkembang.

7
B. Permasalahan Zakat

1. Sebagian Umat Islam belum mengerti zakat maal (dikiranya zakat itu adalah zakat fitrah yang
2,5 Kg beras yang dibayar menjelang Idul Fitri itu saja)

2. Zakat termasuk rukun Islam, tetapi belum diperlakukan seperti rukun Islam lainnya (sholat,
puasa, haji)

3. Dikiranya zakat hanya bermanfaat bagi si- penerima saja, sedang yang mengeluarkan zakat
tidak dapat apa-apa

4. Kurangnya kesadaran umat Islam untuk berzakat (mal).

5. Status Amil yang Tidak Memenuhi Syarat.

2.3 Hukum Zakat dan Orang-orang yang berhak menerima Zakat

A. Hukum Zakat

hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat
tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah (seperti shalat, haji, dan puasa) yang telah diatur
secara rinci dan paten berdasarkan Al-Qur’an dan As Sunnah, sekaligus merupakan amal sosial
kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan ummat
manusia.

 Landasan hukum diwajibkannya zakat adalah :

– Al-Qur’an surat At-Taubah : 103

‫َو َا ِقْيُم واالَّص ٰل وَة َو ٰا ُتواالَّز ٰك وَة َو ا ْر َك ُعْو ا َم َع الّٰر ِكِع ْيَن‬

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka …”

– Al-Qur’an surat Al-Baqarah : 43

َ  ۗ‫ُهَو اَّلِذ ْۤي َاْنَش َا َج ّٰن ٍت َّم ْع ُرْو ٰش ٍت َّو َغْيَر َم ْع ُرْو ٰش ٍت َّوا لَّنْخ َل َو ا لَّز ْر َع ُم ْخ َتِلًفا ُاُك ُلٗه َو ا لَّز ْيُتْو َن َو ا لُّر َّم ا َن ُم َتَش ا ِبًه ا َّو َغْي َر ُم َتَش ا ِب ٍه‬
‫ُك ُلْو ا ِم ْن َثَم ِر ٖۤه ِاَذ ۤا َاْثَم َر َو ٰا ُتْو ا َح َّقٗه َيْو َم َحَص ا ِدٖه ۖ  َو اَل ُتْس ِرُفْو اۗ  ِاَّنٗه اَل ُيِح ُّب اْلُم ْس ِرِفْيَن‬

“Dirikanlah shalat, tunaikan zakat, dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’ ”

 Hadits riwayat Tabrani dari Ali ra :

8
“Sesungguhnya Allah mewajibkan (zakat) atas orang-orang kaya dari ummat Islam pada harta
mereka dengan batas sesuai kecukupan fuqara diantara mereka. Orang-orang fakir tidak akan
kekurangan pada saat mereka lapar atau tidak berbaju kecuali karena ulah orang-orang kaya
diantara mereka. Ingatlahbahwa Allah akan menghisab mereka dengan keras dan mengadzab
mereka dengan pedih”.

Syarat-syarat Wajib Zakat

a. Beragama Islam

b. Aqil Baligh

c. Memiliki harta yang mencapai nishab

d. Merdeka

e. Harta tersebut telah dimiliki selama satu tahun hijriah atau haul

f. Harta tersebut merupakan harta tambahan atau lebih dari kebutuhan pokok,

B. Orang-orang yang berhak menerima zakat

Dalam Quran surat at Taubah ayat 58-60, Allah berfirman yang artinya:

“… Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah bagi fakir miskin, para amil, para muallaf yang
dibujuk hatinya, mereka yang diperhamba, orang-orang yang berutang, yang berjuang di jalan
Allah, dan orang kehabisan bekal di perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah
dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

Jadi jelaslah disini, bahwa golongan yang berhak menerima zakat (mustahiq) ada delapan
golongan, yaitu:

 Fakir

 Miskin

 Amil (Pengelola Zakat)

 Muallaf

 Riqab (budak belian)

9
 Gharim (orang yang berutang)

 Fi Sabilillah (di jalan Allah)

 Ibnu sabil/ musafir.

Golongan orang yang tidak berhak menerima zakat:

1. Aghniya’ / orang kaya

2. Orang yang mampu bekerja dan mampu memenuhi kebutuhannya.

3. Orang kafir yang memerangi islam.

4. Orang murtad / non muslim.

5. Istri, bapak/ibu ke atas dan anak nasab ke bawah yang menjadi tanggungannya.

6. Keluarga baginda Nabi Muhammad SAW.

2.4. Peranan zakat dalam kehidupan social

1. Sebagai sarana penyangga kerawanan social

2. Sebagai sarana pemuliaan manusia

3. Sebagai sarana konsolidasi umat.

4. Sebagai sarana pembelaan terhadap kemanusiaan

5. Sebagai sarana pemberdayaan ummat.

6. Sebagai pendorong kebangkitan ekonomi ummat

7. Sebagai penghargaan terhadap kinerja

Tujuan Zakat antara lain:

 Untuk menghindarkan muzakki dari sifat kikir.

 Harmonisasi Hubungan antara Orang Kaya dan Orang Miskin

 Membersihkan harta.

10
 Menumbuhkan keberkatan pada harta yang dizakati.

Manfaat dari zakat dalam kehidupan sosial juga sangat besar. Pertama, zakat dapat membantu
masyarakat miskin untuk memenuhi kebutuhan dasarnya seperti sandang, pangan, dan papan.

Kedua, zakat juga dapat membantu memperbaiki kondisi kesehatan masyarakat dengan
memberikan bantuan dalam bidang kesehatan seperti obat-obatan dan perlengkapan medis.

Ketiga, zakat juga dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan di masyarakat dengan
memberikan bantuan dalam bidang pendidikan seperti pembangunan sekolah dan
penyediaan buku pelajaran.

2.5. Normativitas Zakat dalam Al-Qur’an, Hadist dan Ijma’

Normativitas Zakat dalam Al-Qur’an:

1. Al-Baqarah ayat 43

“Dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang yang rukuk".

2. Al-Baqarah ayat 276

“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Allah tidak menyukai setiap orang yang
tetap dalam kekafiran dan bergelimang dosa.”

3. At-Taubah ayat 103

“Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdoalah
untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah
Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”

4. Ar-Rum ayat 39

“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar harta manusia bertambah, maka tidak
bertambah dalam pandangan Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu
maksudkan untuk memperoleh keridaan Allah, maka itulah orang-orang yang melipat
gandakan (pahalanya).”

 Normativitas Zakat dalam Hadist

11
Hadits pertama diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim

Artinya: Islam dibangun di atas lima: persaksian bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan
Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, naik haji, dan puasa
Ramadhan. (HR. Bukhari dan Muslim)

Selanjutnya adalah hadits yang dipesan oleh Nabi Muhammad ketika mengutus Muadz bin Jabal
ke Yaman.

Artinya: Sesungguhnya engkau akan mendatangi kaum dari ahli kitab. Maka jadikanlah dakwah
engkau pertama kali pada mereka adalah supaya mereka mentauhidkan Allah Ta’ala. Jika
mereka telah memahami hal tersebut, sampaikan kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan
pada mereka shalat lima waktu sehari semalam. Jika mereka telah shalat, sampaikan kepada
mereka bahwa Allah juga telah mewajibkan bagi mereka zakat dari harta mereka, yaitu diambil
dari orang-orang kaya di antara mereka dan disalurkan untuk orang-orang fakir di tengah-tengah
mereka. (HR. Bukhari dan Muslim)

Normativitas Zakat dalam Ijma’

Mengenai pandangan para Ulama empat Mazhab tentang zakat, yaitu diantaranya:

1. Mazhab Maliki mendefinisikan zakat dengan mengeluarkan sebagian harta yang khusus yang
telah mencapai nishab kepada orang-orang yang berhak menerimanya.

2. Mazhab Hanafi mendefinisikan zakat dengan menjadikan sebagian harta yang khusus dari
harta yang khusus sebagai milik orang yang khusus, yang ditentukan oleh Syariat karena Allah.

3. Menurut mazhab Syafi`i zakat adalah sebuah ungkapan keluarnya harta atau tubuh sesuai
dengan cara khusus.

4. Mazhab Hanbali, zakat ialah hak yang wajib dikeluarkan dari harta yang khusus untuk
kelompok yang khusus pula, yaitu kelompok yang diisyaratkan dalam Alquran.

12
PENUTUP

Kesimpulan

1. Zakat adalah sistem keuangan dan ekonomi karena ia merupakan pajak harta yang ditentukan,
kadang-kadang sebagai pajak kepala seperti zakat fitrah dan kadang-kadang sebagai pajak
kekayaan yang dipungut dari modal dan pendapatan seperti halnya zakat pada umumnya.

2. Zakat adalah sistem sosial, karena ia berfungsi menyelamatkan masyarakat dari kelemahan
baik karena bawaan ataupun karena keadaan. menanggulangi berbagai bencana dan kecelakaan,
memberikan santunan kemanusiaan yang berada menolong yang tidak punya, yang kuat
membantu yang lemah, orang miskin dan ibnu sabil, memperkecil perbedaan antara si
kaya dan si miskin.

3. Zakat adalah satu sistem moral, karena zakat bertujuan membersih- kan jiwa orang-orang kaya
dari kekikiran yang merusak dan egois yang membenci orang. Zakat membersihkan mereka
dengan pengorbanan dan cinta kebaikan dan ikut merasakan penderitaan orang lain
dengan amal nyata.

13
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Qardawi, Yusuf. 2004. Hukum Zakat. Litera AntarNusa. Jakarta.

Dr. Al-Hamid, Abdul. 2006. Ekonomi Zakat. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Fakhruddin. 2008. Fiqih dan Manajemen Zakat di Indonesia. UIN Malang Press. Malang.

14

Anda mungkin juga menyukai