Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

JENIS ZAKAT DAN HARTA WAJIB ZAKAT

Mata Kuliah : Fikih ZISWAF

Dosen Pengampu : Nicho Hadi Wijaya, M.H

Disusun Oleh : Nurlaila Sofia (2101020001)

Jurusan : Perbankan Syariah

SEKOLAH TINGGI EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (STEBI)

LAMPUNG

TAHUN 2023 M / 1444 H


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin. Tiada tempat untuk mengucapkan puji syukur

penyusun memohonkan kepada Allah SWT karena atas berkah dan rahmat-Nya

penyusun telah dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Jenis Zakat Dan

Harta Wajib Zakat”. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada

Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan penerang dan ilmu pengetahuan

kepada umatnya.

Dalam menyusun makalah ini, penyusun banyak mengambil materi dari

sumber-sumber dan media lain terutama yang berkaitan dengan jenis zakat dan

harta wajib zakat. Penulisan dan penyusunan makalah ini tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih

kepada Bapak Nicho Hadi Wijaya, M. H selaku dosen mata kuliah Fikih ZISWAF

dan teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini.

Namun dengan keterbatasan yang ada, penyusunan makalah ini amatlah jauh

dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca

selalu penyusun harapkan. Penyusun berharap semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi kita semua, khususnya dalam meningkatkan pemahaman tentang

menggunakan akal kita untuk berpikir.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pesawaran, Mei 2023

Penyusun

Fikih ZISWAF_Sofia | 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 1

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 3

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 3


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 5

A. Konsep Zakat .......................................................................................................... 5


B. Konsep Harta ........................................................................................................ 11

BAB III ANALISIS ............................................................................................. 26

1. Cara menghitung Zakat Pertanian sesuai dengan ketentuan ................................. 26


2. Nisab dan perhitungan haul zakat profesi ............................................................. 28

BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 32

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 32
B. Saran ..................................................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 34

Fikih ZISWAF_Sofia | 2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang ketiga, zakat merupakan suatu

ibadah yang paling penting kerap kali dalam Al-Qur’an, Allah menerangkan

zakat beriringan dengan menerangkan shalat. Pada delapan puluh dua tempat

Allah menyebut zakat beriringan dengan urusan shalat ini menunjukan bahwa

zakat dan shalat mempunyai hubungan yang rapat sekali dalam hal keutamaannya

shalat dipandang seutama-utama ibadah badaniyah zakat dipandang seutama-

utama ibadah maliyah. Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi

salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat

adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat

tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah (seperti shalat, haji, dan puasa)

yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan Al-Qur'an dan As Sunnah,

sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat

berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia.

Seluruh ulama Salaf dan Khalaf menetapkan bahwa mengingkari hukum zakat

yakni mengingkari wajibnya menyebabkan di hukum kufur. Karena itu kita harus

mengetahui definisi dari zakat, harta-harta yang harus dizakatkan, nishab- nishab

zakat, tata cara pelaksanan zakat dan berbagai macam zakat.

Fikih ZISWAF_Sofia | 3
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara menghitung zakat pertanian sesuai dengan ketentuan?

2. Berapa nisab zakat profesi dan bagaimana perhitungan haulnya?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perhitungan zakat pertanian sesuai ketentuan

2. Untuk mengetahui nisab dan perhitungan haul pada zakat profesi

Fikih ZISWAF_Sofia | 4
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Zakat

1. Pengertian Zakat

Dari segi bahasa, kata zakat mempunyai arti. Yaitu al- baraktu (kesucian), dan

ashahalalu (kebaikan).1 Menurut istilah Syara’ mengeluarkan sebagian harta

tertentu untuk diberikan kepada sebagaian orang yang berhak menerimanya

(mustahik) sesuai dengan syarat yang telah ditentukan dalam Islam.2

Bertambah dan berkembang merupakan pengertian Zakat menurut bahasa.

Dimana dapat dikatakan zakat jika sesuatu yang mengalami pertambahan

jumlahnya dan berkembang ukuranya.3

Zakat merupakan ibadah yang dilakukan dalam bentuk harta yang mampu

memberikan manfaat serta hikmah yang besar, hikmah tersubut diterima oleh

kedua belah pihak yaitu si pemberi zakat dan penerima zakat atau sering disebut

mustahik. Dikeluarkannya harta untuk berzakat akan memberikan dampak

keberkahan, kesucian, penyembuhan, perkembangan kebaikan dan kedamaian

pemberi dan penerima zakat.4

1
Didin Hafidfudin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), 7.
2
Yusuf Wibisono, Mengelola Zakat di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2015), 1.
3
Syaikh Muhammad Bin Salih Al-Utsaimin, Fiqih Zakat Kotemporer, cet.1, (Solo: Al-qowqm,
2011), 11.
4
Yusuf Wibisono, Mengelola Zakat Indonesia (Dikursuskan Pengelolaan Zakat Nasional dari
Razim Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 Rezim Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011)
(Jakarta: Kencana, 2015), 1.

Fikih ZISWAF_Sofia | 5
Dalam terminologi fikih, secara umum zakat didefinisikan sebagai bagian

tertentu dari harta kekayaan yang diwajibkan Allah untuk sejumlah orang yang

berhak menerimanya. Mahmud Syaltut, seorang ulama kontemporer dari Mesir,

mendefinisikannya sebagai ibadah kebendaan yang diwajibkan oleh Allah SWT

agar orang yang kaya menolong orang yang miskin berupa sesuatu yang dapat

memenuhi kebutuhan pokoknya. Pengertian ini sejalan dengan yang dirumuskan

oleh Yusuf Qardhawi yang mengatakan bahwa zakat adalah ibadah maliah yang

diperuntukkan memenuhi kebutuhan pokok orang-orang yang membutuhkan

(miskin).5

Al-Qur’an oleh Abdul Baqi, bahwa persoalan zakat salah satu yang mendapat

perhatian besar dalam Islam sehingga al-Qur’an menyebut kata “zakat” sebanyak

32 kali, 26 kali diantaranya disebut bersamaan dengan kata shalat.6 Sebagai

isyarat bahwa kedua hal itu mempunyai kedudukan yang sama pentingnya dalam

Islam.

Makna zakat tersebut telah disebutkan dalam firman Allah SWT dalam

surat at-Taubah: 103:

‫س ٌِ ْي ٌل َعلِ ْي ٌم‬ ّ ٰ ‫س َكنٌ لَّ ُه ْۗ ْم َو‬


َ ُ‫للا‬ َ ‫ص ٰلوتَ َك‬
َ َّ‫ص ِّل َعلَ ْي ِه ْۗ ْم اِن‬ َ ‫ُخ ْذ ِمنْ اَ ْم َوالِ ِه ْم‬
َ ‫ص َدقَةً تُطَ ِّه ُر ُه ْم َوتُزَ ِّك ْي ِه ْم بِ َها َو‬

5
Yusuf Qardhawi, al-‘ibadah fi al-islam, (Muassasah al-Risalah, Mesir, 1979), hal. 235.
6
Muhammad Farid Abdul Baqi, Mu’jam Al-MufharasLi Al-Faz Al-Qur’an, (Beirut, Dar Al-Fikr,
1987), hal.331-332.

Fikih ZISWAF_Sofia | 6
Artinya : “Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu

membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.

Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah

Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Q.S. At-Taubah: 103).7

Menurut fiqih zakat berarti beberapa harta tertentu yang akan diwajibkan

Allah untuk di berikan kepada orang yang berhak. Zuhayly didalam kajiannya

terdapat mazhab Maliki yang menyebutkan bahwa mengeluarkan harta yang sudah

mencapai nasab (batas kuantitas yang mewajibkan zakat) kepada seseorang yang

berhak menerima zakat (mustahik). Zakat menurut Undang-Undang No.23 Tahun

2011 tentang pengelolaan zakat dijelaskan bahwa zakat merupakan kewajiban

yang dikeluarkan oleh seorang muslim atau sebuah badan usaha yang diberikan

kepada seseorang yang berhak menerima zakat sesuai dengan syariat Islam.10

Dimana zakat merupakan suatu pilar dari lima pilar yang membentuk Islam. Zakat

merupakan ibadah maaliah ijtima’iyyah yang memiliki posisi strategis dan

menentukan pada pembangaunan kesejahtraan umat. Zakat tidak hanya sebagai

ibadah yang vertikal kepada Allah (hablumminallah), tapi zakat berfungsi sebagai

wujud ibadah bersifat horizontal (hablumminnas).8

7
Al-Qur’an, At-Taubah ayat 103, Al-Qur’an Tajwid & Terjemah, (Bandung: CV Penerbit
Diponegoro, 2013), 203.
8
Nurul Huda dkk., Zakat PrespektifaMikro-Makro: Pendekatan Riset (Jakarta: Predamedia Group,
2015)2-5.

Fikih ZISWAF_Sofia | 7
2. Keutamaan dan Tujuan Zakat

1) Keutamaan Zakat

Melaksanakan zakat terdapat suatu keutamaan zakat dalam menjalankan,

karena zakat adalah suatu kewajiban yang harus di lakukan oleh orang muslim

yang sudah memenuhi persyaratan.

a) Orang yang berzakat adalah yang berkeinginan membersihkan hati dan

jiwanya dari berbagai sifat buruk.

b) Merupakan ciri khas orang yang bertaqwa kepada Allah SWT yang

senantiasa akan Allah beri kemudahan dalam urusan hidupnya.

c) Zakat dipandang sebagai indikator utama ketundukkan seseorang terhadap

agama Islam.

d) Zakat berfungsi untuk menolong, membantu dan membina golongan fakir

miskin ke arah hidup lebih baik .

e) Zakat sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana maupun

prasarana yang harus dimiliki.9

2) Tujuan Zakat

Zakat sebagai salah satu perangkat sosiol- ekonomi Islam yang tidak saja

bernilai ibadah juga bersifat sosial. Sebagimana syari’at Islam yang lainnya,

zakat juga memiliki beberapa tujuan mulia antara lain:

a) Memujudkan keadilan dana pemerataan ekonomi.

b) Mengikis kemiskinan dan kecemburuan sosial.

9
Muhammad Taufik Ridlo, Zakat Profesi dan Perusahaan (Ciputat:Institut Manajemen Zakat, 2007),
16-20.

Fikih ZISWAF_Sofia | 8
Tujuan zakat yang mulia tidak terbatas dua hal di atas, masih banyak

tujuan yang lain dan tidak dapat disampaikan secara rinci, antara lain

mengembangakan harta, zakat melatih sikap dermawan dan tanggung jawab

sosial, mensucikan harta, dan lain sebagainya.

3. Syarat-syarat Wajib Zakat

Para ahli fikih telah menetapkan bahwa zakat diwajibkan kepada sesorang

apabila kepadanya terpenuhi syarat-syarat wajib zakat sebagai berikut:

a. Syarat orang wajib zakat:

1) Merdeka (al-Huriyah)

2) Islam

3) Baligh dan Berakal

b. Syarat Harta yang Wajib Dizakatkan: 10

1) Milik penuh atau milik sempurna

2) Harta berkembang (An-Nama’)

3) Berlalu satu tahun

4) Harta sudah mencapai nisab.

4. Jenis Zakat

Zakat ada dua macam yaitu zakat mal dan zakat fitrah. Zakat maal adalah zakat

harta benda. Sedang zakat fitrah disebut juga zakat jiwa. Artinya zakat yang

berfungsi membersihkan jiwa setiap orang Islam dan menyantuni orang miskin.11

10
Direktorat Masyarakat Islam & Direktorat Pemberdayaan Zakat, Panduan Zakat Praktis,
(Kementrian Agama Republik Indonesia, 2013), hal. 43.
11
Ibid.

Fikih ZISWAF_Sofia | 9
1. Zakat Fitrah

Zakat fitrah merupakan zakat yang diwajibkannya terkait dengan bulan suci

ramadhan. Zakat fitrah untuk mensucikan orang yang berpuasa dari perbuatan

yang tidak ada gunanya dengan memberikan makan pada orang-orang miskin dan

mencukupkan mereka dari kebutuhan dan minta-minta pada hari raya.12

Zakat fitrah disyari’atkan pada tahun kedua Hijriyah bulan Sya’ban. Sejak saat

itu zakat fitrah menjadi pengeluaran wajib yang dilakukan setiap muslim yang

mempunyai kelebihan dari keperluan keluarga yang wajar pada malam dan hari

raya Idul Fitri, sebagai tanda syukur kepada Allah karena telah menyelesaikan

ibadah puasa.13

Imam Malik, imam Syafi’i, Imam Ahmad dan para ulama lain sepakat bahwa

zakat fitrah ditunaikan sebesar satu sha’ (di Indonesia berat satu sha’ di bakukan

menjadi 2,5 kg) kurma, gandum, atau makanan lain yang menjadi makanan pokok

negeri yang bersangkutan. Imam Hanafi membolehkan membayar zakat fitrah

dengan uang senilai bahan makanan pokok yang wajib dibayarkan. Namun,

ukuran satu sha’ menurut madzhab Hanafiyyah lebih tinggi dari pendapat para

ulama’ yang lain, yakni 3,8 kg.14

12
Direktorat Masyarakat Islam & Direktorat Pemberdayaan Zakat, Panduan Zakat Praktis,
(Kementrian Agama Republik Indonesia, 2013), hal. 43.
13
Ahmad Hadi Yasin, Buku Panduan Zakat Praktis, (Jakarta: Dompet Dhuafa Republika, 2012),
hal. 45
14
Ahmad Hadi Yasin, Buku Panduan Zakat Praktis…, hal. 47

Fikih ZISWAF_Sofia | 10
2. Zakat Maal

Zakat maal adalah segala sesuatu yang diinginkan oleh manusia untuk dimiliki,

dimanfaatkan dan juga disimpan.15 Sesuatu inilah yang perlu dikeluarkan

zakatnya jika sudah memenuhi syarat dan rukunnya. Adapun syarat zakat maal

adalah:16

1) Milik penuh, bukan milik bersama.

2) Berkembang, artinya harta tersebut bertambah atau berkurang bila

diusahakan atau mempunyai potensi untuk berkembang.

3) Mencapai nisabnya atau sudah mencapai nilai tertentu.

4) Cukup haulnya atau sudah mencapai satu tahun.

5) Lebih dari kebutuhan pokok.

6) Bebas dari hutang.

7) Halal.

B. Konsep Harta

1) Pengertian Harta

Dalam Islam, harta (al-maal) adalah segala sesuatu yang dimanfaatkan dan

dimiliki oleh seseorang untuk memenuhi hajat hidupnya. Segala sesuatu dapat

dikategorikan sebagai al-maal jika hal itu bisa memenuhi kebutuhan manusia,

mendatangkan kepuasan dan ketenangan oleh manusia. Contohnya emas, hewan

ternak, dan lahan pertanian.

15
Direktorat Masyarakat Islam & Direktorat Pemberdayaan Zakat, Panduan ZakatPraktis…, hal.
49
16
Ibid.

Fikih ZISWAF_Sofia | 11
2) Harta Wajib Zakat

Menurut Didin Hafidhuddin, secara umum global Al-Quran menyatakan

bahwa zakat diambil dari setiap harta yang kita miliki, seperti dikemukakan

dalam surat At-Taubbah ayat 103,17 dana juga diambil dari setiap hasil usaha yang

baik dan halal, seperti juga digambarkan dalam surat Al Baqarah ayat 267 :

َ‫ض ْۗ َو َْل تَيَ ٌَّ ٌُوا ا ْل َخبِ ْي َث ِمنْهُ تُ ْنفِقُ ْون‬


ِ ‫س ْبتُ ْم َو ِم ٌَّآٰ اَ ْخ َر ْجنَا لَ ُك ْم ِّمنَ ْاْلَ ْر‬ ِ ‫ٰيٰٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْٰٓوا اَ ْنفِقُ ْوا ِمنْ طَيِّ ٰب‬
َ ‫ت َما َك‬

ّ ٰ َّ‫ض ْوا فِ ْي ِه ْۗ َوا ْعلَ ٌُ ْٰٓوا اَن‬


‫للاَ َننِ ح ٌ َم ٌِ ْي ٌد‬ ُ ٌِ ‫ستُ ْم بِ ٰا ِخ ِذ ْي ِه اِ َّ ْٰٓل اَنْ تُ ْغ‬
ْ َ‫َول‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan apa yang

kami keluarkan dari bumi untuk kamu, dan janganlah kamu memilih yang buruk-

buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau

mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya, dan

ketahuialah bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”, (QS al-Baqarah: 267).18

Sejalan dengan ketentuan agama Islam yang selalu menetapkan standar umum

pada setiap kewajiban yang diberikan kepada umatnya, maka dalam penetapan

harta menjadi sumber atau objek zakat pun terdapat ketentuan yang harus

dipenuhi.19

17
Didin Hafidfudin, Zakat dalam Perekonomian Modern, 15.
18
Al-Qur’an, Al-Baqarah ayat 267, Al-Qur’an Tajwid & Terjemah, 45.
19
Didin Hafidfudin, Zakat dalam Perekonomian Modern, 18.

Fikih ZISWAF_Sofia | 12
Adapun persyaratan harta menjadi sumber atau objek zakat, yaitu:20 pertama,

harta tersebut harus didapatkan dengan cara yang baik dan halal. Artinya, harta

yang haram, baik subtansi bendanya maupun cara mendapatkanya, jelas tidak

dapat dikenakan kewajian zakat, karena Allah SWT tidak akan menerimnya;

kedua, harta tersebut berkembang atau berpotensi untuk dikembangakan, seperti

melalui kegiatan usaha, perdagangan, melalui pembelian saham, atau lain; ketiga,

milik penuh, yaitu harta tersebut berada di bawah kontrol dan didalam kekuasaan

pemiliknya tidak tesangkut dalam hak orang lain, dan ia dapat menikmatinya.

Keempat, menurut jumhur ulama, harus mencapai nishab yaitu numlah minimal

yang menyebabkan harta terkena kewajiban zakat. Menurut Didin Hafidhuddin,

persyaratan adanya nishab ini merupakan suatu keniscayaan sekaligus merupakan

suatu kemaslahatan, sebab zakat itu diambil dari orang kaya (mampu) dan

diberikan kepada orang-orang tidak mampu, seperti fakir miskin. Indikator

kemampuan itu harus jelas, dan nishablah merupakan indikatornya; kelima,

sumber-sumber zakat tertentu, seperti perdaganag, peternakan, emas dan perak,

harus sudah atau dimiliki ataupun diusahakan oleh muzaki dalam tenggang waktu

setahun. Sedangkan zakat pertanian, tidak terkait dengan ketentuan haul (berklalu

waktu satu tahun), ia harus dikeluarkan pada saat memetiknya atau memanenya

jika mencapai nishab; keenam, sebagian ulama Mazhab Hanafi menyaratkan

kewajiban zakat setelah terpenuhi kebutuhan pokok, atau dengan kata lain, zakat

dikeluarkan setelah terdapat kelebihan dan kebutuhan hidup sehari-hari yang

terdiri atas kebutuhan sandang, pangan dan papan. Mereka berpendapat bahwa

yang dimaksud dengan kebutuhan pokok adalah kebutuhan yang jika tidak

20
Didin Hafidfudin, Zakat dalam Perekonomian Modern, 20-25.

Fikih ZISWAF_Sofia | 13
dipenuhi akan mengakibatkan kerusakan dan kesengsaraan hidup. Tetapi sebagian

ulama berpendapat bahwa amatlah sulit untuk menentukan atau mengukur

seseorang itu telah terpenuhi kebutuhan pokoknya atau belum, karena kebutuhan

pokok setiap orang ternyata berdeda-beda, demikian pula kebutuhan pokok

antar daerah. Oleh sebab itu, syarat nishab dan an-nama’ itu sesungguhnya

sudah cukup.21

Berikut adalah macam macam harta yang wajib dizakati :

1) Emas dan Perak

Kewajiban mengeluarkan harta kekayaan dalam bentuk emas dan perak ini

ditetapkan berdasarkan hadist Nabi SAW sebagi berikut:

Dari Ali Karamullah Wajhah bahwa Nabi SAW berkata: “Tidak wajib atasmu

mengeluarkan zakat emas kecuali bila sampai 20 dinar. Bila engkau telah

memiliki 20 dinar emas dan telah sampai haul-nya, maka zakatnya dikeluarkan

setengah dinar.” ( HR Abu Daud dan al-Baihaqi ).

Dari hadist di atas dapat ditarik pengertian bahwa harta kekayaan dalam

bentuk emas wajib dizakatkan bila sampai senisab, yaitu 20 dinar yang menurut

perhitungan jumhur ulama fiqh sama dengan 91 23/25 gram atau dibulatkan

menjadi 92 gram. Zakatnya sebanyak 2 ½ persen atau seperempat puluh (1/40 ) dari

jumlah harta emas dengan syarat telah berlalu satu tahun dimiliki.

21
Didin Hafidfudin, Zakat dalam Perekonomian Modern, 20-25.

Fikih ZISWAF_Sofia | 14
Kewajiban zakat harta kekayaan dalam bentuk perak ditetapkan berdasarkan

hadist Nabi SAW:

Nabi SAW bersabda: “Tidak ada kewajiban zakat atas emas yang tidak sampai

20 misqal ( 20 dinar ) dan tidak pula atas yang kurang 200 dirham.” ( HR Abu

‘Ubaid ).

Pengertian yang dikandung hadist di atas adalah bahwa perak dikenakan

wajib zakat apabila sampai senisab yaitu 200 dirham. Zakatnya dikeluarkan
½
sebanyak 2 persen atau 1/40 dari keseluruhan perak sesuai dengan ketetapan

hadist Nabi SAW:

Dari Ali Karamullah Wajhah, sesungguhnya Nabi bersabda: “... Dan tidak ada

kewajiban zakat atas emas dan perak yang berjumlah 190 dirham. Tetapi apabila

sampai 200 dirham, maka kewajiban zakatnya adalah 5 dirham.” ( HR Asihab al-

Sittah ).

Jadi nisab emas berbeda dengan nisab perak, tetapi kadar zakatnya sama yaitu

2 ½ persen dari jumlah harta emas atau perak.

Di masa Rasulullah SAW dan para sahabatnya, emas dan perak dalam

kehidupaan perekonomian masyarakat, berfungsi sebagai alat tukar. Sekarang

fungsi ini lebih banyak diperankan oeh uang kertas, karena uang kertas lebih

mudah menyimpan, membawa, dan mencetaknya. Sedangkan emas dan perak,

sekarang lebih mudah berfungsi sebagai mata uang standar.

Fikih ZISWAF_Sofia | 15
Mengingat alat tukar atau alat bayar kebanyakan diperankan oleh uang kertas,

seperti di Indonesia, maka jika harta kekayaan dalam bentuk emas dan perak

dikenakan wajib zakat, maka wajar kalau harta kekayaan dalam bentuk uang

kertas dan mata uang lainnya dikenakan wajib zakat. Dalam hal ini tentu jika

sampai senisab dan cukup haul-nya. Nisab dan persentasi zakatnya disamakan

dengan emas, yaitu 20 dinar dengan zakat 2,5 persen.

2) Harta Perniagaan

Harta perniagaan adalah segala harta kekayaan yang dipersiapkan untuk

diperdagangkan.22 para ulama fiqh telah sepakat menetapkan kewajiban zakat atas

harta perniagaan berdasarkan hadist Nabi SAW:

Dari Samurah ibn Jundub ra, berkata: “Rasulullah SAW menyuruh kami

mengeluarkan zakat dari harta kekayaan yang kami persiapkan untuk

diperdagangkan.” (HR Abu Daud).23

Jika terhadap harta kekayaan dalam bentuk emas dan perak ditemukan hadist

yang menjelaskan kewajiban zakatnya serta nisab dan kadar zakatnya, terhadap

harta perniagaan tidak ditemukan hadist yang menjelaskan ketentuan-ketentuan

zakatnya. Yang jelas harta ini wajib dizakatkan berdasarkan umum ayat dan hadist

yang telah disebutkan sebelumnya. Untuk menetapkan perhitungan nisab dan

kadar zakatnya dapat dikiaskan kepada harta kekayaan emas dan perak. Karena

nisabnya diperhitungkan dengan nilai, maka menurut jumhur fuqaha, zakatnya

mesti dikeluarkan dalam bentuk nilai. Tetapi ahli fiqh mazhab Hanbali,

membolehkan mengeluarkan benda atau barangnya dan boleh juga dalam bentuk
22
Amir Syarifuddin, Op.Cit, h. 185.
23
Al Kahlani, Op.Cit, jilid II, h. 136.

Fikih ZISWAF_Sofia | 16
nilai,24 dengan dasar pemikiran bahwa tujuan utama dari kewajiban zakat adalah

untuk menutupi kebutuhan orang-orang yang fakir miskin. Oleh karena itu, tidak

mesti dengan yang diperhitungkan nisabnya.

Bagi umat muslim yang memiliki harta perdagangan yang jumlahnya

mencapai satu tahun atau haul, sebaiknya menilai harganya pada akhir tahun dan

mengeluarkan zakat sebesar 2,5 persen dari nilai tersebut.

Syarat Zakat Perdagangan:

- Barang dimiliki atas pilihan sendiri dengan cara yang mubah baik lewat

jalan cari untung (mu'awadhot) seperti jual beli dan sewa atau secara

cuma-cuma (tabaru'at) seperti hadiah dan wasiat.

- Barang yang sejak awal dibeli diniatkan untuk diperdagangkan karena

setiap amalan tergantung niatnya. Dan tijaroh (perdagangan) termasuk

amalan, maka harus ada niat untuk didagangkan sebagaimana niatan dalam

amalan lainnya.

- Barang bukan termasuk harta yang asalnya wajib dizakati seperti hewan

ternak, emas, dan perak. Sebab, tidak boleh ada dua wajib zakat dalam

satu harta berdasarkan kesepakatan para ulama.

- Nilai barang tersebut telah mencapai salah satu nisab zakat perdagangan

yang sama dengan 85 gram emas atau perak dan telah mencapai haul.25

24
Wahbah Zuhaili, Op. Cit, jilid II, h. 796.
25
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5792730/nisab-zakat-pedagangan-sudah-tahu-berapa-
besarannya. (diakses 7 Mei 2023)

Fikih ZISWAF_Sofia | 17
3) Hasil Pertanian

Mengenai zakat tanaman yang tumbuh dari tanah para fuqoha’ mempunyai dua

pendapat sebagai berikut:

Pendapat yang pertama mengatakan bahwa tanaman yang wajib dizakati yaitu

mencakup semua jenis tanaman. Pendapat yang pertama di kemukakan oleh Abu

Hanifah. Menurutnya zakat wajib dikeluarkan dari tanaman yang tumbuh dari

bumi, baik dalam jumlah sedikit atau banyak, kecuali kayu bakar, rerumputan,

pelepah kurma, tangkai pohon, dan setiap pohon yang tidak di kehendaki.

Pendapat yang kedua menyatakan bahwa tanaman yang wajib dizakati adalah

khusus tanaman yang berupa makanan yang mengenyangkan dan bisa disimpan,

pendapat ini dikemukakan oleh Shahibani dan para jumhur fuqaha.

Nisab zakat tanaman ini menurut Abu Hanifah yaitu sebesar seper sepuluh. Ia

tetep harus di keluarkan baik hasil tanaman itu sedikit maupun banyak. oleh

karena itu, biaya penanaman di bebankan kepada petani, dia harus mengeluarkan

zakatnya untuk semua hasil pertaniannya tanpa harus mengurangi biaya terlebih

dahulu dengan biaya yang telah dikeluarkan.

Mengeluarkan zakat pertanian tidak disyariatkan adanya haul tetapi terkena

nishab sebesar 5 wasaq. 1 wasaq setara dengan 60 sho’. Sedangkan 1 sho’

disetarakan dengan 2,176 kg. Maka jika satuan wasaq dikonversi ke satuan

kilogram perhitungannya adalah 5 x 60 x 2,176 = 652,8 kg, atau jika dibulatkan

menjadi 653 kg gabah atau 524 kg beras. Dengan kata lain, jika hasil panen yang

terkumpul mencapai 5 wasaq atau setara dengan itu, maka diwajibkan bagi para

pemilik panen untuk membayarkan zakatnya.

Fikih ZISWAF_Sofia | 18
Adapun besar zakat yang harus dikeluarkan, apabila sistem pengairan

pertanian dan perkebunan itu memanfaatkan tadah hujan maka zakatnya adalah

10% namun jika sistem pengairannya menggunakan mesin maka besar zakat

yang harus dikeluarkan yaitu 5%.

Zakat pertanian tidak disyariatkan haul jadi, sekali panen sudah mencapai

nisab maka wajib zakat.26

4) Hasil Peternakan (Hewan Ternak)

Binatang ternak amat banyak bentuk dan dan macamnya. Namun, tidak semua

terkena wajib zakat. Binatang ternak yang terkena wajib zakat yaitu; .

a. Unta

Kewajiban harta kekayaan dalam bentuk unta ditetapkan berdasarkan

hadist Nabi SAW yang artinya sebagai berikut:

Dari Anas ibn Malik, bahwa bau bakar as-shiddiq mengirim surat

kepadanya ( Anas bin Maliki ) tentang kewajiban zakat yang telah ditetapkan

oleh Nabi SAW dan yang ditetapkan allah kepadanya, yaitu setiap dalam

jumlah 24 ekor unta ( baik jantan maupun betina ) kewajiban zakatnya adalah

kambing. Dalam setiap 5 ekor zakatnya seekor kambing, dan 25 sampai 35

ekor zakatnya seekor anak unta berumur satu masuk dua tahun. Dari 36

sampai 45 ekor unta zakatnya seekor unta berumur 2 tahun masuk 3 tahun.

Dari 46 sampai 60 ekor unta zakatnya seekor anak unta berumur 3 tahun

masuk 4 tahun. Dari 6 sampai 75 ekor zakatnya seekor unta berumur 4 tahun

masuk 5 tahun. Dari 76 sampai 90 ekor unta zakatnya 2 ekor unta berumur 2

tahun masuk 3 tahun, dari 91 sampai 120 ekor unta zakatnya 2 ekor unta

26
Wawan Shofyan Shalehuddin, Risalah Zaka Infak dan Sedekah,(Bandung: Tafakur, 2011), 119.

Fikih ZISWAF_Sofia | 19
berumur 3 tahun masuk 4 tahun. Jika lebih dari 120 ekor unta, maka setiap

kelebihan 40 ekor unta zakatnya seekor unta berumur 2 tahun masuk 3 tahun.

Dan pada setiap kelebihan 50 ekor unta zakatnya seekor unta berumur 3 tahun

masuk 4 tahun.” (HR al-Bukhari).27

Jumlah unta Jumlah zakatnya Keterangan umur


5 ekor 1 ekor kambing -
10 ekor 2 ekor kambing -
15 ekor 3 ekor kambing -
20 ekor 4 ekor kambing -
25-35 ekor 1 ekor unta 1 masuk 2 tahun
36-45 ekor 1 ekor unta 2 masuk 3 tahun
46-60 ekor 1 ekor unta 3 masuk 4 tahun
61-75 ekor 1 ekor unta 4 masuk 5 tahun
76-90 ekor 2 ekor 2 masuk 3 tahun
91- 120 ekor 2 ekor 3 masuk 4 tahun
121- 160 ekor 3 ekor 2 masuk 3 tahun
Setiap tambahan 40 ekor
1 ekor unta 2 masuk 3 tahun
dari 120
Setiap tambahan 50 ekor
1 ekor unta 3 masuk 4 tahun
dari 120

Para ahli fiqh telah menyepakati bahwa minimal jumlah unta yang

dikenakan wajib zakat adalah 5 ekor. Oleh karena jumlah 5 ekor, maka

pemiliknya akan merasakan berat jika harus mengeluarkan seekor unta

sebagai zakat. Selain itu kurang adil rasanya jika kewajiban zakatnya sama

dengan 25 ekor unta yang juga kewajiban zakatnya seekor unta. Oleh sebab

itu, kewajiban zakatnya ditetapkan dengan jenis kambing yang berumur 1

tahun. Dengan demikian terdapat keseimbangan nilai seekor kambing usia

setahun untuk 5 ekor unta dan usia satu tahun masuk 2 tahun untuk 25 ekor

unta.

27
Al Kahlani, Op,Cit, jilid II, h. 123.

Fikih ZISWAF_Sofia | 20
Unta yang belum mencapai 5 ekor tidak wajib dizakatkan. Unta yang

dikenakan kewajiban zakat seperti ketentuan di atas apabila sampai 5 ekor dan

itu yang harus dipelihara lepas dipadang rumput.28

b. Kambing

Kambing yang dikenakan kewajiban zakat adalah yang dipelihara lepas di

lapangan rumput dan bukan yang dikandagkan dengan makanan yang

disediakan. Kewajiban zakatnya ditetapkan berdasarkan hadist Nabi SAW

yang diterima dari anas tentang kelanjutan hadist mengenai isi surat Abu

Bakar ash-Shiddiq yang dijelaskan pada zakat unta. Kelanjutan hadist tersebut

ialah yang artinya:

Kewajiban zakat atas kambing hanya dilepas di padang rumput. Bila

dalam jumlah 40 sampai 120 ekor kambing zakatnya 1 ekor kambing. Lebih

dari 120 sampai 200 ekor kambing zakatnya 2 ekor kambing; lebih dari 200

ekor sampai 300 ekor kambing zakatnya 3 ekor kambing; lebih dari 300, maka

setiap 100 ekor zakatnya seekor kambing. Dan jika kambing seseorang belum

mancapai 40 ekor walaupun kekurangannya hanya satu ekor maka tidak ada

kewajiban zakat atasnya.” (HR. Bukhari).

Hadist di atas mengandung arti bahwa jumlah minimal kambing yang

dikenakan kewajiban zakat adalah 40 ekor dan ketentuan zakatnya adalah

sebagai berikut:

Jumlah kambing Jumlah zakatnya Keterangan umur


40-120 ekor 1 ekor kambing 1 tahun ke atas
121-200 ekor 2 ekor kambing -
201-300 ekor 3 ekor kambing -
301-400 ekor 4 ekor kambing -

28
Wahbah Zuhaili, Op.Cit, jilid II, 837

Fikih ZISWAF_Sofia | 21
Ketentuan-ketentuan zakat kambing yang dikemukakan di atas, menurut

kebanyakan ahli fiqh, mencakup kambing dan domba. Antara kedua jenis

kambing itu tidak ada perbedaan baik dalam hal nisab atau kadar zakat yang

wajib dikeluarkan. Akan tetapi menurut para ahliu fiqh dari kalangan

syafi’iyah membedakan antara keduanya. Menurut mereka, zakat dari

kambing adalah 1 ekor kambing umur 2 tahun, dan zakat dari domba cukup 1

ekor kambing umur 1 tahun.

c. Sapi atau Kerbau

Seperti halnya zakat kambing, sapi dan kerbau yanag dikenakan kewajiban

zakat pun harus dilepas (digembala) dipadang rumput, bukan yang

dikandangkan dengan makanan yang disediakan setiap hari. Kewajiban zakat

dasarkan sapi dan kerbau ditetapkan berdasarkan hadist Nabi SAW yang

artinya sebagai berikut:

Dari Mua’az ibn Jabal ra, sesungguhnya Nabi SAW mengutuskan negeri

Yaman, dan memerintahkan agar memungut zakat sapi dari setiap 30 ekor

zakatnya seekor sapi berumur satu tahun, dan setiap 40 ekor zakatnya seekor

sapi umur 2 tahun. (HR al-Khamsah).

Dari hadist di atas ditarik pengertian bahwa minimal nisab sapi dan kerbau

adalah 30 ekor dengan zakat seekor sapi atau kerbau. Tidak ada kewajiban

zakatnya bila jumlahnya belum mencapai 30 ekor. Nisabnya diperhitungkan

dengan perhitungan tahun (haul).

Fikih ZISWAF_Sofia | 22
Penjelasan ketentuan zakatr sapi dan kerbau ini dapat diperhatikan rumus

berikut:29

Jumlah
Zakatnya sapi/kerbau Keterangan umur
sapi/kerbau
30-39 ekor 1 ekor 1 masuk 2 tahun
40-59 ekor 1 ekor 2 masuk 3 tahun
60-69 ekor 2 ekor 1 masuk 2 tahun
80-89 ekor 2 ekor 2 masuk 3 tahun
90-99 ekor 3 ekor 1 masuk 2 tahun
1 ekor umur 1 masuk 2
tahun, dan
Setiap 100 ekor 2 ekor
1 ekor umur 2 masuk 3
tahun

5) Kekayaan Terpendam dan Tambang

Dalam istilah Arab kekayaan disebut Rikaz yang diartikan sebagai harta

kekayaan simpanan orang terdahulu ditemukan oleh umat Islam di tanah milik

mereka. Termasuk suatu yang digali oleh bumi yanng memiliki nilai. Hasil

temuan ini tidak terkait kepada ketentuan nisab dan haul seperti yang berlaku

terhadap kekayaan lainnya. Zakatnya sebesar 20% dari jumlah yang

ditemukan. Hasil temuan tersebut menurut ahli fiqh, harus jelas berasal dari

milik orang-orang jahiliah. Hal itu dapat diketahui dri tanda-tanda yang

terdapat pada barang temuan itu, misalnya dari motif, tulisan, ukiran dan lain-

lain. Jika dari barang tersebut terdapat tanda-tanda yang menunjukkan bahwa

pemiliknya adalah orang Islam. Maka barang tersebut tidak dapat disebut

rikaz, tetapi disebut luqathah (barang temuan). Disebut luqathah jika tidak

diketahui pemilik yang menanamnya apakah orang Islam atau orang kafir.30

29
Ibid, hal. 834.
30
Ibid, jilid I, h. 315.

Fikih ZISWAF_Sofia | 23
Harta yang digali dari tanah yng simpanan orang-orang terdahulu, melainkan

kekayaan bumi semata yang di ciptakan Allah SWT seperti emas, perak,logam,

tembaga, timah, permata dan lain yang bernilai disebut hasil tambang (al-

ma’dan).

Kewajiban zakat harta terpendam dan tambang dijelaskan oleh nabi SAW

dalam hadist yang artinya:

Dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya Nabi SAW berkata; “... dan pada harta

terpendam zakatnya seperlima.” (HR al-Jamaah).

Kewajiban zakat tambang disamakan dengan harta terpendam, yaitu seperlima

dari yang digali itu wajib dikeluarkan sebagai zakat.

6) Zakat Profesi (Penghasilan)

Yusuf al-Qaradhawi menyatakan bahwa diantara hal yang sangat penting

untuk mendapatkan perhatian kaum muslimin saat ini adalah penghasilan atau

pendapatan yang diusahakan melalui keahliannya, baik keahlian yang dilakukan

secara sendiri maupun secara bersama-sama. Yang dilakukan sendiri misalnya,

profesi dokter, arsitek, ahli hukum, penjahit, pelukis. Yang dilakukan secara

bersama-sama misalnya pegawai pemerintahan maupun swasta dengan

menggunakan sistem upah atau gaji.31

Zakat profesi merupakan suatu kewajiban bagi orang-orang yang memiliki

sumber pendapatan dari keahliannya tersebut seperti pegawai, notaris, polisi dan

konsultan. Para ahli fikih kontemporer bersepakat bahwa hasil profesi termasuk

harta yang harus dikeluarkan zakatnya.

31
Didin Hafidhuddin, Zakat dalam perekonomian modern, (Jakarta: Gemainsani 2008), h.93.

Fikih ZISWAF_Sofia | 24
Tabel Zakat Penghasilan

Jumlah penghasilan Kadar Jumlah zakat


No
Tiap bulan Tiap tahun zakat Tiap bulan Tiap tahun
1 Rp 1.200.000 Rp 14.400.000 2,5 % 30.000 360.000
2 Rp 1.400.000 Rp 16.800.000 2,5 % 35.000 420.000
3 Rp 1.600.000 Rp 19.200.000 2,5 % 40.000 480.000
4 Rp 1.800.000 Rp 21.600.000 2,5 % 45.000 540.000
5 Rp 2.000.000 Rp 24.000.000 2,5 % 50.000 600.000
6 Rp 2.200.000 Rp 26.400.000 2,5 % 55.000 660.000
7 Rp 2.400.000 Rp 28. 800.000 2,5 % 60.000 720.000
8 Rp 2.600.000 Rp 31.200.000 2,5 % 65.000 780.000
9 Rp 2.800.000 Rp 33.600.000 2,5 % 70.000 840.000
10 Rp 3.000.000 Rp 36.000.000 2,5 % 75.000 900.000
11 Rp 3.200.000 Rp 38.400.000 2,5 % 80.000 960.000
12 Rp 3.400.000 Rp 40.800.000 2,5 % 85.000 1.020.000
13 Rp 3.600.000 Rp 43.200.000 2,5 % 90.000 1. 080.000
14 Rp 3.800.000 Rp 45.600.000 2,5 % 95.000 1. 140.000
15 Rp 4.000.000 Rp 48.000.000 2,5 % 100.000 1.200.000
16 Rp 4.500.000 Rp 54.000.000 2,5 % 112.500 1.350.000
17 Rp 5.000.000 Rp 60.000.000 2,5 % 125.000 1.500.000
18 Rp 6.000.00 Rp 72.000.000 2,5 % 150.000 1.800.00
Dan seterusnya

Catatan:

1. Wajib zakat penghasilan setara dengan 85 gram emas murni.

2. Boleh dibayarkan setiap bulan atau setiap tahun.

3. Kadar zakat penghasilan seniali 2,5%.

Fikih ZISWAF_Sofia | 25
BAB III

ANALISIS

1. Cara menghitung Zakat Pertanian sesuai dengan ketentuan

Nisab zakat pertanian adalah lima (5) wasaq. 1 wasaq setara dengan 60 sho’.

Sedangkan 1 sho’ disetarakan dengan 2,176 kg. Maka jika satuan wasaq

dikonversi ke satuan kilogram perhitungannya adalah 5 x 60 x 2,176 = 652,8 kg,

atau jika dibulatkan menjadi 653 kg gabah atau 524 kg beras. Dengan kata lain,

jika hasil panen yang terkumpul mencapai 5 wasaq atau setara dengan itu, maka

diwajibkan bagi para pemilik panen untuk membayarkan zakatnya.

Adapun besar zakat yang harus dikeluarkan, apabila sistem pengairan

pertanian dan perkebunan itu memanfaatkan tadah hujan maka zakatnya adalah

10% namun jika sistem pengairannya menggunakan mesin maka besar zakat

yang harus dikeluarkan yaitu 5%.

Cara menghitung sesuai ketentuan:

Terdapat dua cara untuk menghitung jumlah zakat hasil pertanian yang harus

dikeluarkan, yaitu :

1. Jika kondisinya menggunakan sistem irigasi berbayar, maka besaran

persentasenya 5%. Oleh karena itu perhitungannya menjadi:

Zakat pertanian = hasil panen x 5%

Fikih ZISWAF_Sofia | 26
2. Cara yang kedua digunakan jika menggunakan sistem irigasi yang

menggunakan air sungai, hujan, atau mata air. Besaran persentase yang

digunakan adalah 10%.

Zakat pertanian = hasil panen x 10%

Untuk memudahkan Anda dalam memahami perhitungan zakat pertanian,

simak contoh berikut ini:

Seorang petani memiliki sejumlah sawah yang ditanami padi yang luasnya

mencapai 3 Ha. Guna menyuburkan sawah tersebut, sang petani mengeluarkan

biaya pemeliharaan sebesar Rp. 7.000.000,-. Saat waktunya panen, petani

mendapatkan total sebanyak 12 ton beras. Berapakah zakat pertanian yang

harus dibayarkan si petani?

Jawab:

Ketentuan Zakat Pertanian:

 Nisab = 524 kg

 Karena menggunakan biaya maka persentasenya = 5%

 Waktu penyerahan zakat = ketika panen

Perhitungan zakatnya yaitu sebagai berikut:

Hasil panen 12 ton = 12.000 kg (jumlahnya melebihi nisab)

12.000 kg x 5% = 600 kg

Fikih ZISWAF_Sofia | 27
Maka, zakat hasil panen beras yang harus dibayarkan adalah sebesar 600

kg atau jika dikonversikan ke dalam rupiah maka dapat dikalikan dengan

harga beras per kilogram yang berlaku pada saat itu.

Para petani mengeluarkan zakatnya ke BAZNAS untuk dikelola menurut

UU No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat di Indonesia.

2. Nisab dan perhitungan haul zakat profesi

1) Haul zakat profesi

Dr. Yusuf Qardhawi telah meneliti secara mendalam bahwa empat hadist yang

menjelaskan keharusan haul ternyata sanad hadist dha’if/lemah, karena itu dalam

zakat profesi tidak menunggu satu tahun. Selain alasan lemahnya hadist tentang

haul, maka supaya tidak memberatkan, zakat profesi dapat dikeluarkan perbulan,

sebagaimana yang pernah dilakukan Mu’awiyah terhadap gaji militer yang

dipotong oleh bendaharawan negara setiap bulannya dan hal itu diakui oleh

sejumlah sahabat termasuk Ibnu Mas’ud. Adapun waktu penyatuan dari

penghasilan itu yang dimungkinkan dan dibenarkan oleh syariat itu adalah satu

tahun. Dimana zakat dibayarkan satu tahun sekali. Fakta juga menunjukkan

bahwa pemerintah mengatur gaji pegawainya berdasarkan ukuran tahun,

meskipun dibayarkan perbulan karena kebutuhan pegawai yang mendesak.

Jadi, bagi yang berpenghasilan tetap seperti honor atau gaji, zakatnya bisa

dikeluarkan setiap bulan atau bisa setia tahun, tergantung kepada cara termudah

untuk mengeluarkannya. Adapun jika penghasilan tidak menentu waktu dan

besarnya, seperti jasa konsultan proyek, ataupun penghasilan lainnya, maka

mengeluarkan zakatnya pada saat menerimanya.

Fikih ZISWAF_Sofia | 28
2) Nisab zakat profesi

Setelah menetapkan harta penghasilan dari profesi adalah wajib zakat, Yusuf

Qardhawi menjelaskan pula berapa besar nisab untuk jenis harta ini, yaitu 85

gram seperti hal besarnya nisab uang. Demikian pula dengan besarnya zakat

adalah seperempatpuluh (2,5%) sesuai dengan keumuman nash yang mewajibkan

zakat uang sebesar itu.

Namun, ada beberapa orang yang memiliki profesi itu menerima pendapatan

mereka tidak teratur, bisa setiap hari seperti dokter, atau pada saat-saat tertentu

seperti seorang advokat, penjahit, atau secara regular mingguan atau bulanan

seperti kebanyakan pegawai.

Bila nisab diatas ditetapkan untuk setiap kali upah, gaji yang diterima, berarti

kita membebaskan kebanyakan profesi yang menerima gaji beberapa kali

pembayaran dan jarang sekali cukup nisab dari kewajiban zakat. Sedangkan jika

seluruh gaji itu dalam satu waktu tertentu itu dikumpulkan akan cukup senisab

bahkan akan mencapai beberapa nisab. Yang diukur nisabnya adalah penghasilan

bersih, yaitu penghasilan yang telah dikurangi dengan kebutuhan biaya hidup

terendah atau kebutuhan pokok seseorang berikut tanggungannya dan juga setelah

dikurangi untuk pembayaran hutang. Bila penghasilan bersih itu dikumpulkan

dalam setahun atau kurang dalam setahun dan telah mencapai nisab, maka wajib

zakat dikeluarkan 2,5% nya. Bila seseorang telah mengeluarkan zakatnya

langsung ketika menerima penghasilan tersebut (karena yakin dalam waktu

setahun penghasilan bersihnya akan lebih dari senisab), maka tidak wajib lagi bagi

dia mengeluarkannya di akhir tahun (karena berakibat double zakat).

Fikih ZISWAF_Sofia | 29
3) Contoh kalkulasi zakat profesi

Contoh 1:

Penerimaan kotor selama setahun : A

Kebutuhan pokok setahun : B

Hutang-hutang yang dibayar dalam setahun : C

Penghasilan bersih setahun : A-(B+C) = D

Bila D > atau = dengan nilai 85 gram emas, maka wajib zakat yaitu 2,5% x D.

Bila D < nilai 85 gram emas, maka tidak wajib zakat.

Jadi bila yakin bahwa perkiraan besarnya D yang dimiliki dalam setahun

aadalah lebih besar dari 85 gram emas, maka tidak perlu lagi agu-ragu

mengeluarkan zakat langsung ketika diterima. Misalnya dari gaji bulana di ambil

2,5% dari D/ 12 (karena perbulan).

Bila disamping gaji bulana kita memperoleh tambahan penghasilan lain dari

profesi, misal nya bagi dosen univeersitas negeri yang jug amengajar di

universitas swasta. Misalkan memperoleh E dalam setahun, maka zakatnya adalah

2,5% x (D+E), karena seluruh kebutuhan B dan C sudah tercover sebelumnya

yang menghasilkan D.

Fikih ZISWAF_Sofia | 30
Contoh 2:

Seorang pegawai negeri berpenghasilan Rp 2.000.000 dalam sebulan. Lalu

dipotong kebutuhan dharuriyat, yakni kebutuhan dasar/kebutuhan pokok, seperti

makan dan kredit/kontrak rumah. Sedangkan kebutuhan lainnya (hajiyat) lainnya,

seperti kredit mobil, membeli alat-alat rumah tangga, biaya pendidikan tingkat

SMP ke atas, tidak termasuk dipotong. Jika sisa dari kebutuhan pokok tersebut Rp

1.000.000 sebulan, maka dalam setahun jumlahnya sebesar Rp 12.000.000.

Jumlah ini telah mencapai nisab, maka zakat yang harus dikeluarkan sebesar 2,5%

x Rp 12 juta yaitu Rp 300.000. Namun ada ulama yang mengqiyaskan nisab zakat

profesi kepada zakat perdagangan, yakni senilai 94 gram emas. Jika ketentuan ini

yang dipedomi, maka seorang itu baru wajib berzakat bila penghasilannya setahun

mencapai 94 x Rp 90.000 = Rp 8.460.000. Maka jika penghasilannya mencapai

Rp 10 juta misalnya, dalam setahun, zakatnya 2,5 x Rp 10 juta = Rp 250.000,-.

Jadi zakat harus dikeluarkannya sebesar Rp 250.000,- dalam setahun.

Fikih ZISWAF_Sofia | 31
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari segi bahasa, kata zakat mempunyai arti. Yaitu al- baraktu (kesucian), dan

ashahalalu (kebaikan). Menurut fiqih zakat berarti beberapa harta tertentu yang

akan diwajibkan Allah untuk di berikan kepada orang yang berhak. Zakat menurut

Undang-Undang No.23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat dijelaskan bahwa

zakat merupakan kewajiban yang dikeluarkan oleh seorang muslim atau sebuah

badan usaha yang diberikan kepada seseorang yang berhak menerima zakat sesuai

dengan syariat Islam.

Dalam syariat Islam terdapat beberapa sayarat wajib zakat, diantaranya

sebagai berikut; 1) syarat orang wajib zakat; Islam, merdeka, baligh hdan berakal.

2) syarat harta wajib zakat; Milik penuh atau milik sempurna, harta berkembang

(An-Nama’), berlalu satu tahun, harta sudah mencapai nisab.

Zakat fitrah merupakan zakat yang diwajibkannya terkait dengan bulan suci

ramadhan. Imam Malik, imam Syafi’i, Imam Ahmad dan para ulama lain sepakat

bahwa zakat fitrah ditunaikan sebesar satu sha’ (di Indonesia berat satu sha’ di

bakukan menjadi 2,5 kg) kurma, gandum, atau makanan lain yang menjadi

makanan pokok negeri yang bersangkutan. Imam Hanafi membolehkan

membayar zakat fitrah dengan uang senilai bahan makanan pokok yang wajib

dibayarkan. Zakat maal adalah segala sesuatu yang diinginkan oleh manusia untuk

dimiliki, dimanfaatkan dan juga disimpan. Sesuatu inilah yang perlu dikeluarkan

zakatnya jika sudah memenuhi syarat dan rukunnya.

Fikih ZISWAF_Sofia | 32
Adapun harta wajib dizakatkan sebagia berikut; 1) emas dan perak, 2) harta

perniagaan, 3) hasil pertanian, 4) hasil peternakan, yaitu unta, kambing, sapi dan

kerbau, 5) kekayaan terpendam (rikaz) dan tambang, dan 6) zakat profesi

(penghasilan).

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan penyusunan makalah ini, tentunya terdapat

keterbatasan dalam menjelaskan data maupun informasi. Dengan segala

keterbatasan, maka penyusun memberikan beberapa masukan yang dapat

dijadikan referensi bagi pembahasan makalah selanjutnya, yaitu:

1. Masyarakat diharapkan memiliki kesadaran tinggi tentang pengetahuan

dan pemahaman jenis-jenis zakat dan terutama jenis harta kekayaan apa

saja yang wajib dizakatkan.

2. Bagi para petani diharapkan agar mengeluarkan zakat hasil pertaniannya

sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan, mengeluarkan zakatnya ke

BAZNAS untuk dikelola menurut UU No.23 Tahun 2011 tentang

pengelolaan zakat di Indonesia.

3. Bagi para masyarakat diharapkan dapat lebih memahami tentang harta

wajib zakat profesi (penghasilan) dan mengetahui nisab (85 gram emas)

dan perhitungan haulnya. Hal ini turut dikuatkan dalam SK BAZNAS Nomor

22 Tahun 2022 Tentang Nisab Zakat Pendapatan dan Jasa, serta mengeluarkan

zakatnya ke BAZNAS untuk dikelola menurut UU No.23 Tahun 2011

tentang pengelolaan zakat di Indonesia.

Fikih ZISWAF_Sofia | 33
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Masyarakat Islam & Direktorat Pemberdayaan Zakat, Panduan Zakat

Praktis, Kementrian Agama Republik Indonesia, 2013.

Hafidfuddin Didin. 2008. Zakat dalam perekonomian modern, Jakarta:

Gemainsani.

Hafidfudin Didin, 2002. Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema

Insani Press.

https://id.scribd.com/doc/174936575/Makalah-Harta-yang-wajib-Zakati-

Pencarian-dan-Profesi (diakses pada tanggal 8 Mei 2023).

https://jsep.journal.unri.ac.id/index.php/JSEP/article/viewFile/534/527 (diakses

pada tanggal 7 Mei 2023).

https://suaramuhammadiyah.id/2021/06/17/seputar-zakat-prtanian/ (diakses pada

tanggal 8 Mei 2023)

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5792730/nisab-zakat-pedagangan-sudah-

tahu-berapa-besarannya. (diakses pada tanggal 7 Mei 2023).

Huda Nurul., 2015. Zakat PrespektifaMikro-Makro: Pendekatan Riset, Jakarta:

Predamedia Group.

Muhammad Syaikh Bin Salih Al-Utsaimin, 2011. Fiqih Zakat Kotemporer, cet.1,

Solo: Al-qowqm.

Ridlo Taufik Muhammad, 2007. Zakat Profesi dan Perusahaan, Ciputat: Institut

Manajemen Zakat.

Shalehuddin Shofyan Wawan, 2011. Risalah Zakat Infak dan Sedekah,

Bandung: Tafakur.

Fikih ZISWAF_Sofia | 34
Wibisono Yusuf, 2015. Mengelola Zakat Indonesia (Dikursuskan Pengelolaan

Zakat Nasional dari Razim Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 Rezim

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011), Jakarta: Kencana.

Yasin Hadi Ahmad, 2012. Buku Panduan Zakat Praktis, Jakarta: Dompet Dhuafa

Republika.

Fikih ZISWAF_Sofia | 35

Anda mungkin juga menyukai