Anda di halaman 1dari 20

JENIS ZAKAT

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqh Zakat Yang Diampu
Oleh
Bapak Subairi, S.E.,Sy. M.E

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Siti Syafiqotun Nabila (20383032113)
Sofia Martha Trimulyasari (20383032152)
Nurul Hidayati (20383032147)
Mohammad Roihan (20383031141)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI MADURA 2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik
mungkin.
Disini penulis mengucapkan rasa terimakasih yang tiada terhingga kepada
Bapak Subairi, S.E.,Sy. M.E selaku dosen mata kuliah ini, yang telah memberikan
tugas kepada kami guna meningkatkan ilmu pengetahuan.
Makalah yang kami susun ini berjudul “Zakat fitrah dan zakat maal landasan
hukumnya, obyek dan subyek zakat fitrah dan maal” disusun guna memenuhi tugas
dari Bapak Subairi, S.E.,Sy. M.E pada mata kuliah Fiqh Zakat di INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI MADURA.
Sebagai insan yang tidak pernah luput dari kesalahan, kami menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kesempurnaan dan sangat dekat dengan kesalahan dan
kekurangan, maka kami sebagai penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca
yang sifatnya membangun, guna menambah wawasan bagi penyusun khususnya serta
meningkatkan cara penulisan maupun kata demi kata. Akhirnya kami sebagai penulis
mengucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Pamekasan, 21 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 2
A. Pengertian Zakat Fitrah dan Zakat Maal .............................................................. 2
B. Dasar Hukum Zakat ............................................................................................ 11
C. Subjek dan Objek Zakat Fitrah dan Maalt .......................................................... 12
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 16
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 16
B. Saran ................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Zakat merupakan suatu ibadah yang dipergunakan untuk kemaslahatan
umat sehingga dengan adanya zakat (baik zakat fitrah maupun zakat maal) kita
dapat mempererat tali silaturahmi dengan sesama umat Islam maupun dengan
umat lain. Zakat suatu kewajiban bagi umat Islam yang digunakan untuk
membantu masyarakat lain, menstabilkan ekonomi masyarakat dari kalangan
bawah hingga kalangan atas, sehingga dengan adanya zakat umat Islam tidak ada
yang tertindas karena zakat dapat menghilangkan jarak antara si kaya dan si
miskin.
Oleh karena itu kesadaran untuk menunaikan zakat bagi umat Islam harus
ditingkatkan baik dalam menunaikan zakat fitrah yang hanya setahun sekali pada
bulan ramadhan, maupun zakat maal yang seharusnya dilakukan sesuai dengan
ketentuan zakat dalam yang telah ditetapkan baik harta, hewan ternak, emas,
perak dan sebagainya. Sebagaimana yang kita ketahui pada setiap Hari Raya Idul
Fitri, setiap orang Islam baik laki-laki maupun perempuan, besar kecil, merdeka
atau hamba, diwajibkan membayar zakat fitrah dari makanan yang
mengenyangkan menurut tiap-tiap tempat (negeri).
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Zakat Fitrah Dan Zakat Maal?
2. Apa Dasar Hukum Zakat?
3. Bagaimana Subjek Dan Objek Zakat Fitrah Dan Zakat Maal?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui zakat fitrah dan zakat maal.
2. Untuk mengetahui dan memahami dasar hukum zakat.
3. Untuk mengetahui subjek dan objek dari zakat fitrah dan zakat maal.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Zakat Fitrah dan Zakat Maal
Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat mempunyai beberapa arti, yaitu
albarakatu (keberkahan), a-namaa (pertumbuhan dan perkembangan), aththaharatu
(kesucian), dan ash-shalahu (keberesan). 1 Menurut Ibnu Manzhur dalam kitab
Lisan al-Arab yang dikutip oleh Yusuf Qordawiartidasar dari kata zakat, ditinjau
dari sudut bahasaadalah suci, tumbuh, berkah, dan terpuji.Semuanya digunakan di
dalam Qur’an dan hadis.2 Sedangkan menurut istilah, zakat adalah sebagian harta
yang telah diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada orang yang berhak
menerimanya sebagaimana yang telah dinyatakan dalam Al-Qur’an atau juga
boleh diartikan dengan kadar tertentu atas harta tertentu yang diberikan kepada
orang-orang tertentu dengan lafadz zakat yang juga digunakan terhadap bagian
tertentu yang dikeluarkan dari orang yang telah dikenai kewajiban untuk
mengeluarkan zakat. 3 Oleh karena itu Secara umum zakat terbagi menjadi dua
jenis, yakni zakat fitrah dan zakat mal.
1. Zakat Fitrah
Zakat fitrah dinamakan al-fitri yang mengacu kepada kata fitri yang
artinya adalah makan. Dinamakan zakat fitri karena terkait dengan bentuk
harta yang diberikan kepada mustahiknya, yaitu berupa makanan. Selain itu
zakat ini dinamakan fitri juga karena terkait dengan hari lebaran yang bernama
fitri. Kita di Indonesia sering menyebutnya dengan hari Raya Fitri. dan di hari
Idul Fitri itu kita diharamkan berpuasa, sebaliknya wajib berbuka atau
memakan makanan. Oleh karena itulah hari raya itu disebut dengan hari Idul
Fitri dan arti secara bahasanya adalah hari raya makan-makan. Zakat fitrah

1
Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern(Jakarta: Gema Insani Press,2002), 7.
2
Yusuf Qardawi, Fiqh Zakat(Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2011), 34.
3
Muhammad Abdul Malik Ar Rahman, 1001 Masalah dan Solusinya(Jakarta: PustakaCerdas Zakat,
2003), 2.

2
dapat diartikan dengan suci sebagaimana hadits Rasul “kullu mauludin yuladu
ala al fitrah” (setiap anak Adam terlahir dalam keadaan suci) dan bisa juga
diartikan juga dengan ciptaan atau asal kejadian manusia.
Pengertian fitrah ialah sifat asal, bakat, perasaan keagamaan dan
perangai. Sedangkan zakat fitrah adalah zakat yang berfungsi mengembalikan
manusia muslim dalam keadaan fitrahnya, dengan menyucikan jiwa mereka
dari kotoran-kotoran (dosa-dosa) yang disebabkan oleh pengaruh pergaulan
dan sebagainya. Adapun dalil zakat fitrah dalam QS. al-A’la/87 : 146
Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman)
Zakat fitrah adalah sejumlah harta yang wajib ditunaikan oleh setiap mukallaf
dan setiap orang yang nafkahnya ditanggung olehnya dengan syarat-syarat
tertentu. Zakat fitrah dikeluarkan oleh setiap umat Islam yang hidup sebagian
bulan Ramadhan dan sebagian bulan Syawal. Hukum Zakat fitrah wajib bagi
umat islam baik laki-laki maupun perempuan, besar kecil, merdeka maupun
hamba. 4 Yang dikeluarkan dalam zakat fitrah adalah makanan pokok (yang
mengenyangkan) menurut tiap-tiap tempat Zakat fitrah ini dimaksudkan untuk
membersihkan dosa-dosa yang pernah dilakukan selama puasa Ramadhan,
agar orang-orang itu benarbenar kembali kepada keadaan fitrah, dan juga
untuk menggembirakan hati fakir miskin pada hari raya idul fitri. Dari
pengertian di atas dapat ditarik dua pengertian tentang zakat fitrah. Pertama,
zakat fitrah adalah zakat untuk kesucian. Artinya, zakat ini dikeluarkan untuk
mensucikan orang yang berpuasa dari ucapan atau perilaku yang tidak ada
manfaatnya. Kedua, zakat fitrah adalah zakat karena sebab ciptaan. Artinya
bahwa zakat fitrah adalah zakat yang diwajibkan kepada setiap orang yang
dilahirkan ke dunia ini. Oleh karenanya zakat ini bisa juga disebut dengan
zakat badan atau pribadi.

4
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah (bandung: Al- Ma’arif, 1997).

3
a. Syarat Wajib Zakat Fitrah
1. Beragama Islam.
2. Lahir dan hidup sebelum terbenam matahari pada hari penghabisan
bulan Ramadhan.
3. Mempunyai kelebihan harta dari keperluan makanan untuk dirinya
sendiri dan wajib dinafkahi,baik manusia ataupun binatang, pada
malam hari raya dan siang harinya. Orang yang tidak mempunyai
lebihan tidak wajib membayar fitrah. tidak mempunyai kelebihan
seperti itu, maka boleh menerima dari orang lain sehingga dia dapat
membayar zakat dan mempunyai persediaan makanan.5 Zakat fitrah ini
hukumnya wajib atas setiap manusia yang muslim, baik dia sudah
dewasa maupun ketika masih kanak-kanak. Bahkan janin yang masih
ada di dalam perut ibunya dan sudah bernyawa, termasuk yang terkena
kewajiban untuk dikeluarkan zakatnya. Zakat ini juga tetap wajib atas
laki-laki dan wanita, yang berakal atau pun yang tidak berakal. Adapun
waktu pembayarannya adalah ketika masih dibulan ramadhan karena
zakat fitrah adalah ibadah yang tidak bisa dilepaskan dengan rangkaian
ibadah di bulan Ramadhan, sebab kewajiban berzakat fitrah hanya
boleh dilakukan pada bulan Ramadhan. Dengan kata lain apabila zakat
fitrah dilakukan di luar bulan Ramadhan, bisa dipastikan bahwa status
zakat fitrah yang dibayarkan menjadi tidak sah. Rasulullah dalam salah
satu haditsnya yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas menjelaskan, yang
artinya : Barangsiapa yang membayar zakat fitrah sebelum dia
melaksanaan shalat iedul fitri, maka zakat fitrahnya diterima

5
Tim KKG PAI Kota Surabaya, Pendidikan Agama Islam SD (Surabaya : CV Citra Cemara, 2006),39.

4
b. Waktu Zakat Fitrah
Waktu wajib membayar zakat fitrah adalah ketika terbenam matahari pada
malam Idul Fitri. Adapun beberapa waktu dan hukum membayar zakat
fitrah pada waktu itu adalah:6
1) Waktu mubah, awal bulan Ramadhan sampai hari penghabisan
Ramadhan.
2) Waktu wajib, mulai terbenamnya matahari di akhir bulan Ramadhan
3) Waktu sunah, sesudah sholat subuh sebelum sholat Idul Fitri.
c. Jenis Zakat yang Dibayarkan
Sebagaimana kita ketahui bahwa ada banyak jenis zakat, dan
biasanya tiap jenis harta ada zakatnya sendiri-sendiri dan masing-masing
punya ketentuan yang juga saling berbeda. Zakat fitrah adalah salah satu
dari sekian banyak jenis zakat, oleh karena itu ada bentuk yang wajib
dizakatkan, ukuran, dan juga kapan waktu yang ditetapkan untuk
membayarkannya.
Para ulama sepakat bahwa bentuk zakat fitrah itu adalah apa yang
menjadi makanan pokok, yaitu :
1) Makanan Pokok
Bagi masyarakat Madinah di masa Nabi Muhammad Saw, kurma di
masa itu menjadi bahan makanan pokok sehari-hari. Ibaratnya makan
pagi, siang dan malam mereka adalah kurma. dan Rasulullah Saw
ketika menjadi penduduk Madinah, memang ikut juga makan kurma,
sebagaimana umumnya penduduk Madinah. Oleh karena itu, beliau
Rasulullah Saw membayar zakat fitrah dengan kurma. Selain kurma
yang menjadi makanan pokok, pada masa Rasulullah Saw juga
mengeluarkan zakat fitrah dengan gandum, karena umumnya
masyarakat Arab di masa itu, bahkan hingga hari ini, makanan pokok

6
Ibnu Masud, Fiqhi Madzhab Syafi’I (Bandung: CV Pustaka Setia, 2007).

5
mereka adalah roti yang terbuat dari gandum. Bagaimana kalau di
negara lain seperti negara Indonesia, yang mana makanan pokoknya
bukan kurma atau gandum seperti yang ada pada zaman Nabi
Muhammad Saw atau di Saudi Arabiya. Para ulama umumnya sepakat
mengatakan bahwa meski zakat itu merupakan makanan, tetapi yang
diberikan bukan makanan yang sudah matang dan siap disantap.
Tetapi bentuknya adalah bahan mentah yang belum dimasak. Salah
satu alasannya adalah bahwa makanan yang sudah matang dan siap
santap tidak bertahan lama dan tidak bisa disimpan. Setidaknya untuk
ukuran teknologi di masa lalu yang belum mengenal sistem
pengawetan makanan. Sedangkan bila yang diberikan berupa bahan
mentah, seperti beras, gandum dan sejenisnya, maka bahan-bahan itu
bisa disimpan oleh orang yang menerima zakat untuk waktu yang lama.
Karena itu di Indonesia pada umumnya adalah menggunakan beras,
atau jagung di Madura, sagu di Papua dan lain-lain tergantung jenis
makanan pokok yang ada di daerah tertentu.
2) Ukuran
Sesuai dengan hadits di atas, disebutkan bahwa Nabi Muhammad Saw
mengeluarkan gandum atau kurma dengan ukuran satu sha'.
Setidaknya para ulama sepakat bahwa Nabi Muhammad Saw
mengeluarkan zakat fitrah sebesar satu sha’. Jumhur ulama sepakat
bahwa ukuran zakat fitrah yang dikeluarkan oleh Rasulullah Saw
adalah satu sha’ dengan hadits-hadits yang pada umumnya tidak lepas
dari menyebutkan jumlah satu sha’ itu.
Satu hal yang perlu dicatat bahwa ukuran sha’ disepakati oleh
para ulama merupakan ukuran takaran atau volume, bukan ukuran
berat. Hal itu didasarkan pada sabda Rasulullah Saw sendiri dalam
salah satu hadits yang diriwayatkan oleh dari Ibnu Umar RA berkata
bahwa Rasulullah Saw bersabda yang artinya : Ukuran volume

6
mengikuti ukuran yang dipakai oleh penduduk Madinah, sedangkan
ukuran berat mengikut ukuran berat yang dipakai penduduk Mekkah.
2. Zakat Maal
Zakat mal adalah sebagian harta kekayaan seseorang atau badan hukum
yang wajib dikeluarkan untuk diberikan kepada golongan khusus, dalam
jangka waktu dan jumlah nominal tertentu. Berdasarkan Badan Amil Zakat
Nasional (BAZNAS), istilah kata mal berasal dari bahasa Arab yang artinya
adalah harta atau kekayaan. Dengan kata lain, segala sesuatu hal untuk
disimpan dan dimiliki oleh seseorang.
Zakat mal bisa di simpulkan atau di artikan secara umum adalah suatu
kewajiban setiap muslim yang merdeka dan menguasai pemilikan harta secara
sempurna serta telah sampai haul (tahun) dan nisab (batas minimalnya). Ini
berbeda dengan zakat pertanian yang tidak disyaratkan sampai haulnya, tetapi
hanya nisabnya saja. Kalangan ulama Hanafiyah mensyaratkan bahwa
muzakki haruslah baligh dan berakal. Mereka menganggap zakat tidak wajib
atas anak-anak dan orang gila. Namun madzab Maliki, Syafi’i dan Hanabilah
memandang bahwa zakat wajib atas harta mereka. Yang menjadi patokan
disini bukanlah orangnya, melainkan hartanya. 7 Menurut redaksi dari Ibnu
Manzhur dalam kitab Lisan al-Arab yang dikutip oleh Yusuf Qordawi, bahwa
kekayaan atau harta adalah segala sesuatu yang dimilik, namun orang-orang
desa sering menghubungkan dengan ternak dan orang-orang kota sering
menghubungkan dengan emas dan perak, tetapi semuanya adalah kekayaan.8
Zakat maal juga segala sesuatu yang diinginkan oleh manusia untuk dimiliki,
dimanfaatkan dan juga disimpan. 9 Sesuatu inilah yang perlu dikeluarkan
zakatnya jika sudah memenuhi syarat dan rukunnya.

7
Muhammad Iqbal, Fiqh Siyasah(Jakarta: Penerbit Gaya Media Pratama, 2001), 58.
8
Yusuf Qardawi, Fiqh Zakat (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2011), 921.
9
Direktorat Masyarakat Islam & Direktorat Pemberdayaan Zakat, Panduan Zakat Praktis

7
a. Syarat Zakat Maal
1. Milik penuh, bukan milik bersama
2. Berkembang, artinya harta tersebut bertambah atau berkurang bila
diusahakan atau mempunyai potensi untuk berkembang.
3. Mencapai nisabnya atau sudah mencapai nilai tertentu.
4. Cukup haulnya atau sudah mencapai satu tahun.
5. Lebih dari kebutuhan pokok dan
6. Bebas dari hutang.
Dalam perekonomian modern zakat maal dapat berupa:
a) Zakat profesi.
b) Zakat perusahaan.
c) Zakat surat-surat berharga (saham dan obligasi).
d) Zakat perdagangan mata uang.
e) Zakat hewan ternak yang diperdagangkan.
f) Zakat madu dan produk hewani (sutra dan susu).
g) Zakat investasi property.
Salah satu syarat wajib zakat mal adalah dibayarkan oleh
orang mampu atau hidup berkecukupan. Namun, disamping itu
terdapat beberapa ketentuan lainnya yang harus dipenuhi.
Diantaranya sebagai berikut.
1) Muslim, yaitu seseorang yang beragama Islam.
2) Merdeka, yaitu bukan termasuk hamba sahaya dan terbebas
dari hutang.
3) Berakal dan sudah baligh.
4) Memenuhi syarat nisab atau batas minimumnya.
Selain ketentuan bagi orang dengan kewajiban
membayar zakat, harta yang akan dijadikan zakat pun juga
mempunyai beberapa persyaratan tersendiri. Adapun syarat
kekayaan dalam zakat mal adalah sebagai berikut.
1) Kepemilikan penuh atas harta.
8
2) Merupakan barang halal dan diperoleh dengan cara yang
tidak haram.
3) Harta yang dapat dikembangkan atau dimanfaatkan
nilainya.
4) Telah mencukupi nisab sesuai jenis hartanya.
5) Terbebas dari hutang.
6) Telah mencapai haul atau saat waktu panen.
b. Penerima Zakat Mal
Sebagai Rukun Islam keempat, tentu zakat memiliki aturan
mengikat dari ilmu fiqih. Misalnya adalah kepada siapa zakat berhak
diberikan. Dalam QS. At-Taubah ayat 60, Allah SWT. memberikan
ketentuan orang yang menerima zakat mal adalah sebagai berikut.
Golongan yang berhak menerima zakat yaitu ada 8 golongan, atau
dalam istilah disebut golongan delapan ashnaf, mereka adalah:
1. Fakir, yaitu golongan orang yang hampir tidak mempunyai harta
benda, sehingga tak mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.10
2. Miskin, yaitu golongan orang yang mempunyai sedikit harta, namun
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.
3. Amil, yaitu golongan orang yang berperan sebagai pengumpul dan
pendistribusi zakat mal.
4. Mualaf, yaitu golongan orang yang baru saja masuk agama Islam,
sedang membutuhkan bantuan untuk meningkatkan pengetahuan
dalam tauhid dan syariah.
5. Riqab, yaitu golongan orang sebagai budak atau hamba sahaya yang
ingin memerdekakan diri.

10
Ahmad Hadi Yasin, Buku Panduan Zakat

9
6. Gharimin, yaitu golongan orang yang mempunyai hutang dengan
tujuan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dalam mempertahankan
jiwa dan izzahnya.
7. Fisabilillah, yaitu golongan orang yang berjuang di jalan Allah SWT.
melalui kegiatan dakwah maupun jihad. Ibnu Sabil, yaitu golongan
orang yang hartanya telah habis di perjalanan dalam ketaatan kepada
Allah.11
c. Perhitungan Zakat Mal
Cara perhitungan zakat mal adalah menentukan terlebih dulu berapa
besaran nisab atas hartanya. Adapun, besaran nisab sebesar 85 gram emas
dengan pengeluaran zakat mal sebesar 2,5%. Berikut ini rumus
perhitungan zakat mal.
Zakat Mal = 2,5 % x Jumlah harta selama satu tahun (haul)
Misalnya, Bapak Ali selama satu tahun memiliki harta kekayaan
(emas/perak/uang) senilai Rp100 juta. Jika harga emas saat ini Rp971
ribu/gram, maka nishab zakat dan nominal pengeluaran zakat mal adalah
sebesar…
Nisab = 85 gram emas x harga emas saat ini

= 85 gram emas x Rp971 ribu = Rp82,53 juta

Dengan hasil nisab tersebut, maka bapak A wajib untuk membayarkan


zakat mal. Karena harta kekayaannya dalam satu tahun telah melebihi
nisabnya.12

Zakat mal

= 2,5% x Rp100 juta

11
Asnaini, Zakat Produktif Dalam Perspektif Hukum Islam.
12
Direktorat Masyarakat Islam, Direktorat Pemberdayaan Zakat, Panduan Zakat Praktis

10
= Rp2,5 juta
B. Dasar Hukum Zakat
Sebagaimana telah diketahui sebagian lapisan masyarakat Islam, bahwa
zakat merupakan satu rukun dari rukun Islam yang kelima, satu fardhu dari fardhu-
fardhu agama dan zakat wajib dilaksanakan oleh setiap orang Islam yang sudah
memenuhi syarat-syarat wajibnya.
Hukum zakat adalah wajib ‘aini dalam arti kewajiban yang ditetapkan
untuk diri pribadi dan tidak mungkin dibebankan kepada orang lain, walaupun
dalam pelaksanaannya dapat diwakilkan kepada orang lain.13
Zakat sebagai salah satu rukun Islam, mempunyai kedudukan yang sangat
penting. Hal ini dapat dilihat dari segi tujuan dan hikmah zakat dalam
meningkatkan martabat hidup manusia dalam masyarakat, perintah zakat selalu
beriringan dengan shalat.
Dasar-dasar atau landasan kewajiban mengeluarkan zakat disebutkan
dalam Al-Qur’an, As-Sunnah dan Ijma’ Ulamasebagai berikut:14
1) Al-Qur’an
Surat albaqorah;43
‫واقيمواالصالة واتوا الزكاة واركعوا مع الراكعين‬
Artinya: “Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-
orang yang rukuk”
2) As Sunnah

“ Dari Abdullah bin Abbas r.a, ia berkata, Rasulullah saw bersabda


kepada Mu’ adz bin Jabal saat beliau utus ke Yaman, sungguh, kamu akan
mendatangkan suatu kaum Ahli Kitab. Setelah kamu tiba di tengah-tengah
mereka, serulah mereka untuk bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak
diibadahi) selain Allah dan Muhammad utusan Allah. Jika mereka menaati hal
itu, maka beritahukan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan shalat lima

13
Amir Syarifuddin, Garis-garis Besar Fiqh(Jakarta: Kencana, 2003), 38.
14
Saleh Al Fauzan, Fiqih Sehari-hari(Jakarta: Gema Insani, 2006), 24.

11
waktu dalam sehari semalam pada mereka. Jika mereka menaati hal itu, maka
beritahukan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan zakat yang dipungut dari
orang-orang kaya diantara mereka lalu dikembalikan kepada orang-orang fakir
diantara mereka”. Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim dari
Abdullah bin Abbas r.a:
3) Ijma’ Ulama

Ulama baik salaf (tradisional) maupun khalaf (modern) telah sepakat


akan kewajiban zakat dan bagi yang mengingkarinya berarti telah kafir dari
Islam.15
Selain menggunakan kedua sumber utama dalam Islam yaitu al- Qur’an
dan al-Hadits, juga menggunakan dalil yang berupa ijma’ yaitu
kesepakatansemua (ulama) umat bahwa zakat adalah wajib, bahkan para
sahabat nabi sepakat untuk membunuh orang-orang yang enggan mengeluarkan
zakat.
C. Subjek dan Objek Zakat fitrah dan Zakat Maal
Orang-orang yang berhak menerima zakat,telah ditentukan oleh Allah,
dalam QS at-Taubah/9 :60 “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-
orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang,
untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai
suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana.”
1. Orang yang berhak menerima zakat itu ialah sebagai berikut:
a. Fakir yaitu orang yaang tidak mempunyai harta atau usaha yang dapat
menjamin 50% kebutuhan hidupnya untuk sehari-hari.

15
Muhammad, Nailul Authar(Semarang: CV. Asy Syifa, 1994), IV:12.

12
b. Miskin yaitu orang yang mempunyai harta dan usaha yang dapat
menghasilkanlebih dari 50% untuk kebutuhan hidupnya tetapi tidak
mencukupi.
c. Amil yaitu panitia zakat yang dapat dipercayakan untukmengumpulkan
dan membagibagikannya kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan
hukum Islam .
d. Muallaf yaitu orang yang baru masuk Islam dan belum kuat imannya dan
jiwanya perlu dibina agar bertambah kuat imannya supaya dapat
meneruskan imannya.
e. Hamba sahaya yaitu yang mempunyai perjanjian akan dimerdekakan oleh
tuan nya dengan jalan menebus dirinya.
f. Gharimin yaitu orang yang berhutang untuksesuatu kepentingan yanng
bukan maksiat dan ia tidak sanggup untuk melunasinya.
g. Sabilillah yaitu orang yang berjuang dengan suka rela untuk menegakkan
agama Allah.
h. Ibnu sabil atau Musafir yaitu orang yang kekurangan perbekalan dalam
perjalanan dengan maksud baik, seperti menuntut ilmu, menyiarkan
agama dan sebagainya.
2. Yang tidak berhak menerima zakat sebagai berikut:
a. Orang kaya. Rasulullah bersabda, "Tidak halal mengambil sedekah (zakat)
bagi orang yang kaya dan orang yang mempunyai kekuatan tenaga." (HR
Bukhari).
b. Keturunan Rasulullah. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya tidak halal
bagi kami (ahlul bait) mengambil sedekah (zakat)." (HR Muslim).
c. Orang yang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan istri.
d. Orang kafir (hanya berhak diberi sedekah)
3. Tujuan Zakat
Yang dimaksud dengan tujuan zakat dalam hubungan ini adalah
sasaran praktisnya. Walaupun sesungguhnya zakat sendi merupakan ibadah
yang mengandung dua dimensi, yaitu dimensi hablumminallah (hubungao
13
antara ma,nusia dengan Allah sebagai penciptanya) dan dimensi
hablumminannas (hubungan antara manusia dengan manusia atau manusia
dengan makhluk Tuhan yang lainnya), penunaian zakat merupakan wujud dari
ajalan Islam yang sangat memperhatikan rnasaiah-masalah kemasyarakatan,
tcrutama nasib mereka yang lemah (llasan, 1995: 26).
Menolong orang-orang fakir yang membutuhkan, dengan tangan-
tangan mereka untuk memulai pekerjaan dan kesungguhan sekiranya mereka
mampu, membantu mereka untuk menempatkan kehidupan yang mulia jika
mereka lemah. Dengan demikian masyarakat akan terjaga dari penyakit fakir
atau kekurangan, kebodohan dan kelemahan. Masyarakat harus bertanggung
jawab untuk menanggung mereka yang fakir dan mencukupi mereka.
Membersihkan jiwa dari segala macam penyakit kikir dan bakhil,
membiasakan diri orang yang beriman akan sifat kesungguhan dan
kedermawanan. Tidak hanya terbatas pada zakat saja, tetapi bagian dari
kewajiban sosial dalam membantu Negara untuk memberi, manakala ada
kebutuhan, kepentingan tentara, menghalau musuh, dan membantu kaum fakir
miskin untuk mendapatkan kehidupan yang layak. Untuk itulah, dalam Islam
terdapat banyak sekali institusi ekonomi yang bertujuan untuk membantu
mereka yang kekurangan, baik yang wajib maupun yang sunah. Sebagai
ungkapan terima kasih (syukur) atas segala kenikmatan yang telah dilimpahkan
oleh Allah SWT. Al-Zuhaili menganalogikan, membayar zakat itu laksana
shalat, puasa satu bulan, dan menunaikan ibadahhaji.
4. Hikmah zakat
Sudah menjadi sunnatulloh, adanya kesenjangan sosial antara si kaya
dan si miskin selalu memunculkan stagnasi antara keduanya. Orang kaya
selalu hidup dengan bergelimang harta, dan dapat memenuhi kebutuhannya,
sedangkan orang miskin hanya bisa membeli sesuap nasi bahkan tidak sama
sekali. Oleh karena itulah Islam datang membawa risalah persamaan hak dan
kewajiban antar sesama manusia. Tiada yang membedakan antara kaya dan
miskin kecuali ketaqwaannya. Dan tiada kemulyaan antara orang kaya atas
14
orang miskin melainkan harus menunaikan zakatnya kepada yang berhak
menerimanya sehingga tidak ada sekat antara yang kaya dan miskin.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Zakat adalah sebagian harta yang telah diwajibkan oleh Allah SWT untuk
diberikan kepada orang yang berhak menerimanya sebagaimana yang telah
dinyatakan dalam Al-Qur’an atau juga boleh diartikan dengan kadar tertentu atas
harta tertentu yang diberikan kepada orang-orang tertentu dengan lafadz zakat
yang juga digunakan terhadap bagian tertentu yang dikeluarkan dari orang yang
telah dikenai kewajiban untuk mengeluarkan zakat
Zakat fitrah dikeluarkan oleh setiap umat Islam yang hidup sebagian bulan
Ramadhan dan sebagian bulan Syawal. Hukum Zakat fitrah wajib bagi umat
islam baik laki-laki maupun perempuan, besar kecil, merdeka maupun hamba.16
Yang dikeluarkan dalam zakat fitrah adalah makanan pokok (yang
mengenyangkan) menurut tiap-tiap tempat Zakat fitrah ini dimaksudkan untuk
membersihkan dosa-dosa yang pernah dilakukan selama puasa Ramadhan, agar
orang-orang itu benarbenar kembali kepada keadaan fitrah, dan juga untuk
menggembirakan hati fakir miskin pada hari raya idul fitri.
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya, namun sebagai
manusia kami tidak lepas dari dari keselahan. Oleh karena itu saran dan kritik
yang membangun kami sangat diharapkan untuk menyempurnakan makalah ini
diwaktu yang akan datang.

16
DAFTAR PUSTAKA
Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern(Jakarta: Gema Insani
Press,2002).

Yusuf Qardawi, Fiqh Zakat(Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2011).

Muhammad Abdul Malik Ar Rahman, 1001 Masalah dan Solusinya(Jakarta:


PustakaCerdas Zakat, 2003).
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah (bandung: Al- Ma’arif, 1997).

Tim KKG PAI Kota Surabaya, Pendidikan Agama Islam SD (Surabaya : CV Citra
Cemara, 2006),39.
Ibnu Masud, Fiqhi Madzhab Syafi’I (Bandung: CV Pustaka Setia, 2007).Muhammad
Iqbal, Fiqh Siyasah(Jakarta: Penerbit Gaya Media Pratama, 2001).
Yusuf Qardawi, Fiqh Zakat (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2011).
Direktorat Masyarakat Islam & Direktorat Pemberdayaan Zakat, Panduan Zakat
Praktis
Ahmad Hadi Yasin, Buku Panduan Zakat
Asnaini, Zakat Produktif Dalam Perspektif Hukum Islam.

Direktorat Masyarakat Islam, Direktorat Pemberdayaan Zakat, Panduan Zakat Praktis


Saleh Al Fauzan, Fiqih Sehari-hari(Jakarta: Gema Insani, 2006).

Amir Syarifuddin, Garis-garis Besar Fiqh(Jakarta: Kencana, 2003).

Muhammad, Nailul Authar(Semarang: CV. Asy Syifa, 1994).

17

Anda mungkin juga menyukai