Anda di halaman 1dari 81

ZAKAT FITRAH DAN ZAKAT MAL

Disusun Oleh :
MAULIDYA PUTRI NAYLA
9B/16

SMPN 3 Jember

1
DAFTAR ISI

Hakaman Judul ...................................................................................1


Daftar Isi ..............................................................................................2
Kata Pengantar ....................................................................................3
Pendahuluan ........................................................................................4
Pembahasan :
1. Latar Belakang Zakat ...................................................................6
2. Kisah Inspiratif Zakat ...................................................................25
3. Ayat Al Quran tentang Zakat .......................................................42
4. Sejarah Zakat.................................................................................60
Penutup :
1. Kesimpulan ...................................................................................63
2. Saran .............................................................................................64
3. Rangkuman Gambar .....................................................................64
4. Daftar Pustaka ..............................................................................80

2
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji Syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah yang maha kuasa karena  atas
berkat Rahmat dan Hidayahnyalah yang senantiasa dilimpahkan kepada kita,
sehingga dalam penyusunan makalah ini kami diberikan  kemudahan untuk
mengumpulkan reprensi dalam menyusun makalah mengenai, “ZAKAT”.

Kami juga  sadari bahwa didalam isi makalah yang kami buat ini sesungguhnya
masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan yang seharusnya itu menjadi
suatu hal yang sangat subtansi dalam makalah ini, oleh karena itu saya sebagai
penyusun makalah ini  sangat mengharapkan masukan – masukan agar sekiranya
makalah ini dapat sempurna sesuai apa yang kita harapkan dan juga dapat
bermamfaat untuk kita semua.

Saya selaku penyusun mengucapkan banyak terima kasih ketika makalah ini begitu
banyak memberikan dampak positif bagi rekan – rekan lainnya, Semoga Allah
SWT senantiasa melimpahkan rahmat-nya kepada kita semua . Aamiin.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

3
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Pembuatan Makalah

Yang mendorong penulisan makalah ini adalah niat untuk memberikan nasehat dan
peringatan akan kewajiban zakat yang telah diremehkan oleh kebanyakan kaum
muslimin, mereka tidak mengeluarkanya sebagaimana cara yang disyariatkan,
meski perkara ini adalah besar, dan merupakan salah satu dari lima rukun Islam di
mana bangunan Islam tidak akan tegak tanpanya.

“Islam dibangun di atas lima landasan: Syahadat bahwa tiada Tuhan selain
Allah, dan Muhamad utusan Alah, menegakan sholat, menunaikan zakat, puasa
ramadhon dan haji." (QS: Bukhori, Muslim. Ini menunjukkan bahwa zakat
merupakan bagian penting dalam kehidupan umat Islam. Bahkan pada masa
Khalifah Abu Bakar As-Siddiq orang-orang yang enggan berzakat diperangi
sampai mereka mau berzakat. Itu karena kewajiban berzakat sama dengan
kewajiban mendirikan sholat.

”Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan


shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak
ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (Q.S.
Al- Baqarah : 277).

Kewajiban zakat atas muslim adalah di antara kebaikan Islam yang menonjol dan
perhatianya terhadap urusan para pemeluknya, hal itu karena begitu banyak

4
manfaat zakat dan betapa besar kebutuhan orang-orang fakir kepada zakat. Kitab
dan sunnah serta ijma' telah menunjukan kewajibanya, barang siapa mengingkari
kewajibanya maka ia adalah kafir dan murtad dari Islam dan harus diminta agar
bertaubat, jika tidak bertaubat dibunuh, dan barang siapa kikir dengan enggan
mengeluarkan zakat atau mengurangi sesuatu darinya maka ia termasuk orang-
orang dzolim yang berhak atas sangsi dari Allah SWT, Allah SWT berfirman:

" Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan
kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi
mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka
bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan
Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui
apa yang kamu kerjakan." (QS: Ali-Imron; 180).

Namun sayang, zakat yang seharusnya menjadi potensi ekonomi umat yang sangat
baik, pada umumnya belum digarap secara baik. Akibatnya kemiskinan di
kalangan umat Islam jumlahnya masih cukup banyak. Padahal kita pun tahu bahwa
kemiskinan dan kemelaratan merupakan bibit potensial untuk kemurtadan dan
kekufuran.

2. Tujuan Pembuatan Makalah


a. Untuk memperdalam pengetahuan tentang Islam.
b. Untuk salah satu alternatif bacaan bagi siapa saja yang ingin mendalami dan
menghayati tentang zakat.
c. Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Agama Islam dengan tema “ ZAKAT

5
3. Manfaat Pembuatan Makalah
a. Menambah pengetahuan tentang agama Islam.
a. Menambah keimanan dan ketakwaan bagi siapa saja yang membacanya.
b. Membantu teman dalam mengkaji dan menerapkan Islam.

4. Rumusan Masalah
a. Apa itu zakat?
b. Apa saja tujuan dari zakat?
c. Apa saja macam-macam zakat?
d. Apa hokum dari ber zakat?
e. Apa saja syarat dalam ber zakat?
f. Siapa yang berhak menerima zakat?
g. Siapa yang tidak berhak menerima zakat?
h. Apa saja manfaat / faedah dari ber zakat?
i. Dalil mana saja yang mewajibkan kita untuk ber zakat?
j. Apa hikmah dari zakat?
k. Bagaimana hokum jika enggan melaksanakan zakat?
l. Bagaimana kisah inspiratif dari ber zakat?
m. Apa saja harta yang tidak wajib di zakati?
n. Bagaimana sejarah Islam tentang zakat?

6
PEMBAHASAN

Pengertian Zakat
 Pertama, zakat menurut bahasa artinya bersih, tambah dan terpuji.
Sedangkan menurut istilah zakat adalah kadar harta tertentu yang diberikan
kepada para mustahiq (yang berhak) menerimanya dengan beberapa syarat. 1
[5]
 Kedua, zakat yaitu pemberian sebagian harta kepada fakir miskin dan orang-
orang yang berhak menerimanya dan hukumnya wajib.2[6]
 Ketiga, zakat adalah satu kewajiban dari kewajiban-kewajiban Islam, ia
adalah salah satu dari rukun-rukunya, dan termasuk rukun yang terpenting
setelah syahadat dan sholat.3[7]
Dalam bahasa Arab, kata zakah secara harfiah berarti berkembang atau tumbuh.
Kadang diartikan bersih atau suci. Adapun dalam pembahasan fikih, istilah zakat
diartikan sebagai sejumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan dan diserahkan
kepada orang-orang yang berhak menerimanya.
Pengertian yang lain, zakat adalah salah satu ibadah pokok dan termasuk salah satu
rukun Islam. Dan secara arti kata zakat berasal dari bahasa Arab dari akar kata
zaka mengandung beberapa arti seperti membersihkan, bertumbuh dan berkah.
Dalam terminologi hukum (syara’) zakat diartikan: “Pemberian tertentu dari harta
tertentu kepada orang tertentu menurut syarat-syarat yang ditentukan”.

1
2
3
7
Tujuan Zakat :
sebagaimana firman Allah dalam surat at- Taubah ayat 103 :

‫صلَوتَكَ َس َك ٌن‬
َ ‫صلِّ َعلَ ْي ِه ْم اِ َّن‬ َ ‫ُخ ْذ ِم ْن اَ ْم َوالِ ِه ْ`م‬
َ ‫ص َدقَةً تُطَهِّ ُ`ر هُ ْم َوتُزَ ِّك ْي ِه ْ`م بِهَا َو‬
)١٠٣ :‫لَّهُ ْم َوهللاُ َس ِم ْي ٌع َعلِ ْي ٌم (التوبة‬

Artinya :
Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka,
dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan)
ketentraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.(Q.S
At-Taubah : 103) Jadi tujuan Allah memerintahkan umat Islam untuk membayar
zakat adalah agar harta yang dimilikinya menjadi bersih dan suci. Karena kalau
tidak dibayarkan zakatnya, harta yang dimiliki menjadi kotor dan haram karena
tercampur hak orang lain yang dititipkan kepada orang yang berhak mengeluarkan
zakat

Macam - Macam Zakat


1. Zakat Fitrah
Pengertian
Beberapa pengertian zakat fitrah adalah sebagai berikut :
1.  Zakat fitrah adalah zakat diri yang dikeluarkan oleh setiap umat Islam yang
hidup sebagian bulan Ramadhan dan sebagian bulan Syawal.4[10]
2.  Zakat fitrah adalah tindakan untuk mensucikan jiwa.5[11]

4
5
8
Jenis untuk Membayar dan Jumlah yang Harus Dibayar
Yang dikeluarkan dalam zakat fitrah adalah makanan pokok (yang
mengenyangkan) menurut tiap-tiap tempat (negeri) sebanyak 3,1 liter atau 2,5 kg.
Atau bisa diganti dengan uang senilai 3,1 liter atau 2,5 kg makanan pokok yang
harus dibayarkan.

Syarat Wajib
Syarat-syarat wajib zakat fitrah adalah sebagai berikut :
a.    Beragama Islam.
b.  Lahir dan hidup sebelum terbenam matahari pada hari penghabisan bulan
Ramadhan.
c.   Mempunyai kelebihan harta dari keperluan makanan untuk dirinya sendiri dan
wajib dinafkahi, baik manusia atau binatang, pada malam hari raya dan siang
harinya.6[12] Yang tidak mempunyai kelebihan seperti itu, maka boleh
menerima dari orang lain sehingga dia dapat membayar zakat dan mempunyai
persediaan makanan.i[13]

Waktu-waktu Zakat
Waktu wajib membayar zakat fitrah adalah ketika terbenam matahari pada malam
Idul Fitri. Adapun beberapa waktu dan hukum membayar zakat fitrah pada waktu
itu adalah :
a.       Waktu mubah, awal bulan Ramadhan sampai hari penghabisan Ramadhan.
b.      Waktu wajib, mulai terbenamnya matahari di akhir bulan Ramadhan.
c.       Waktu sunah, sesudah sholat subuh sebelum sholat Idul Fitri.
d.     Waktu makruh, sesudah sholat Idul Fitri tetapi sebelum terbenam matahari
pada hari raya Idul Fitri.

6
9
e.    Waktu haram, sesudah terbenam matahari pada hari raya Idul Fitri. Apabila
terlambat membayar zakat sesudah sampai tahunnya dan harta itu sudah di
tangannya, yang menerima zakat pun sudah ada. Maka jika benda itu hilang,
ia wajib mengganti zakatnya itu karena kelalaiannya.

2. Zakat Mal
Pengertian
Dalam bahasa Arab, mal berarti harta. Jadi, zakat mal adalah zakat yang
berhubungan dengan harta atau zakat yang diwajibkan atas suatu harta tertentu.
Zakat mal adalah zakat harta yang dimiliki oleh seseorang karena sudah sampai
nisab (batas seseorang harus mengeluarkan zakat).7[15]
Zakat mal adalah zakat harta yang dimiliki oleh seseorang karena sudah sampai
nisab (batas seseorang harus mengeluarkan zakat).

Harta Benda yang Wajib Dizakati dan Nisabnya


1.      Binatang Ternak
‘Illat terhadap binatang ternak adalah nisab dan yang berkembang. Dengan
demikian, segala ternak yang dipelihara untuk diperkembangbiakkan dan telah
sampai nisab diwajibkan membayar zakatnya. Abu Hanifah menggunakan qiyas
ini, karena itu bukan saja terhadap unta, kambing dan biri-biri tetapi juga
mewajibkan zakat terhadap kuda. Dan si pemilik kuda boleh memilih antara
membayar satu dinar untuk tiap seekor kuda atau menghargakan kuda itu dan
membayar 5 (lima) dirham dari harta kuda itu.
Ulama-ulama lain tidak mewajibkan zakat kuda ini, karena atas dasar Sabda
Nabi Muhammad,” Muslim tidak wajib menzakati hamba dan kudanya.”(HR. Abu
Dawud). Pendapat ini disanggah bahwa hadis tersebut untuk kuda yang digunakan

7
10
tenaganya, bukan diternakkan, seperti halnya sapi yang dipekerjakan tidak
dikenakan zakat. “ Tidak ada zakat pada sapi yang dikerjakan.”(HR. Abu Dawud).
Yang wajib dizakati hanya unta, sapi, kerbau dan kambing.
Unta
Kewajiban zakat unta dijelaskan Nabi dalam haditsnya dari Anas ra. Menurut
riwayat al-Bukhari yang menyampaikan sabda Nabi yang artinya,” Setiap 24 ekor
unta atau kurang, maka zakatnya seekor kambing betina. Untuk setiap 5 ekor unta,
jika jumlahnya 25 sampai 35 ekor, maka zakatnya satu ekor anak unta betina
berumur 1-2 tahun atau satu ekor anak unta jantan berumur 3-4 tahun;jika
jumlahnya 36 ekor sampai 45 ekor, zakatnya 46 sampai 60 ekor unta, zakatnya
adalah seekor unta betina berumur 3-4 tahun”.8[18]

Nizab zakat binatang ternak di Indonesia :


a.     Nisab Zakat Sapi dan Kerbau

Zakatnya
Nisab
Bilangan dan jenis zakat Umur
1 ekor anak sapi atau seekor kerbau
30-39 1 ekor anak sapi atau seekor kerbau 1 tahun lebih
40-59 2 ekor anak sapi atau seekor kerbau 2 tahun lebih
60-69 1 ekor anak sapi atau seekor kerbau 1 tahun lebih
70- ... dan 2 tahun lebih
1 ekor anak sapi atau seekor kerbau

Selanjutnya tiap-tiap 30 ekor sapi atau kerbau zakatnya 1 ekor anak sapi atau
kerbau umur 1 tahun lebih. Dan tiap-tiap 40 ekor sapi atau kerbau, zakatnya 1 ekor
anak sapi atau kerbau berumur 2 tahun lebih.
8
11
b.      Zakat Kambing
Zakatnya
Nisab
Bilangan dan jenis zakat Umur
40-120 1 ekor kambing betina atau 2 tahun lebih, 1 tahun
1 ekor domba betina lebih
121-200 2 ekor kambing betina atau
2 ekor domba betina 2 tahun lebih, 1 tahun
201-399 3 ekor kambing betina atau lebih
3 ekor domba betina
400- ... 4 ekor kambing betina atau 2 tahun lebih, 1 tahun
4 ekor domba betina lebih

2 tahun lebih, 1 tahun


lebih

Mulai 400 ekor kambing dihitung tiap-tiap 100 ekor kambing zakatnya 1 ekor
kambing atau domba umurnya seperti tersebut di atas.

2.      Emas dan Perak


Barang permata apabila diperjualbelikan dikenakan zakat tijarahnya. Menurut Abu
Zahrah harus dizakati dan dinilai dengan uang.
Harta yang dalam keadaan yang digadaikan zakatnya dipungut atas pemilik harta,
karena barang-barang yang digadaikan tetap menjadi milik yang menggadaikan.
Barang-barang yang dalam sengketa atau dalam gugatan, maka putusan hakimlah
yang menentukannya, yaitu yang diwajibkan zakat adalah yang dimenangkan oleh
hakim dalam gugatannya. Demikian pula rumah yang disewakan, maka sewa

12
rumah itu merupakan usaha untuk mendapatkan hasil, yang wajib pula dikenakan
zakatnya.9[20]
Zakat emas dan perak yaitu jika waktunya telah cukup setahun dan telah sampai
ukuran emas yang dimilikinya sebanyak 96 gram sedangkan perak 672 gram
keatas, dan masing-masing zakatnya 2,5 %.

3.      Biji dan Buah-buahan


Adapun zakat makanan telah diterangkan dalam Al-Qur’an yang menyuruh
kaum Muslimin untuk mengeluarkan zakat terhadap segala hasil yang dikeluarkan
dari bumi seperti buah-buahan dan tumbuh-tumbuhan.
”Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak
berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya,
zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya).
makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan
tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir
miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang yang berlebih-lebihan”. (Q.S. Al-An’am : 141)
Ayat ini mempertegas adanya zakat untuk semua hasil bumi, kemudian
dikeluarkan sebanyak 10% jika dialiri dengan air hujan atau sungai dengan cara
yang mudah. Tetapi zakatnya hanyalah 5% jika dialiri dengan air yang dibeli atau
mempergunakan upah.

Pendapat ulama tentang harta yang wajib di zakati :


1. Abu Hanifah, mewajibkan zakat pada segala hasil tanaman/buah-buahan baik
berupa kurma ataupun buah-buahan lainnya

9
13
2. Abu Yusuf dan Muhammad Ibnu Al-Hasan, zakat hanya wajib pada buah-
buahan yang dapat tahan satu tahun.
3. Asy Syafi’i, zakat hanya wajib pada buah-buahan kurma dan anggur.
4. Hanabilah berpendapat bahwa zakat itu hanya diwajibkan atas tumbuh-
tumbuhan yang asa takarannya, yang ditentukan kadarnya, kering dan dapat
disimpan lama baik makanan pokok atau bukan.

Abu Hanifah memegang umumnya hadis,” Pada tanaman-tanaman yang dialiri


dengan air hujan dan mata air atau yang mengisap dengan akarnya, zakatnya
sepersepuluh dan yang dialiri dengan kincir zakatnya seperduapuluh.” Sedangkan
Asy-Syafi’i, Muhammad bin Hasan dan Abu Yusuf berhujjah dengan hadis,”
Tidak ada zakat dalam sayur-mayur.”

Abu Hanifah tidak mewajibkan zakat terhadap rumput, tetapi apabila rumput itu
sengaja ditanam dan menghasilkan wajib pula dibayar zakatnya.
Apabila sayur-mayur itu diperdagangkan, maka wajib zakat dari perdagangan
sayur tersebut. Dalam hal ini sesungguhnya dapat dilihat dari segi lain yaitu dari
segi subjek hukumnya apakah sebagai produser atau sebagai pedagang atau
sebagai produser dan pedagang.
Dengan kemajuan teknologi dan science syarat-syarat kering dan tahan lama dapat
dipenuhi

4. Rikaz (harta terpendam)


Rikaz adalah emas dan perak yang ditanam di dalam tanah.
Menurut sebagian ulama, rikaz, yaitu harta karun yang diketemukan setelah
terpendam dimasa lampau. Dan, rikaz yaitu semua benda-benda tambang yang
baru diketemukan baik di darat atau di laut.
14
Kita wajib mengeluarkan zakat sebesar 20% dari rikas yang kita temukan, pada
saat kita menemukannya.

5.      Hasil Tambang


Hasil tambang apabila sampai satu nisab, wajib dikeluarkan zakatnya pada waktu
itu juga sebesar 2,5%.

 Syarat Wajib
Secara umum seseorang berkewajiban mengeluarkan zakat mal apabila sudah
memiliki syarat sebagai berikut :
a.       Islam
b.      Merdeka (bukan budak)
c.       Hak milik yang sempurna
d.      Telah mencapai nisab
e.       Masa memiliki sudah sampai satu tahun (selain tanaman dan buah-buahan)

Waktu-waktu Zakat
Zakat mal dapat dilakukan kapan saja (tak tentu).

Hukum Zakat
Mengeluarkan zakat itu hukumnya wajib sebagai salah satu rukun Islam. Namun
demikian, tidak semua orang yang memiliki harta terkena kewajiban zakat mal.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, baik terkait dengan pemilik harta
maupun harta itu sendiri.

Pendapat Wajibnya Zakat Pendapatan

15
Beberapa ulama berdasarkan ijtihad dan penafsiran dari dalil-dalil mengenai zakat
terutama zurat Albaqarah ayat 267 mewajibkan dikeluarkannya zakat pendapatan
bagi mereka yang memiliki gaji atau pendapatan dari profesi terutama profesi-
profesi yang mudah mendapatkan uang atau harta. Adapun hal tersebut sesuai
dengan dalil dalam surat Al baqarah ayat 267 yang berbunyi

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari
hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari
bumi untuk kamu

Para ulama berpendapat bahwa harta yang diperoleh dengan cara bekerja atau
melakukan suatu profesi juga harus dikeluarkan zakatnya dan termasuk dalam
kategori zakat profesi dan zakat mal atau zakat harta. Para ulama juga menyatakan
bahwa zakat tersebut harus dikeluarkan jika sudah mencapai haul atau jumlah yang
harus dikeluarkan zakatnya dan tidak perlu menunggu selama setahun sebagaimana
seorang petani harus mengeluarkan zakat sesaat setelah menerima hasil panennya.

Jumlah zakat pendapatan yang wajib dikeluarkan menurut para ulama adalah 2,5%
dan bahkan ada juga ulama yang berpendapat jika jumlah 2,5% tersebut terlalu
kecil. (baca hukum bekerja di bank dan bunga bank menurut islam)

Pendapat Tidak Wajibnya Zakat Pendapatan

Sebagian ulama termasuk ulama yang menganut mahzab Maliki, Syafii dan
Hambali tidak mewajibkan adanya zakat pendapatan dan umat islam hanya
berkewajiban untuk membayar zakat yang telah ditetapkan oleh Allah dan
Rasulnya saja yakni zakat fitrah dan zakat mal. Pendapat ini sering dianggap lemah

16
karena jika dibandingkan pada zaman Rasulullah, bentuk-bentuk profesi yang ada
sekarang belumlah ada di saat itu. (baca sejarah islam di Arab Saudi)

Syarat Zakat Pendapatan

Meskipun masih menjadi perdebatan dikalangan ulama, mengeluarkan zakat


adalah wajib dan sebaiknya harta yang diperoleh dari suatu profesi juga disisihkan
sebagian untuk membayar zakat yang 2,5%. Adapun syarat untuk mengeluarkan
zakat pendapatan diantaranya

 Islam
 Merdeka, bukan hamba sahaya
 Harta milik sendiri dan bukan milik orang lain
 Harta diperoleh dari hasil usaha yang baik
 Cukup nisab yakni setara dengan 85 gram emas
 Cukup haul, misalnya dalam jangka waktu satu tahun seperti zakat maal.

Orang-orang yang Berhak Menerima Zakat

” Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang


miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, orang-orang yang berjuang
untuk Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu
ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana”. (Q.S. At Taubah : 60)

17
1. Orang fakir :
Tidak mempunyai mata pencaharian tetap dan tidak ada yang menanggung
kebutuhan hidup sehari-harinya.
2. Orang miskin :
Mempunyai mata pencaharian tetapi penghasilannya tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
3. Amil :
Yang mengurusi zakat, mulai dari pengumpulan sampai dengan pembagian
kepada yang berhak.
4. Hamba Sahaya:
Orang yang menjadi budak dan dapat diperjualbelikan.
5. Fi Sabilillah :
Yang memperjuangkan agama Islam.
6. Muallaf :
a. Orang yang baru masuk Islam dan imannya belum teguh.
b. Orang Islam yang berpengaruh dalam kaumnya.
c. Orang Islam yang berpengaruh terhadap kafir
d. Orang yang menolak atau menangani kejahatan oranyang anti zakat.
7. Orang yang berhutang :
a. Orang yang berhutang karena mendamaikan dua orang yang berselisih.
b. Orang yang berhutang untuk kepentingan dirinya yang dibolehkan.
c. Orang yang berhutang karena menjamin utang orang lain, sedangkan dia dan
orang yang dijamin tidak mampu membayar.
8. Ibnu Sabil atau musafir :
Orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat.

Orang-orang yang Tidak Berhak Menerima Zakat


18
1.      Orang kafir (hanya berhak diberi sedekah)
2.      Orang atheis
3.      Keluarga Bani Hasyim dan Bani Muttalib
4.   Ayah, anak, kakek, nenek, ibu, cucu, dan isteri yang menjadi
tanggungan orang yang berzakat.10[29]

Manfaat Zakat dalam Kehidupan

Beberapa manfaat berzakat antara lain :


1.       Menolong orang yang lemah dan menderita, agar dia dapat menunaikan
kewajibannya terhadap Allah dan terhadap makhluk-Nya.
2.       Membersihkan diri dari sifat kikir dan akhlak yang tercela serta
mendidik diri agar memiliki sifat mulia dan pemurah.
3.       Ungkapan rasa syukur kepada Allah atas rizki yang telah diberikan
kepada kita.
4.       Menjaga kejahatan-kejahatan yang dimungkinkan timbul dari si miskin.
5.       Mendekatkan hubungan kasih sayang dan saling mencintai antara si kaya
dan si miskin.11[30]
6.       Menggapai berkah, tambahan dan ganti dari Allah SWT, sebagaimana
Dia berfirman:
”Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa
yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan
bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". dan barang apa saja yang kamu
nafkahkan, Maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki
yang sebaik-baiknya.” (QS: Saba': 39).12[31]
10
11
12
19
Hukum Enggan Melakukan Zakat

Pertama: Orang yang mengingkari kewajiban zakat.


Kita sudah pahami bahwa zakat adalah bagian dari rukun Islam. Para ulama
bersepakat (berijma’) bahwa siapa yang menentang dan mengingkari kewajiban
zakat, maka ia telah kafir dan murtad dari Islam. Karena ini adalah perkara ma’lum
minad diini bid doruroh, yaitu sudah diketahui akan wajibnya. Imam Nawawi
rahimahullah berkata, “Barangsiapa mengingkari kewajiban zakat di zaman ini, ia
kafir berdasarkan kesepakatan para ulama.”[1] Ibnu Hajar berkata, “Adapun
hukum asal zakat adalah wajib. Siapa yang menentang hukum zakat ini, ia
kafir.”[2]

Kedua: Orang yang enggan menunaikan zakat dala rangka bakhil dan pelit.
Orang yang enggan menunaikan zakat dalam keadaan meyakini wajibnya, ia
adalah orang fasik dan akan mendapatkan siksa yang pedih di akhirat. Allah Ta’ala
berfirman,

ِ ‫ يَ`وْ َم يُحْ َمى َعلَ ْيهَ`ا فِي ن‬ ‫ب أَلِ ٍيم‬


‫َ`ار َجهَنَّ َم‬ ٍ ‫يل هَّللا ِ فَبَ ِّش`رْ هُْ`م بِ َع` َذا‬
ِ ِ‫ضةَ َواَل يُ ْنفِقُونَهَا فِي َسب‬َّ ِ‫َب َو ْالف‬
َ ‫َوالَّ ِذينَ يَ ْكنِ ُزونَ ال َّذه‬
َ‫فَتُ ْك َوى بِهَا ِجبَاهُهُ ْم َو ُجنُوبُهُْ`م َوظُهُو ُرهُ ْم هَ َذا َما َكن َْزتُ ْم أِل َ ْنفُ ِس ُك ْم فَ ُذوقُوا َما ُك ْنتُ ْم تَ ْكنِ ُزون‬

“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya
pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan
mendapat) siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka
jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka
(lalu dikatakan) kepada mereka: “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk
dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan
itu.” (QS. At Taubah: 34-35).

20
Di dalam beberapa hadits disebutkan ancaman bagi orang yang enggan
menunaikan zakat.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

`َ ‫ فَ``أُحْ ِم‬،‫`ار‬
‫ي‬ َ ُ‫ت لَ`ه‬
ٍ `َ‫ص`فَائِ ُح ِم ْن ن‬ ْ ‫صفِ َح‬ ُ ‫ض ٍة الَ يُ َؤدِّي ِم ْنهَا َحقَّهَا إِالَّ إِ َذا َكانَ يَوْ َم القِيَا َم ِة‬َّ ِ‫ب َوالَ ف‬ ٍ َ‫ب َذه‬ َ ‫َما ِم ْن‬
ِ ‫صا ِح‬
ْ ‫َت أُ ِع ْيد‬
َ‫َت إِلَ ْي ِه فِي يَوْ ٍم َكان ِم ْقدَا ُرهُ خَ ْم ِس ْينَ أَ ْل``ف‬ ْ ‫ ُكلَّ َما بَ ُرد‬،ُ‫ فَيُ ْك َوى` بِهَا َج ْبهَتُهُ َو َج ْنبُهُ َوظَ ْه ُره‬،‫َار َجهَنَّ َم‬
ِ ‫َعلَ ْيهَا فِي ن‬
ِ َّ‫ َوإِ َّما إِلَى الن‬،‫ فَيَ َرى` َسبِ ْيلَهُ إِ َّما إِلَى ال َجنَّ ِة‬،‫َسنَ ٍة‬
‫ار‬

“Siapa saja yang memiliki emas atau perak tapi tidak mengeluarkan zakatnya
melainkan pada hari kiamat nanti akan disepuh untuknya lempengan dari api
neraka, lalu dipanaskan dalam api neraka Jahannam, lalu disetrika dahi, rusuk
dan punggungnya dengan lempengan tersebut. Setiap kali dingin akan disepuh
lagi dan disetrikakan kembali kepadanya pada hari yang ukurannya sama dengan
lima puluh ribu tahun. Kemudian ia melihat tempat kembalinya apakah ke surga
atau ke neraka.”[3]

Diriwayatkan dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku datang menemui
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam yang sedang berlindung di bawah naungan
Ka’bah. Beliau bersabda, ‘Merekalah orang-orang yang paling merugi, demi Rabb
Pemilik Ka’bah’. Beliau mengucapkannya tiga kali. Abu Dzar berkata, “Aku pun
menjadi sedih, aku menarik nafas lalu berkata, ‘Ini merupakan peristiwa yang
buruk pada diriku. Aku bertanya, Siapakah mereka? Ayah dan ibuku menjadi
tebusannya?’” Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,

ْ‫ك َغنَ ًم``ا اَوْ إِبِالً أَو‬


ُ ‫ت فَيَ ْت` ُر‬ ٍ `‫ إِالَّ َم ْن قَا َل فِي ِعبَا ِد هللاِ هَ َك َذا َوهَ َك َذا َوقَلِ ْي ٌل َما هُ ْم َما ِم ْن َر ُج‬،ً‫األَ ْكثَرُوْ نَ أَ ْم َواال‬
ُ ْ‫`ل يَ ُم``و‬
‫ َحتَّى‬،‫ َوتَ ْن ِط ُح` هُ بِقُرُوْ نِهَ``ا‬،‫ظالَفِهَا‬ ْ َ ‫بَقَرًا الَ يُ َؤ ِّدي` زَ َكاتَهَا إِالَّ َجا َء ْتهُ يَوْ َم القِيَا َم ِة أَ ْعظَ ُم َما تَ ُكوْ نُ َوأَ ْس َمنُ َحتَّى تَطَأَهُ بِأ‬
‫اس ثُ َّم تَعُوْ ُد أُوْ الَهَا عَل َى أُ ْخ َراهَا‬ ِ ‫يَ ْق‬
ِ َّ‫ض َي هللاُ بَ ْينَ الن‬

21
 “Orang-orang yang banyak hartanya! Kecuali yang menyedekahkannya kepada
hamba-hamba Allah begini dan begini. Namun sangat sedikit mereka itu. Tidaklah
seorang lelaki mati lalu ia meninggalkan kambing atau unta atau sapi yang tidak
ia keluarkan zakatnya melainkan hewan-hewan itu akan datang kepadanya pada
hari kiamat dalam bentuk yang sangat besar dan sangat gemuk lalu menginjaknya
dengan kukunya dan menanduknya dengan tanduknya. Hingga Allah memutuskan
perkara di antara manusia. Kemudian hewan yang paling depan menginjaknya
kembali, begitu pula hewan yang paling belakang berlalu, begitulah seterusnya.”

Hikmah zakat

Hikmah dari zakat antara lain:


 Mengurangi kesenjangan sosial antara mereka yang berada dengan mereka
yang miskin.
 Pilar amal jama’i antara mereka yang berada dengan para mujahid dan da’i
yang berjuang dan berda’wah dalam rangka meninggikan kalimat Allah.
 Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk
 Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat
 Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan
 Untuk pengembangan potensi ummatDukungan moral kepada orang yang
baru masuk Islam
 Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang berguna bagi
ummat.

22
Zakat Dalam Al Quran

“…dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang
ruku'”. (Al-Baqarah 2:43)”“Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka
jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka
(lalu dikatakan) kepada mereka: “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk
dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.”
(At-Taubah 9:35)”“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan menyucikan mereka…” (At-Taubah 9:103)”“…dan
Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung,
pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima
yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari
buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di
hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah
kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-
lebihan.” (al-An’am 6:141)”

Anjuran Menunaikan Zakat

Firman Allah Ta’ala (yang artinya) : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka
dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka” . (At Taubah :
103)

Ayat ini mengajarkan untuk mengambil sedekah dari hartanya kaum mu’minin,
baik itu shodaqoh yang ditentukan (zakat) ataupun yang tidak ditentukan (tathowa)
demi untuk membersihkan mereka dari kotornya kebakhilan dan rakus. Juga
mensucikan mereka dari kehinaan dan kerendahan dari mengambil dan makan

23
haknya orang fakir. Dan juga untuk menumbuh kembangkan harta mereka dan
mengangkatnya dengan kebaikan dan keberkahan akhlak dan mu’amalah sampai
mengantarkan mereka menjadi orang yang berhak mendapatkan kebahagiaan di
dunia dan akhirat.

Firman Allah Ta’ala: “Dan pada harta mereka ada hak untuk orang miskin yang
meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.” (Adz-Dzariyat : 19)

Dalam ayat ini Allah Ta’ala telah mengkhususkan sifat-sifat yang mulia dengan
berbuat baik. Dan kebaikan mereka nampak jelas dari menegakkan shalat malam,
memohon ampun di waktu malam dengan beribadah dan mendekatkan diri kepada
Allah sebagaimana kebaikan mereka yang nampak jelas dalam memberi dan
menunaikan haknya orang-orang fakir demi kasih sayang dan rohmah bagi mereka.

Firman Allah Ta’ala (yang artinya) : “(Yaitu) orang-orang yang jika kami teguhkan
kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat.” (Al Hajj:41)

Allah telah menjanjikan dengan menunaikan zakat merupakan tujuan untuk bisa
tegak dan kokoh di muka bumi ini. Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :
“Tiga perkara yang aku bersumpah atas tiga perkara tersebut dan menceritakan
kepada kalian maka jagalah : Tidak akan berkurang harta yang dishodaqohkan dan
tidak seorang hamba dianiaya dengan satu kedholiman kemudian dia bersabar (atas
kedholiman) kecuali Allah akan menambahkan baginya dengan kemuliaan. Dan
tidaklah seorang hamba membuka pintu meminta-minta kecuali Allah akan
membaginya pintu kefakiran.” (Turmudzi Kitab Az-Zuhd 4:487(2325) dari hadits
Abi Habsyah)

24
Dari masih banyak hadits-hadits tentang anjuran untuk menunaikan zakat serta
keutamaan-keutamaannya.

Ancaman Bagi yang Tidak Menunaikan Zakat

Telah banyak dalil-dalil baik itu dari Al-Kitab ataupun As-Sunnah tentang
ancaman keras bagi orang yang bakhil dengan zakat dan enggan untuk
mengeluarkannya.

Firman Allah Ta’ala (yang artinya) : “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan
perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah maka beritahukanlah kepada
mereka (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. Pada hari dipanaskan
emas dan perak itu dalam neraka jahanam lalu dibakar dengannya dahi mereka
lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka :”Inilah harta
bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang
akibat dari apa yang kamu simpan itu” (At Taubah : 34-35).

Firman Allah Ta’ala (yang artinya) : “Sekali-sekali janganlah orang yang bakhil
dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka
bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk
bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu kelak akan dikalungkan di lehernya
di hari kiamat.” (Ali Imron : 180)

Oleh karenanya harta yang tidak ditunaikan zakatnya maka itu termasuk harta
simpanan yang pemiliknya akan disiksa dengannya pada hari kiamat, sebagaimana
sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Tidaklah seseorang yang
memiliki emas atau perak kemudian tidak ditunaikan haknya, apabila datang hari
kiamat dibentangkan baginya batu-batu yang lebar dari neraka kemudian dia akan
dipanggang di atas batu-batu itu di dalam neraka jahannam kemudian disetrika

25
perut, dahi dan punggungnya. Setiap kali sudah dingin maka akan dikembalikan
seperti semula yang satu hari adalah sama dengan 50.000 tahun sampai diputuskan
perkaranya diantara manusia maka dia akan melihat jalannya, apakah ke surga atau
neraka.” (HR. Muslim Kitab Zakat 7:67 no. 2287 dari hadits Abu Hurairah)

Kemudian lanjutan hadits ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan


orang yang memiliki onta, sapi dan kambing yang tidak ditunaikan zakatnya akan
mengalami nasib yang sama pula dari siksa di hari kiamat.

Juga sabda Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lain : “Barang siapa yang
Allah telah berikan harta kepadanya kemudian dia tidak menunaikan zakatnya
maka pada hari kiamat nanti hartanya akan berujud ular yang botak yang
mempunyai dua titik hitam diatas kepalanya yang mengalunginya kemudian
mengambil dengan kedua sisi mulutnya sambil berkata: “Aku adalah simpananmu,
aku adalah hartamu”. Kemudian beliau membaca ayat: “Sekali-kali janganlah
orang-orang yang bakhil dengan harta yang telah Allah berikan kepada mereka dari
karuniaNya, menyangka bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka, sebenarnya
bahwa kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka, harta-harta yang mereka
bakhilkan itu akan dikalungkan di lehernya kelak di hari kiamat.”
(HR. Bukhori Kitab Zakat 3:268 no.1403 dari hadits abu Hurairah; Muslim Kitab
Zakat 7:74 no. 2294)

26
Hukum Bagi yang Tidak Mau Membayar Zakat

Dalam hal ini ada beberapa kriteria dari orang-orang yang tidak mau membayar
zakat :

1. Seorang yang tidak mau membayar zakat tapi masih meyakini akan wajibnya.
Para ulama menghukumi bahwa pelakunya berdosa dan tidak mengeluarkannya
dari keislamannya. Kepada penguasa (hakim) agar memaksa pelakunya supaya
mau membayar zakat serta memberikan hukuman pelajaran kepadanya (tahdzir).
Dan mengambil hak zakat dari orang tersebut sesuai dengan kewajibannya, tidak
boleh lebih. Kecuali pendapatnya Imam Ahmad dan Imam Syafi’i (pendapat lama)
maka mengambilnya separuh dari hartanya sebagai hukuman baginya.
Sebagaimana hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : “… Dan barang
siapa yang tidak mau menunaikannya (zakat) maka kami akan mengambilnya dan
separuh hartanya adalah hak dari hak-hak wajib bagi Tuhan kami, tidak halal bagi
keluarga Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam darinya sedikitpun.” (HR.
Ahmad, Abu Dawud, Nasa’i, Hakim, Baihaqi dari Bahz bin Hakim dari bapaknya
dari kakeknya).

Adapun Ibnu Taimiyah menghukumi orang yang seperti itu adalah kafir dalam
batinnya, walaupun secara dzahir tidak dikafirkan, akan tetapi disikapi seperti
sikapnya orang-orang murtad yang diberi kesempatan bertaubat tiga kali, kalau
tidak mau bertaubat maka hukumnya dibunuh. (lihat Fatawa 7:611, mausu’ah Fiqh
Ibnu Taimiyah 2:877; Mughni 4:67; majalah Buhuts Islamiyah Darul ifla’ edisi 58
tahun 1420H hal. 11; Fiqh Sunnah 1:403)

2. Kalau yang tidak mau membayar zakat itu sekelompok orang yang mereka
memiliki kekuatan tapi masih berkeyakinan akan wajibnya.

27
Para ulama menghukumi agar diperangi sampai mereka mau membayar zakat
sebagaimana kisahnya Abu Bakar Ash-Shiddiq dalam memerangi orang-orang
yang tidak mau membayar zakat. (HR. Jama’ah dari Abu Hurairah)

Juga haditsnya Ibnu Umar ra. bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda : “Aku telah diperintahkan untuk memerangi manusia supaya mereka
bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah dan (bersaksi)
bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mereka menegakkan sholat dan
menunaikan zakat, maka kalau mereka telah mengerjakannya terjagalah dari darah
dan harta mereka kecuali haknya Islam dan hisab mereka di sisi Allah.”
(HR. Bukhari & Muslim)

3. Tidak mau membayar zakat dengan mengingkari akan wajibnya.


Berkata Ibnu Qudamah : “Barang siapa yang mengingkari karena jahil (tidak tahu)
atau dia termasuk orang yang tidak tahu karena baru masuk Islam atau dia tinggal
di daerah terpencil yang jauh dari daerah yang mengetahui akan wajibnya maka
tidak dikafirkan. Adapun kalau dia seorang muslim yang tinggal di negeri Islam di
tengah-tengah ahli ilmu maka hukumnya murtad”. (Mughni 4:6-7)

28
KISAH INSPIRATIF TENTANG ZAKAT

 KISAH 1 :

Besar Zakat yang Kurag

Ubay bin Ka'ab r.a pernah ditugaskan oleh Rasulullah saw untuk mengambil zakat
di sebuah wilayah. la pun bertemu dengan seseorang yang hendak membayar
zakatnya. Kemudian Ubay r.a mengumpulkan keterangan tentang harta orang
tersebut dan menghitung zakatnya.

Hasilnya adalah ia harus menyerahkan zakat seekor anak unta yang baru berusia
setahun. Namun, orang itu tidak setuju dengan hasil perhitungan Ubay r.a.
Kemudian ia mengajukan keberatannya seraya berkata, "Apa gunanya seekor anak
unta yang baru berusia setahun? Engkau tidak dapat mengambil susunya atau
menungganginya. Aku memiliki seekor unta betina dewasa. Ambillah unta betina
itu sebagai gantinya!"

Ternyata orang tersebut merasa zakat yang harus ia keluarkan terlalu kecil dan
kurang berguna. Lalu, ia menawarkan unta dewasa yang bisa dimanfaatkan
susunya dan dapat ditunggangi. Akan tetapi, Ubay r.a pun keberatan dengan
tawaran orang tersebut.

Ia mengajukan alasannya dengan berkata, "Tugas yang dipikulkan kepadaku tidak


membenarkan aku mengambil lebih dari apa yang telah ditetapkan," jawab Ubay

29
r.a tegas. Merasa tidak puas dengan jawaban utusan tersebut, orang itu mendatangi
Rasulullah saw sambil membawa unta betinanya.

Di hadapan beliau, ia menceritakan hal yang mengganggunya, "Wahai Rasulullah!


Utusanmu telah datang menemuiku untuk mengumpulkan zakat. Demi Allah!
Sesunguhnya aku belum pernah mendapat kesempatan yang sangat berharga ini,
yaitu membayar sesuatu kepada engkau atau utusanmu. Oleh karena itu, aku telah
memberitahukan tentang semua keadaan hartaku untuk dihitung zakatnya oleh
utusanmu. Ternyata ia memutuskan agar aku mengeluarkan zakat sebesar seekor
unta berusia satu tahun! Wahai Rasulullah, apa yang bisa dilakukan unta sekecil
itu? la tidak dapat mengeluarkan susu atau memikul barang. Oleh karena itu, aku
menyerahkan unta betina dewasa ini sebagai gantinya. Utusanmu menolaknya,
tetapi aku berharap kau mau menerimanya."

Mengetahui semangat orang tersebut dalam berzakat, Rasulullah saw. bersabda,


"Utusanku telah melakukan hal yang benar. Hanya sekadar itulah yang harus
dikeluarkan olehmu. Akan tetapi, jika kamu sanggup mengeluarkan lebih dari yang
telah ditetapkan, akan tetap diterima."

Rasulullah saw pun menerima zakat berupa unta betina dewasa dari orang tersebut
dan mendoakan keberkahan baginya.

30
 KISAH 2

Kisah Tsa’labah Tentang Berzakat

Dalam setiap harta yang Anda miliki ada hak dari Muslim lain. Karena itu, zakat
adalah pembersih dari harta yang kita miliki. Harta yang tidak dizakatkan akan
menimbulkan mudharat bagi pemiliknya. Sejarah Islam telah mengajarkan pada
kita bagaimana seorang yang sudah mampu menunaikan zakat, tetapi tak mau
menunaikannya.

Mari kita belajar pada seorang bernama Tsa’labah. Dia adalah orang yang sangat
miskin. Saat salat berjamaah dia selalu pulang lebih awal dan dengan terburu-buru.
Kain yang dimilikinya hanya satu, dan dia harus bergantian memakainya dengan
sang istri.

31
Sampai satu ketika Tsa’labah menghadap kepada Rasulullah SAW. "Ya Rasulul,
berikan kepadaku jalan untuk menjadi kaya," katanya di hadapan Nabi.
Nabi menjawab. "Tsa’labah, terimalah dengan tawakal rezeki yang ada.
Nikmatilah dengan rasa syukur, pasti Allah akan membalasmu," kata Nabi

Karena Tsa’labah berkeras ingin menjadi hartawan. Rasulullah kemudian


memberinya modal sepasang domba untuk dijadikan modal usaha. Dengan izin
Allah, ternaknya berkembang biak hingga berjumlah ratusan. Kebun kurmanya
luas dan subur.

Tapi apa yang telah diperoleh Tsa’labah membuatnya lupa dengan Islam karena
hartanya itu. Solat berjamaah telah ditinggalkan karena dia sibuk mengurus ternak
dan kebun.

Dalam waktu singkat Tsa’labah juga terkenal sebagai hartawan. Ternak yang
banyak dan kebun yang subur sudah dimilikinya. Sampai akhirnya wahyu untuk
berzakat turun kepada Rasulullah. Nabi pun meminta Ali menagih zakat kepada
Tsa’labah.

"Ali, Tsa’labah sudah mencapai martabat hartawan yang wajib mengeluarkan


zakat. Tagihlahkepadanya," kata Nabi. Ali pun bergegas datang kepada Tsa’labah
untuk menagih zakat kepadanya.

"Rasulullah mengatakan, engkau harus membayar sebagian dari kekayaanmu


untuk fakir miskin," kata Ali.

32
"Buat apa? zakat bagi fakir miskin?" jawab Tsa’labah. "Maaf, Ali. Orang-orang
miskin itu adalah pemalas-pemalas. Kalau aku kalau duduk berleha-leha, mana
mungkin bisa mengumpulkan kekayaan sebanyak ini?" kata Tsa'labah.

"Tapi rukun Islam telah menetapkan, atas orang yang mampu, diwajibkan
menunaikan zakat dari sebagian kecil hartanya," jawab Ali.

Tsa’labah naik pitam. "Apa? Aku harus memberi makan kepada mereka, yang
Allah sendiri tidak sudi memberikan rezeki atas orang-orang itu? Tidak. Saya
menolak membayar zakat," katanya.

Rasulullah berduka memikirkan Tsa’labah dan merasa kasihan, kalau-kalau


Tsa’labah dilaknat lantaran pembangkangannya itu. Maka disuruhlah Ali menagih
sampai tiga kali. Tapi Tsa’labah masih juga menolak berzakat. 

Rasulullah menggumam. "Hartanya (Tsa'labah) tidak menyelamatkan dirinya,"

Apa yang diucapkan Rasulullah pun benar. Mendadak wabah menyerang ternak
Tsa’labah. Hama mengeringkan tanaman kormanya. Tsa’labah datang menghadap
Nabi dan hendak membayar zakat. Tapi Nabi menolak zakat yang akan dibayarkan
Tsa’labah.  Lalu Tsa’labah datang kepada Abubakar dengan niat serupa. Abu
Bakar menyahut, "Maaf, aku tak menerima yang ditolak oleh Rasulullah."

Hancurlah kehidupan Tsa’labah. Kekayaannya musnah dalam singkat, nasibnya


telunta-lunta, hartanya tak dapat menyelamatkan dirinya karena dosanya tak
bersedia berzakat.

33
Jadi, mengapa masih ada yang rela menjadi Tsa’labah di dunia ini.  Tidakkah
tergerak hati kita untuk menunaikan kewajiban agama demi kepentingan
kemanusiaan. Berzakat tidak akan membuat kita jatuh miskin.

Dengarkanlah wahai hati yang bening, betapa Rasulullah mengingatkan,


"Kokohnya dunia ini karena empat perkara. Dengan ilmu para ulama, dengan
kedermawanan orang-orang kaya, dengan doa-doa orang fakir miskin, dan dengan
keadilan para penguasa."

Kisah Tsa’labah mengajarkan kita untuk berzakat. Ada hak seorang muslim pada
zakat yang dimiliki seseorang. Berzakatlah, in sha Allah akan mendapat
keberkahan dari Allah pada pekerjaan kita. Harta yang takdizakatkan hanya
memberi mudaharat bagi pemiliknya.  (umi)

34
 KISAH 3 :

Menolak Bayar Zakat di Zaman Rasulullah SAW

Kisah ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab Shahihnya. Ketika itu,
Rasulullah SAW mengutus sahabat Umar untuk mengumpulkan zakat dari orang-
orang kaya, “Pergilah, kumpulkanlah harta zakat!”

Umar pun pergi untuk melaksanakan tugasnya. Dia berkeliling mengunjungi kaum
muslimin dengan sebuah perintah, “Bayarlah zakat kalian!”. Harta zakat yang
didapatkannya bukanlah untuk istana atau kantor-kantor, melainkan untuk
diberikan kepada fakir dan miskin serta orang-orang yang membutuhkannya.

Ketika bertugas, Umar pergi dari satu pintu ke pintu lainnya dengan
menyampaikan perintah, “Bayarlah zakat!”

35
Semua orang yang didatangi Umar bertanya, “Siapakah yang telah mengutus
engkau?”

“Yang mengutusku ialah Rasulullah SAW,” jawab Umar.

Ketika orang-orang mendengar nama Rasulullah disebutkan, serta-merta mereka


membayar kewajiban zakat. Betapa kuatnya pengaruh Rasulullah SAW untuk
“mengendalikan hati” mereka. Sampai-sampai, para wanita perawan pun
menyimak sabda Rasulullah SAW dari dalam kamarnya. Kekuatan inilah yang
tidak dimiliki oleh Umar walaupun dia memiliki kelebihan dalam hal lainnya.

Setelah Umar mendatangi seluruh kaum muslimin, sampailah Umar pada tiga
sahabat yang menolak untuk membayar zakat. Mereka adalah Abbas, Khalid bin
Walid dan Ibnu Jamil. Yang pertama Umar mendatangi Abbas dan berkata
padanya, “Bayarlah zakat!”

Abbas bertanya, “Siapakah yang telah mengutusmu?”

“Rasulullah SAW,” jawab Umar.

Abbas berkata, “Aku tidak akan membayarnya.”

Lalu Umar pergi menuju Khalid bin Walid, seorang ahli strategi perang, dan
berkata kepadanya, “Bayarlah zakat!”

Khalid bertanya, “Siapakah yang telah mengutusmu?”

“Rasulullah SAW,” jawab Umar.

Khalid berkata, “Aku tidak akan membayarnya.”

36
Kemudian Umar pergi mengunjungi Ibnu Jamil dan berkata kepadanya, “Bayarlah
zakat!”

Ibnu Jamil bertanya, “Siapakah yang telah mengutusmu?”

“Rasulullah SAW,” jawab Umar.

Ibnu Jamil berkata, “Aku tidak akan membayarnya.”

Setelah itu, Umar pulang dan menghadap Rasulullah dengan membawa harta


zakat. Ketika tiba di hadapan Rasulullah SAW, ia berkata, “Seluruh kaum
muslimin membayar zakat harta kecuali tiga orang.”

“Siapakah  mereka?” tanya Rasulullah SAW.

“Abbas, Khalid bin Walid, dan Ibnu Jamil,” jawab Umar.

Rasulullah SAW bersabda, “Wahai Umar, tidakkah Engkau tahu bahwa Abbas


adalah pamanku? Akulah yang akan membayar zakatnya untuk dua tahun.
Zakatnya menjadi kewajibanku untuk membayarnya selama dua tahun, sebab aku
telah meminjam uang zakat darinya untuk dua tahun.”

Rasulullah SAW melanjutkan, “Adapun Khalid, kalian telah berbuat zalim


kepadanya. Dia telah mewakafkan seluruh perbekalan dan perlengkapan miliknya
di jalan Allah.”

Beliau berkata lagi, “Semua telah tergadai dan menjadi wakaf di jalan Allah.
Apakah dalam harta wakaf terdapat kewajiban membayar zakat? Wahai Umar,
mengapa engkau meminta zakat darinya padahal dia telah mewakafkannya?”

37
Jika Khalid hendak pergi berperang, dia memanggil 100 orang pasukan berkuda
dan memberi mereka 100 pedang, 100 tombak, serta 100 ekor kuda perang; semua
itu dia jadikan sebagai wakaf untuk Allah. Oleh karenanya, anak-anaknya tidak
dapat mewarisinya. Ketika Khalid wafat, dia tidak meninggalkan harta, kecuali
baju yang dia pakai.

Adapun Ibnu Jamil, Rasulullah SAW bersabda tentangnya, “Adapun Ibnu Jamil,


tidaklah (pantas) dia menolak membayar zakat, karena dahulu dia orang yang
fakir lalu Allah membuatnya kaya.” Maksudnya, tidak ada alasan bagi Ibnu Jamil
untuk menolak membayar zakat. Allah SWT berfirman berkenaan dengan Ibnu
Jamil dan orang-orang yang serupa dengannya:

“Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah,
‘Sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian karunia-Nya kepada kami,
pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang
saleh.’ Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebagian dari karunia-
Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah
orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran). Maka Allah menimbulkan
kemunafikan pada hati mereka sampai pada waktu mereka menemui Allah, karena
mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-
Nya dan juga karena mereka selalu berdusta.” (At-Taubah: 75-77)

Maka dalam kasus ini, tidak ada keringanan bagi Ibnu Jamil dalam hal membayar
zakat. Berbeda dengan Abbas dan Khalid, mereka diberi keringanan untuk
tidak membayar zakat karena alasan-alasan yang telah disebut Rasulullah SAW di
atas.

38
 KISAH 4

Keajaiban Zakat , Infaq dan Sedekah Yg Dikeluarkan Seorang Pegawai

Saya memiliki seorang teman kerja wanita yg sangat baik sekali orangnya, ia sudah
berkeluarga dan hidupnya berkecukupan. Walaupun begitu ia sangat
memperhatikan kehidupan orang lain yg sedang mengalami kesulitan, setiap
bertemu dg saya ia selalu menanyakan bagaimana cara dan berapa besar zakat yg
harus dikeluarkan dari hartanya, ia sungguh berhati-hati dalam hal perhitungan
zakat hartanya. 

Saya hanya membatin alangkah indahnya kalau semua ummat muslim seperti dia,
saya yakin tidak ada lagi kemiskinan yg melanda negeri yg mayoritas muslim ini. 
Pernah suatu ketika ia melihat dua orang tua yg sudah uzur berteduh yg terlihat
sedang kesulitan hidupnya, ia segera turun dari mobil dan segera memberikan
sebagian uangnya utk membantu kedua orang tua tsb. Banyak lagi sebenarnya
cerita-cerita kebaikan teman wanita kantor saya ini, termasuk suka memberi
pinjaman uang kepada teman kantor lain yg sedang terdesak membutuhkan
bantuannya. 

Hingga suatu hari ia dimintakan tolong oleh orang lain untuk menjualkan tanahnya
yg belum laku di suatu lokasi di depok. Subahanallah, tepat pada waktu yg tidak
terlalu lama ia mendapatkan orang yg minta dicarikan suatu lokasi tanah persis di
daerah depok itu juga. Tanpa harus bekerja keras ia mendapatkan rezeki yg tidak
disangka-sangka yaitu komisi hasil penjualan tanah tsb dari Allah,SWT.

39
 KISAH 5

Sahabat Nabi Muhammad SAW: Seorang Wajib Zakat

Seorang peternak di suatu daerah didatangi oleh Ubay bin Ka’ab, sahabat Nabi
SAW yang diutus beliau untuk memungut zakat dari orang tersebut. Setelah
menerima informasi tentang jumlah ternaknya, Ibnu Ka’ab berkata, “Engkau wajib
mengeluarkan zakat, seekor anak unta yang berusia setahun!” 

Mendengar penuturan Ubay, orang tersebut berkata, “Apa gunanya seekor anak
unta yang berusia setahun? Engkau tidak dapat mengambil susunya atau
menungganginya. Aku memiliki seekor unta betina yang telah dewasa, ambillah itu
sebagai gantinya.”

Ka’ab berkata, “Tugas yang diberikan kepadaku, tidak membenarkan aku


mengambil lebih dari apa yang ditetapkan oleh syariat.”

Tetapi peternak tersebut agak memaksa untuk menerima unta betina dewasanya,
sedang Ibnu Ka’ab “tidak berani” menerima sesuatu melebihi dari wewenangnya
yang ditetapkan syara’. Karena itu ia berkata, “Sekarang ini Rasulullah dalam
perjalanan, saya akan menghadap beliau, jika beliau tidak berkeberatan, aku akan
menerimanya, jika sebaliknya, aku tidak bisa menerimanya kecuali apa yang
kutentukan sebelumnya.” 

Akhirnya orang tersebut mengikuti Ubay bin Ka’ab menemui Rasulullah SAW,
sambil membawa unta betinanya. Ketika telah sampai, ia berkata pada Nabi SAW,

40
“Wahai Rasulullah, wakilmu telah datang kepadaku untuk mengumpulkan zakat.
Demi Allah, aku belum pernah memperoleh kesempatan untuk membayar sesuatu
kepada engkau atau wakilmu. Setelah kuhitung kekayaanku dan keberitahukan
kepadanya, ia hanya menetapkan zakatku seekor anak unta yang berumur setahun,
padahal anak unta seperti itu belum bisa memberikan manfaat apa-apa. Karena itu
kuusulkan untuk menerima unta betina yang telah dewasa sebagai gantinya, tetapi
wakilmu tidak berani menerimanya tanpa persetujuanmu.”

Nabi SAW tersenyum mendengar penjelasan peternak tersebut, kemudian


bersabda, “Memang benar, hanya sekedar itulah yang wajib kau keluarkan seperti
ditetapkan wakilku, tetapi jika engkau ingin memberikan lebih dari yang
ditetapkan, itu dibolehkan.”

Orang tersebut merasa puas dan sangat gembira dengan penjelasan Nabi SAW, dan
menyerahkan unta betina dewasa kepada beliau. Nabi SAW pun mendoakan
keberkahan bagi orang tersebut.

41
 KISAH 6

Zakat yang Mengundang Hidayah

          Suatu ketika Nabi SAW bersabda kepada para sahabat yang tengah
berkumpul, “Jagalah harta bendamu dengan (membayar) zakat, obatilah
penyakitmu dengan shadaqah, dan hadapilah musibah (bencana) dengan doa dan
tawadhu’ (merendahkan diri kepada Allah)!!”
Ternyata tidak jauh dari para sahabat yang tengah berkumpul itu ada seorang
Nashrani yang juga mendengarnya, dan sabda beliau tersebut sangat berkesan di
hatinya. Saat itu ia tengah mengirim suatu kafilah dagang ke Mesir, yang
dijalankan dan dipimpin oleh salah seorang mitra usahanya. Ia menyadari bahwa
perjalanan melewati padang pasir yang luas terkadang menghadapi bahaya para
perompak, atau sekelompok orang badui yang suka menjarah barang perniagaan.
Karena itu ia ingin ‘mempraktekkan’ apa yang disampaikan Nabi SAW untuk
keamanan harta perniagaannya.
Ketika sampai di rumah, ia mengeluarkan sebagian harta bendanya dan
memberikan kepada fakir miskin yang berada di sekitarnya. Tentunya tidak seperti
perhitungan zakat yang seharusnya, hanya saja ia meniatkan sebagai zakat untuk
“mengamankan” kafilah dagangnya. Ia berkata dalam hatinya, “Jika Muhammad
benar dengan apa yang dikatakannya, maka aku akan masuk Islam dan beriman
kepadanya. Tetapi jika perkataannya dusta dan tidak terbukti, maka aku akan
mendatanginya dan membunuhnya!!”
Sabda Nabi SAW tersebut tentunya tidak harus selalu ditafsirkan secara
literal begitu saja, harusnya lebih diutamakan dengan orientasi keselamatan hidup
di akhirat. Dengan mengeluarkan zakat atas harta yang telah memenuhi nisab dan
haul-nya, mengeluarkan shadaqah serta menghadapi musibah dengan doa dan
42
bersikap tawadhu’, sudah pasti kita akan memperoleh pahala dan kemanfaatan
yang amat besar pada Yaumul Ba’ats (hari kebangkitan setelah kiamat) kelak.

Setelah beberapa hari berlalu, dan telah tiba waktu yang diperkirakan mitranya
sampai kembali di Madinah, ia mendengar kabar kalau ada perompakan yang
menimpa suatu kafilah dagang. Sang Nashrani itu jadi khawatir, ia hampir yakin
kalau kafilah dagangnya yang menjadi korban, dan itu berarti sabda Nabi SAW
tidak benar. Maka ia segera menghunus pedangnya, bersiap mendatangi dan
membunuh beliau.
Tetapi belum jauh meninggalkan rumahnya, tampak serombongan unta
mendatanginya dan ternyata adalah kafilah dagang miliknya. Melihatnya keluar
dengan pedang terhunus, mitra usahanya itu berkata, “Janganlah engkau khawatir,
ketika terjadi pencegatan dan perompakan terhadap sekelompok pedagang, aku
berada agak jauh di belakang, sehingga harta benda kita aman dan terjaga
semuanya!!”
Sang Nashrani berkata, “Benar apa yang dikatakan Muhammad, ia benar-
benar seorang Nabi yang diutus!!”
Ia tetap melanjutkan langkahnya kepada Nabi SAW tetapi dengan pedang
disarungkan. Setelah berada di hadapan beliau, ia menceritakan apa yang
dialaminya dan berba’iat memeluk Islam. Dengan senang hari Nabi SAW
menerimanya dan beliau mendoakannya dengan kebaikan.

43
 KISAH 7
Dari Zakat Rp 50,- sampai ‘Jalan Menuju Surga’)

Secara umum buku ini tampak biasa-biasa saja. Lihat saja sub-judulnya: Catatan
Seorang Amil Zakat. Buku ini hanya menghimpun pengalaman sang penulis
sebagai seorang amil atau pengelola zakat. Tapi, setelah membaca beberapa kisah
di bagian awal, terasalah bahwa buku ini menarik dan menggugah.

Menarik karena kisah-kisahnya faktual. Menggugah karena kisah-kisahnya


menyentuh perasaan. Kesan ini akan kuat terasa saat kita membaca bagian pertama
dari total lima bagian yang disajikan. Bagian pertama berjudul “Donatur-donatur
Tak Terduga”.

Adapun empat bagian lainnya, berturut-turut berjudul “Hamba-hamba


Tangguh nan Mulia”, “Rezeki Datang dari Mana Saja”, “Amil Zakat di Mana
Saja”, serta “Perjalanan dan Renungan Berbagi Nikmat”.

Di bagian pertama-lah yang paling menguras rasa takjub. Bacalah kisah


“Transfer Rp 50,-“. Bahwa di sebuah hari, kantor amil zakat si penulis heboh. Ada
seseorang yang mentransfer zakatnya Rp 50,-. Lima puluh rupiah? Ditranfer?
Besar manakah zakat yang disetorkan dengan biaya transfernya?

Kehebohan semakin menebal ketika sampai kepada pertanyaan: Perlukah


memasukkan zakat ‘aneh’ itu dalam daftar para pembayar zakat yang rutin
dilaporkan tiap Jum’at di salah sebuah surat kabar nasional?

Terjadi perdebatan di internal lembaga amil zakat itu. Misal, “Akan tampak
sangat aneh di laporan itu jika angka Rp 50,- nanti bersanding dengan deretan 8

44
angka atau 7 angka dari muzakki atau donatur lainnya”. Tetapi, rapat memutuskan
untuk tetap memuat zakat Rp. 50,-. Alsannya? “Semata-mata sebagai bentuk
profesionalisme dan pertanggungjawaban kami kepada donatur” (h. 12).

Sepekan setelah laporan zakat Rp.50,- terbit di koran, datanglah seseorang


ke kantor amil zakat tersebut. Jika melihat performanya, dia tampak sebagai orang
yang berpunya. Dia lalu menunjukkan bukti setor zakat Rp.50,- dan itu membuka
rahasia tentang siapa yang telah mengirim zakat ‘aneh’ itu.

“Saya semakin yakin bahwa lembaga ini sangat amanah dan professional
karena berapapun uang zakat yang diterima, dicatat dengan baik dan benar,” kata
sang tamu. “Maaf,” lanjut si tamu, “Sebenarnya saya hanya ingin menguji, apakah
Anda mencatat penerimaan dari saya atau tidak. Ternyata Anda tetap
mencantumkan nama saya dalam daftar penerimaan itu”.

Si tamu semakin yakin bahwa pilihan dia membayar zakat melalui lembaga
amil tersebut tidaklah salah. Dia lalu mengeluarkan selembar cek dan menuliskan
angka zakatnya, Rp 48 juta.

Kisah di atas memerlihatkan bahwa kepercayaan publik kepada sebuah


lembaga amil zakat berbanding lurus dengan sikap amanah dari lembaga yang
bersangkutan. Terkait hal ini, bacalah juga “Dua Kali Membayar Zakat dalam
Sehari”.

Banyak yang tahu, malam 1 Syawal atau di negeri ini popular juga disebut
sebagai Malam Takbiranadalah hari kerja yang paling panjang bagi para amil zakat
dalam setahun. Ini terjadi karena banyak muzakki memilih menyerahkan
kewajiban zakatnya kepada amil zakat di malam itu.

45
Di sebuah malam 1 Syawal dan jam sudah menunjuk pukul 23.00, lewat
telepon seorang muzakki meminta si penulis untuk mengambil zakatnya. Kata si
muzakki, zakat silakan diambil di rumahnya pukul 01.00 sebab pukul 02.00 dia
sekeluarga akan mudik.

Si penulis lalu meminta temannya untuk mengambil zakat yang dimaksud.


Si teman yang dimintai tolong heran, sebab pada paginya -pukul 10.00- orang yang
sama telah menyerahkan zakat Rp 40 juta lewat lembaga mereka. Masa sehari
berzakat dua kali, pikir si teman bernada tanya.

Singkat kata, si teman sampailah di rumah si muzakki pukul 00.45.


Menjawab rasa heran si amil zakat, akhirnya si muzakki menjelaskan, “Tadi pagi,
saya menelepon 3 lembaga zakat agar mengambil zakat di rumah saya. Saya
tunggu sampai pukul 22.00 malam ini, hanya satu lembaga yang datang dan tepat
waktu”. Setelah dikonfirmasi ulang oleh si muzakki dan dua lembaga itu bilang
‘sebentar lagi’, tapi ternyata sampai pukul 23.00 tetap tak datang juga. Maka, “Ini
uang yang seharusnya saya serahkan ke lembaga amil zakat yang tak jadi datang.
Jumlahnya Rp 78 juta,” kata si muzakki (h. 21).

Dua kisah memikat di atas menunjukkan betapa amil zakat yang berkinerja
baik akan dipercaya publik. Bahwa amil zakat yang kredibel akan berperan sangat
strategis dalam penghimpunan dan pendistribusian zakat. Pada gilirannya,
besarnya dana yang dihimpun akan berbanding lurus dengan pendistribusian
kesejahteraan bagi sebanyak mungkin kaum fakir dan miskin.

Kecuali soal amanah, buku ini –secara tak langsung-juga mengajak para
amil zakat untuk professional antara lain dengan tak mudah berprasangka buruk
kepada siapapun. Si penulis bertutur lewat kisah “Jalan Menuju Surga”.

46
Di sebuah hari libur, si penulis kebagian piket di kantor. Memang, banyak
lembaga amil zakat yang tetap membuka kantornya di hari libur. Hal itu untuk
melayani para tamu -termasuk para muzakki- yang ingin memanfaatkan hari libur
untuk menyerahkan zakatnya secara langsung.

Di saat si penulis bersiap-siap shalat dhuhur dan beristirahat siang, datang


dengan bergandengan tangan sepasang suami-istriyang telah renta. Dia pikir –
dengan melihat penampilannya- si tamu adalah mustahik yang sedang memerlukan
‘jatah’-nya.

Ternyata si penulis salah. Sepasang suami-istri berusia 70-an tahun itu lalu
mengeluarkan celengan gerabah berbentuk ayam jago. Ada dua hal menarik atas
celengen ini. Pertama, benda itu dibungkus kain sangat rapat seperti lazimnya
orang yang sedang melindungi barang berharganya. Kedua, di dekat lubang tempat
memasukkan uang ada tulisan: “Jalan Menuju Surga”.

Si penulis menanyakan maksud tulisan“Jalan Menuju Surga” kepada sang


tamu. Si kakek (sebut saja begitu) lalu menjelaskan, bahwa “Tabungan ini memang
saya siapkan agar bisa menjadi jalan kami menuju surga. Walau tak seberapa,
semoga zakat saya bisa membuat orang yang sakit jadi sembuh, yang belum punya
usaha bisa berusaha kecil-kecilan”.

Setelah celengan dipecah dan uangnya memenuhi meja di depan mereka,


berkatalah si nenek (sebut saja demikian), “Kami minta tolong bantu hitungkan
tabungan kami ini.” Ternyata, zakat mereka Rp. 4.760.000,-.

Atas kenyataan itu, si penulis malu karena telah berprasangka negatif. Malu,
pertama, bahwa dia yang sebelumnya telah bekerja di salah sebuah bank ternama
sejauh ini belum pernah berzakat sebesar itu.Kedua, bahwa penghasilan dia

47
sebagai amil diambilkan dari zakat para muzakki termasuk dari sepasang kakek-
nenek itu.

Kisah ‘kakek-nenek’ di atas mengirim pesan agar para amil zakat selalu
bersikap professional. Terkait ini, maka selalu berpikir positif dan –sebaliknya- tak
mudah berprasangka negatif adalah sebagian dari contoh sikap professional.

48
 KISAH 8

Rasulullah SAW dan Khalifah Mengelola Zakat

Di zaman Rasulullah dan para sahabat, zakat dipungut oleh amil.

Tidak ada yang berbeda pendapat mengenakan wajibnya zakat bagi umat Islam.
Setiap Muslim wajib membayar zakat yang diambil dari hartanya jika sudah
memenuhi nishab dan haulnya. Pemungut pajak dikenal dengan istilah amil. Dalam
hal ini, amil adalah orang atau badan yang secara khusus diberi hak dan
kewenangan untuk memungut dan mengelola zakat. Lantas, apakah amil zakat itu
adalah pemerintah sendiri?

Dikutip dari laman Nahdlatul Ulama, perintah tentang zakat salah satunya
tercantum dalam Surat At Taubah ayat 103.

49
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, guna membersihkan dan mensucikan
mereka dan berdoalah untuk mereka. Sungguh, doamu itu (menumbuhkan)
ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Di zaman Rasulullah dan para sahabat, pemungutan dan pengelolaan zakat


diserahkan pada amil yang mendapat wewenang penuh dari Rasulullah. Mereka
bertugas mencatat kaum Muslimin yang wajib mengeluarkan zakat dan
mendistribusikan zakat tersebut kepada mereka yang berhak. Karena tugasnya
khusus, maka para muzakki (pembayar zakat) dan mustahiq (penerima zakat)
terdaftar secara akurat. Dengan begitu, kekeliruan seperti salah sasaran dan
sebagainya dapat dihindari.

Selain itu, Rasulullah pernah berpesan kepada Muadz bin Jabal RA sebelum
berangkat ke Yaman untuk menyebarkan Islam. Pesan tersebut berisi tentang
kewajiban pembayaran zakat, seperti diriwayatkan Bukhari dan Muslim.

Sungguh, Allah SWT telah mewajibkan zakat terhadap harta mereka, yang
diambilkan dari orang-orang kaya di antara mereka dan didistribusikan kepada
mereka yang membutuhkan.

Dalam hadis tersebut terdapat kata 'ambillah' dan kata 'diambil'. Para ulama
memaknai hadis di atas bahwa zakat dipungut secara persuasif oleh amil yang
sudah ditugasi. Hal yang sama juga terjadi ketika pemerintahan Khalifah Abu
Bakar As Shiddiq RA. Khalifah Abu Bakar memang tercatat memerangi para
wajib zakat yang tidak mau membayar zakatnya. Tetapi, hal itu dilakukan setelah
amil menjalankan upaya persuasif, namun tidak diindahkan oleh sebagian wajib
zakat.

50
Artinya, zakat tetap dipungut oleh amil dan tidak dijalankan oleh pemerintah. Hal
ini dimaksudkan juga agar mempermudah muzakki menentukan kadar zakat yang
harus mereka keluarkan dibantu langsung oleh amil.

 KISAH 9

Pengelolaan Zakat Di Zaman Rasulullah SAW

Zakat merupakan  salah satu rukun Islam dan  merupakan salah satu  pokok yang
menjadikan tegaknya islam karena keberadaanya. Sebaliknya, Islam tak akan
berdiri apabila salah satu dari pokoknya hilang atau tak ada.

Dengan menunaikan zakat, berarti kita telah menjaga tegaknya islam, sesuai
dengan hadis Rasulullah Saw bersabda“Islam dibangun diatas lima (pokok;
rukun): bersa ksi bahwasanya tidak ada tuhan kecuali Allah dan bahwasanya
Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat,
menunaikan haji, dan puasa dibulan ramadhan.”(HR. Bukhori- Muslim)

Selanjutnya dengan zakat ini, Allah Swt telah mensucikan harta, dan
menghendaki kebaikan untuk kehidupan manusia melalui syariatnya, kita bisa
merasakan dampakseseorang yang telah berzakat diantaranya tolong- menolong,
gotong- royong, dan selalu menjalin persaudaraan.

Tak hanya sekedar kewajiban bagi umat muslim, zakat juga merupakan salah satu
solusi bagi permasalahan ekonomi di dunia khususnya di Indonesia. Hal itu
terbukti sejak zaman Rasulullah, dengan penggalian dan pengelolaan zakat secara

51
optimal, perekonomian di dalam negara menjadi stabil. Sepeninggalnya Rasulullah
SAW, para sahabat seperti Abu Bakar bin Siddiq, Umar bin Khatab, Usman bin
Affan, dan Ali bin Abi Thalib terus melakukan manajemen zakat.

Bahkan ketika para sahabat telah tiada. Manajamen zakat semakin membaik.
Sehingga, sejarah kegemilangan zakat pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz
dari Bani Umayyah pun dapat terdengar sampai sekarang. Bagaimana tidak? Di
masa pemerintahannya selama 30 bulan, tidak ditemukan lagi masyarakat miskin
yang berhak menerima zakat, karena semua muzakki mengeluarkan zakat, dan
distribusi zakat tidak sebatas konsumtif, melainkan juga produktif.

Pada zaman Rasulullah SAW, tepatnya di tahap awal hijrah di Madinah, zakat
belum dijalankan. Pada tahun pertama di Madinah itu, Nabi dan para sahabatnya
beserta segenap kaum muhajirin (orang-orang Islam Quraisy yang hijrah dari
Mekah ke Madinah) masih dihadapkan kepada bagaimana menjalankan usaha
penghidupan di tempat baru tersebut. Hal ini dikarenakan, selain memang tidak
semua di antara mereka orang yang berkecukupan, kecuali Usman bin Affan,
semua harta benda dan kekayaan yang mereka miliki juga ditinggal di Mekah.

Saat kondisi kaum Muslimin sudah mulai tenteram, tepatnya pada tahun kedua
Hijriyah, barulah kewajiban zakat diberlakukan. Rasulullah SAW langsung
mengutus Mu’adz bin Jabal menjadi Qadli di Yaman, Rasul pun memberikan
nasihat kepadanya supaya menyampaikan kepada ahli kitab beberapa hal, termasuk
menyampaikan kewajiban zakat dengan ucapan “sampaikan bahwa Allah telah
mewajibkan zakat kepada harta benda mereka, yang dipungut dari orang-orang
kaya dan diberikan kepada orang-orang miskin di antara mereka,” sebagai kepala
negara saat itu, ucapan Rasul langsung ditaati oleh seluruh umat muslim tanpa ada
perlawanan.

52
Harta benda yang dizakati di zaman Rasulullah SAW yakni, binatang ternak
seperti kambing, sapi, unta, kemudian barang berharga seperti emas dan perak,
selanjutnya tumbuh-tumbuhan seperti syair (jelai), gandum, anggur kering
(kismis), serta kurma. Namun kemudian, berkembang jenisnya sejalan dengan sifat
perkembangan pada harta atau sifat penerimaan untuk diperkembangkan pada harta
itu sendiri, yang dinamakan “illat”. Berdasarkan “Illat” itulah ditetapkan hukum
zakat.

Maka dari itu pada masa Nabi Muhammad SAW tidak diwajibkan zakat pada
kuda, karena kuda hanya diperlukan untuk peperangan. Sebaliknya pada masa
Khalifah Umar bin Khattab dikenakan zakat atas kuda, karena kuda sudah
diperkembangkan melalui peternakan. Demikian juga pada masa Nabi hingga masa
thabi’in tak ada zakat pada rumah, karena rumah hanya untuk tempat kediaman.

Prinsip zakat yang diajarkan Rasulullah SAW adalah mengajarkan berbagi dan
kepedulian, oleh sebab itu zakat harus mampu menumbuhkan rasa empati serta
saling mendukung terhadap sesama muslim. Dengan kata lain, zakat harus mampu
mengubah kehidupan masyarakat, khususnya umat muslim. (Dompet
Dhuafa/Uyang/berbagai sumber)

53
 KISAH 10

Kisah Sahabat Nabi SAW Tentang Zakat

Seorang peternak di suatu daerah didatangi oleh Ubay bin Ka'ab, sahabat Nabi
SAW yang diutus beliau untuk memungut zakat dari orang tersebut. Setelah
menerima informasi tentang jumlah ternaknya, Ibnu Ka’ab berkata, "Engkau wajib
mengeluarkan zakat, seekor anak unta yang berusia setahun!"

Mendengar penuturan Ubay, orang tersebut berkata, "Apa gunanya seekor anak
unta yang berusia setahun? Engkau tidak dapat mengambil susunya atau
menungganginya. Aku memiliki seekor unta betina yang telah dewasa, ambillah itu
sebagai gantinya."

54
Ka’ab berkata, "Tugas yang diberikan kepadaku, tidak membenarkan aku
mengambil lebih dari apa yang ditetapkan oleh syariat.”

Tetapi peternak tersebut agak memaksa untuk menerima unta betina dewasanya,
sedang Ibnu Ka’ab “tidak berani” menerima sesuatu melebihi dari wewenangnya
yang ditetapkan syara’. Karena itu ia berkata, "Sekarang ini Rasulullah dalam
perjalanan, saya akan menghadap beliau, jika beliau tidak berkeberatan, aku akan
menerimanya, jika sebaliknya, aku tidak bisa menerimanya kecuali apa yang
kutentukan sebelumnya."

Akhirnya orang tersebut mengikuti Ubay bin Ka’ab menemui Rasulullah SAW,
sambil membawa unta betinanya. Ketika telah sampai, ia berkata pada Nabi SAW,
"Wahai Rasulullah, wakilmu telah datang kepadaku untuk mengumpulkan zakat.
Demi Allah, aku belum pernah memperoleh kesempatan untuk membayar sesuatu
kepada engkau atau wakilmu. 

Setelah kuhitung kekayaanku dan keberitahukan kepadanya, ia hanya menetapkan


zakatku seekor anak unta yang berumur setahun, padahal anak unta seperti itu
belum bisa memberikan manfaat apa-apa. 

Karena itu kuusulkan untuk menerima unta betina yang telah dewasa sebagai
gantinya, tetapi wakilmu tidak berani menerimanya tanpa persetujuanmu." 

Nabi SAW tersenyum mendengar penjelasan peternak tersebut, kemudian


bersabda, "Memang benar, hanya sekedar itulah yang wajib kau keluarkan seperti
ditetapkan wakilku, tetapi jika engkau ingin memberikan lebih dari yang
ditetapkan, itu dibolehkan."

55
Orang tersebut merasa puas dan sangat gembira dengan penjelasan Nabi SAW, dan
menyerahkan unta betina dewasa kepada beliau. Nabi SAW pun mendoakan
keberkahan bagi orang tersebut.   

DALIL TENTANG ZAKAT

Ayat dan surat tersebut yaitu sebagai berikut:

 Didalam Q.S Al Baqoroh ayat: 42, 84, 110, 177, 277.

Ayat 42 :

َ‫ق َوأَ ْنتُْ`م تَ ْعلَ ُمون‬


َّ ‫اط ِل َوتَ ْكتُ ُمو̀ا ْال َح‬
ِ َ‫ق بِ ْالب‬
َّ ‫َواَل ت َْلبِسُو̀ا ْال َح‬

Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah
kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.

Ayat 84 :

َ‫ار ُك ْ`م ثُ َّم أَ ْق َررْ تُْ`م َوأَ ْنتُ ْم تَ ْشهَ ُدون‬


ِ َ‫َوإِ ْذ أَخ َْذنَا ِميثَاقَ ُك ْم اَل تَ ْسفِ ُكونَ ِد َما َء ُك ْم َواَل تُ ْخ ِرجُونَ أَ ْنفُ َس ُك ْم ِم ْن ِدي‬

Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu (yaitu): kamu tidak akan
menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu

56
‫‪(saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu, kemudian kamu berikrar (akan‬‬
‫‪memenuhinya) sedang kamu mempersaksikannya.‬‬

‫‪Ayat 110 :‬‬

‫صاَل ةَ َوآتُوا ال َّز َكاةَ ۚ َو َما تُقَ ِّد ُموا أِل َ ْنفُ ِس ُك ْم ِم ْن خَ ي ٍْر تَ ِجدُوهُ ِع ْن َد هَّللا ِ ۗ إِ َّن هَّللا َ بِ َما تَ ْع َملُونَ بَ ِ‬
‫صي ٌر‬ ‫َوأَقِي ُموا ال َّ‬

‫‪Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu‬‬
‫‪usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah.‬‬
‫‪Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.‬‬

‫‪Ayat 177 :‬‬

‫`ر َو ْال َماَل ئِ َك` ِة َو ْال ِكتَ``ا ِ‬ ‫ْس ْالب َّر أَ ْن تُولُّوا ُوجُوهَ ُك ْ`م قِبَ َل ْالم ْشرق و ْالم ْغر ِ ٰ‬
‫ب‬ ‫ب َولَ ِك َّن ْالبِ` َّر َم ْن آ َمنَ بِاهَّلل ِ َو ْاليَ``وْ ِم اآْل ِخ` ِ‬ ‫َ ِ ِ َ َ ِ‬ ‫َ‬ ‫لَي َ ِ‬
‫ب َوأَقَ``ا َم‬
‫الس `ائِلِينَ َوفِي الرِّ قَ``ا ِ‬‫يل َو َّ‬ ‫`ال َعلَ ٰى ُحبِّ ِه َذ ِوي ْالقُ``رْ بَ ٰى َو ْاليَتَ``ا َم ٰى َو ْال َم َس `ا ِكينَ َوا ْبنَ َّ‬
‫الس `بِ ِ‬ ‫َوالنَّبِيِّينَ َوآتَى ْال َم` َ‬
‫س ۗ أُو ٰلَئِ``كَ الَّ ِذينَ‬ ‫ْ‬ ‫صاَل ةَ َوآتَى ال َّز َكاةَ َو ْال ُموفُونَ بِ َع ْه ِد ِه ْم إِ َذا عَاهَدُوا ۖ َوالصَّابِ ِرينَ فِي ْالبَأْ َسا ِء َوال َّ‬
‫ضرَّا ِء َو ِحينَ ْالبَأ ِ‬ ‫ال َّ‬
‫ك هُ ُم ْال ُمتَّقُونَ‬ ‫ص َدقُو̀ا ۖ َوأُو ٰلَئِ َ‬
‫َ‬

‫‪57‬‬
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan,
akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari
kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang
dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir
(yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan
(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan
orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang
sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-
orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

Ayat 277 :

ٌ ْ‫صاَل ةَ َوآتَ ُوا ال َّز َكاةَ لَهُ ْم أَجْ` ُرهُ ْم ِع ْن` َد َربِّ ِه ْم َواَل خَ``و‬
‫ف َعلَ ْي ِه ْم َواَل هُ ْم‬ َّ ‫ت َوأَقَا ُموا ال‬
ِ ‫إِ َّن الَّ ِذينَ آ َمنُوا َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا‬
َ‫يَحْ زَ نُون‬

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan


shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

 Didalam Q.S Annisa ayat: 77 dan 162.

Ayat 77 :

َ‫ق ِم ْنهُ ْم يَ ْخ َش`وْ ن‬`ٌ ‫ب َعلَ ْي ِه ُم ْالقِتَا ُل إِ َذا فَ ِري‬ َّ ‫أَلَ ْم تَ َر إِلَى الَّ ِذينَ قِي َل لَهُ ْم ُكفُّوا أَ ْي ِديَ ُك ْم َوأَقِي ُموا ال‬
َ ِ‫صاَل ةَ َوآتُوا ال َّز َكاةَ فَلَ َّما ُكت‬
ُ ‫ب ۗ قُ``لْ َمتَ``ا‬
‫ع ال` ُّد ْنيَا‬ ِ َ‫َال لَوْ اَل أَ َّخرْ تَنَ``ا إِلَ ٰى أَ َج` ٍل ق‬
ٍ ‫`ري‬ َ ‫اس َك َخ ْشيَ ِة هَّللا ِ أَوْ أَ َش َّد خَ ْشيَةً ۚ َوقَالُو̀ا َربَّنَا لِ َم َكتَبْتَ َعلَ ْينَا ْالقِت‬
َ َّ‫الن‬
ْ ُ‫قَلِي ٌل َواآْل ِخ َرةُ خَ ْي ٌر لِ َم ِن اتَّقَ ٰى َواَل ت‬
‫ظلَ ُمونَ فَتِياًل‬

58
Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka: "Tahanlah
tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!" Setelah
diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan
munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan
lebih sangat dari itu takutnya. Mereka berkata: "Ya Tuhan kami, mengapa Engkau
wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban
berperang) kepada kami sampai kepada beberapa waktu lagi?" Katakanlah:
"Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-
orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun.

Ayat 162 :

ۚ َ‫الص `اَل ة‬
َّ َ‫`ز َل ِم ْن قَ ْبلِ``كَ ۚ َو ْال ُمقِي ِمين‬ ُ ُ ِ ‫ٰلَ ِك ِن الر‬
ِ `‫َّاس ` ُخونَ فِي ْال ِع ْل ِم ِم ْنهُ ْم َو ْال ُم ْؤ ِمنُ``ونَ ي ُْؤ ِمنُ``ونَ بِ َم``ا أ ْن‬
ِ `‫`ز َل إِلَ ْي``كَ َو َم``ا أ ْن‬
‫ون بِاهَّلل ِ َو ْاليَوْ ِ`م اآْل ِخ ِر أُو ٰلَئِكَ َسنُ ْؤتِي ِه ْم أَجْ رًا َع ِظي ًما‬
`َ ُ‫َو ْال ُم ْؤتُونَ ال َّز َكاةَ َو ْال ُم ْؤ ِمن‬

Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang


mukmin, mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu (Al Quran),
dan apa yang telah diturunkan sebelummu dan orang-orang yang mendirikan
shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Orang-orang itulah yang akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar.

 Didalam Q.S Al-Maidah ayat: 12 dan 55.

Ayat 12 :

59
َّ ‫`ال هَّللا ُ إِنِّي َم َع ُك ْم ۖ لَئِ ْن أَقَ ْمتُ ُم‬
‫الص`اَل ةَ َوآتَ ْيتُ ُ`م‬ َ `َ‫َش` َر نَقِيبً``ا ۖ َوق‬ َ ‫ق بَنِي إِ ْس` َرائِي َل َوبَ َع ْثنَ`̀ا ِم ْنهُ ُم ْاثن َْي ع‬ َ ‫َولَقَ` ْد أَخَ` َذ هَّللا ُ ِميثَ``ا‬
‫ت تَجْ` ِري‬ ٍ ‫ض`̀ا َح َس`نًا أَل ُ َكفِّ َر َّن َع ْن ُك ْم َس`يِّئَاتِ ُك ْم َوأَل ُ ْد ِخلَنَّ ُك ْم َجنَّا‬ ْ ‫ال َّز َكاةَ َوآ َم ْنتُ ْم بِ ُر ُسلِي` َو َع َّزرْ تُ ُموهُْ`م َوأَ ْق َر‬
ً ْ‫ض`تُ ُ`م هَّللا َ قَر‬
‫ض َّل َس َوا َء ال َّسبِي ِل‬ َ ‫ك ِم ْن ُك ْم فَقَ ْد‬ َ ِ‫ِم ْن تَحْ تِهَا اأْل َ ْنهَا ُر ۚ فَ َم ْن َكفَ َر بَ ْع َد ٰ َذل‬

Artinya :

Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil dan telah
Kami angkat diantara mereka 12 orang pemimpin dan Allah berfirman:
"Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan
menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka
dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik sesungguhnya Aku akan
menutupi dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam
surga yang mengalir air didalamnya sungai-sungai. Maka barangsiapa yang kafir di
antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus.

Ayat 55 :

َّ ‫إِنَّ َما َولِيُّ ُك ُم هَّللا ُ َو َرسُولُهُ َوالَّ ِذينَ آ َمنُوا الَّ ِذينَ يُقِي ُمونَ ال‬
َ‫صاَل ةَ َوي ُْؤتُونَ ال َّز َكاةَ َوهُ ْم َرا ِكعُون‬

Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang


beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk
(kepada Allah).

Didalam Q.S Al-A'raaf ayat: 156.

‫ص`يبُ بِ` ِه َم ْن أَ َش`ا ُء ۖ َو َرحْ َمتِي‬ ِ ُ‫ك ۚ قَ``ا َل َع` َذابِي أ‬ َ `‫َوا ْكتُبْ لَنَا فِي ٰهَ ِذ ِه ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اآْل ِخ َر ِة إِنَّا هُ ْدنَا إِلَ ْي‬
َ‫ت ُك َّل َش ْي ٍء ۚ فَ َسأ َ ْكتُبُهَا لِلَّ ِذينَ يَتَّقُونَ َوي ُْؤتُونَ ال َّز َكاةَ َوالَّ ِذينَ هُ ْم بِآيَاتِنَا ي ُْؤ ِمنُون‬
ْ ‫َو ِس َع‬

60
Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; sesungguhnya
kami kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman: "Siksa-Ku akan
Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala
sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa,
yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami".

 Didalam Q.S At-Taubah ayat: 5, 11, 18, dan 71

Ayat 5 :

َ ْ‫صرُوهُ ْم َوا ْق ُعدُوا لَهُ ْم ُك َّل َمر‬


‫ص ٍد ۚ فَإِ ْن‬ ُ ْ‫ْث َو َج ْدتُ ُموهُ ْم َو ُخ ُذوهُْ`م َواح‬ ُ ‫فَإِ َذا ا ْن َسلَ َخ اأْل َ ْشهُ ُر ْال ُح ُر ُم فَا ْقتُلُوا ْال ُم ْش ِر ِكينَ َحي‬
َّ ‫تَابُوا َوأَقَا ُمو̀ا ال‬
‫صاَل ةَ َوآتَ ُوا ال َّز َكاةَ فَ َخلُّوا َسبِيلَهُ ْم ۚ إِ َّن هَّللا َ َغفُو ٌر َر ِحي ٌم‬

Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang


musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka.
Kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian. Jika mereka bertaubat dan
mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka
untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha Penyayang.

Ayat 11 :

ِ ‫ِّين ۗ َونُفَصِّ ُل اآْل يَا‬


َ‫ت لِقَوْ ٍم يَ ْعلَ ُمون‬ َّ ‫فَإِ ْن تَابُوا َوأَقَا ُموا ال‬
ِ ‫صاَل ةَ َوآتَ ُو̀ا ال َّز َكاةَ فَإِ ْخ َوانُ ُك ْ`م فِي الد‬

11. Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka
itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi
kaum yang mengetahui.
61
Ayat 18 :

‫ش إِاَّل هَّللا َ ۖ فَ َع َس` ٰى أُو ٰلَئِ``كَ أَ ْن‬ َّ ‫إِنَّ َما يَ ْع ُم ُر َم َسا ِج َد هَّللا ِ َم ْن آ َمنَ بِاهَّلل ِ َو ْاليَوْ ِ`م اآْل ِخ ِر َوأَقَ`ا َ`م‬
َ ‫الص`اَل ةَ َوآتَى ال َّز َك``اةَ َولَ ْم يَ ْخ‬
َ‫يَ ُكونُو̀ا ِمنَ ْال ُم ْهتَ ِدين‬

18. Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang


beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka
merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang
mendapat petunjuk.

Ayat 71 :

َّ ‫ُوف َويَ ْنهَوْ نَ ع َِن ْال ُم ْن َك ِر َويُقِي ُمونَ ال‬


َ‫صاَل ةَ َوي ُْؤتُ``ون‬ `ِ ‫ْض ۚ يَأْ ُمرُونَ بِ ْال َم ْعر‬
ٍ ‫ضهُ ْم أَوْ لِيَا ُء بَع‬ ُ ‫َو ْال ُم ْؤ ِمنُونَ َو ْال ُم ْؤ ِمن‬
ُ ‫َات بَ ْع‬
ٰ ُ
‫َزي ٌز َح ِكي ٌم‬ ِ ‫ُون هَّللا َ َو َرسُولَهُ ۚ أولَئِكَ َسيَرْ َح ُمهُ ُم هَّللا ُ ۗ إِ َّن هَّللا َ ع‬
`َ ‫ال َّز َكاةَ َوي ُِطيع‬

71. Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka
(adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh
(mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan
diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

 Didalam Q.S Al-Anbiya ayat: 73

‫الص`اَل ِة َوإِيتَ``ا َء ال َّز َك``ا ِة ۖ َو َك``انُوا لَنَ``ا‬


َّ ‫ت َوإِقَ`ا َ`م‬ َ `‫`ل ْال َخ ْي‬
ِ ‫`را‬ َ `‫َو َج َع ْلنَاهُْ`م أَئِ َّمةً يَهْ` ُدونَ بِأ َ ْم ِرنَ`̀ا َوأَوْ َح ْينَ`̀ا إِلَ ْي ِه ْم فِ ْع‬
َ‫عَابِ ِدين‬

62
73. Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi
petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka
mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya
kepada Kamilah mereka selalu menyembah,

 Didalam Q.S Al-Hajj ayat: 41 dan 78.

Ayat 41 :

ِ `‫ُوف َونَهَ``وْ ا ع َِن ْال ُم ْن َك‬


ُ‫`ر ۗ َوهَّلِل ِ عَاقِبَ`ة‬ ْ `ِ‫الص`اَل ةَ َوآتَ` ُوا ال َّز َك``اةَ َوأَ َم` رُو̀ا ب‬
ِ ‫`ال َم ْعر‬ َّ ‫ض أَقَ``ا ُموا‬
ِ ْ‫الَّ ِذينَ إِ ْن َم َّكنَّاهُ ْم فِي اأْل َر‬
ُ
ِ ‫اأْل ُم‬
‫ور‬

41. (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi
niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat
ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali
segala urusan.

Ayat 78 :

‫`و َس` َّما ُك ُم‬ َ `‫ج ۚ ِملَّةَ أَبِي ُك ْم إِ ْب‬


َ `ُ‫`را ِهي َم ۚ ه‬ ِ ‫`ل َعلَ ْي ُك ْم فِي ال`د‬
ٍ ‫ِّين ِم ْن َح` َر‬ َّ ‫َو َجا ِهدُو̀ا فِي هَّللا ِ َح‬
َ `‫ق ِجهَا ِد ِه ۚ ه َُو اجْ تَبَا ُك ْم َو َم``ا َج َع‬
َّ ‫اس ۚ فَ``أَقِي ُموا‬
‫الص`اَل ةَ َوآتُ``وا‬ ِ َّ‫َّس`و ُل َش` ِهيدًا َعلَ ْي ُك ْم َوتَ ُكونُ``وا ُش`هَدَا َء َعلَى الن‬ُ ‫ْال ُم ْسلِ ِمينَ ِم ْن قَ ْب ُل َوفِي ٰهَ` َذا لِيَ ُك``ونَ الر‬
ِ َّ‫ص ُموا بِاهَّلل ِ ه َُو َموْ اَل ُك ْم ۖ فَنِ ْع َم ْال َموْ لَ ٰى َونِ ْع َم الن‬
‫صي ُر‬ ِ َ‫ال َّز َكاةَ َوا ْعت‬

78. Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya.
Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam
agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah
menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam
63
(Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua
menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah
zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka
Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.

 Didalam Q.S An-Nur ayat: 37 dan 56.

Ayat 37 :

ُ‫الص`اَل ِة َوإِيتَ``ا ِء ال َّز َك``ا ِة ۙ يَ َخ``افُونَ يَوْ ًم``ا تَتَقَلَّبُ فِي` ِه ْالقُلُ``وب‬ ِ `‫ِر َج` ا ٌل اَل تُ ْل ِهي ِه ْم تِ َج``ا َرةٌ َواَل بَ ْي` ٌع ع َْن ِذ ْك‬
ِ `َ‫`ر هَّللا ِ َوإِق‬
َّ ‫`ام‬
َ ‫َواأْل َ ْب‬
‫صا ُر‬

37. laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli
dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari)
membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan
penglihatan menjadi goncang.

Ayat 56 :

`َ ‫صاَل ةَ َوآتُوا ال َّز َكاةَ َوأَ ِطيعُوا ال َّرس‬


َ‫ُول لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُمون‬ َّ ‫َوأَقِي ُموا ال‬

56. Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul,
supaya kamu diberi rahmat.

Didalam Q.S Annaml ayat: 3.

َّ ‫الَّ ِذينَ يُقِي ُمونَ ال‬


َ‫صاَل ةَ َوي ُْؤتُونَ ال َّز َكاةَ َوهُ ْم بِاآْل ِخ َر ِة هُ ْم يُوقِنُون‬

64
3. (yaitu) orang-orang yang mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat dan
mereka yakin akan adanya negeri akhirat.

Didalam Q.S Luqman ayat: 4.

‫َظ ٍيم‬ ٍ ُ‫َوإِنَّكَ لَ َعلَ ٰى ُخل‬


ِ ‫قع‬

4. Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.

Didalam Q.S Al-Ahzab ayat: 37.

‫ق هَّللا َ َوتُ ْخفِي فِي نَ ْف ِسكَ َما هَّللا ُ ُم ْب ِدي ِه َوت َْخ َش `ى‬ َ ‫َوإِ ْذ تَقُو ُل لِلَّ ِذي أَ ْن َع َم هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َوأَ ْن َع ْمتَ َعلَ ْي ِه أَ ْم ِس ْك َعلَ ْيكَ زَ وْ َج‬
ِ َّ‫ك َوات‬
ِ ‫`ر ٌج فِي أَ ْز َو‬
‫اج‬ َ `‫`ؤ ِمنِينَ َح‬ ْ `‫ض ٰى َز ْي ٌد ِم ْنهَا َوطَرًا َز َّوجْ نَا َكهَا لِ َك ْي اَل يَ ُكونَ َعلَى ْال ُم‬ َ َ‫ق أَ ْن ت َْخ َشاهُ ۖ فَلَ َّما ق‬ ُّ ‫اس َوهَّللا ُ أَ َح‬
َ َّ‫الن‬
‫ضوْ ̀ا ِم ْنه َُّن َوطَرًا ۚ َو َكانَ أَ ْم ُر هَّللا ِ َم ْف ُعواًل‬
َ َ‫أَ ْد ِعيَائِ ِه ْم إِ َذا ق‬

37. Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah
melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat
kepadanya: "Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah", sedang kamu
menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu
takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti.
Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya),
Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin
untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat
itu telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya. Dan adalah ketetapan
Allah itu pasti terjadi.

65
Didalam Q.S Fushilat ayat: 7.

َ‫الَّ ِذينَ اَل ي ُْؤتُونَ ال َّز َكاةَ َوهُ ْم بِاآْل ِخ َر ِة هُ ْم َكافِرُون‬

7. (yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya
(kehidupan) akhirat

Didalam Q.S Al-Mujadillah ayat: 13.

‫صاَل ةَ َوآتُوا ال َّز َكاةَ َوأَ ِطي ُع``وا‬ َّ ‫َاب هَّللا ُ َعلَ ْي ُك ْم فَأَقِي ُمو̀ا ال‬
َ ‫ت ۚ فَإِ ْذ لَ ْم تَ ْف َعلُوا َوت‬ َ ‫أَأَ ْشفَ ْقتُ ْم أَ ْن تُقَ ِّد ُموا بَ ْينَ يَ َديْ نَجْ َوا ُك ْ`م‬
ٍ ‫ص َدقَا‬
َ‫هَّللا َ َو َرسُولَهُ ۚ َوهَّللا ُ َخبِي ٌر بِ َما تَ ْع َملُون‬

13. Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) karena kamu memberikan sedekah
sebelum mengadakan pembicaraan dengan Rasul? Maka jika kamu tiada
memperbuatnya dan Allah telah memberi taubat kepadamu maka dirikanlah shalat,
tunaikanlah zakat, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya; dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Didalam Q.S Al Muz'amil ayat: 20.

ْ َ‫ُورةٌ ۖ فَإِ َذا أُ ْن ِزل‬


ٌ‫ت سُو َرةٌ ُمحْ َك َمةٌ َو ُذ ِك َر فِيهَا ْالقِتَا ُل ۙ َرأَيْتَ الَّ ِذينَ فِي قُلُوبِ ِه ْم َم َرض‬ َ ‫تس‬ْ َ‫َويَقُو ُل الَّ ِذينَ آ َمنُوا لَوْ اَل نُ ِّزل‬
‫ت ۖ فَأَوْ لَ ٰ`ى لَهُ ْم‬
ِ ْ‫ُون إِلَ ْيكَ نَظَ َر ْال َم ْغ ِش ِّي َعلَ ْي ِه ِمنَ ْال َمو‬
`َ ‫يَ ْنظُر‬

66
20. Dan orang-orang yang beriman berkata: "Mengapa tiada diturunkan suatu
surat?" Maka apabila diturunkan suatu surat yang jelas maksudnya dan disebutkan
di dalamnya (perintah) perang, kamu lihat orang-orang yang ada penyakit di dalam
hatinya memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan karena takut
mati, dan kecelakaanlah bagi mereka.

Didalam Q.S Al-Bayyinah ayat: 5.

‫صاَل ةَ َوي ُْؤتُوا ال َّز َكاةَ ۚ َو ٰ َذلِكَ ِدينُ ْالقَيِّ َم ِة‬ ِ ِ‫َو َما أُ ِمرُوا إِاَّل لِيَ ْعبُدُوا هَّللا َ ُم ْخل‬
َّ ‫صينَ لَهُ ال ِّدينَ ُحنَفَا َء َويُقِي ُموا ال‬

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan


memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan
supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah
agama yang lurus.

Dalil Wajib Zakat


Berikut ini adalah dalil dalil yang menunjukkan mewajibkan kita untuk berzakat:

َ ُ ‫س َكنٌ لَّ ُه ْم ۗ َوٱهَّلل‬


‫س ِمي ٌع َعلِي ٌم‬ َ َ‫صلَ ٰوتَك‬
َ َّ‫ص ِّل َعلَ ْي ِه ْم ۖ إِن‬ َ ‫ُخ ْذ ِمنْ أَ ْم ٰ َولِ ِه ْم‬
َ ‫ص َدقَةً تُطَ ِّه ُر ُه ْم َوتُ َز ِّكي ِهم بِ َها َو‬
Artinya: "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Alloh
maha mendengar lagi maha mengetahui". (Q.S At-Taubah ayat 103)

67
Juga hadits riwayat muttafaqun alaihi yang artinya: "Islam didirikan diatas lima
dasar: Mengikrarkan bahwa tidak ada tuhan selain Alloh dan Muhammad adalah
utusan Alloh, mendirikan sholat, membayar zakat, menunaikan haji, dan berpuasa
pada bulan Romadhon". (H.R. Muttafaq 'alaih)

Dari dalil dalil diatas jelaslah bahwa zakat itu benar perintah Alloh SWT. Oleh
karena itu kita harus tunduk dan mengikuti perintah Alloh yang satu ini, apalagi
zakat adalah termasuk rukun islam yang ke 3.

Dalil Zakat Fitrah


"Sungguh berbahagialah orang yang mengeluarkan zakat (fitrahnya), menyebut
nama Tuhannya (mengucap takbir, membesarkan Alloh) lalu ia mengerjakan sholat
(iedul fitri)". (Q.S. Al-A'la ayat 14-15)

"Rosululloh SAW telah mewajibkan zakat fitrah untuk menyucikan orang yang
shaum dari segala perkataan yang keji dan buruk yang mereka lakukan selama
mereka shaum, dan untuk menjadi makanan bagi orang orang yang miskin. (H.R.
Abu Daud)

Dalil dalil diatas menunjukkan wajibnya zakat fitrah untuk setiap orang muslim.

Dalil Zakat Harta/Mal

‫ا ِر‬ssَ‫و َم يُ ْح َمى َعلَ ْي َها فِي ن‬s ْ sَ‫ ي‬.‫يم‬ٍ ِ‫ب أَل‬
ٍ ‫ َذا‬s‫ ْرهُم بِ َع‬s ‫ش‬ِّ َ‫يل هّللا ِ فَب‬ َ ‫ةَ َوالَ يُنفِقُونَ َها فِي‬s ‫ض‬
ِ ِ ‫ب‬s ‫س‬ َّ ِ‫َب َوا ْلف‬
َ ‫ذه‬s َّ s‫ ُزونَ ال‬s ِ‫َوالَّ ِذينَ يَ ْكن‬

ِ ُ‫َج َهنَّ َم فَتُ ْك َوى بِ َها ِجبَا ُه ُه ْم َو ُجنوبُ ُه ْم َوظُ ُهو ُر ُه ْم هَـ َذا َما َكنَ ْزتُ ْم ألَنف‬
َ‫س ُك ْم فَ ُذوقُو ْا َما ُكنتُ ْم تَ ْكنِ ُزون‬
Artinya: "Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
menafkahkannya pada jalan Allâh, maka beritahukanlah kepada mereka (bahwa
mereka akan mendapat) siksa yang pedih. Pada hari dipanaskan emas dan perak itu
dalam neraka Jahannam, lalu dahi, lambung dan punggung mereka dibakar

68
dengannya, (lalu dikatakan) kepada mereka: “Inilah harta bendamu yang kamu
simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang
kamu simpan itu”. (QS. at-Taubah/9:34-35)

Ayat diatas menerangkan tentang siksaan yang diberikan kepada orang-orang yang
menyimpan harta tapi tidak mau menafkahkannya pada jalan Alloh (berzakat).
Dengan demikian ayat ini juga menunjukkan bahwa zakat harta atau zakat mal itu
wajib hukumnya.

Dalil Golongan Yang Berhak Menerima Zakat

ٰ َّ ‫إنَّما ٱل‬
‫يل ٱهَّلل ِ َوٱ ْب ِن‬ َ ‫ب َوٱ ْل ٰ َغ ِر ِمينَ َوفِى‬
ِ ِ ‫سب‬ ِّ ‫س ِكي ِن َوٱ ْل ٰ َع ِملِينَ َعلَ ْي َها َوٱ ْل ُمؤَ لَّفَ ِة قُلُوبُ ُه ْم َوفِى‬
ِ ‫ٱلرقَا‬ َ ٰ ‫ص َدقَتُ لِ ْلفُقَ َرٓا ِء َوٱ ْل َم‬ َ ِ
‫ضةً ِّمنَ ٱهَّلل ِ ۗ َوٱهَّلل ُ َعلِي ٌم َح ِكي ٌم‬
َ ‫يل ۖ فَ ِري‬
ِ ِ ‫سب‬
َّ ‫ٱل‬

Artinya: "Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-


orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu´allaf yang dibujuk hatinya,
untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan
untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang
diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."

69
SEJARAH ISLAM TENTANG ZAKAT

Kewajiban yang dikenal sebagai zakat merupakan salah satu dari lima rukun Islam.
Namun, permasalahan zakat tidak bisa dipisahkan dari usaha dan penghasilan
masyarakat. Demikian juga pada zaman Nabi Muhammad SAW.

Dalam buku 125 Masalah Zakat karya Al-Furqon Hasbi disebutkan bahwa awal
Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, zakat belum dijalankan. Pada waktu
itu, Nabi SAW, para sahabatnya, dan segenap kaum muhajirin (orang-orang Islam
Quraisy yang hijrah dari Makkah ke Madinah) masih disibukkan dengan cara
menjalankan usaha untuk menghidupi diri dan keluarganya di tempat baru tersebut.
Selain itu, tidak semua orang mempunyai perekonomian yang cukup -- kecuali
Utsman bin Affan -- karena semua harta benda dan kekayaan yang mereka miliki
ditinggal di Makkah.

Kalangan anshar (orang-orang Madinah yang menyambut dan membantu Nabi dan
para sahabatnya yang hijrah dari Makkah) memang telah menyambut dengan
bantuan dan keramah-tamahan yang luar biasa. Meskipun demikian, mereka tidak
mau membebani orang lain. Itulah sebabnya mereka bekerja keras demi kehidupan
yang baik. Mereka beranggapan pula bahwa tangan di atas lebih utama daripada
tangan di bawah.

Keahlian orang-orang muhajirin adalah berdagang. Pada suatu hari, Sa'ad bin Ar-
Rabi' menawarkan hartanya kepada Abdurrahman bin Auf, tetapi Abdurrahman
menolaknya. Ia hanya minta ditunjukkan jalan ke pasar. Di sanalah ia mulai
berdagang mentega dan keju. Dalam waktu tidak lama, berkat kecakapannya
berdagang, ia menjadi kaya kembali. Bahkan, sudah mempunyai kafilah-kafilah
yang pergi dan pulang membawa dagangannya.

70
Selain Abdurrahman, orang-orang muhajirin lainnya banyak juga yang melakukan
hal serupa. Kelihaian orang-orang Makkah dalam berdagang ini membuat orang-
orang di luar Makkah berkata, ''Dengan perdagangan itu, ia dapat mengubah pasir
sahara menjadi emas.''

Perhatian orang-orang Makkah pada perdagangan ini diungkapkan dalam Alqur'an


pada ayat-ayat yang mengandung kata-kata tijarah: ''Orang yang tidak dilalaikan
oleh perdagangan dan jual beli dari mengingat Allah, melaksanakan shalat, dan
menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari ketika hati dan penglihatan menjadi
guncang (hari kiamat). (QS An-Nur:37)

Tidak semua orang muhajirin mencari nafkah dengan berdagang. Sebagian dari
mereka ada yang menggarap tanah milik orang-orang anshar. Tidak sedikit pula
yang mengalami kesulitan dan kesukaran dalam hidupnya. Akan tetapi, mereka
tetap berusaha mencari nafkah sendiri karena tidak ingin menjadi beban orang lain.
Misalnya, Abu Hurairah.

Kemudian Rasulullah SAW menyediakan bagi mereka yang kesulitan hidupnya


sebuah shuffa (bagian masjid yang beratap) sebagai tempat tinggal mereka. Oleh
karena itu, mereka disebut Ahlush Shuffa (penghuni shuffa). Belanja (gaji) para
Ahlush Shuffa ini berasal dari harta kaum Muslimin, baik dari kalangan muhajirin
maupun anshar yang berkecukupan.

Setelah keadaan perekonomian kaum Muslimin mulai mapan dan pelaksanaan


tugas-tugas agama dijalankan secara berkesinambungan, pelaksanaan zakat sesuai
dengan hukumnya pun mulai dijalankan. Di Yatsrib (Madinah) inilah Islam mulai
menemukan kekuatannya.

71
Disyariatkan

Ayat-ayat Alqur'an yang mengingatkan orang mukmin agar mengeluarkan


sebagian harta kekayaannya untuk orang-orang miskin diwahyukan kepada
Rasulullah SAW ketika beliau masih tinggal di Makkah. Perintah tersebut pada
awalnya masih sekedar sebagai anjuran, sebagaimana wahyu Allah SWT dalam
surat Ar-Rum ayat 39: ''Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu
maksudkan untuk mencapai keridaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah
orang-orang yang melipatgandakan (pahalanya)''.

Namun menurut pendapat mayoritas ulama, zakat mulai disyariatkan pada tahun
ke-2 Hijriah. Di tahun tersebut zakat fitrah diwajibkan pada bulan Ramadhan,
sedangkan zakat mal diwajibkan pada bulan berikutnya, Syawal. Jadi, mula-mula
diwajibkan zakat fitrah kemudian zakat mal atau kekayaan.

Firman Allah SWT surat Al-Mu'minun ayat 4: ''Dan orang yang menunaikan
zakat''. Kebanyakan ahli tafsir berpendapat bahwa yang dimaksud dengan zakat
dalam ayat di atas adalah zakat mal atau kekayaan meskipun ayat itu turun di
Makkah. Padahal, zakat itu sendiri diwajibkan di Madinah pada tahun ke-2 Hijriah.
Fakta ini menunjukkan bahwa kewajiban zakat pertama kali diturunkan saat Nabi
SAW menetap di Makkah, sedangkan ketentuan nisabnya mulai ditetapkan setelah
Beliau hijrah ke Madinah.

Setelah hijrah ke Madinah, Nabi SAW menerima wahyu berikut ini, ''Dan
dirikanlah shalat serta tunaikanlah zakat. Dan apa-apa yang kamu usahakan dari
kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya di sisi Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan'' (QS Al-Baqarah:

72
110). Berbeda dengan ayat sebelumnya, kewajiban zakat dalam ayat ini
diungkapkan sebagai sebuah perintah, dan bukan sekedar anjuran.

Mengenai kewajiban zakat ini ilmuwan Muslim ternama, Ibnu Katsir,


mengungkapkan, ''Zakat ditetapkan di Madinah pada abad kedua hijriyah.
Tampaknya, zakat yang ditetapkan di Madinah merupakan zakat dengan nilai dan
jumlah kewajiban yang khusus, sedangkan zakat yang ada sebelum periode ini,
yang dibicarakan di Makkah, merupakan kewajiban perseorangan semata''. 

Sayid Sabiq menerangkan bahwa zakat pada permulaan Islam diwajibkan secara
mutlak. Kewajiban zakat ini tidak dibatasi harta yang diwajibkan untuk dizakati
dan ketentuan kadar zakatnya. Semua itu diserahkan pada kesadaran dan
kemurahan kaum Muslimin. Akan tetapi, mulai tahun kedua setelah hijrah --
menurut keterangan yang masyhur -- ditetapkan besar dan jumlah setiap jenis harta
serta dijelaskan secara teperinci.

Menjelang tahun ke-2 Hijriah, Rasulullah SAW telah memberi batasan mengenai
aturan-aturan dasar, bentuk-bentuk harta yang wajib dizakati, siapa yang harus
membayar zakat, dan siapa yang berhak menerima zakat. Dan, sejak saat itu zakat
telah berkembang dari sebuah praktik sukarela menjadi kewajiban sosial
keagamaan yang dilembagakan yang diharapkan dipenuhi oleh setiap Muslim yang
hartanya telah mencapai nisab, jumlah minimum kekayaan yang wajib dizakati.

73
PENUTUP

1. Kesimpulan :

Zakat dibagi menjadi 2, yaitu zakat fitrah dan zakat mal. Zakat fitrah merupakan
zakat yang dikeluarkan umat Islam pada sebagian bulan Ramadhan dan sebagian
bulan Syawal untuk mensucikan jiwa. Sedangkan zakat mal adalah zakat harta
yang dimiliki seseorang karena sudah mencapai nisabnya.

Hukum mengeluarkan zakat adalah wajib. Yang dibayarkan zakat fitrah yaitu
berupa makanan pokok sebesar 3,1 liter atau 2,5 kg atau bisa juga dibayarkan
dengan uang senilai makanan pokok yang harus dibayarkan. Sedangkan yang
dibayarkan zakat mal berupa binatang ternak, emas dan perak, biji-bijian dan buah-
buahan, rikaz, dan hasil tambang.

Syarat wajib zakat fitrah adalah beragama Islam, lahir dan hidup sebelum terbenam
matahari pada hari penghabisan bulan Ramadhan, dan mempunyai persediaan
makanan untuk dirinya sendiri dan yang wajib dinafkahi, baik manusia atau
binatang, pada malam hari raya dan siang harinya. Dan syarat wajib zakat mal
adalah Islam, merdeka, hak milik sempurna, sampai nisab, dan masa memiliki
sampai satu tahun.

Zakat mal waktunya tidak ditentukan, sedangkan zakat fitrah dibagi menjadi 5,
yaitu waktu mubah, wajib, sunah, makruh dan waktu haram.
Orang-orang yang berhak menerima zakat yaitu orang fakir, orang miskin, amil,
muallaf, hamba sahaya, orang yang berhutang, fi sabilillah, dan ibnu sabil.
Sedangkan yang tidak berhak menerima zakat yaitu orang kafir, orang atheis,
74
keluarga Bani Hasyim dan Bani Muttalib, dan ayah, anak, kakek, nenek, ibu, cucu,
dan isteri yang menjadi tanggungan orang yang berzakat.

Orang-orang yang berhak menerima zakat yaitu orang fakir, orang miskin, amil,
muallaf, hamba sahaya, orang yang berhutang, fi sabilillah, dan ibnu sabil.
Sedangkan yang tidak berhak menerima zakat yaitu orang kafir, orang atheis,
keluarga Bani Hasyim dan Bani Muttalib, dan ayah, anak, kakek, nenek, ibu, cucu,
dan isteri yang menjadi tanggungan orang yang berzakat.

Manfaat zakat dalam kehiupan adalah menolong orang yang lemah dan
menderita(jika zakat fitrah, pada saat Idul Fitri), agar dia dapat menunaikan
kewajibannya terhadap Allah dan terhadap makhluk-Nya, membersihkan diri dari
sifat kikir dan akhlak yang tercela serta mendidik diri agar memiliki sifat mulia dan
pemurah, ungkapan rasa syukur kepada Allah atas rizki yang telah diberikan
kepada kita, menjaga kejahatan-kejahatan yang dimungkinkan timbul dari si
miskin, mendekatkan hubungan kasih sayang dan saling mencintai antara si kaya
dan si miskin, dan menggapai berkah, tambahan dan ganti dari Allah SWT

2.     Saran
a.    Sebaiknya kita menunaikan ibadah zakat untuk menyempurnakan rukun
Islam kita.
b.   Kita harus membayar zakat agar kita dapat menolong orang yang lemah dan
menderita.
c.   Kita harus membayar zakat di waktu dan orang yang tepat.

75
3. Rangkuman Dalam Bentuk Gambar :

1.

2.

76
3.

4.

77
5.

6.

78
Bagaimana status hartamu?

Yuk, belajar zakat !

DAFTAR PUSTAKA
79
http://el-syadii.blogspot.com/2015/05/makalah-zakat-pengertian-hukum-dan-
macam.html
http://www.masuk-islam.com/pembahasan-zakat-lengkap-pengertian-zakat-
macam-macam-zakat-dll.html
https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-zakat-pendapatan
http://salafy.or.id/blog/2004/11/07/anjuran-berzakat-dan-ancaman-bila-tidak-
membayarnya/
https://dalwakisah.blogspot.com/2015/06/kisah-sahabat-nabi-saw-tentang-
zakat.html
https://tafsirq.com/98-al-bayyinah/ayat-5
https://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/dakwah/10/12/23/154145-
sejarah-awal-mula-kewajiban-zakat

80
i

Anda mungkin juga menyukai