Anda di halaman 1dari 19

ZAKAT

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah fiqh ibadah

Dosen pengampu : Dra. ,ATIKA, M.Hum

Disusun oleh (Kelompok 4) :


1. Selvitri angelia (2130104181)
2. Putri anjani (2130104184)
3. Diah oktafiani azzahra (2130104190)
4. Miranda (2130104192)
5. Mona liana. (2130104186)
6. Moch Asrof zensyukri (2130104204)
7. Linda (2130104209)

PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS
UIN RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
Kata pengantar

Puji syukur penyusun panjatkan kehadiran Allah Subhanahu wa ta’ala, karena


berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul zakat dan
makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah fiqh ibadah

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya,makalah ini masih
jauh dari sempurnah,oleh karena itu,kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa dan


bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan penimgkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.

Palembang, 23 mei 2022


BAB I
PENDAHULUAN

A. .latar belakang

Zakat merupakan rukun Islam yang keempat dan merupakan salah satu
unsur pokok bagi tegaknya syari’at agama Islam.Zakat itu mempunyai dua
fungsi . Pertama adalah untuk membersihkan harta benda dan jiwa manusia
supaya senantiasa dalam keadaan fitrah . Kedua , zakat itu juga berfungsi sebagai
dana masyarakat yang dimanfaatkan untuk kepentingan sosial guna mengurangi
kemiskinan . Secara etimologis , zakat memiliki arti kata berkembang ( an –
namaa ) , mensucikan ( at – thaharatu ) dan berkah ( al- barakatu ) . Sedangkan
secara terminologis , zakat mempunyai arti mengeluarkan sebagian harta dengan
persyaratan tertentu untuk diberikan kepada kelompok tertentu ( Mustahik )
dengan persyaratan tertentu pula .

Islam melarang menumpukan harta , menahannya dari peredaran dan


pengembangan . Sesuai dengan Firman Allah SWT : Dan orang-orang yang
menyimpan emas dan perak serta tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka
beritahukanlah pada mereka (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang
pedihQ.S At – Taubah : 34 ) Pelaksanaan zakat erat hubungannya dengan suatu
ekonomi karena dapat mendorong kehidupan ekonomi hingga orang – orang dapat
menunaikan zakat . Dalam sistem perekonomian Islam uang itu tidak akan
mempunyai kebaikan dan laba yang halal bila ia dibiarkan saja tanpa dioperasikan
, tetapi ia harus terpotong oleh zakat manakala masih mencapai satu nisab dan
khaulnya sedangkan Islam mengharamkan riba . Karena itulah ekonomi Islam
yang berlandaskan pada pengarahan zakat akan memberi dorongan terhadap
terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang pesat . Pada umumnya harta yang wajib
dizakatkan adalah mempunyai sifat berkembang atau sudah menjadi harta
simpanan , dan zakat dikeluarkan dari hasil pertumbuhannya , bukan dari
modalnya . Dengan demikian harta itu akan tetap sehat , masyarakatpun sehat dan
ekonomi nasionalpun sehat , berkat harta itu berkembang dengan pesat dan
seproduktif mungkin .

B.rumusan masalah

1. Apa pengertian Zakat ?


2. Jelaskan macam macam zakat?
3. Apa perbedaan zakat dan pajak?
4. Apa itu muzakki?
5. Sebut kan siapa saja yang termasuk mustahik zakat?

C. Tujuan

Untuk mengetahui atau lebih mendalami pengertian Zakat,serta


perbedaan zakat dan pajak .
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian zakat

Zakat berasal dari bahasa Arab , yang merupakan bentuk dari kata zaka yang
berarti “ suci “ , “ baik “ , “ berkah “ , “ tumbuh “ , dan “ berkembang. Dengan
demikian , zakat itu membersihkan ( menyucikan ) diri seseorang dan hartanya ,
pahala bertambah , harta tumbuh ( berkembang ) , dan membawa berkat . Sesudah
mengeluarkan zakat ( infak ) seseorang telah suci ( bersih ) dirinya dari penyakit
kikir dan tamak . Hartanya juga telah bersih , karena tidak ada lagi hak orang lain
pada hartanya itu .

Allah berfirman , yang artinya : “ Ambillah zakat dari sebagian harta mereka ,
dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka ... “ ( at – Taubah /
9 : 103 )
Sabda Rasulullah SAW : “ Sedekah ( zakat ) itu tidak mengurangi harta , Allah
akan menambah kemuliaan untuk hamba – Nya dan orang yang tunduk , tawadlu ‘
kepada Allah akan diangkat derajatnya . “ ( HR . Muslim ).

Bila kita melihat secara lahiriah , maka harta akan ber kurang , kalau
dikeluarkan zakatnya . Dalam pandangan Allah , tidak demikian , karena
membawa berkat , atau pahalanya yang bertambah . Kadang – kadang kehendak
Allah bertolak belakang.1Menurut syara ‘ zakat merupakan nama bagi sejumlah
harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan oleh Allah
untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan
1
M. ali Hasan, “Zakat dan infak “ , (Jakarta : Prenadamedia Group,2006), hl.15.
persyaratan tertentu pula.Hukumnya zakat adalah salah satu rukun Islam yang
lima fardhu ain atas tiap-tiap orang yang cukup syarat-syarat dan zakat mulai
diwajibkan pada tahun kedua Hijriyah. Firman Allah SWT
“ dirikanlah salat dan bayarkanlah zakat hartamu (An nisa : 77)
2

2. Macam macam zakat


Secara umum zakat terbagi menjadi dua jenis , yakni zakat fitrah dan zakat mal .

A. Zakat Fitrah ( zakat al – fitr )

adalah zakat fitrah adalah zakat yang diwajibkan atas setiap jiwa baik lelaki
dan perempuan muslim yang dilakukan pada bulan Ramadan hingga menjelang
salat Idul Fitri

Besaran Zakat Fitrah :


fitrah hukumnya wajib untuk seorang muslim yang memenuhi kriteria merdeka
( bukan budak atau hamba sahaya )
1. mempunyai kelebihan makanan pada malam siang hari raya Idulfitri
2. juga menemui hari – hari bulan puasa dan awal jatuhnya satu Syawal
3. Jika seseorang meninggal setelah terbenamnya matahari pada hari terakhir
Ramadan ( 29 atau 30 Ramadan ) , ia dikenai zakat fitrah .
4. Demikian pula , jika ada anak yang lahir sebelum matahari terbenam pada akhir
Ramadan , ia tetap dikenai zakat fitrah . Dalam Ihya Ulumuddin , Al – Ghazali
menyebutkan ,
5. seorang suami dikenai kewajiban untuk membayar zakat fitrah istrinya , anak –
anaknya , budaknya , atau dapat disebut setiap anggota keluarga yang menjadi
tanggungannya .
Ini merujuk sabda Nabi Muhammad saw . “ Lunasilah zakat fithrah itu ,
dari orang – orang yang naf [ 1 ] kah hidupnya menjadi tanggunganmu “ . Yang

2
H. Sulaiman Rasyd,”Fiqh islam”, (Bandung: penerbit sinar Baru Algensindo bandung, 2017),
hl.192
harus dibayarkan dalam zakat fitrah adalah makanan pokok sebanyak satu sha
‘ atau diperkirakan setara dengan 2,5 kg atau 3,5 liter untuk setiap iiwa

B. Zakat mal

adalah zakat yang dikenakan atas segala jenis harta , yang secara zat maupun
substansi perolehannya , tidak bertentangan dengan ketentuan agama . Sebagai
contoh , zakat mal terdiri atas uang , emas , surat berharga , penghasilan profesi ,
dan lain – lain , sebagaimana yang terdapat dalam UU No 23/2011 tentang
Pengelolaan Zakat , Zakat mal yaitu zakat yang dikenakan atas segala jenis harta ,
yang secara zat maupun substansi perolehannya tidak bertentangan dengan
ketentuan agama .

Besaran Zakat mal


Adapun syarat suatu harta dapat dikenakan hukum zakat mal jika memenuhi
kriteria
( 1 ) harta berkepemilikan penuh
( 2 ) harta halal secara syariat
( 3 ) harta yang bersifat berkembang atau produktif
( 4 ) mencukupi kegunaan ( nisyaria)
( 5 ) tidak ada hubungan dengan hukum utang , dan
( 5 ) memiliki selama satu tahun ( haul ) atau dapat dizakatkan ketika masa panen
Harta yang terkena zakat mal dapat berupa uang , emas , surat berharga ,
penghasilan profesi , aset perdagangan , hasil barang tambang atau hasil laut ,
hasil sewa aset dan harta dalam bentuk lainnya .
Terkait dengan besaran zakat mal yang harus dibayarkan yaitu 2,5 % dari total
keseluruhan harta yang disimpan selama satu tahun . 2,5 % x Jumlah harta
dalam satu tahun ( haul ).
Zakat mal terdiri dari

1. Zakat emas , perak , dan logam mulia lainnya zakat yang dikenakan atas emas ,
perak , dan logam lainnya yang telah mencapai nisab dan haul .

2. Zakat atas uang dan surat berharga lainnya

Adalah zakat yang dikenakan atas uang , harta yang disetarakan dengan uang , dan
surat berharga lainnya yang telah mencapai nisab dan haul
3. Zakat perniagaan
Adalah zakat yang dikenakan atas usaha perniagaan yang telah mencapai nisab
dan haul
4. Zakat pertanian , perkebunan , dan kehutanan
Adalah zakat yang dikenakan atas hasil pertanian , perkebunan dan hasil hutan
pada saat panen .
5. Zakat peternakan dan perikanan
Adalah zakat yang dikenakan atas binatang ternak dan hasil perikanan yang
telah mencapai nisab dan haul
6. Zakat pertambangan
adalah zakat yang dikenakan atas hasil usaha pertambangan yang telah mencapai
nisab dan haul
7. Zakat perindustrian
Adalah zakat atas usaha yang bergerak dalam bidang produksi barang dan jasa
8. Zakat pendapatan dan jasa
Adalah zakat yang dikeluarkan dari penghasilan yang diperoleh dari profesi.
3

3. Muzakki dan syarat syaratnya


Muzakki adalah seseorang yang berkewajiban mengeluarkan zakat.
Menurut Undang – Undang No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat pasal 1
, muzakki adalah orang atau badan yang dimiliki oleh orang muslim yang

3
https://baznaskotabandung.org/zakat-fitrah-ketentuan-zakat-mal/
berkewajiban menunaikan zakat . Zakat hanyalah diwajibkan atas orang yang
telah memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :
4

1. Islam
selain orang Islam tidak dituntut mengeluarkan zakat . Seorang Islam yang
telah memenuhi syarat wajib zakat kemudian ia murtad sebelum membayarkan
zakatnya maka menurut fuqaha Syafi’iyah, wajib baginya mengeluarkan zakat
yang dimilikinya sebelum murtad. Sedangkan Abu Hanifah
berpendapat,murtadnya seseorang menggugurkan semua kewajibannya sebelum
murtad , sebab setelah murtad ia sudah menjadi kafir asli dalam pengertian semua
amal ibadahnya yang lalu tidak ada gunanya
2. Merdeka
Keharusan merdeka bagi wajib zakat menafikan kewajiban zakat terhadap
hamba sahaya . Hal ini sebagai konsekuensi dari ketiadaan hak milik yang
diberikan kepadanya . Hamba sahaya dan semua yang ada padanya menjadi milik
tuannya . Demikian halnya hamba sahaya yang telah diberikan kesempatan untuk
memerdekakan dirinya dengan tebusan , karena ini belum secara sempuma
memiliki apa yang ada padanya.
4. Baligh dan berakal sehat
Ahli fiqh mazhab Hanafi menetapkan baligh dan berakal sebagai syarat wajib
zakat . Menurut mereka , harta anak kecil dan orang gila tidak dikenakan wajib
zakat karena keduanya tidak dituntut membayarkan zakat hartanya seperti halnya
shalat dan puasa . Mayoritas ahli fiqh selain Hanafiyah tidak menetapkan baligh
dan berakal sebagai syarat wajib zakat . Oleh karena itu , menurut mereka harta
anak kecil dan orang gila wajib dikeluarkan zakatnya , dan yang mengeluarkannya
adalah walinya.
5. Harta mencapai satu nisab
Memiliki harta atau kekayaan yang cukup nisab Orang tersebut memiliki
sejumlah harta yang telah cukup jumlahnya untuk dikeluarkan zakatnya .
6. Mencapai haul ( 1 thn )

4
Kementerian Agama, UUN’ai.38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat
Memiliki harta atau kekayaan yang sudah memenuhi haul Harta atau
kekayaan yang dimiliki telah cukup waktu untuk mengeluarkan zakat yang
biasanya kekayaan itu telah dimilikinya dalam waktu satu tahun
7.bebas dari utang
8. Kepemilikan sempurna terhadap harta
Memiliki harta secara sempuma Maksudnya adalah bahwa orang tersebut
memiliki harta yang tidak ada di dalamnya hak orang lain yang wajib dibayarkan .
Atas dasar syarat ini , seseorang yang memiliki harta yang cukup satu nisab ,
tetapi karena ia masih mempunyai hutang pada orang lain yang jika dibayarkan
sisa hartanya tidak lagi mencapai satu nisab , maka dalam hal ini tidak wajib zakat
padanya ; karena hartanya bukanlah miliknya secara sempurna . Orang tersebut
tidak dapat disebut orang kaya melainkan orang miskin.
9. melebihi kebutuhan pokok/orang yang berkecukupan
Orang yang berkecukupan atau kaya Zakat itu wajib atas si kaya yaitu orang
yang mempunyai kelebihan dari kebutuhan – kebutuhan yang vital bagi seseorang
, seperti untuk makan , pakaian , dan tempat tinggal . Zakat tersebut dibagikan
kepada fakir
5

4. Mustahiq
Orang yang berhak menerima zakat menurut Undang Undang Nomor 23
tahun 2011 pasal 1 ayat 6 disebut Mustahiq , dalam Al Quran sendiri orang yang
termasuk kategori Mustahiq diatur dan terbagi menjadi 8 golongan sesuai
kandungan surat At - Taubah ayat 60 , yaitu :

5
Rahman Ritonga dan Zainuddin, fiqh ibadah,( Jakarta: GayaMediaPratama,2002),hal.179
" Sesungguhnya zakat - zakat itu , hanyalah untuk orang - orang fakir . orang -
orang miskin , pengurus - pengurus zakat , para mu'allaf yang dibujuk hatinya ,
untuk ( memerdekakan ) budak , orang - orang yang berhutang , untuk jalan
Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan , sebagai suatu
ketetapan yang diwajibkan Allah , dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana . "

Dalam ayat tersebut dijelaskan golongan yang berhak menerima zakat yaitu
para fakir , orang - orang miskin , pengurus - pengurus zakat , muallaf , budak ,
orang yang berhutang di jalan Allah , orang yang berjuang di jalan Allah dan ibnu
sabil . Dalam Al Quran dijelaskan Mustahiq yang terbagi dalam 8 golongan yang
didasarkan pada surat At - Taubah ayat 60 tersebut akan tetapi jika itu ditafsirkan
atau di terapkan dalam konteks kekinian atau zaman sekarang ini maka kiranya
akan menemui beberapa perbedaan Yang memaksa nya mengalami pergeseran
makna,contohnya seperti Mencari Mustahiq dari golongan budak dan sabilillah
dewasa ini perbudakan sudah ditinggalkan karena dianggap tidak manusiawi ini
di buktikan dengan munculnya berbagai gerakan di seluruh dunia yang
menentang keras perbudakan yang hasilnya tidak ada lagi namanya budak atau
perbudakan dan itu merupakan suatu tindakan yang dikecam seluruh dunia ,
selain itu sabilillah yaitu para pejuang perang atau pertahanan di jalan Allah jika
kita mengacu pada Indonesia yang dewasa ini tergolong stabil pertahananya maka
konteks sabilillah sulit untuk ditemukan kecuali untuk Negara berkonflik atas
nama agama seperti halnya pejuang sabilillah di Palestina , begitu pula dengan
Mustahiq dari golongan muallaf , orang yang berhutang dan ibnu sabil yang
jumlahnya terbilang sudah sedikit .
Sebagaimana telah disinggung pada pendahuluan,terlalu banyak masalah
sosial yang dihadapi bangsa Indonesia . Masalah yang amat menonjol adalah
kemiskinan,pendidikan,dan dekadensi moral. Tidak berarti, Bahwa masalah
lainnya tidak penting.
Agama Islam memberi petunjuk siapa orang yang pantas dan perlu dibantu
dan diperhatikan menurut keadaan yang sebenarnya . Di bawah ini akan
dijelaskan orang – orang yang berhak menerima zakat , sesuai petunjuk Al –
Qur’an surat at – Taubah : 60 .

A. Fakir dan miskin( AL-fuqara dan AL_Masakin)


Penyaluran zakat pertama kepada fakir dan kedua pada miskin . Apa
sebenarnya fakir dan miskin dalam uraian ini disatukan dalam satu kelompok .
Penjelasannya ialah bahwa mengenai pengertian fakir dan miskin terdapat
perbedaan pendapat .
1 ) Orang fakir
ada mempunyai usaha , tetapi tidak mencukupi untuk keperluan sehari – hari ,
sedangkan orang miskin tidak ada mata pencaharian untuk mencukupi keperluan
sehari – hari . Jadi , keadaan orang fakir masih lebih baik daripada orang
miskin .Pendapat ini diperkuat oleh firman Allah : “Atau orang miskin yang amat
fakir ( terhampar dedebu ) . “ ( al – Balad / 90 : 16 )
2 ) Orang miskin
ada yang mempunyai mata pencaharian , tetapi tidak memadai untuk
memenuhi keperluan sehari hari . Berbeda dengan orang fakir , tidak ada punyai
mata pencaharian . Dengan demikian , keadaan orang miskin lebih baik dari orang
fakir . Pendapat ini diperkuat dengan firman Allah , yang artinya: “” Adapun
bahtera itu adalah kepunyaan orang – orang miskin yang bekerja di laut , dan aku
bertujuan merusakkan bahtera itu , karena dihadapan mereka ada seorang raja
yang merampas tiap – tiap bahtera . “ ( al – Kahfi / 18 : 79 )6
B. Amil zakat
Amil zakat adalah petugas yang ditunjuk oleh pemerintah atau masyarakat
untuk mengumpulkan zakat , menyimpan , dan kemudian membagi bagikannya
kepada yang berhak mene rimanya ( mustahik)
Di Indonesia ini sudah ada satu organisasi yang me nangani masalah zakat ini ,
yaitu BAZIS ( Badan Amil Zakat , Infak , dan Sedekah ) . Badan ini belum merata
untuk seluruh Indonesia . Pembentukan badan ini dipelopori oleh DKI .
Sepengetahuan saya petugas – petugasnya adalah pegawai negeri .
Al – Qur’an membenarkan , bila amil pun mengambil bagiannya dari zakat ,
sebab kalau amil itu difungsikan , maka tugasnya cukup banyak , seperti
pendataan wajib zakat yang berbeda – beda tugasnya , seperti petani , saudagar ,
dan kegiatan lain yang menghasilkan uang atau harta kekayaan.
C. Mu’allaf
Orang yang baru masuk Islam atau mu’allaf juga menjadi golongan yang
berhak menerima zakat . Ini bertujuan agar orang – orang semakin mantap
meyakini Islam sebagai agamanya , Allah sebagai tuhan dan Muhammad sebagai
rasulNya .
D. Riqab / Memerdekakan Budak
zaman dahulu , banyak orang yang dijadikan budak oleh saudagar – saudagar
kaya . Inilah , zakat digunakan untuk membayar atau menebus para budak agar
mereka dimerdekakan . Orang – orang yang memerdekakan budak juga berhak
menerima zakat .7
E. Gharim
Adalah orang yang memiliki hutang.Orang yang berhutang karena dua sebab ,
yaitu berhutang untuk kepentingan diri sendiri dan berhutang untuk ke maslahatan

6
.M. ali Hasan, op.cit.hlm.93-94

7
Op.cit.,hl.96-99
umat , seperti pembangunan masjid , sekolah , klinik dan sebagainya , demikian
pendapat Imam Malik , Syafi’i , dan Ahmad .
mazhab Hanafi , orang yang berhutang ( karena bangkrut , disebabkan
kebakaran , bencana alam dan ditipu orang ) , zakat dapat diberikan sebanyak
hutangnya itu .
F. Fisabilillah
Yang dimaksud dengan sabilillah adalah segala sesuatu yang bertujuan untuk
kepentingan di jalan Allah . Misal , pengembang pendidikan , dakwah ,
kesehatan , panti asuhan , madrasah diniyah dan masih banyak lagi.
G. ibnu sabil
Ibnu Sabil dapat diartikan dengan perantau ( musafir ) . Tetapi musafir ( Ibnu
Sabil ) yang mendapat bagian dari zakat adalah orang musafir bukan karena
maksiat . Dia kekurangan atau kehabisan belanja dalam perjalanan , mungkin
karena uangnya hilang , karena dicopet atau sebab – sebab lainnya . Kepada
musafir yang demikian dapat diberikan zakat untuk menutupi keperluannya
selama dalam perjalanan pulang ke kampung halamannya.
8

5. persamaan dan perbedaan zakat dan pajak

Mengenai pengertian zakat , sudah dikemukakan pada uraian terdahulu ,


yaitu hak tertentu yang diwajibkan Allah terhadap harta kaum muslimin yang
diperuntukkan bagi fakir miskin dan mustahik lainnya , sebagai tanda syukur atas
nikmat Allah dan untuk mendekatkan diri kepada – Nya serta mem bersihkan diri
dan hartanya . Sebagaimana diketahui , bahwa zakat adalah salah satu satu sumber
pemasukan keuangan negara ( negara Islam ) . Berbeda dengan di Indonesia ini ,
pada umumnya anggota masyarakat langsung menyerahkan zakatnya kepada yang
berhak ( mustahik ) , walaupun sudah mulai berjalan penyerahan zakat kepada
BAZIS ( Badan Amil Zakat , Infak , dan Sedekah ) pada akhir – akhir ini .

8
Op.cit.,hl.100-102.
dalam Ensiklopedia Indonesia disebutkan , bahwa jak ialah suatu
pembayaran yang dilakukan kepada emerintah untuk membiayai pengeluaran –
pengeluaran yang dilakukan dalam hal penyelenggaraan jasa – jasa , untuk kepen
tingan umum.

Pajak menurut definisi para ahli keuangan ialah ke wajiban yang ditetapkan
terhadap wajib pajak , yang harus disetorkan sesuatu kepada negara dengan
ketentuan , tanpa mendapatkan prestasi kembali dari negara dan hasilnya untuk
membiayai pengeluaran – pengeluaran umum di satu pihak dan untuk merealisasi
sebagian tujuan ekonomi , sosial , politik , dan tujuan – tujuan lain yang dicapai
oleh negara .

Setelah kita amati pengertian zakat dan pajak , maka prinsipnya kedua –
duanya diserahkan kepada negara ( amil ) untuk kepentingan umum atau
pembangunan . Setiap warga negara mempunyai kewajiban untuk mengeluarkan
zakat ( bagi sudah memenuhi ketentuan ) dan pajak . orang yang Dilihat dari segi
agama Islam , antara zakat dan pajak mempunyai persamaan dan perbedaan .

Agar lebih jelas , maka di bawah ini akan dikemukakan persamaan dan
perbedaannya itu . Di dalam buku Hukum Zakat yang ditulis oleh Yusuf
Qardlawi mengenai persamaannya ialah :

1. Ada unsur paksaan dan kewajiban untuk mendapatkan pajak dan demikian juga
halnya dengan zakat . Bila seorang muslim terlambat membayar zakat , karena
iman dan Islamnya belum kuat , pemerintah ( Islam dapat me maksanya dan
bahkan memerangi mereka yang enggan nembayar zakat.

2. Pajak harus disetor kepada lembaga masyarakat ( negara ) . di pusat atau di


daerah . Demikian juga halnya dengan zakat . Sebab pada dasarnya zakat itu harus
diserahkan kepada pemerintah ( amil zakat ).

3. Para wajib pajak tidak mendapat imbalan dari pemerintah,begitu juga


zakat,tidak mendapat imbalan.
4. Pajak pada masyarakatan , ekonomi , politik , dan sebagainya . Demikian
zaman modern ini mempunyai tujuan ke juga dengan zakat mempunyai tujuan
yang sama, di samping ada nilai tambahnya untuk kehidupan pribadi dan
masyarakat . 9

Adapun perbedaan antara zakat dan pajak yang terpenting di


antaranya: 1. Zakat mengandung arti suci , tumbuh , dan berkah . Orang yang
mengeluarkan zakat , jiwanya bersih dari sifat kikir , tamak , hartanya tidak kotor
lagi , karena hak orang lain telah disisihkan dan diberikan kepada yang berhak
menerimanya . Harta yang dizakati itu juga membawa berkah dan tumbuh
berkembang . Berkurang dalam pandangan manusia , tetapi bertambah dalam
pandangan agama ( Allah ) .

Sedangkan pajak adalah utang , pajak tanah , upeti dan sebagainya , yang
dibayar , sehingga kesan pajak adalah beban yang berat yang dipaksakan
walaupun hasil pajak itu juga dimanfaatkan untuk pembangunan dan kepentingan
negara . Berbeda dengan zakat , ada dorongan yang membuat orang tidak
berkeberatan mengeluarkan zakat.

2. Zakat adalah ibadah yang diwajibkan kepada umat sebagai tanda bersyukur
kepada Allah dan mendekatkan diri kepada - Nya ,Sedangkan pajak adalah
kewajiban atas negara , baik muslim ataupun nonmuslim , yang tidak dikaitkan
dengan ibadah . Berbeda dengan zakat , sedang kan pajak tidak memerlukan niat ,
apa lagi nonmuslim.

3. Zakat ketentuannya dari Allah dan Rasul - Nya ,yaitu penentuan nisabnya dan
penyalurannya . Berbeda dengan pajak , ketentuannya sangat bergantung kepada
kebijak sanaan penguasa ( pemerintah ) . Orang yang dikenakan pajak belum tentu
dia harus membayar zakat , karena zakat ada patokan nisabnya yang sudah baku .
Sedangkan pajak ketentuannya ditetapkan oleh pemerintah ( penguasa ) . Pada
suatu saat pajak bisa dimunculkan dan pada waktu yang lain mungkin dihapuskan.

9
Ibid.hl81-82
4. Zakat adalah kewajiban yang bersifat permanen , terus menerus berjalan selama
hidup di atas bumi ini . Kewa jiban mengeluarkan zakat tidak dapat dihapuskan
oleh siapa pun . Berbeda dengan pajak , bisa ditambah , diku rangi , dan bahkan
dihapuskan sesuai dengan kepentingan negara .

5. Pos - pos pengeluaran zakat , sudah dijelaskan dalam Al - Qur'an dan kemudian
diikuti oleh amal perbuatan Rasulullah dan para sahabat . Pos - pos
pengeluarannya lebih terbatas , bila dibandingkan dengan pajak yang cakupannya
lebih umum.

6. Wajib pajak berhubunagan dengan pemerintah ( peng uasa ) dan adakalanya


orang menghindar dari kewajiban membayar pajak , kecuali orang yang benar -
benar sadar sebagai warga negara . Berbeda ngan zakat , orang yang wajib zakat
langsung berhubungan dengan Allah , maksudnya tidak ingin
menyembunyikannya . Malahan mengharapkan , agar zakatnya diterima oleh
Allah dan mengharapkan ridha – Nya.

7. Maksud dan tujuan zakat mengandung pembinaan spritual dan moral yang lebih
tinggi dari maksud dan tujuan pajak.

10

10
Ibid.hl.83-84
BAB III
PENUTUP

kesimpulan

Zakat berasal dari bahasa Arab , yang merupakan bentuk dari kata zaka
yang berarti “ suci “ , “ baik “ , “ berkah “ , “ tumbuh “ , dan “
berkembang. Dengan demikian , zakat itu membersihkan ( menyucikan )
diri seseorang dan hartanya , pahala bertambah , harta tumbuh
( berkembang ) , dan membawa berkat .Macam macam zakat dibagi
menjadi dua yaitu: zakat fitrah dan zakat mal. adapun Muzakki,Muzakki
adalah seseorang yg berkewajiban mengeluarkan zakat.
Orang yang berhak menerima zakat disebut Mustahiq,yang termasuk
mustahiq ialah : fakir,miskin,Amil Zakat,muallaf,fillsabillah,orang yang
memerdekakan budak(riqab),gharim (orang yang mempunyai hutang),dan
Ibnu Sabil(musafir).

Saran

pemakalahi menyadari makalah ini belum sempurna,maka dari itu kritik


dan saran kami butuhkan dari audiens maupun teman semua nya
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, Ali M.(2006).Zakat dan infak. Jakarta: prenamedia group.

Rasyd, sulaiman(2017).fiqh islam. Bandung: penerbit sinar baru


algensindo bandung.

Ritonga,Rahman dan Zainuddin.(2002), Fiqh ibadah, Jakarta: Gaya


Media Pratama.

Kementrian Agama(1999), tentang pengelolaan zakat

https://baznaskotabandung.org/zakat-fitrah-ketentuan-zakat-mal/
Kementerian Agama, UUN’ai.38 tahun 1999 tentang pengelolaan
zakat

Anda mungkin juga menyukai