Anda di halaman 1dari 14

ZAKAT

MAKALAH

Dosen pengampu :

Ayep rosyidi S. Pd.I, M.Pd.I

Disusun oleh :

Firda Riska Dewi (22210013)

Deo Erdian S (22210008)

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS DARUL ULUM ISLAMIC CENTRE SUDIRMAN GUPPI

(GUPPI)

TAHUN AJARAN 2022


I

PENDAHULUAN

Potensi zakat yang begitu besar di Indonesia yang mayoritas umat muslim.
Maka semakin besar zakat yang kita keluarkan semakin besar pendapatan
nasional suatu Negara. semakin besar pendapatan nasional suatu Negara berarti
terjadi peningkatan pertumbuhan ekonominya (economic growth). Pertumbuhan
perekonomian akan megarahkan Negara menuju kemakmuran dan
kesejahteraan. Tolak ukur zakat sebagai pengatur kesejahteraan benar-benar bisa
dijadikan pedoman standar, baik dalam konteks ekonomi mikro maupun makro.
Kenyataan sejarah telah membuktikan, bahwa zakat dapat meningkatkan
pendapatan nasional suatu Negara sehingga tercipta kemakmuran. Masa Umar
bin Abdul azis dengan system pemerintahannya, terutama tentang system zakat
dan pajak perlu kita tiru. Selain itu, teori-teori modern yang dikemukakan para
tokoh ekonomi islam, seperti yang kita kenal dengan multiplier effect of zakat
(efek pengganda dari zakat) telah menemukan bagaimana mekanisme zakat itu
benar-benar dapat meningkatkan pendapatan nasional yang berarti
meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Bantuan yang diberikan dalam
bentuk bantuan konsumtif saja sudah mampu memberikan efek pengganda
(multiplier of zakat) yang cukup signifikan. Apalagi, zakat diberikan dalam
bentuk bantuan produktif seperti modal kerja atau dana bergulir, maka sudah
barang tentu efek pengganda yang didapat akan lebih besar lagi dalam suatu
perekonomian, dikarenakan zakat memberikan efek dua kali lipat lebih banyak
dibandingkan dalam zakat dalam bentuk bantuan konsumtif
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian zakat

Zakat adalah sebuah praktik ibadah di mana orang Islam memberikan 2,5% dari
hartanya untuk disumbangkan kepada yang membutuhkan. Saat ini, di sebagian besar
negara yang bermayoritas umat Islam, memberikan zakat bersifat sukarela, namun ada
juga beberapa negara yang zakat nya diurus juga oleh pemerintah. Di negara seperti
Inggris misalnya, orang-orang Islam di sana membayarkan zakat dengan
memberikannya langsung ke badan amal.

Berdasarkan pengertian zakat, maka zakat diartikan sebagai suatu konsepsi ajaran Islam
yang mendorong orang muslim untuk mengasihi sesama, mewujudkan keadilan sosial
serta berbagai dan mendayakan masyarakat, selanjutnya untuk mengentaskan
kemiskinan.

Menurut Bahasa dan istilah Zakat berasal dari bahasa Arab yang artinya menyucikan.
Zakat adalah bentuk sedekah kepada umat islam. Zakat diperlakukan dalam islam
sebagai kewajiban atau seperti pajak. Di dalam rukun Islam, berzakat ada di urutan
ketiga, setelah sholat. Meskipun zakat diwajibkan bagi umat islam, tidak semua orang
bisa berzakat. Ada beberapa syarat untuk berzakat, misalnya memiliki harta yang cukup
atau tidak kekurangan.

Dalam pandangan Islam, memberikan hartanya kepada orang lain yang membutuhkan
bisa mensucikan jiwa mereka dan juga sebagai pengingat bahwa harta itu bukanlah
milik mereka, namun milik Allah SWT yang dititipkan kepada mereka. Umat Islam
percaya bahwa semakin banyak memberi maka Allah SWT akan memberikan nya
berkali-kali lipat di akhirat

Hukum Zakat
Hukum Zakat adalah wajib (fardu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-
syarat tertentu. Dasar hukumnya antara lain Surat Al-Baqarah ayat 110.
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
ِ َ‫ َواَقِ ْي ُموا الص َّٰلوةَ َو ٰاتُوا ال َّز ٰكوةَ ۗ َو َما تُقَ ِّد ُموْ ا اِل َ ْنفُ ِس ُك ْم ِّم ْن َخي ٍْر ت َِج ُدوْ هُ ِع ْن َد ِ ۗ اِ َّن َ بِ َما تَ ْع َملُوْ نَ ب‬ 
‫ص ْي ٌر‬

Artinya: “Dan laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan yang
kamu kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkannya (pahala) di sisi Allah.
Sungguh, Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”

Zakat juga diatur dalam Surat At-Taubah ayat 103 sebagai berikut.

‫ك َس َك ٌن لَّهُ ۗ ْم َوهّٰللا ُ َس ِم ْي ٌع َعلِ ْي ٌم‬


َ َ‫ص ٰلوت‬
َ ‫صلِّ َعلَ ْي ِه ۗ ْم اِ َّن‬ َ ‫ذ ِم ْن اَ ْم َوالِ ِه ْم‬ ْ
َ ‫ص َدقَةً تُطَهِّ ُرهُ ْم َوتُزَ ِّك ْي ِه ْم بِهَا َو‬

Artinya: “Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan
mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan)
ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”

Dr. Rosidin, M.Pd.I dalam Modul Fikih Ibadah menjelaskan, kedudukan dan arti
penting dari zakat dapat dilihat dari beberapa hal berikut.

 Zakat adalah rukun Islam yang ketiga, sehingga menjadi salah satu pilar
bangunan Islam yang agung.
 Allah SWT menyandingkan perintah menunaikan zakat dengan perintah salat
sebanyak 28 kali dalam Al-Quran. Ini menunjukkan betapa urgen dan tinggi
kedudukan zakat dalam Islam.
B. Orang Yang Wajib Zakat

Syarat Seseorang Wajib Bayar Zakat Fitrah. Melansir dari bali.kemenag.go.id, dalam
kitab Al-Mausu'ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah disebutkan ada tiga syarat seseorang
wajib membayar zakat fitrah. Tiga syarat yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Islam. Zakat fitrah hanya wajib bagi orang yang beragama Islam. Apabila seseorang
tidak beragama Islam, maka ia tidak wajib membayar zakat fitrah. Para ulama
mengatakan alasan Islam menjadi syarat wajib untuk membayar zakat fitrah karena
zakat fitrah termasuk ibadah yang ditujukan untuk orang yang beragama Islam. Zakat
fitrah menjadi sarana untuk membersihkan diri dari perbuatan dosa dan kelalaian yang
telah dilakukan selama liburan di bulan Ramadan. Apabila seorang muslim meninggal
dunia usai terbenamnya matahari, maka dia tetap harus menjalani kewajibannya
membayar zakat fitrahnya. Berbeda dengan anak yang lahir usai matahari terbenam,
maka dia tidak diwajibkan membayar zakat fitrah.

2. Merdeka. Kewajiban mengeluarkan zakat fitrah diperuntukkan bagi umat Muslim


yang merdeka. Budak tidak wajib membayar zakat fitrah karena dia berada dalam
kekuasaan orang lain.

3. Mampu membayar zakat fitrah. Orang yang dikatakan mampu membayar zakat
fitrah ialah mereka yang memiliki makanan yang lebih untuk dirinya sendiri dan orang
yang di bawah tanggungannya pada hari raya Idul Fitri dan malamnya. Hal inilah yang
menjadikannya wajib untuk membayar zakat fitrah.

Apabila seseorang tidak memiliki makanan yang lebih pada malam dan hari Idul Fitri,
maka dia tidak wajib membayar zakat fitrah. Contohnya, makanan yang ada hanya
untuk dirinya dan orang-orang yang berada di bawah tanggungannya, maka dia tidak
wajib membayar zakat fitrah.

C. GOLONGAN ORANG PENERIMA ZAKAT (ASNAF)

Sebagai instrumen yang masuk dalam salah satu Rukun Islam, zakat tentu saja memiliki
aturan mengikat dari segi ilmu fiqihnya, salah satu diantaranya adalah kepada siapa
zakat diberikan.

Dalam QS. At-Taubah ayat 60, Allah memberikan ketentuan ada delapan golongan
orang yang menerima zakat yaitu sebagai berikut:

1. Fakir, mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu memenuhi
kebutuhan pokok hidup.
2. Miskin, mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
dasar kehidupan.

3. Amil, mereka yang mengumpulkan dan mendistribusikan zakat

4. Mualaf, mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk
menguatkan dalam tauhid dan syariah.

5. Riqab, budak atau hamba sahaya yang ingin memerdekakan dirinya.

6. Gharimin, mereka yang berhutang untuk kebutuhan hidup dalam mempertahankan


jiwa dan izzahnya.

7. Fisabilillah, mereka yang berjuang di jalan Allah dalam bentuk kegiatan dakwah,
jihad dan sebagainya.

8. Ibnu Sabil, mereka yang kehabisan biaya di perjalanan dalam ketaatan kepada Allah.

D. JENIS-JENIS ZAKAT

Secara umum zakat terbagi menjadi dua jenis, yakni zakat fitrah dan zakat mal. Zakat
Fitrah (zakat al-fitr) adalah zakat yang diwajibkan atas setiap jiwa baik lelaki dan
perempuan muslim yang dilakukan pada bulan Ramadhan.

Zakat mal adalah zakat yang dikenakan atas segala jenis harta, yang secara zat maupun
substansi perolehannya, tidak bertentangan dengan ketentuan agama. Sebagai contoh,
zakat mal terdiri atas uang, emas, surat berharga, penghasilan profesi, dan lain-lain,
sebagaimana yang terdapat dalam UU No 23/2011 tentang Pengelolaan Zakat, Peraturan
Menteri Agama No 52 Tahun 2014 yang telah diubah dua kali dengan perubahan kedua
adalah Peraturan Menteri Agama No 31/2019, dan pendapat Syaikh Dr. Yusuf Al-
Qardhawi serta para ulama lainnya.

Zakat mal sebagaimana dimaksud pada paragraf di atas meliputi:

1. Zakat emas, perak, dan logam mulia lainnya


Adalah zakat yang dikenakan atas emas, perak, dan logam lainnya yang telah
mencapai nisab dan haul.
2. Zakat atas uang dan surat berharga lainnya
Adalah zakat yang dikenakan atas uang, harta yang disetarakan dengan uang,
dan surat berharga lainnya yang telah mencapai nisab dan haul.
3. Zakat perniagaan
Adalah zakat yang dikenakan atas usaha perniagaan yang telah mencapai nisab
dan haul.
4. Zakat pertanian, perkebunan, dan kehutanan
Adalah zakat yang dikenakan atas hasil pertanian, perkebunan dan hasil hutan
pada saat panen.
5. Zakat peternakan dan perikanan
Adalah zakat yang dikenakan atas binatang ternak dan hasil perikanan yang
telah mencapai nisab dan haul.
6. Zakat pertambangan
Adalah zakat yang dikenakan atas hasil usaha pertambangan yang telah
mencapai nisab dan haul.
7. Zakat perindustrian
Adalah zakat atas usaha yang bergerak dalam bidang produksi barang dan jasa.
8. Zakat pendapatan dan jasa
Adalah zakat yang dikeluarkan dari penghasilan yang diperoleh dari hasil profesi
pada saat menerima pembayaran, zakat ini dikenal juga sebagai zakat profesi
atau zakat penghasilan.
9. Zakat rikaz
Adalah zakat yang dikenakan atas harta temuan, dimana kadar zakatnya adalah
20%.

Syarat Zakat Mal :

1. Harta yang dikenai zakat harus memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan syariat
Islam.
2. Syarat harta yang dikenakan zakat mal sebagai berikut:

 Harta tersebut merupakan barang halal dan diperoleh dengan cara yang halal
 Harta tersebut dimiliki penuh oleh pemiliknya
 Harta tersebut merupakan harta yang dapat berkembang
 Harta tersebut mencapai nishab sesuai jenis hartanya;
 Harta tersebut melewati haul; dan
 Pemilik harta tidak memiliki hutang jangka pendek yang harus dilunasi.
Hanya saja, syarat haul tidak berlaku untuk zakat pertanian, perkebunan dan
kehutanan, perikanan, pendapatan dan jasa, serta zakat rikaz.

Sedangkan untuk syarat zakat fitrah sebagai berikut:

a. beragama Islam

b. hidup pada saat bulan ramadhan;

c. memiliki kelebihan kebutuhan pokok untuk malam dan hari raya idul fitri;

(Sumber: Al Qur'an Surah Al Baqarah ayat 267, Peraturan Menteri Agama Nomor 31
Tahun 2019, Fatwa MUI Nomor 3 Tahun 2003, dan pendapat Shaikh Yusuf Qardawi).

E. CARA MENGHITUNG ZAKAT

ZAKAT FITRAH - Untuk zakat fitrah, besaran pembayaran zakat fitrah menggunakan
standar beras 2,5 kilogram atau setara 3,5 liter beras atau dapat dibayar dengan 3,5-liter
makanan pokok dari daerah yang bersangkutan. Di Indonesia biasanya orang akan
memberikan beras. Ada juga yang memberikan biji-bijian, gandum, hingga kurma
kering untuk diberikan sebagai zakat fitrah. Zakat fitrah ini dibayarkan setahun sekali
saat Bulan Ramadan. Di Indonesia, pembayaran zakat fitrah biasanya dilakukan
menjelang mendekati Hari Raya Idul Fitri.  Sebagai contoh untuk daerah Jakarta dan
sekitarnya, kalau bayar zakat fitrah dengan uang tunai yakni sebesar range Rp 40.000 -
50.000 per orang yang disesuaikan dengan harga beras 2,5 kilogram.
ZAKAT MAL - Sementara untuk pengertian zakat mal dan perhitungannya adalah
dengan mengalikannya dengan 2,5 persen dan telah memenuhi syarat nisab. Nisab zakat
adalah batasan antara apakah kekayaan itu wajib zakat atau tidak. Jika harta yang
dimiliki seseorang telah mencapai nisab, maka kekayaan tersebut wajib zakat. Jika
belum mencapai nisab, maka tidak wajib zakat. Batasan nisab itu sendiri antara sumber
zakat yang satu dan sumber zakat lainnya berbeda satu sama lain. Nisab zakat pertanian
sama dengan 5 wasaq (653 kg beras), nisab zakat emas 20 dinar (85 gram), nisab zakat
perak 200 dirham (595 gram), nisab zakat perdagangan 20 dinar (85 gram emas), dan
sebagainya. Baca juga: Mengenal Apa Itu Pailit dan Bedanya dengan Bangkrut Sebagai
contoh untuk zakat kekayaan atau penghasilan nisab yang berlaku adalah 85 gram emas.
Jika harga emas per gram saat ini adalah Rp 900.000, maka batas nisab adalah Rp
76.500.000. Jika seorang muslim memiliki kekayaan minimal Rp 76.500.000 atau setara
85 gram emas dan sudah mengendap selama setahun (mencapai haul), maka wajib
menunaikan zakat. Besaran zakat artinya yang harus dibayar adalah 2,5 persen dikalikan
dengan jumlah harta yang disimpan. Atau pembayaran zakat adalah jika mengacu pada
zakat penghasilan (pengertian zakat), seorang dengan penghasilan setahun adalah Rp
100 juta, maka zakat mal yang harus dibayarkan adalah Rp 2,5 juta (2,5 persen x Rp
100 juta).

F. RUKUN ZAKAT

1. Niat

Ketika menunaikan zakat, hendaknya membaca niat untuk berzakat. Hal ini untuk
mengingatkan kita bahwa kita berzakat semata-mata hanya untuk Allah SWT. Niat
zakat untuk diri sendiri dan keluarga berbeda sebagaimana berikut:

NIAT ZAKAT FITRAH

Niat zakat untuk diri sediri:

‫سي ﻓَﺮْ ﺿًﺎ ﻪﻠﻟِ ﺗَ َﻌﺎﻟَﻰ‬ ْ ِ‫ْﺖ َأ ْﻥ ُأ ْﺧ ِﺮ َﺝ ﺯَ َﻛﺎﺓَ ْﺍﻟﻔ‬


ْ ‫ﻄ ِﺮ ﻋ َْﻦ ﻧَ ْﻔ‬ ُ ‫ﻧَﻮَﻳ‬
Nawaytu an ukhrija zakaata al-fitri ‘an nafsi fardhan lillahi ta’ala

Artinya: “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku sendiri fardhu karena Allah
Taala.”#

Niat zakat untuk istri:

ْ ِ‫ْﺖ ﺃَ ْﻥ ﺃُ ْﺧ ِﺮ َﺝ َﺯ َﻛﺎﺓَ ْﺍﻟﻔ‬


‫ﻄ ِﺮﻋ َْﻦ ﺯَ ﻭْ َﺟﺘِ ْﻲ ﻓَﺮْ ﺿًﺎ ﻪﻠﻟِ ﺗَ َﻌﺎﻟَﻰ‬ ُ ‫ﻧَ َﻮﻳ‬

Nawaytu an ukhrija zakaata al-fitri ‘an zaujati fardhan lillahi ta’ala

Artinya: “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk istriku fardhu karena Allah Taala.”

Niat zakat untuk anak laki-laki:

‫ﻪﻠﻟ ﺗَ َﻌﺎﻟَﻰ‬ ْ ِ‫ْﺖ ﺃَ ْﻥ ﺃُ ْﺧ ِﺮ َﺝ َﺯ َﻛﺎﺓَ ْﺍﻟﻔ‬


ِ ‫ﻄ ِﺮ ﻋ َْﻦ َﻭﻟَ ِﺪﻱْ … ﻓَﺮْ ﺿًﺎ‬ ُ ‫ﻧَ َﻮﻳ‬

Nawaytu an ukhrija zakaata al-fitri ‘an waladi fardhan lillahi ta’ala

Artinya: “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk anak laki-lakiku ……..(sebutkan


nama), fardhu  karena Allah Taala.”

Niat zakat untuk anak perempuan:

ْ ِ‫ْﺖ ﺃَ ْﻥ ﺃُ ْﺧ ِﺮ َﺝ َﺯ َﻛﺎﺓَ ْﺍﻟﻔ‬


‫ﻄ ِﺮﻋ َْﻦ ﺑِ ْﻨﺘِ ْﻲ … ﻓَﺮْ ﺿًﺎ ﻪﻠﻟِ ﺗَ َﻌﺎﻟَﻰ‬ ُ ‫ﻧَ َﻮﻳ‬

Nawaytu an ukhrija zakaata al-fitri ‘an binti fardhan lillahi ta’ala

Artinya: “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk anak perempuanku ……..(sebutkan


nama), fardhu  karena Allah Taala.”

Niat zakat untuk diri sendiri dan keluarga:

ْ ِ‫ْﺖ ﺃَ ْﻥ ﺃُ ْﺧ ِﺮ َﺝ َﺯ َﻛﺎﺓَ ْﺍﻟﻔ‬


‫ﻄ ِﺮ َﻋنِّ ْي َﻭﻋ َْﻦ َﺟ ِﻤﻴ ِْﻊ َﻣﺎ ﻳَ ْﻠﺰَ ُﻣنِ ْي ﻧَﻔَﻘَﺎﺗُﻬُ ْﻢ ﺷَﺮْ ﻋًﺎ ﻓَﺮْ ﺿًﺎ ﻪﻠﻟِ ﺗَ َﻌﺎﻟَﻰ‬ ُ ‫ﻧَ َﻮﻳ‬

Nawaytu an ukhrija zakaata al-fitri anni wa an jami’i ma yalzimuniy nafaqatuhum


syar’an fardhan lillahi ta’ala
Artinya: “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku dan seluruh orang yang
nafkahnya menjadi tanggunganku fardhu karena Allah Taala.”

Niat zakat untuk orang yang diwakilkan:

ْ ِ‫ْﺖ ﺃَ ْﻥ ﺃُ ْﺧ ِﺮ َﺝ ﺯَ َﻛﺎﺓَ ْﺍﻟﻔ‬


‫…) ﻓَﺮْ ﺿًﺎ ﻪﻠﻟِ ﺗَ َﻌﺎﻟَﻰ‬..( ‫ﻄ ِﺮ ﻋ َْﻦ‬ ُ ‫ﻧ ََﻮﻳ‬

Nawaytu an ukhrija zakaata al-fitri ‘an (……) fardhan lillahi ta’ala

Artinya: “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk……..(sebutkan nama spesifik),


fardhu  karena Allah Taala.”

Pemberi zakat, atau biasa disebut muzakki adalah orang yang berkewajiban untuk
membayar zakat. Seperti yang sudah disebutkan di atas, syarat-syarat untuk orang
pemberi zakat adalah Islam, merdeka, dewasa, tidak memiliki hutang dan memiliki
harta yang cukup.

2. Penerima zakat, atau biasa disebut dengan mustahik. Mustahik ini adalah orang-
orang yang berhak menerima zakat. Di dalam Al-Quran surat At-taubah ayat 60,
disebutkan delapan kategori atau golongan orang-orang yang memenuhi syarat
untuk mendapatkan manfaat dari zakat seperti yag telah dijelaskan diatas.

‫َار ِم ْينَ َوفِ ْي َسبِي ِْل هّٰللا ِ َواب ِْن ال َّسبِ ْي ۗ ِل‬ ِ ‫ت لِ ْلفُقَ َر ۤا ِء َو ْال َم ٰس ِك ْي ِن َو ْال َعا ِملِ ْينَ َعلَ ْيهَا َو ْال ُمَؤ لَّفَ ِة قُلُوْ بُهُ ْم َوفِى ال ِّرقَا‬
ِ ‫ب َو ْالغ‬ ُ ‫صد َٰق‬
َّ ‫اِنَّ َما ال‬
‫ضةً ِّمنَ هّٰللا ِ َۗوهّٰللا ُ َعلِ ْي ٌم َح ِك ْي ٌم‬
َ ‫فَ ِر ْي‬

“Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat,
yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk
(membebaskan) orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang
dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha
Bijaksana.”
Orang yang hidup tanpa mata pencahariaan, orang yang tidak bisa memenuhi kebutuhan
pokoknya, orang yang mengumpulkan zakat, orang yang baru saja masuk islam, orang
yang bebas dari perbudakan melalui akad, orang yang memiliki hutang yang sangat
besar, orang yang berperang di jalan Allah SWT, orang yang dalam perjalanan atau
pengelana yang terlantar, adalah orang-orang yang wajib menerima zakat atau mustahik
III
PENUTUP

Menurut kami, zakat itu dapat membersihkan atau mensucikan harta-harta kita, karena
sebagian dari harta kita itu ada hak orang lain, dan agar harta kita juga mendapat
keberkahannya dari Allah swt. selain itu zakat juga dapat membantu orang-orang yang
kurang beruntung. Semoga makalah mengenai zakat ini bermanfaat sebagai sarana
untuk mengulas Kembali perihal zakat.
IV

DAFTAR PUSTAKA

Mupliyani, https://www.kompasiana.com/mupliyani, majalah Kompas

 Ahmad, 2021, https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-zakat

maulidina ramadhani, 15 april 2022/https://zakat.or.id/bacaan-niat-fitrah


Muhammad Idris, Jakarta, 3 Januari 2022, https://money.kompas.com

Anonim, Bnadung, 7 mei 2021, /https://baznas.go.id/zakat/Baznaz kota bandung

/KataData.co.id/Editor: Safrezi
Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Pengertian Zakat Beserta
Hukum, Tujuan, Penerima, dan Macamnya"
https://katadata.co.id/safrezi/berita/6201fa852c6cb/pengertian-zakat-beserta-hukum-
tujuan-penerima-dan-macamnya
Penulis: Iftitah Nurul Laily
Editor: Safrezi

Gramedia Blog (https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-zakat/)

./Prosiding Seminar Nasional & Call Paper STIE AAS


(https://prosiding.stie-aas.ac.id/index.php/prosenas/article/view/35)

Anda mungkin juga menyukai