Anda di halaman 1dari 9

REKAYASA IDE

Dosen: IMAM FIKRI, S. H., M. Ag

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK IV
1. ROMA DONI SIREGAR (6213311035)
2. MUSA RIVAI (6213311046)
3. REGA ALFI AHMAD (6213311033)
4. TEGUH ILHAM LUBIS (6213311032)
5. FAHMI FAUZAN SARAGIH (6213311006)

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN & REKREASI

UNIVERSITAS NEGRI MEDAN


2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Segala puji bagi Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-nya yang tak terhitung.
Kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan harapan dapat bermanfaat untuk menambah
ilmu dan wawasan terhadap ilmu pengetahuan. Shalawat dan salam semoga selalu
tercurahkan pada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya, serta orang-orang
mukmin yang senantiasa mengikutinya dengan baik.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi mata kuliah yang bersangkutan. Jadi
makalah ini telah kami susun dengan maksimal sesuai referensi yang kami dapatkan sehingga
dapat membantu kita untuk memahami isi dari makalah ini dengan sebaik-baiknya. Kami
juga ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan tugas ini sehingga
kami lebih banyak belajar. Oleh karena itu, kami berharap akan adanya masukan yang
membangun sehingga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
Semoga dengan makalah ini kita semua dapat meningktakan lagi semangat belajar kita, dan
menambah ilmu pengetahuan kita semua nya, Amin.
Akhir kata kami mengucapkan semoga Allah SWT membimbing kita semua dalam
Hidayah-Nya.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Rabu 15 Maret 2023

Pemakalah
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Zakat ..........................................................................................................
B. Infaq ..........................................................................................................
C. Shadaqah....................................................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya, pengaturan urusan kehidupan dan hubungan sosial manusia tidak
akan benar, menurut timbangan keadilan Tuhan dan logika manusia, apabila tidak disertai
dengan akidah yang benar, etika yang kukuh dan prinsip-prinsip serta hukum-hukum yang
komprehensif yang dapat mengatur seseorang, baik dalam keadaan tersembunyi maupun
terang-terangan, keluarga dan masyarakat luas yang teratur dibawah kekuasaan negara.
Dalam kita berhubungan sosial dengan manusia, ada salah satu ibadah yang memang erat
hubungannya dengan manusia sekaligus berhubungan dengan Tuhan. Ibadah tersebut adalah
zakat. Zakat merupakan salah satu rukun islam ke tiga yang diwajibkan kepada setiap
muslim. Zakat infaq dan shadaqah merupakan salah satu topic selalu menarik untuk dikaji
dan didiskusikan. Karena zakat, infaq, dan shadaqah dalam peranannya memberikan
kontribusi yang signifikan dalam pengentasan kemiskinan.

B. Permasalahan
1. Apakah zakat, infaq, dan shadaqah itu ?
2. Apa perbedaan zakat, infaq, dan shadaqah itu ?
3. Hikmah apa saja yang dapat kita peroleh dengan adanya zakat, infaq, dan shadaqah ?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Zakat
Zakat menurut lughat adalah subur, bertambah. Menurut syara’ adalah pemberian
suatu yang wajib diberikan dari sekumpulan harta tertentu, menurut sifat-sifat dan ukuran
tertentu kepada golongan tertentu yang berhak menerimanya. Zakat adalah hak yang telah
ditentukan besarnya yang wajib dikeluarkan pada harta-harta tertentu (haqqun muqaddarun
yajibu fi amwalin mu’ayyanah).
Mazhab Maliki mendefinisikannya dengan, “ Mengeluarkan sebagian yang khusus
dari harta yang khusus pula yang telah mencapai nishab ( batas kuantitas yang mewajibkan
zakat) kepada orang-orang yang berhak menerimanya (mustahiqq)-nya. Dengan catatan,
kepemilikan itu penuh dan mencapai haul (setahun), bukan barang tambang dan bukan
pertanian”
Menurut mazhab Imam Syafi'i zakat adalah sebuah ungkapan keluarnya harta atau
tubuh sesuai dengan secara khusus. Sedangkan menurut mazhab Imam Hambali, zakat
ialah hak yang wajib dikeluarkan dari harta yang khusus untuk kelompok yang khusus
pula, yaitu kelompok delapan yang disyaratkan dalam Al-Qur'an.
Zakat merupakn suatu ibadah yang penting. Kerap kali dalam Al-Qur'an
menyebutkan zakat beriringan dengan urusan shalat. Ini menunjukkan bahwa antara zakat
dengan shalat mempunyai hubungan yang rapat sekali dalam hal keutamaannya.
Sembahyang dipandang seutama-utama 'ibadah badaniah dan zakat dipandang seutama-
utama 'ibadah Maliyah. Zakat itu wajib untuk semua ummat islam, sama dengan wajib
sholat. Allah Swt telah mewajibkan zakat atas hamba-hambanya.
Firman Allah SWT:
...َ‫ َواَقِ ْي ُموْ ا الصَّلوةَ َواتُوْ ا ال َّزكوة‬.......
Artinya: “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat”. (QS. Al-Muzammil : 20).
Tujuan zakat dapat ditinjau dari berbagai aspek[6], diantaranya:
1. Hubungan manusia dengan Allah.
2. Hubungan manusia dengan dirinya.
3. Hubungan manusia dengan masyarakat.
4. Hubungan manusia dengan harta benda.
Secara umum, zakat dapat dibedakan menjadi dua: pertama, zakat harta dan kedua
zakat fitrah. Cara pengumpulan zakat sebagai dijelaskan dalam al-Qur’an, adalah para
petugas (‘amilin) melakukan kegiatan yangbersifat aktif ( bukan menunggu kerelaan para
wajib zakat).
Macam-macam zakat dan dasar-dasar hukumnya:
a. Menurut garis besarnya, zakat dapat dibagi dua bagian:
· Zakat harta (zakat mal) : misalnya, zakat emas, perak, binatang ternak, hasil tumbuh-
tumbuhan baik berupa buah-buahan maupun biji-bijian, dan harta perniagaan.
· Zakat jiwa (zakat nafs) : zakat ini populer di dalam masyarakat dengan nama zakatul fitri
yaitu zakat yang harus dikeluarkan oleh setiap muslim di bulan Ramadhan menjelang shalat
Idul Fitri.
b. Adapun ulama yang mengadakan pembagian dari segi apakah harta itu terlihat dengan
nyata atau yang dapat disembunyikan oleh pemiliknya. Mereka membagi zakat kepada 2
bagian pula yaitu:
· zakat harta yang nyata, seperti binatang ternak dan hasil tumbuh-tumbuhan.
· Zakat yang tidak nyata, seperti : Emas, perak dan harta perniagaan.
Tentang zakat fitrah ada yang menempatkannya pada bagian pertama dan ada pula
yang menempatkannya pada bagian kedua.
Syarat-syarat wajib zakat
Syarat-syarat wajib zakat bagi harta benda yang dikenakan zakat adalah:
a. Cukup haul artinya harta yang sampai nishab itu sudah sampai satu tahun dimilikinya.
b. Cukup nishab artinya apabila keadaan harta itu jumlahnya/ banyaknya cukup nishab
(minimal nishab).
Hal-hal yang menyebabkan seseorang berhak menerima zakat (menjadikannya
sebagai mustahiq) adalah seorang muslim yang merdeka (yakni bukan budak), bukan
seorang anggota suku Bani Hasyim atau Bani Muthallib, dan harus memiliki salah satu
sifat diantara sifat-sifat kedelapan ashnaf (kelompok) yang tersebut dalam al-Qur’an.
Delapan ashnaf yang dimaksud adalah fakir, miskin, ‘amil, muallaf, budak yang
dijanjikan kebebasannya, orang yang berutang, pejuang fi sabilillah, ibnu sabil. Adapun
anak yang belum dewasa atau seorang gila boleh disalurkan kepada mereka apabila yang
menerimanya ialah seorang wali (penanggung jawab) atas urusan-urusan mereka.
2. Infaq
Infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu untuk
kepentingan sesuatu. Sedangkan menurut terminologi syariat, infaq berarti mengeluarkan
sebagian dari harta atau pendapatan / penghasilan untuk suatu kepentingan yang
diperintahkan ajaran Islam.
Ada pula pendapat yang mengatakan, secara bahasa Infaq bermakna : keterputusan
dan kelenyapan, dari sisi leksikal infaq bermakna : mengorbankan harta dan semacamnya
dalam hal kebaikan. Dengan demikian, kalau kedua makna ini di gabungkan maka dapat
dipahami bahwa harta yang dikorbankan atau didermakan pada kebaikan itulah yang
mengalami keterputusan atau lenyap dari kepemilikan orang yang mengorbankannya.
Berdasarkan pengertian di atas, maka setiap pengorbanan (pembelanjaan) harta dan
semacamnya pada kebaikan disebut al-infaq. Dalam infaq tidak di tetapkan bentuk dan
waktunya, demikian pula dengan besar atau kecil jumlahnya. Tetapi infaq biasanya identik
dengan harta atau sesuatu yang memiliki nilai barang yang di korbankan. Infaq adalah jenis
kebaikan yang bersifat umum, berbeda dengan zakat. Jika seseorang ber-infaq, maka
kebaikan akan kembali pada dirinya, tetapi jika ia tidak melakukan hal itu, maka tidak akan
jatuh kepada dosa, sebagaimana orang yang telah memenuhi syarat untuk berzakat, tetapi
ia tidak melaksanakannya.
3. Shadaqah
Sedekah berasal dari kata shadaqa yang berarti benar. Orang yang suka bersedekah
adalah orang yang benar pengakuan imannya. Shadaqah adalah pemberian harta kepada
orang-orang fakir, orang yang membutuhkan, ataupun pihak-pihak lain yang berhak
menerima shadaqah, tanpa disertai imbalan. Shadaqah atau yang dalam bahasa Indonesia
sering di tuliskan dengan sedekah memiliki makna yang lebih luas lagi dari zakat dan
infaq.
Shadaqah dapat dimaknai dengan satu tindakan yang dilakukan karena
membenarkan adanya pahala / balasan dari Allah SWT. Sehingga shadaqah dapat kita
maknai dengan segala bentuk / macam kebaikan yang dilakukan oleh seseorang karena
membenarkan adanya pahala / balasan dari Allah SWT. Shadaqah dapat berbentuk harta
seperti zakat atau infaq, tetapi dapat pula sesuatu hal yang tidak berbentuk harta. Misalnya
seperti senyum, membantu kesulitan orang lain, menyingkirkan rintangan di jalan, dan
berbagai macam kebaikan lainnya.
Seperti halnya infaq, dalam shadaqah tidak di tetapkan bentuknya, bisa berupa
barang, harta maupun satu sikap yang baik. Jika ia berupa harta atau barang, maka
shadaqah tidak di tetapkan waktunya, dan jumlahnya.
Shadaqah adalah jenis kebaikan yang sifatnya lebih luas dari zakat dan infaq, maka
seringkali kita menemukan kata shadaqah ini di artikan dengan zakat atau dengan infaq.
Dan shadaqah seringkali juga di gunakan untuk ungkapan kejujuran seseorang pada
agama / keimanan seseorang. Ketika seseorang ber-shadaqah maka ia akan mendapatkan
balasan dari apa yang ia lakukan, tetapi jika ia tidak melakukan hal ini, maka ia tidak
berdosa seperti ia tidak membayar zakat hanya saja ia kehilangan kesempatan untuk
mendapatkan pahala.
Shadaqah ialah segala bentuk nilai kebajikan yang tidak terikat oleh jumlah, waktu
dan juga yang tidak terbatas pada materi tetapi juga dapat dalam bentuk non materi,
misalnya menyingkirkan rintangan di jalan, menuntun orang yang buta, memberikan
senyuman dan wajah yang manis kepada saudaranya dsb. Dan shadaqah adalah ungkapan
kejujuran (shiddiq) iman seseorang.
Perbedaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah
Zakat hukumnya wajib sedangkan infaq dan shadaqah hukumnya sunnah, zakat
ditentukan nisabnya sedangkan infaq dan shadaqah tidak memiliki batas, zakat ditentukan
siapa saja yang berhak menerimanya sedangkan infaq dan shadaqah boleh diberikan
kepada siapa saja. Infaq ada yang wajib ada juga yang sunah. Infaq yang wajib diantaranya
zakat, kafarat, nazar, dan lain-lain. Infaq sunah diantaranya, infaq kepada para fakir miskin,
sesama muslim, infaq bencana alam, infaq kemanusiaan, dan lain-lain.
Hikmah zakat, infaq, dan shadaqah
Secara umum tujuan zakat, infaq, dan shadaqah adalah untuk meningkatkan taraf
hidup dan mengangkat martabat manusia dari kemiskinan, sehingga di dalamnya
mengandung banyak hikmah, baik bagi orang yang mengeluarkan maupun bagi orang yang
menerimanya. Adapun hikmahnya adalah sebagai berikut.
a. Hikmah bagi orang yang mengeluarkan:
1. Sebagai ungkapan rasa syukur seseorang kepada Allah SWT. atas segala limpahan nikmat
dan rahmat yang diberikan kepadanya.
2. Dapat membersihkan diri dan harta, menjaga dan memelihara harta dari incaran mata dan
tangan para pendosa dan pencuri.
3. Memberikan motivasi untuk bekerja keras agar dapat sederajat dengan orang lain.
4. Akan memperoleh pahala yang besar.
5. Menyucikan jiwa dari penyakit kikir dan bakhil.
b. Hikmah bagi orang yang menerimanya:
1. Dapat merasakan dan menikmati harta yang dimiliki oleh orang kaya.
2. Menghilangkan perasaan hasud, iri, dan dengki.
3. Dapat meringankan beban yang harus ditanggungnya.
4. Dapat tertolong kesulitan dan kesusahannya.
c. Hikmah bagi masyarakat:
1. Dapat menolong orang yang lemah dan susah.
2. Jurang pemisah antara si kaya dengan si miskin makin diperkacil.
3. Mendidik masyarakat untuk berjiwa dan memiliki kepedulian sosial.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Zakat adalah pemberian suatu yang wajib diberikan dari sekumpulan harta tertentu,
menurut sifat-sifat dan ukuran tertentu kepada golongan tertentu yang berhak
menerimanya.Infaq berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan / penghasilan
untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam.Shadaqah adalah pemberian harta
kepada orang-orang fakir, orang yang membutuhkan, ataupun pihak-pihak lain yang berhak
menerima shadaqah, tanpa disertai imbalan
Adapun yang membedakan antara zakat, infaq dan shadaqah adalah bentuk, nishab,
waktu, serta hukumnya.Sedangkan hikmah-hikmah yang dapat diambil itu banyak sekali,
baik dari pihak pemberi maupun dari pihak penerima.
B. Saran
Demikian makalah yang dapat penulis sampaikan, tentunya dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kata-kata atau penyampaian yang kurang jelas ataupun dalam
penyajiannya yang kurang lengkap, pastinya makalah ini jauh dari kata sempurna, maka
kritik dan saran sangatlah penulis harapkan untuk menjadikan pelajaran pada masa
mendatang.

Anda mungkin juga menyukai