Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TAFSIR AYAT DAN IBADAH AMALIYAH

HADIST AHKAM
“KAJIAN AYAT DAN HADIST TENTANG ZAKAT”
Makalah ini disusun untuk memenuhi syarat tugas kelompok
Dosen pengampu:

Arif fikri,M.Ag

Disusun Oleh:
Kelompok 3

1.Wulan pratama sari (2121020314)


2. Rizki Mardhotillah (2121020373)
3. Muhammad Vidiaryadi (2121020357)

Program Studi Hukum Tata Negara


Fakultas Syariah
Universitas Islam Raden Intan Lampung
Tahun 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami Rahmat, Hidayah dan
Inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongannya mungkin
kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini kami susun atas tugas yang diberikan oleh dosen kami. Selain itu, kami
menyusun makalah ini dengan harapan agar makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan bagi para pembacanya, dan bagi kami. Makalah kami yang judul ” KAJIAN AYAT
DAN HADIST TENTANG ZAKAT” ini kami susun berdasarkan informasi dan data dari berbagai
sumber.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih perlu
dilakukannya perbaikan, oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran dari para pembaca.
Kami selaku penyusun memohon maaf apabila terdapat kesalahan penulisan maupun
kesalahan lain yang ada di dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat dan menambah pengetahuan para pembaca. Terimakasih.

Wassalumu’alaikum Wr.Wb

Bandar Lampung,20 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
A.Latar Belakang Masalah.................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5
A. KAJIAN AYAT DAN HADIST TENTANG ZAKAT.....................................................................................5
A. Pengrtian Zakat.............................................................................................................................5
B.Macam-Macam Zakat.....................................................................................................................7
C. Orang Yang Berhak Menerima Zakat Dan Orang Yang Tidak Berhak Menerima Zakat................10
D. Hikmah Zakat..............................................................................................................................11
BAB III..................................................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................................................13
A.Kesimpulan...................................................................................................................................13
B. Saran............................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah


Zakat menurut etimologi (bahasa) adalah suci, tumbuh, berkembang, dan berkah.
Sedangkan menurut terminologi (istilah) zakat adalah kadar harta tertentu yang diberikan
kepada yang berhak menerimanya dengan syarat tertentu.1 Pengertian zakat menurut
Undang-Undang nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, ”Zakat adalah harta yang
wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang
berhak menerimanya sesuai dengan syariat islam.”2 Menurut Yusuf Qardhawi zakat adalah
sejumlah kadar harta tertentu yang diwajibkan Allah untuk diserahkan kepada orangorang
yang berhak menerimanya.3 Orang yang telah mengeluarkan zakat berarti dia telah
membersihkan jiwa, diri serta hartanya dari hak orang lain atas apa yang ada pada miliknya
serta menumbuhkan pahala. Yang mendorong penulisan makalah ini adalah niat untuk
memberikan nasehat dan peringatan akan kewajiban zakat yang telah diremehkan oleh
kebanyakan kaum muslimin,mereka tidak mengeluarkanya sebagaimana cara yang
disyariatkan.

perkara ini adalah besar, dan merupakan salah satu dari lima rukun Islam di mana
bangunan Islam tidak akan tegak tanpanya.“Islam dibangun di atas lima landasan: Syahadat
bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Muhamad utusan Alah, menegakan sholat, menunaikan
zakat, puasa ramadhon dan haji”. Ini menunjukkan bahwa zakat merupakan bagian penting
dalam kehidupan umat Islam. Bahkan pada masa Khalifah Abu Bakar As-Siddiq orang-orang
yang enggan berzakat diperangi sampai mereka mau berzakat. Itu karena kewajiban
berzakat sama dengan kewajiban mendirikan sholat.”Sesungguhnya orang-orang yang
beriman, mengerjakan amal saleh, Kewajiban zakat atas muslim adalah di antara kebaikan
Islam yang menonjol dan perhatianya terhadap urusan para pemeluknya, hal itu karena
begitu banyak manfaat zakat dan betapa besar kebutuhan orang-orang fakir kepada zakat.
Kitab dan sunnah serta ijma' telah menunjukan kewajibanya, barang siapa mengingkari
kewajibanya maka ia adalah kafir dan murtad dari Islam dan harus diminta agar bertaubat,
jika tidak bertaubat dibunuh, dan barang siapa kikir dengan enggan mengeluarkan zakat
atau mengurangi sesuatu darinya maka ia termasuk orang-orang dzolim yang berhak atas
sangsi dari Allah swt.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Zakat?
2. Apa Saja Macam-Macam Zakat?
3. Siapa Saja Yang Berhak Menerima Zakat Dan Yang Tidak Berhak
Menerima Zakat?
4. Apa Saja Hikmah Zakat?
BAB II

PEMBAHASAN

A. KAJIAN AYAT DAN HADIST TENTANG ZAKAT

a. Pengrtian Zakat

Pertama, zakat menurut bahasa artinya bersih, tambah dan terpuji. Sedangkan
menurut istilah zakat adalah kadar harta tertentu yang diberikan kepada para mustahiq
(yang berhak) menerimanya dengan beberapa syarat.2 Kedua, zakat yaitu pemberian
sebagian harta kepada fakir miskin dan orang-orang yang berhak menerimanya dan
hukumnya wajib.3 Ketiga, zakat adalah satu kewajiban dari kewajiban-kewajiban Islam, ia
adalah salah satu dari rukun-rukunya, dan termasuk rukun yang terpenting setelah syahadat
dan sholat.Dalam bahasa Arab, kata zakah secara harfiah berarti berkembang atau tumbuh.
Kadang diartikan bersih atau suci. Adapun dalam pembahasan fikih, istilah zakat diartikan
sebagai sejumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan dan diserahkan kepada orang-orang
yang berhak menerimanya.Pengertian yang lain, zakat adalah salah satu ibadah pokok dan
termasuk salah satu rukun Islam. Dan secara arti kata zakat berasal dari bahasa Arab dari
akar kata zaka mengandung beberapa arti seperti membersihkan, bertumbuh dan berkah.
Dalam terminologi hukum (syara’) zakat diartikan: “pemberian tertentu dari harta tertentu
kepada orang tertentu menurut syarat-syarat yang ditentukan”.

a. zakat adalah rukun Islam yang ke empat. Terdapat dua zakat dalam Islam yaitu zakat
mal dan zakat fitrah. Zakat sendiri sering disebutkan di dalam Al-Quran,Agar lebih
memahaminya, berikut di bawah ini akan dijabarkan tentang beberapa ayat Al-
Quran tentang zakat.

1. Surat Al-Baqarah ayat 110

wa aqīmuṣ-ṣalāta wa ātuz-zakāh, wa mā tuqaddimụ li`anfusikum min khairin tajidụhu


'indallāh, innallāha bimā ta'malụna baṣīr

“Dan laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan yang kamu kerjakan
untuk dirimu, kamu akan mendapatkannya (pahala) di sisi Allah. Sungguh, Allah Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 110)
1

Pada surat Al-Baqarah ayat 110 ini, Allah SWT memberikan perintah kepada orang-orang
beriman untuk melaksanakan salat dan menyempurnakan rukun-rukunnya. Selain itu, Allah
SWT memerintahkan umatNya untuk berzakat kepada orang kurang mampu atau yang
memiliki hak untuk menerima zakat tersebut.

Seluruh kebaikan yang dilakukan akan diberikan balasan oleh Allah SWT di akhirat nanti.
Tidak ada satupun amalan dari orang-orang tersebut yang tidak dilihat oleh Allah SWT, dan
segala amalan yang dilakukan oleh mereka akan dibalas.

2. Surat Az-Zariyat ayat 19

wa fī amwālihim ḥaqqul lis-sā`ili wal-maḥrụm

"Dan pada harta benda mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin
yang tidak meminta.

Melalui surat Az-Zariat ayat 19 ini, dijelaskan bahwa orang yang bertakwa selalu taat untuk
melaksanakan ajaran Allah SWT. Sehingga, mereka menyadari bahwa pada harta yang
mereka miliki terdapat hak orang lain yang wajib dikembalikan.

Baik berupa zakat ataupun sedekah untuk dibagikan kepada orang miskin yang meminta
bantuan, dan orang miskin yang tidak meminta bantuan kepada orang lain dengan
mengulurkan tangan mereka.

3. Surat At-Taubah ayat 103

Khudz min amwaalihim shadaqatan tuthahhiruhum watuzakkiihim bihaa washalli ‘alaihim


inna shalaataka sakanun lahum wallahu samii’un ‘aliimun

"Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan
berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi
mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui." (QS. At-Taubah: 103)

Dalam surat At-Taubah ayat 103 ini dijelaskan tentang zakat fitri yang merupakan ibadah
dengan keutamaan untuk mensucikan harta benda, serta membersihkan jiwa dari hal-hal
buruk

1
2Tim Abdi Guru, Agama Islam Untuk SMP Kelas VIII (Jakarta: Erlangga, 2005), h.150.
3Hussein Bahreisj, 450 Masalah Agama Islam (Surabaya: Al Ikhlas, 1980), h. 226.
2

B.Macam-Macam Zakat

1. Zakat Fitrah

a. Pengertian zakat fitah

Pengertian fitrah ialah sifat asal, bakat, perasaan keagamaan dan perangai. Sedangkan zakat
fitrah adalah zakat yang berfungsi mengembalikan manusia muslim dalam keadaan
fitrahnya, dengan menyucikan jiwa mereka dari kotoran-kotoran (dosa-dosa)
yangdisebabkan oleh pengaruh pergaulan dan sebagainya.

Zakat fitrah adalah sejumlah harta yang wajib ditunaikan oleh setiap mukallaf dan setiap
orang yang nafkahnya ditanggung olehnya dengan syarat-syarat tertentu. Zakat fitrah
dikeluarkan oleh setiap umat Islam yang hidup sebagian bulan Ramadhan dan sebagian
bulan Syawal. Hukum Zakat fitrah wajib bagi umat islam baik laki-laki maupun perempuan,
besar kecil, merdeka maupun hamba.7 Yang dikeluarkan dalam zakat fitrah adalah makanan
pokok (yang mengenyangkan) menurut tiap-tiap tempat (negeri) sebanyak 3,1 liter atau 2,5
kg, atau bisa diganti dengan uang senilai 3,1 liter atau 2,5 kg makanan pokok yang harus
dibayarkan.

b. Syarat Wajib Zakat Fitrah

 Beragama Islam.
 Lahir dan hidup sebelum terbenam matahari pada hari penghabisan bulan
Ramadhan.
 Mempunyai kelebihan harta dari keperluan makanan untuk dirinya sendiri dan
wajib dinafkahi, baik manusia atau binatang, pada malam hari raya dan siang
harinya. Yang tidak mempunyai kelebihan seperti itu, maka boleh menerima
dari orang lain sehingga dia dapat membayar zakat dan mempunyai persediaan
makanan.8

c. Waktu Zakat Fitrah

Waktu wajib membayar zakat fitrah adalah ketika terbenam matahari pada malam Idul Fitri.
Adapun beberapa waktu dan hukum membayar zakat fitrah pada waktu itu adalah:9

 Waktu mubah, awal bulan Ramadhan sampai hari penghabisan Ramadhan.


 Waktu wajib, mulai terbenamnya matahari di akhir bulan Ramadhan
 Waktu sunah, sesudah sholat subuh sebelum sholat idul fitri

2
14Ibnu Masud, Fiqhi Madzhab Syafi’I, h. 499.
 Waktu makruh, sesudah sholat Idul Fitri tetapi sebelum terbenam matahari
pada hari raya Idul Fitri.
 Waktu haram, sesudah terbenam matahari pada hari raya Idul Fitri. m sholat Idul
Fitri.

Zakat ini wajib dikeluarkan dalam bulan Ramadhan sebelum shalat ‘ied, sedangkan bagi
orang yang mengeluarkan zakat fitrah setelah dilaksanakan shalat ’ied maka apa yang
diberikan bukanlah termasuk zakat fitrah tetapi merupakan sedekah, hal ini sesuai dengan
hadis Nabi saw dari ibnu Abbas, ia berkata,“Rasulullah Saw mewajibkan zakat fitrah itu
sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan perkataan yang
kotor dan sebagai makanan bagi orang yag miskin. Karena itu, barang siapa mengeluarkan
sesudah shalat maka dia itu adalah salah satu shadaqah biasa.” (HR Abu Daud dan Ibnu
Majjah)

Hadits tentang keutamaan zakat fitrah


ُ ‫ث َو‬
ِ ‫طعْ َم ًة ل ِْل َم َس))اك‬ ِ ‫َّاِئم مِنْ اللَّ ْغ ِو َوالرَّ َف‬ ُ ْ ْ َّ ‫ض َرسُو ُل هَّللا ِ َ َّ هَّللا‬
ْ‫ِين َمن‬ ِ ‫صلى ُ َعلَ ْي ِه َو َسل َم َز َكا َة الفِط ِر طه َْر ًة لِلص‬ َ ‫َّاس َقا َل َف َر‬ ِ ‫َعنْ اب‬
ٍ ‫ْن َعب‬
َ
ِ ‫ص َدقة مِنْ الصَّدَ قا‬
‫ت‬ ٌ َ َ
َ ‫ص ِة ف ِه َي‬ ‫اَل‬ ‫َأ‬ ٌ َ ْ ٌ َ َ َ
َّ ‫ص ِة ف ِه َي زكاة َمقبُولة َو َمنْ دَّا َها َبعْ َد ال‬ ‫اَل‬ َ
َّ ‫دَّا َها ق ْب َل ال‬‫َأ‬

“Dari Ibnu ‘Abbas, dia berkata: Rasulullah SAW telah mewajibkan zakat fithri untuk
menyucikan orang yang berpuasa dari perkara sia-sia dan perkataan keji dan sebagai
makanan bagi orang-orang miskin. Barangsiapa menunaikannya sebelum shalat Idul Fitri,
maka itu adalah zakat yang diterima. Dan barangsiapa menunaikannya setelah shalat Idul
Fitri, maka itu adalah satu shadaqah dari shadaqah-shadaqah” ah.

2. Zakat Mal (harta)

a. Pengertian zakat mal

Dalam bahasa Arab, Mal berarti harta. Jadi, zakat mal adalah zakat kekayaan yang harus
dikeluarkan dalam jangka satu tahun sekali yang sudah memenuhi nishab mencakup hasil
perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan
perak serta hasil kerja (profesi). Masing-masing tipe memiliki perhitungannya sendiri-
sendiri.

b. Syarat wajib zakat mal

 Islam
 Merdeka (bukan budak)
 Hak milik yang sempurna
 Telah mencapai nisab
 Masa memiliki sudah sampai satu tahun / haul (selain tanaman dan buah-
 buahan).
 Lebih dari kebutuhan pokok. Orang yang berzakat hendaklah orang yang
kebutuhan minimal / pokok untuk hidupnya terpenuhi terlebih dahulu.
 Bebas dari hutang, bila individu memiliki hutang yang bila dikonversikan ke
harta yang dizakatkan mengakibatkan tidak terpenuhinya nishab, dan akan
dibayar pada waktu yang sama maka harta tersebut bebas dari kewajiban zakat.

c. Harta benda yang wajib dizakati dan nisabnya

1) Emas, dan Perak

Islam telah mensyariatkan wajibnya zakat pada emas dan perak dan sesuatu yang
mengganitkan keduanya, yakni uang. Menurut Abu Zahrah harus dizakati dan dinilai dengan
uang. Harta yang dalam keadaan yang digadaikan zakatnya dipungut atas pemilik harta,
karena barang-barang yang digadaikan tetap menjadi milik yang menggadaikan. Zakat emas
dan perak yaitu jika waktunya telah cukup setahun dan telah sampai ukuran emas yang
dimilikinya sebanyak 20 misqal yakni 20 dinar setara dengan 85 atau 96 gram. Sedangkan
perak adalah 200 dirham atau 672 gram keatas, masing-masing zakatnya 2,5%. Sabda
Rasulullah yang artinya“Apabila engkau mempunyai perak 200 dirham dan telah cukup satu
tahun maka zakatnya 5 dirham, dan tidak wajib atasmu zakat emas hingga engkau
mempunyai 20 dinar. Apabila engkau mempunyai 20 dinar dan telah cukup satu tahun,
maka wajib zakat adanya setengah dinar”.

2) Harta perniagaan atau perdagangan

Yang dimaksud harta perdagangan adalah harta yang dijual atau dibeli guna memperoleh
keuntungan. Harta ini tidak hanya tertentu pada harta kekayaan, tetapi semua harta benda
yang diperdagangkan. Para ulama bersepakat tentang wajibnya zakat pada harta
perdanganan ini. Yang menjadi dasar hukum zakat bagi barang dagangan adalah
sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an.“Wahai orang-orang yang beriman,
infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami
keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu keluarkan,
padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata
(enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya Maha Terpuji.” Begitu pula
berdasarkan hadist yang diriwayatkan.
C. Orang Yang Berhak Menerima Zakat Dan Orang Yang Tidak Berhak Menerima
Zakat

Orang-orang yang berhak menerima zakat,telah ditentukan oleh Allah


1. Fakir yaitu orang yaang tidak mempunyai harta atau usaha yang dapat menjamin 50%
kebutuhan hidupnya untuk sehari-hari.
2. Miskin yaitu orang yang mempunyai harta dan usaha yang dapat menghasilkanlebih
dari 50% untuk kebutuhan hidupnya tetapi tidak mencukupi.
3. ’Amil yaitu panitia zakat yang dapat dipercayakan untukmengumpulkan dan membagi-
bagikannya kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan hukum Islam .4. Muallaf yaitu
orang yang baru masuk Islam dan belum kuat imannya dan jiwanya perlu
dibina agar bertambah kuat imannya supaya dapat meneruskan imannya.

5. Hamba sahaya yaitu yang mempunyai perjanjian akan dimerdekakan oleh tuan nya
dengan jalan menebus dirinya.
6. Gharimin yaitu orang yang berhutang untuksesuatu kepentingan yanng bukan maksiat
dan ia tidak sanggup untuk melunasinya.
7. Sabilillah yaitu orang yang berjuang dengan suka rela untuk menegakkan agama Allah.
8. Ibnu sabil atau Musafir yaitu orang yang kekurangan perbekalan dalam perjalanan

dengan maksud baik, seperti menuntut ilmu, menyiarkan agama dan sebagainya.
Adapun yang tidak berhak menerima zakat sebagai berikut:

1. Orang kaya. Rasulullah bersabda, "Tidak halal mengambil sedekah (zakat) bagi
orang yang kaya dan orang yang mempunyai kekuatan tenaga." (HR Bukhari).
2. Keturunan Rasulullah. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya tidak halal bagi kami
(ahlul bait) mengambil sedekah (zakat)." (HR Muslim).
3. Orang yang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan istri.
4. Orang kafir (hanya berhak diberi sedekah

D. Hikmah Zakat

Adapun hikmah zakat dari segi agama,segi akhlak, segi perorangan maupun masyarakat.
Yang pertama dari segi agama

1. Dengan berzakat berarti telah menjalankan salah satu dari Rukun Islam yang
mengantarkan seorang hamba kepada kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat.

2. Merupakan sarana bagi hamba untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Rabb-nya, akan
menambah keimanan karena keberadaannya yang memuat beberapa macam ketaatan.
3. Pembayar zakat akan mendapatkan pahala besar yang berlipat ganda, sebagaimana
firman Allah, yang artinya: "Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah"

(QS: Al Baqarah: 276). Dalam sebuah hadits yang muttafaq "alaih Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam" juga menjelaskan bahwa sedekah dari harta yang baik akan ditumbuhkan
kembangkan oleh Allah berlipat ganda.

4. Zakat merupakan sarana penghapus dosa, seperti yang pernah disabdakan Rasulullah
Muhammad SAW.

Adapun yang kedua dari segi akhlak

1. Menanamkan sifat kemuliaan, rasa toleran dan kelapangan dada kepada pribadi
pembayar zakat.

2. Pembayar zakat biasanya identik dengan sifat rahmah (belas kasih) dan lembut kepada
saudaranya yang tidak punya.

3. Merupakan realita bahwa menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat baik berupa harta
maupun raga bagi kaum Muslimin akan melapangkan dada dan meluaskan jiwa. Sebab
sudah pasti ia akan menjadi orang yang dicintai dan dihormati sesuai tingkat
pengorbanannya.

4. Di dalam zakat terdapat penyucian terhadap akhlak .Sedangkan dari segi perorangan dan
masyarakat

1. Mendidik jiwa manusia suka berkorban dan membersihkan jiwa dari sifat-sifat kikir dan
bakhil

2. Zakat mengandung arti rasa persamaan yang memikirkan nasib manusia dalam suasana
persaudaraan

3. Zakat memberi arti bahwa manusia itu bukan hidup untuk dirinya sendiri;sifat
mementingkan diri sendiri harus disingkirkan dari masyarakat Islam

4. Seorang muslim harus mempunyai sifat-sifat baik dalam hidup perseorangan yaitu murah
hati,penderma, dan penyayang

5. Zakat dapat menjaga timbulnya rasa dengki,irihati, dan menghilangkan jurang pemisah
antara si miskin dan si kaya

6. Zakat bersifat sosialistis karena meringankan beban fakir miskin dan meratakan nikmat
Allah
Hadits tentang hikmah zakat

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,

َّ ‫ِين َمنْ َأدَّا َها َق ْب َل‬


‫الص )الَ ِة‬ ُ ‫ث َو‬
ِ ‫طعْ َم ًة ل ِْل َم َساك‬ ِ ‫َّاِئم م َِن اللَّ ْغ ِو َوالرَّ َف‬ ُ ْ ْ ‫هَّللا‬
ِ ‫ َز َكا َة الفِط ِر طه َْر ًة لِلص‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫ض َرسُو ُل‬
َ ‫َف َر‬
‫ت‬ ِ ‫ص َد َق ٌة م َِن الصَّدَ َقا‬ َّ ‫ َف ِه َى َز َكاةٌ َم ْقبُولَ ٌة َو َمنْ َأدَّا َها َبعْ َد ال‬.
َ ‫صالَ ِة َف ِه َى‬

Artinya :

“Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah untuk menyucikan orang yang berpuasa dari
bersenda gurau dan kata-kata keji, dan juga untuk memberi makan orang miskin.
Barangsiapa yang menunaikannya sebelum shalat maka zakatnya diterima dan barangsiapa
yang menunaikannya setelah shalat maka itu hanya dianggap sebagai sedekah di antara
berbagai sedekah.”
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Zakat dalam bahasa Arab berasal dari kata Zakah yang memiliki arti bersih, suci, subur,
berkat, dan berkembang. Zakat sendiri merupakan rukun ke empat dari rukun Islam.

Istilah zakat menurut terminologi syariat Islam adalah sebagian dari jumlah harta yang
sudah ditentukan, di mana harta yang dimaksud sudah mencapai batasan yang wajid
dizakatkan atau syarat nisab yang diwajibkan untuk dikeluarkan. Zakat ini nantinya akan
diberikan untuk orang-orang yang memiliki hak untuk menerimanya dengan beberapa
syarat.

Demikian penjelasan mengenai ayat Al-Quran tentang zakat serta pengertiannya. Semoga
dengan membacanya membuat diri semakin memahami tentang betapa pentingnya
menunaikan zakat.

B. Saran

Penyusun makalah ini manusia biasa banyak kelemahan dan kekhilafan. Maka dari itu
penyusun menyarankan pada pembaca yang ingin mendalami masalah zakat, setelah
membaca makalah ini membaca sumber lain yang lebih lengkap. Dan marilah kita
realisasikan zakat dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan kewajiban umat muslim
dengan penuh rasa ikhlas.

DAFTAR PUSTAKA
al-Ba’ly, Dr. Abdul Al-Hamid Mahmud. Ekonomi Zakat: Sebuah Kajian Moneter dan

Keuangan Syariah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006

.Aunullah, Indi. Ensiklopedi Fikih untuk Remaja. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani,

2008.

Bahreisj, Hussein. 450 Masalah Agama Islam. Surabaya: Al Ikhlas, 1980.

Departemen Agama RI. Al Qur’an dan Terjemahnya . Jakarta: Sahifa,2014.

Masud, Ibnu. Fiqhi Madzhab Syafi’I. Bandung: CV Pustaka Setia, 2007.

Misbahuddin. E-Commerce dan Hukum Islam. Cet. I: Makassar: Alauddin University

Press. 2012.

Sabiq, Sayyid. Fiqh As-Sunnah. Libanon: Darul Fikri, 1983.

Sabiq, Sayyid. Fiqh Sunnah. Bandung: Al- Ma’arif, 1997.

Syarifuddin, Amir. Garis-garis Besar Fiqh. Bogor: Kencana, 2003.

Anda mungkin juga menyukai