Anda di halaman 1dari 34

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena dengan karunia-
NYA kami dapat menyelesaikan Makalah kami yang berjudul “FIQIH ZAKAT”
dalam mata kuliah AKUNTANSI SYARIAH meskipun banyak rintangan dan
hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya. Tapi kami berhasil
menyelesaikannya dengan baik.

Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing


yang telah membantu kami dalam memberikan materi. Kami juga mengucapkan
Terima Kasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberikan
kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah serta
persentase kami.

Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada Mahasiswa/I yang
dapat diserap dengan baik. Karena itu kami berharap semoga makalah dari
penyajian materi ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.

Akhir kata, semoga makalah yang kami buat ini dapat membuat kita
mencapai kehidupan bersyariah yang lebih baik.

Jambi, November 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …….……………………………………..………..…… i


Daftar ……...…………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………... 1


1.1 Latar Belakang ..…………………………………………...… 1
1.2 Rumusan Masalah…………………..….…………………...… 2
1.3 Tujuan Penulisan ……………………………………………... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Zakat …………………………………………….. 3
2.1.1 Persamaan Dan Perbedaan Antara Zakat Dan Pajak ... 4
2.2 Syarat dan Wajib Zakat ………………………………….…. 6
2.3 Jenis Zakat ………………...…………………………………. 9
2.4 Penerima Zakat …………………..…………………………. 15
2.5 Orang Yang Tidak Diperbolehkan Menerima Zakat ……. 16
2.6 Faedah dan Hikmah Zakat …………………………………. 16
2.6.1 Faedah Zakat ………………………………………... 16
2.6.2 Hikmah Zakat ……………………………………….. 18
2.7 SUMBER HUKUM ………………………………………….. 19
2.7.1 Dasar Hukum Zakat Dalam Al-Qur’an …………….. 19
2.7.2 Dasar Hukum Zakat Dalam As-sunnah / Hadist …… 20
2.7.3 Pasal-Pasal Yang Mengatur Zakat Di Indonesia . 21

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 26

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kata zakat disebut 30 kali dalam Al-Qur’an (27 kali dalam satu ayat
bersama shalat, 1 kali tidak dalam 1 ayat tapi masih dalam satu konteks dengan
shalat, 8 kata zakat terdapat dalam surat yang diturunkan di Mekkah, dan 22 kata
zakat yang diturunkan di Madinah). Sedangkan kata shadaqah sendiri sebanyak 12
kali yang semuanya diturunkan di Madinah. Kata zakat sering disebut bersamaan
dengan kata shadaqah (Qs 9:103,9:58,9:60). Shadaqah mempunyai arti kata sidiq
yang berarti benar, hal ini sejalan dengan konsep zakat.

Diawal perkembangan Islam (perintah zakat di Mekkah), tidak diberikan


batasan harta yang wajib dikeluarkan zakatnya, juga diatur tarif zakatnya. Semua
itu diserahkan pada kesadaran kedermawaan dari setiap Muslim

Pada tahun 2 H di Madinah, aturan zakat mulai lebih jelas seperti syarat
harta yang terkena zakat dan cara pehitungannya. Didalam beberapa ayat Al-
Qur’an, Allah mengancam orag yang tidak membayar zakat dengan hukuman
berat di Akhirat dan kebinasaan atas harta yang dimilikinya.

Maka dari itu Zakat adalah salah satu rukun lslam yang hukumnya wajib
bagi setiap muslim yang merdeka dan memiliki harta kekayaan sampai dengan
jumlah tertentu yang telah mencapai nisab. Sebagaimana dinyatakan secara tegas
dan jelas dalam Al-Qur’an, As-Sunnah, dan Konsensus (ijimak) ulama.

Dalam pandangan Islam, Allah adalah pemilik mutlak alam semesta dan
isinya, sehingga harta kekayaan yang dimiliki manusia hanyalah titipan yang
bersifat sementara, di mana manusia diberi kekuasaan untuk mengelolahnya.
Sebagai pihak yang diberi kekuasaan, tentu manusia harus mengikuti kehendak
pemilik mutak dari kekayaan tersebut yaitu Allah, baik dalam perolehan,
pendayagunaan maupun penyaluran/penggunaannya. Salah satu kehendak dan

1
ketentuan Allah terkait dengan penggunaan harta yang harus diikuti oleh manusia
adalah ketentuan tentang zakat. Secara sederhana, zakat adalah transfer
kepemilikan dari si kaya kepada si miskin karena di dalam harta si kaya pada
hakikatnya ada hak si miskin. Dengan demikian, zakat tidak hanya berfungsi
sebagai perwujudan ketaatan kepada Allah, tetapi juga merupakan perwujudan
kepedulian kepada sesama umat manusia.

Secara umum, fungsi zakat meliputi bidang moral, sosial dan ekonomi.
Dalam bidang moral, zakat mengikis ketamakan dan keserakahan hati si kaya,
sedangkan dalam bidang sosial, zakat berfungsi untuk menghapuskan kemiskinan
dari masyarakat. Di bidang ekonomi, zakat mencegah penumpukan kekayaan di
tangan sebagian kecil manusia dan merupakan sumbangan wajib kaum muslimin
untuk perbendaharaan Negara.

Besarnya peranan zakat bagi umat, telah di sadari pula oleh Negara,
termasuk di Indonesia yang telah memberlakukan Undang-Undang No. 38 Tahun
1999 tentang pengelolaan zakat. Pemerintah menyadari bahwa jika pengelolaan
zakat dilakukan dengan baik, transparan, dan bertanggung jawab, maka banyak
persoalan sosial dan ekonomi dalam masyarakat dapat terpecahkan.

Judul makalah ini sengaja dipilih karena menarik perhatian kami untuk
dicermati dan perlu dilaksanakan sebab masih banyak manusia yang lupa atau
lalai untuk menzakatkan, menshadaqahkan bahkan menginfakkan sebagian
hartanya kepada mereka yang fakir dan miskin.

2
1.2 RUMUSAN MASALAH

Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang, maka kami akan merumuskan
masalah tentang sebagai berikut :

1. Apa Pengertian Zakat ?


2. Apa Syarat dan Wajib Zakat ?
3. Apa Saja Jenis Zakat ?
4. Siapa Yang Berhak Menerima Zakat ?
5. Siapa Yang Tidak Boleh Menerima Zakat ?
6. Apa Hikmah Zakat ?
7. Apa Sumber Hukum Zakat ?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Dari rumusan masalah diatas, penulis memiliki tujuan yang ingin dicapai, yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian zakat
2. Untuk emngetahui Syarat dan Wajib Zakat
3. Untuk mengetahui jenis zakat
4. Untuk mengetahui siapa yang berhak menerima zakat
5. Untuk mengetahui siapa yang tidak berhak menerima zakat
6. Untuk mengetahui apa saja hikmah zakat
7. Untuk mengetahui sumber hukum zakat

3
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ZAKAT

Zakat menurut bahasa ( etimologi; lughah) berarti berkah, bersih, dan


berkembang. Dinamakan berkah, karena membayar zakat, hartanya akan
bertambah, atau tidak berkurang, sehingga akan menjadi hartanya tumbuh laksana
tunas-tunas pada tumbuhan karena kurnia dan keberkahan yang diberikan Allah
SWT kepada seorang muzaki. Rasulullah saw bersabda:

“Harta tidak berkurang karena sedekah (zakat), dan sedekah (zakat) tidak di
terima dari pengkhianatan (cara-cara yang tidak dibenarkan menurut
sya’i).” (HR.Muslim)

Dinamakan bersih, karena dengan membayar zakat, harta dan dirinya


menjadi bersih dari kotoran dan dosa yang menyertainya yang di sebabkan oleh
harta yang di milikinya tersebut, adanya hak-hak orang lain menempel padanya.
Maka, apabila tidak dikeluarkan zakatnya, harta tersebut mengandung hak-hak
orang lain yang apabila kita menggunakannya atau memakainya berarti kita telah
memakan harta haram, karena didalamnya terkandung milik orang lain. Makna
bersih (thaharah), bisa kita lihat dalam firman Allah SWT:

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mencucikan mereka, dan berdo’alah untuk mereka.
Sesungguhnya do’amu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”(QS. At-taubah 9:103)

4
Menurut Ibnu Tarmiyah, hati dan harta orang yang membayar zakat
tersebut menjadi suci dan bersih serta berkembang secara maknawi. Dinamakan
berkembang, karena dengan membayar zakat hartanya dapat mengembang
sehingga tidak bertumpuk di satu tempat atau pada seseorang. Sedangkan, zakat
menurut terminology (syar’i) adalah sejumlah harta tertentu yang di wajibkan oleh
Allah SWT untuk diberikan kepada orang yang berhak menerima zakat
(mustahiq) yang disebut didalam Al-Qur’an. Selain itu, bisa juga berarti sejumlah
harta tertentu dari harta tertentu yang diberikan kepada orang yang berhak
menerimanya dengan syarat-syarat tertentu.
Zakat didalam Al-Qur’an dan hadist terkandung disebut dengan shadaqah,
sebagaimana firman Allah SWT pada surah At-taubah 9:103 diatas.
Di dalam sebuah hadist shahih, ketika memberangkatkan mu’adz bin jabal ke
Yaman Rasulullah bersabda,

“Beritahulah mereka bahwa Allah mewajibkan membayar zakat (sedekah)


dari harta rangkaian yang akan di berikan kepada fakir miskin di kalangan
mereka.” (HR Bukhari dan Muslim)

Zakat terkadang di sebut dengan kata shadaqah, sehingga sangat bermakna


shadaqah dan shadaqah bermakna seakan lapaznya berbeda, namun memiliki
makna yang sama. Makna ini di antaranya bisa ditemukan di dalam Al-Qu’an
surah At-taubah 9:60

“Sesungguhnya shadaqah (zakat-zakat) itu, hanyalah untuk orang-orang


fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mualaf yang
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang yang berhutang, untuk
jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu
ketetapan yang di wajibkan oleh Allah dan Allah Maha Mengetahui bagi
Maha Bijaksana”.(QS.At-taubah 9:60)

5
Sebagian ulama fiqih mengatakan bahwa shadaqah wajid di namakan zakat,
sedangkan shadaqah sunnah dinamakan infaq sebagian lainnya bahwa infaq wajib
dinamakan zakat, sedangkan infaq sunnah dinamakan shadaqah.

2.1.1 PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA ZAKAT DAN PAJAK

Zakat dan pajak adalah sesuatu yang berbeda diantara keduanya terdapat
hal-hal khusus secara spesifik, sekalipun diantaranya keduanya memiliki
persamaan.

A. Persamaan antara Zakat dan Pajak


A. Bersifat wajib dan mengikat atas harta penduduk suatu negri, apabila
melalaikannya terkena sanksi.
B. Zakat dan Pajak harus disetorkan kepada lembaga resmi agar tercapai
efisiensi penarikan keduanya dan alokasi penyalurannya. Dalam
pemerintahan Islam, zakat dan pajak dikelola oleh Negara.
C. Tidak ada ketentuan memperoleh imbalan materi tertentu didunia
D. Dari sisi tujuan ada kesamaan antara keduanya yaitu untuk menyelesaikan
problem ekonomi dan mengentaskan kemiskinan yang terdapat di
masyarakat.

B. Perbedaan antara Zakat dan Pajak


a. Dasar hukum zakat diambil dari Al-Qu’an dan As-sunnah, sedangkan
pajak dasar hukumnya adalah undang-undang Negara sesuai dengan
ketepatan yang dibuat oleh Negara bersangkutan.
b. Zakat adalah kewajiban dan salah satu rukun Islam serta merupakan
ibadah dan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, sedangkan pajak adalah
kewajiban yang dibuat oleh manusia dan merupakan imflementasi ketaatan
pada Negara.

6
c. Nishab dan kadar zakat ditentukan Allah dan Rasul-Nya, sedangkan pajak
tergantung ketentuan oleh Negara bersangkutan.
d. Kebutuhan dan aturan zakat terus menerus sampai akhir zaman, sedangkan
pajak tergantung kebutuhan dan ketentuan yang dibuat Negara yang bisa
dihapuskan apabila berkehendak.
e. Orang yang mendapatkan kewajiban zakat hanya umat Islam apabila telah
memenuhi persyaratan, sedangkan pajak adalah kewajiban semua warga
Negara yang bersangkutan.
f. Objek atau pos penerimaan zakat adalah delapan kelompok (ashnaf)
sebagaimana yang telah ditentukan Al-Qur’an, sedangkan pajak
dialokasikan untuk pembiayaan operasi Negara dan pembangunan (fiskal).
g. Harta yang tunduk kepada zakat hanyalah harta halal, baik, terproduktif
atau berkembang, sedangkan pajak dipungut dari jenis harta.
h. Zakat ialah pemberian hak milik orang lain dan terdapat harta yang
dimiliki muzaki, jadi zakat bukan pemberian dari orang kaya kepada
penerima zakat. Sedangkan, pajak adalah pemotongan secara paksa dari
berbagai harta pribadi, perusahaan, lembaga, dan yang sejenisnya yang
disertakan kepada kas Negara sesuai dengan peraturan perpajakan
konvensional.
i. Zakat harta diwajibkan atas harta yang memenuhi persyaratan tertentu,
diantaranya harta merupakan kelebihan dari kebutuhan pokok, tidak
berhutang, dan harus mencapai nishab, sedangkan pajak tidak diambil
dengan memperhitungkan syarat-syarat tersebut, dan terkadang pajak di
tarik dari orang miskin yang berada dibawah batas kecukupan dan sama
saja apakah dia memiliki hutang atau tidak.

C. Perhitungan Zakat Dengan Pajak di Indonesia

Dalam UU No.17 Tahun 2000 tentang penghasilan, zakat dapat dijadikan


sebagai pengurang penghasilan (biaya), Hal ini memang suatu perkembangan baru
dalam aplikasi hukum Islam di Indonesia.

7
Karena pajak adalah kewajiban tambahan, mkaa jumlah yang dipungut
harus diperhitungkan dengan zakat. Kaum muslim tidak boleh diberati dengan
kewajiban berganda. Zakat yang sudah dipunguat harus dijadikan sebagai
pengurang (kredit pajak) langsung, sehingga pajak yang harus dibayar kaum
muslim hanya tambahannya saja

2.2 SYARAT DAN WAJIB ZAKAT

Syarat wajib zakat, antara lain :

1. Islam, berarti mereka yang beragama islam baik anak anak atau sudah
dewasa, berakal sehat atau tidak.
2. Merdeka, berarti bukan budak dan memiliki kebebasan untuk melaksanakan
dan menjalankan seluruh syariat islam.
3. Memiliki satu nisab dari salah satu jenis harta yang wajib dikenakan zakat
dan cukup haul.

Syarat harta kekayaan yang wajib dizakatkan atau objek zakat :


1. Halal
Dalam hal ini zakat diharuskan berasal dari harta yang halal yaitu diperoleh
dengan cara yang baik sesuai dengan tuntunan syariah, dikarenakan Allah
tidak akan menerima zakat dari harta yang haram, sebagaimana disebutkan
dalam hadist berikut :
“barang siapa mengumpulkan harta dari jalan haram, lalu dia
menyedekahkannya, maka dia tidak mendapatkan pahala, bahkan
mendapatkan dosa” (HR. Huzaimah dan Ibnu Hiban dishahihkan oleh
Imam Hakim)

2. Milik Penuh
Milik penuh artinya kepemilikan disini berupa hak untuk menyimpan,
menggunakan, pengelolahan yang diberikan Allah S.W.T kepada manusia,
dan didalamnya tidak ada hak orang lain.

8
3. Berkembang
Menurut ahli fikih,”harta berkembang” secara terminology berarti “harta
bertambah”, tetapi menurut istilah bertambah itu terbagi dua yaitu bertambah
secara nyata dan tidak nyata, bertambah secara nyata adalah bertambah harta
tersebut akibat, keuntungan atau pendapatan dati pendayagunaan asset,
misalnya melalui perdagangan, investasi, dan sejenisnya. Sedangkan
bertambah tidak secara nyata adalah kekayaan itu berpotensi berkembang
baik berada ditangan pemiliknya maupun ditangan orang lain atas namanya.
Syarat ini secara implisit mendorong setiap muslim untuk mem-produktifkan
harta yang dimilikinya.

4. Cukup Nisab
Nisab, yaitu jumlah minimal yang menyebabkan harta terkena kewajiban
zakat. Sebab zakat itu diambil dari orang yang mampu dan diberikan
kepadaorang orang yang tidak mampu. Dengan kata lain nisab merupakan
indicator tentang kemampuan seseorang. Namun, jika seseorang memiliki
harta kekayaan kurang dari nisab, islam menganjurkan untuk bebuat
kebajikan dengan mengeluarkan sebagian dari penghasilan yaitu melalui
infak dan sedekah.

5. Cukup Haul
Haul adalah jangka waktu kepemilikan harta di tangan si pemilik sudah
melampaui dua belas bulan qamariyah. Persyaratan setahun ini hanya untuk
objek berupa ternak, uang, dan harta benda dagang. Untuk objek zakat berupa
hasil pertanian, logam mulia, harta karun, dan lain lain yang sejenis, akan
dikenakan zakat setiap kali dihasilkan, tidak dipersyaratkan satu
tahun.perbedaan ini menurut Ibnu Qudumah, bahwa kekayaan yang
dipersyaratkan wajib zakat setelah setahun, mempunyai potensi untuk
berkembang.

9
“ Tidak ada zakat atas suatu kekayaan sampai satu tahun”. (HR.Ad-
Daruquthni dan Baihaqi)

“ Dan hendaklah kamu serahkan haknya waktu pemotongan”. QS Al


An’am:141

Ibnu Qayyim berkata tentang pedoman yang diberikan Rasulullah SAW


mengenai zakat :

“beliau hanya mewajibkan zakat itu satu kali dalam setahun buat
tanaman dan buah-buahan adalah jangka waktu matangnya. Ini
sangatlah adil, sebab bila diwajibkan sabulan atau seminggu, akan
menyakitkan pemilik kekakyaan, tetapi apabila diwajibkan seumur hidup
akan menyakitkan orang orang miskin, oleh karena itu, yang paling adil
adalah sekali dalam setahun”

6. Bebas dari Utang


Dalam menghitung cukup nisab, harta yang akan dikeluarkan zakatnya harus
bersih dari utang, karena dituntut atau memiliki kewajiban untuk melunasi
utangnya itu.

“zakat hanya dibebankan ke atas pundak orang kaya. Orang yang


berzakat sedangkan ia dan keluarganya membutuhkan, atau ia
mempunyai utang, maka utang itu lebih pentingdibayar terlebih dahulu
dari pada zakat”. (HR. Bukhari)

7. Lebih dari kebutuhan pokok


Kebutuhan akan berbeda untuk setiap orang karena bergantung pada situasi,
keadaan dan jumlah tanggungan. Pengenaan zakat atas harta yang telah lebih
dari kebutuhan rutin sesuai dengan (QS 2:219) “sesuatu yang lebih dari
kebutuhan…” dan juga hadist “zakat hanya dibebankan ke atas pundak

10
orang kaya”, yang secara implisit berarti orang yang memiliki harta lebih
dari kebutuhannya.

2.3 JENIS ZAKAT


Ada dua jenis zakat, yaitu :

1. ZAKAT FITRAH
Zakat fitrah atau zakat badan adalah zakat yang wajib dikeluarkan satu kali
dalam setahun oleh setiap muslim mukallaf (orang yang dibebani kewajiban oleh
Allah) untuk dirinya sendiri dan untuk setiap jiwa atau orang yang menjadi
tanggungannnya.
Jumlah yang harus dikeluarkan adalah sebanyak satu sha' (1.k 3,5 liter/2,5
Kg) per jiwa, yang didistribusikan pada tanggal 1 Syawal setelah sholat subuh
sebelum sholat Idul Fitri.
Poin-poin penting yang harus diketahui tentang zakat fitrah:

A. Hukum Zakat Fitrah


Hukum zakat fitrah adalah wajib. Setiap umat islam wajib menunaikan
zakat fitrah untuk membersihkan dan mensucikan diri serta membantu jiwa-jiwa
yang kelaparan karena dibelit kemiskinan.
Dalil dalil yang menerangkan kewajiban zakat fitrah yaitu sebagai berikut:

‫( ت َزَ َّكى َمن أَفلَ َح قَد‬١٤) ‫صلَّى َربِّه اس َم َوذَك ََر‬


َ َ‫ف‬
Artinya: "Sungguh berbahagialah orang yang mengeluarkan zakat (fitrahnya),
menyebut nama Tuhannya (mengucap takbir) lalu ia mengerjakan sholat (idul
fitri)." (Q.S Al-A'la ayat 14-15).

Menurut riwayat Ibnu Khuzaimah, ayat diatas diturunkan berkaitan dengan zakat
fitrah, takbir hari raya, dan sholat ied (hari raya).
Menurut Sa'id Ibnul Musayyab dan Umar bin Abdul Aziz: "Zakat yang
dimaksudkan oleh ayat ini adalah zakat fitrah". Menurut Al-Hafidh dalam "Fathul

11
Baari": "Ditambah nama zakat ini dengan kata fitri karena diwajibkan setelah
selesai mengerjakan shaum ramadhan."

Lebih tegas lagi dalil tentang wajibnya zakat fitrah dalam sebuah hadits yang
diterima oleh Ibnu Abbas yang artinya:

"Rasulullah SAW telah mewajibkan zakat fitrah untuk menyucikan orang


yang shaum dari segala perkataan yang keji dan buruk yang mereka lakukan
selama mereka shaum, dan untuk menjadi makanan bagi orang orang yang
miskin”. (H.R. Abu Daud)

B. Kadar (Prosentase/Ukuran) Zakat Fitrah


Ukuran zakat fitrah yang harus dikeluarkan oleh setiap muslim adalah
sebanyak satu Sha' dari makanan pokok. hal ini sesuai dengan dua hadits berikut
ini yang artinya:

"Kami mengeluarkan (zakat fitrah) di zaman Rasulullah SAW pada idul fitri
sebanyak satu Sha' dari makanan". (H.R. Bukhari)

"Adalah kami (para sahabat) di masa Rosululloh SAW mengeluarkan zakat


fitrah satu sha' makanan atau satu sha' tamar (kurma), atau satu sha' sya'ir
(padi belanda), atau satu sha' aqith (susu yang telah kering yang tidak
diambil buihnya, atau semacam makanan yang terbuat dari susu, dimasak,
sesudah itu dibiarkan lalu diletakkan di kain perca agar menetes kebawah),
atau satu sha' zahib (kismis)". (H.R. Bukhari)

Hadits diatas menyatakan bahwa kadar zakat fitrah itu satu sha' makanan. Pada
hadits diatas makanan yang dimaksud adalah: tamar, sya'ir, zabib, dan aqith.
Itulah jenis makanan yang dikeluarkan untuk zakat fitrah pada masa Rasulullah
SAW.

12
2. ZAKAT MAAL
Zakat maal atau zakat harta benda, telah diwajibkan oleh Alloh SWT sejak
permulaan Islam, sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Sehingga
tidak heran jika ibadah zakat ini menjadi perhatian utama islam, sampai-sampai
diturunkan pada masa awal islam diperkenalkan kepada dunia. Karena didalam
islam, urusan tolong menolong dan kepedulian sosial merupakan hal yang sangat
penting dalam rangka membangun peradaban sosial bermasyarakat islami yang
berada didalam naungan Allah SWT sang pengatur rezeki.
Pada awalnya, zakat diwajibkan tanpa ditentukan kadar dan jenis hartanya.
Syara' hanya memerintahkan agar mengeluarkan zakat, banyak-sedikitnya
diserahkan kepada kesadaran dan kemauan masing-masing.
Hal itu berlangsung hingga tahun ke-2 hijrah. Pada tahun itulah baru kemudian
Syara' menetapkan jenis harta yang wajib dizakati serta kadarnya masing-masing.
Namun mustahiq zakat pada saat itu hanya dua golongan saja, yaitu fakir dan
miskin.
Adapun pembagian zakat kepada 8 ashnaf (golongan/kelompok) baru
terjadi pada tahun ke 9 hijrah. Karena ayat tersebut diwahyukan pada tahun 9
Hijrah. Namun demikian Nabi SAW tidak sepenuhnya membagi rata kepada 8
golongan tersebut, beliau membagikannya kepada golongan-golongan yang
dipandang perlu dan mendesak untuk disantuni.
Hal ini seperti terjadi pada saat Nabi SAW mengutus Mu'adz bin Jabal
pergi ke Yaman untuk menjadi gubernur di sana dan memerintahkannya untuk
mengambil zakat dari orang-orang kaya untuk dibagikan kepada orang-orang fakir
di Yaman. Al-Bukhori menerangkan bahwa kejadian tersebut berlangsung pada
tahun ke-10 hijrah sebelum Nabi SAW menunaikan Haji Wada'.
Jadi, Q.S At-Taubah ayat 60 menerangkan bahwa penerima zakat itu ada 8
golongan. Merekalah yang berhak menerima zakat, sementara diluar golongan itu
tidak berhak menerima zakat. Namun diantara mustahiq yang 8 tersebut tidak
harus semuanya menerima secara rata, tapi disesuaikan dengan situasi dan kondisi
dengan memperhatikan skala prioritas.

13
Zakat maal ini terdiri dari beberapa macam, yaitu: zakat emas/perak/uang,
zakat ziro'ah, zakat ma'adin, zakat rikaz, zakat tijaroh.

1. ZAKAT EMAS, PERAK, DAN UANG


Emas dan perak yang dimiliki seseorang wajib dikeluarkan zakatnya.
Dalilnya yaitu surat Attaubah ayat 34-35 yang artinya:

"Orang-orang yang menimbun emas dan perak dan tidak menafkahkannya di


jalan Alloh, peringatkanlah mereka tentang adzab yang pedih. Pada hari
emas dan perak dipanaskan dalam api neraka, lalu dibakar dengannya dahi-
dahi mereka, rusuk-rusuk, dan punggung, maka dikatakan kepada mereka,
"Inilah kekayaan yang kalian timbun dahulu, rasakanlah oleh kalian
kekayaan yang kalian simpan itu". (Q.S. At-Taubah ayat 34-35)

Lalu ada juga sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairoh,
bahwa Nabi SAW bersabda yang artinya:

"Tidak ada seorang pun yang mempunyai emas dan perak yang dia tidak
berikan zakatnya, melainkan pada hari kiamat akan dijadikan hartanya itu
beberapa keping api neraka. Setelah dipanaskan didalam neraka jahannam,
kemudian digosokkan pada lambung, dahi, dan punggungnya, dengan
kepingan itu; setiap kepingan itu dingin, akan dipanaskan kembali. Pada
(hitungan) satu hari yang lamanya 50 ribu tahun, sehingga Allah
menyelesaikan urusan dengan hambanya". (H.R Muslim)

Dari keterangan hadist tersebut, jelaslah bagi pemilik emas dan perak, wajib
mengeluarkan zakat, karena jika tidak, ancaman dari Allah sudah menantinya.
Nishab emas sebesar 20 dinar (90 gram), dan nishab perak sebesar 200 dirham
(600 gram), dan nishab uang yaitu jika sudah senilai dengan emas 20 gram atau
perak 200 dirham. Sementara kadar zakatnya sebanyak 2,5%. Zakat emas ini
dikeluarkan jika sudah mencapai haul (setahun sekali).

14
Perhatikan keterangan dibawah ini:

"Bila kau mempunyai 200 dirham dan sudah cukup masanya setahun (haul),
maka zakatnya adalah 5 dirham (2,5%). Dan emas hanya dikenakan zakat
bila sudah mencapai 20 dinar. Apabila engkau memiliki 20 dinar dan telah
sampai setahun kau miliki, maka zakatnya setengah dinar, dan yang lebih
sesuai perhitungannya". (H.R. Abu Daud)

Dari keterangan diatas, jelaslah bahwa apabila seseorang menyimpan emas dan
perak (baik dalam bentuk emas batangan maupun perhiasan) maka wajib
dikeluarkan zakatnya jika sudah mencapai nishab dan haul.

2. ZAKAT ZIRO'AH (PERTANIAN/SEGALA MACAM HASIL BUMI)


Mengenai zakat tumih-tumbuhan, Allah SWT telah menetapkannya
dalam Al-Quran surat Al-An'am ayat 141 yang artinya:

"Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak
berjunjung, pohon kurma, tanaman-tanaman yang bermacam-macam
buahnya, zaitun, dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan yang
tidak sama (rasanya). Makanlah buahnya (yang bermacam-macam itu) bila
berbuah, dan tunaikanlah haknya dari hari memetik hasilnya (dengan
dikeluarkannya zakat); dan jangan lah kamu berlebihan, sesungguhnya Alloh
tidak menyukai orang-orang yang berlebihan". (Q.S. Al-An'am: 141)

Dan juga Q.S. Al-Baqarah: 267 yang artinya:

"Hai orang orang yang beriman, belanjakanlah (zakatkanlah) sebagian yang


baik-baik dari harta yang kamu usahakan dan dari apa yang Kami keluarkan
untuk kamu dari bumi.." (Q.S. Al-Baqarah: 267)

15
Hasil bumi wajib dikeluarkan zakatnya jika sudah mencapai nishab yaitu 5 wasaq
(650 Kg). Adapun kadar zakatnya ada dua macam, yaitu:
Pertama, jika pengairannya alamiah (oleh hujan atau mata air) maka kadar
zakatnya adalah 10%.
Kedua, jika pengairannya oleh tenaga manusia atau binatang maka kadar zakatnya
adalah 5%.

3. ZAKAT MA'ADIN (BARANG GALIAN)


Yang dimaksud ma'adin (barang galian) yaitu segala yang dikeluarkan dari
bumi yang berharga seperti timah, besi, emas, perak, dll. Adapula yang
berpendapat bahwa yang dimaksud dengan ma'adin itu ialah segala sesuatu yang
dikeluakan (didapatkan) oleh seseorang dari laut atau darat (bumi), selain tumbuh-
tumbuhan dan mahluk bernyawa.
Zakat ma'adin dikeluarkan setiap mendapatkannya tanpa nishab, kadar
zakatnya adalah 2,5%. Perhatikan dalil dibawah ini:

"Bahwa rosululloh SAW telah menyerahkan ma'adin qabaliyah kepada Bilal


bin Al-Harts Al-Muzanny, ma'adin itu hingga kini tidak diambil darinya,
melainkan zakat saja." (H.R. Abu Daud dan Malik)

Hadits diatas menunjukkan bahwa ma'adin itu ada zakatnya dan menyatakan
bahwa dari ma'adin itu tidak diambil melainkan zakat saja. Dari kedua keterangan
tersebut bisa dipahami bahwa zakat yang diambil dari ma'adin itu adalah zakat
emas dan perak, yaitu 2,5%.

4. ZAKAT RIKAZ (HARTA TEMUAN/HARTA KARUN)


Yang dimaksud rikaz adalah harta (barang temuan) yang sering dikenal
dengan istilah harta karun. Tidak ada nishab dan haul, besar zakatnya 20%.
Perhatikan dalil berikut:

16
"Sesungguhnya Nabi SAW bersabda mengenai harta kanzun (simpanan lama)
yang didapatkan seseorang ditempat yang tidak didiami orang: Jika engkau
dapatkan harta itu ditempat yang didiami orang, hendaklah engkau
beritahukan, dan jika engkau dapatkan harta itu ditempat yang tidak didiami
orang, maka disitulah wajib zakat, dan pada harta rikaz, (zakatnya) 1/5".
(H.R. Ibnu Majah)

Maksud dari hadits diatas adalah barang siapa yang mendapatkan dalam suatu
penggalian harta simpanan orang bahari atau menemukannya di suatu desa yang
tidak didiami orang, maka ia wajib mengeluarkan zakatnya sebesar 1/5 atau 20%.
Zakat rikaz dikeluarkan oleh penemunya sekali saja, ketika ia menemukan rikaz
tersebut.

5. ZAKAT BINATANG TERNAK


Seorang yang memelihara hewan ternak (beternak) wajib mengeluarkan
zakatnya berdasarkan dalil berikut:

"Tidak ada seorang laki-laki yang mempunyai unta, lembu, atau kambing
yang tidak diberikan zakatnya, melainkan datanglah binatang-binatang itu
pada hari kiamat keadaannya lebih gemuk dan lebih besar dibandingkan
ketika di dunia, lalu mereka menginjak-injaknya dengan telapak-telapaknya
dan menanduknya dengan tanduk-tanduknya setelah binatang-binatang itu
berbuat demikian, diulanginya lagi dan demikianlah terus-menerus hingga
Allah selesai menghukum para manusia". (H.R. Bukhori)

Yang dimaksud binatang ternak yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah apa yang
didalam bahasa arab disebut Al-An'am, yakni binatang yang diambil manfaatnya.
Binatang-binatang tersebut adalah unta, kambing/biri-biri, sapi, kerbau.

"Setiap unta yang digembalakan, zakatnya setiap 40 ekor adalah seekor anak
untu betina yang selesai menyusu". (H.R. Ahmad, Nasa'i, Abu Dawud)

17
"...Dan pada kambing yang digembalakan, bila ada 40 ekor, zakatnya seekor
kambing. Jika hanya punya 39 ekor, maka tidak terkena kewajiban zakat".
(H.R. Abu Daud)

Zakat ternak ini dikeluarkan setiap tahun dan apabila telah mencapai nishab.

6. ZAKAT TIJAROH
Ketentuan zakat ini adalah tidak ada nishab, diambil dari modal (harga
beli), dihitung dari barang yang terjual sebesar 2,5%.
Adapun waktu pembayaran zakatnya, bisa ditangguhkan hingga satu
tahun, atau dibayarkan secara periodik (bulanan, triwulan, atau semester) setiap
setelah belanja, atau setelah diketahui barang yang sudah laku terjual. Zakat yang
dikeluarkan bisa berupa barang dagangan atau uang seharga barang tersebut.

Rasulullah SAW bersabda: "Wahai para pedagang, sesungguhnya jual beli


itu selalu dihadiri (disertai) kemaksiatan dan sumpah oleh karena itu kamu
wajib mengimbanginya dengan sedekah (zakat)", (H.R. Ahmad)
"Adalah Rasulullah SAW menyuruh kamui mengeluarkan zakat dari apa yang
telah disediakan untuk dijual". (H.R. Abu Dawud)

2.4 PENERIMA ZAKAT


Allah pun telah menentukan kepada siapa zakat itu harus diberikan,
sebagaimana firman Allah dalam (QS. At-Taubah:60)

“ Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-


orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu’allaf yang dibujuk hatinya,
untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang untuk jalan Allah
dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan
yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
(QS. At-Taubah:60)

18
Adapun 8 golongan yang berhak menerima zakat, yaitu :
1. Fakir
Fakir adalah orang yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak
mampu untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.
2. Miskin
Miskin adalah orang yang memiliki harta namun tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan dasar untuk hidupnya.
3. ‘Amil
‘Amil adalah orang yang mengumpulkan zakat kemudian membagikan zakat
tersebut kepada orang-orang yang berhak untuk menerimanya (pengurus
zakat).
4. Muallaf
Muallaf adalah orang yang baru masuk islam dan membutuhkan bantuan
untuk menyesuaikan diri dengan keadaan barunya.
5. Hamba Sahaya ( Riqab )
Hamba Sahaya adalah budak yang ingin memerdekakan dirinya. Untuk bisa
membebaskan dirinya harus menebus dengan harta/uang kepada tuannya.
oleh karena itu, budak tersebut perlu mendapatkan bantuan. Maka ia berhak
untuk menerima zakat..
6. Gharimin
Gharimin adalah orang yang berhutang untuk kebutuhan halal dan tidak
sanggup lagi untuk membayarinya seperti berhutang untuk
kepentingan agama, keluarga dan lain sebagainya. Sedangkan orang yang
berhutang untuk tujuan jahat dan maksiat, maka orang tersebut tidak berhak
untuk menerima zakat..
7. Fisabilillah
Fisabilillah adalah orang yang berjihad dan berjuang dijalan Allah, misalnya
dakwah atau berperang melawan agama.

19
8. Ibnu sabil
Ibnu sabil adalah orang yang kehabisan biaya atau bekal dalam perjalanan
(musafir), yang musafirnya dalam keadaan berpergian untuk hal kebaikan
dan bukan untuk kepentingan maksiat. seperti : orang yang pergi untuk
menuntut imu, atau untuk mencari keluarga yang hilang dan sebagainya.

2.5 ORANG YANG TIDAK BOLEH MENERIMA ZAKAT


1. Orang kaya, yaitu orang yang berkecukupan atau mempunyai harta yang
mencapai satu nisab
2. Orang yang kuat, dimana orang tersebut mampu berusaha untuk
mencukupi kebutuhannya dan jika penghasilannya tidak mencukupi baru
boleh menerima zakat
3. Orang kafir dibawah perlindungan negara islam kecuali jika diharapkan
untuk masuk islam
4. Bapak ibu atau kakek nenek hingga ke atas atau anak anak hingga ke
bawah atau istri dari orang yang mengeluarkan zakat, karena nafkah
mereka dibawah tanggung jawabnya. Namun diperbolehkan menyalurkan
zakat kepada selain mereka seperti saudara laki laki, saudara perempuan,
paman, dan bibi dengan syarat mereka dalam keadaan membutuhkan.

2.6 FAEDAH DAN HIKMAH ZAKAT

2.6.1 Faedah Zakat

Zakat memiliki beberapa faedah yang sangat berguna bagi umat Islam, di
antaranya faedah agama (diniyyah), akhlak (khuluqiyah) dan kesosialan
(ijtimaiyyah). Berikut penjelasan lebih rinci mengenai faedah-faedahnya.

20
1. Faedah Agama
a. Dengan berzakat berarti telah menjalankan salah satu dari rukun Islam
yang mengantarkan seorang hamba kepada kebahagiaan dan keselamatan
dunia dan akhirat.
b. Merupakan sarana bagi hamba untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada
Rabb-nya, akan menambah keimanan karena keberadaannya yang
memuat beberapa macam ketaatan.
c. Pembayar zakat akan mendapatkan pahala besar yang berlipat ganda,
sebagaimana firman Allah, yang artinya: "Allah memusnahkan riba dan
menyuburkan sedekah" (Al Baqarah: 276). Dalam sebuah hadits
muttafaq alaih, nabi S.A.W juga menjelaskan bahwa sedekah dari harta
yang baik akan ditumbuhkan kembangkan oleh Allah berlipat ganda.
d. Zakat merupakan sarana penghapus dosa.

2. Faedah Akhlak
a. Menanamkan sifat kemuliaan, rasa toleran dan kelapangan dada kepada
pribadi pembayar zakat.
b. Pembayar zakat biasanya identik dengan sifat rahmah (belas kasih) dan
lembut kepada saudaranya yang tidak punya.
c. Merupakan realita bahwa menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat baik
berupa harta maupun raga bagi kaum Muslimin akan melapangkan dada
dan meluaskan jiwa. Sebab sudah pasti ia akan menjadi orang yang
dicintai dan dihormati sesuai tingkat pengorbanannya.
d. Di dalam zakat terdapat penyucian terhadap akhlak.
e. Menjadi tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.

3. Faedah Kesosialan
a. Zakat merupakan sarana untuk membantu dalam memenuhi hajat hidup
para fakir miskin yang merupakan kelompok mayoritas sebagian besar
negara di dunia.

21
b. Memberikan dukungan kekuatan bagi kaum Muslimin dan mengangkat
eksistensi mereka. Ini bisa dilihat dalam kelompok penerima zakat, salah
satunya adalah mujahidin fi sabilillah.
c. Zakat bisa mengurangi kecemburuan sosial, dendam dan rasa dongkol
yang ada dalam dada fakir miskin. Karena masyarakat bawah biasanya
jika melihat mereka yang berkelas ekonomi tinggi menghambur-
hamburkan harta untuk sesuatu yang tidak bermanfaaat bisa tersulut rasa
benci dan permusuhan mereka. Jikalau harta yang demikian melimpah itu
dimanfaatkan untuk mengentaskan kemiskinan tentu akan terjalin
keharmonisan dan cinta kasih antara si kaya dan si miskin.
d. Zakat akan memacu pertumbuhan ekonomi pelakunya dan yang jelas
berkahnya akan melimpah.
e. Membayar zakat berarti memperluas peredaran harta benda atau uang,
karena ketika harta dibelanjakan maka perputarannya akan meluas dan
lebih banyak pihak yang mengambil manfaat.

2.6.2 Hikmah Zakat


Hikmah dari zakat antara lain:
1. Mengurangi kesenjangan sosial antara mereka yang berada dengan mereka
yang miskin.
2. Pilar amal jama'i antara mereka yang berada dengan para mujahid dan da'i
yang berjuang dan berda'wah dalam rangka meninggikan kalimat Allah.
3. Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk
4. Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat.
5. Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan
6. Untuk pengembangan potensi ummat
7. Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam
8. Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang berguna bagi
ummat.

22
2.7 SUMBER HUKUM

2.7.1 DASAR HUKUM ZAKAT DALAM AL-QUR'AN

Al-Qur'an sebagai sumber pertama hukum Islam telah menjelaskan


wajibnya syariat zakat. Hal ini dapat dilihat di berbagai ayat sebagai berikut:

dalam surat at-Taubah ayat 103 Allah Ta'ala berfirman yang artinya:

"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka. Dan
Allah maha mendengar lagi maha mengetahui". (QS 9:103)

Pentingnya zakat secara mendasar juga telah digambarkan dan diperlihatkan


dengan jelas dalam beberapa ayat yang lain seperti surat Al-Baqarah ayat 110
yang artinya:

"dan dirikanlah salat dan tunaikanlah zakat, dan apa-apa yang kamu
usahakan..."

Dan masih banyak ayat yang lain yang merupakan landasan hukum
disyariatkannya zakat diantaranya At-Taubah ayat 34 & 103, Al-an'am ayat 141
dan pada ayat lainnya.
Dari sekian banyak ayat yang menjelaskan tentang wajibnya zakat tersebut
di atas, masih ada ayat lain yang lebih spesifik dengan perintah zakt, bahkan
redaksi ayatnya menunjukkan arti qasr (pembatasan hanya untuk pihak-pihak
yang disebutkan mustaqiq zakat, tanpa dibolehkan untuk yang lain).

23
Dalam kepustakaan hukum Islam mereka ini sering juga disebut dengan istilah
Masarif az-zakah (Pihak-pihak yang meneirma penyaluran dan pentasarufan
zakat). Dalam hal ini Allat Ta'ala berfirman yang artinya:

"Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-


orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya,
untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allh
dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan
yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."
At-Taubah : 60.

2.7.2 DASAR HUKUM ZAKAT DALAM AS-SUNNAH/HADITS

Memahami dari beberapa ayat Al-Qur'an yang menjelaskan perintah zakat


sebagaimana di atas, dalam as-Sunnah yang merupakan sumber utama kedua
hukum Islam juga dijelaskan tentang zakat. Iman Sholat dan Zakat merupakan
dasar bagi terciptanya suatu masyarakat yang beriman, mereka yang melalaikan
ketiga prinsip ini pada dasarnya tidaklah termasuk golongan kaum beriman,
walaupun mereka mengaku beragama Islam.

Hadits pertama yang dapat dijadikan landasaran hukum untuk zakat adalah
hadis yang disampaikan kepada Mu'az Ibn Jabal ketika Nabi Sholallohu'alaihi wa
Sallam mengangkatnya sebagai tusan di Yaman yang artinya:

"Sesungguhnya Nabi Sholallohu'alaihi wa sallam mengutus Mu'az ke Yaman,


maka Nabi berkata: sesungguhnya kamu datangi kaum ahli kitab dan ajaklah
mereka untuk bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan saya adalah
Rasulullah, dan jika mereka sudah taat dan meyakininya, maka beri tahulah
kepada mereka sesungguhnya Allah mewajibkan kepada kamu sekalian untuk
mengerjakan sholat sehari semalam lima kai, dan jika mereka sudah taat dan
menjalankan tentang hal itu, maka beri tahulah sesungguhnya Allah mewajibkan
kepada kalian Shodaqah atas harta kalian, diambil dari orang-orang kaya untuk

24
diserahkan kepada orang-orang fakir diantara kamu, dan jjika mereka sudah
menjalankan tentang hal itu, maka takutlah atas rizki yang melimpah ruah pada
harta kamu, dan takutlah terhadap do'anya orang yang teraniaya, karena
sesungguhnya antara mereka dengan Allah tidak ada hijab. (HR. Ibn. Majah dan
yang lainnya).

2.7.3 PASAL-PASAL YANG MENGATUR ZAKAT DI INDONESIA

HARTA YANG WAJIB DIZAKAT

Bagian pertama
Zakat emas dan perak
Pasal 677

Zakat wajib pada emas dan perak apabila:

a. Telah melampaui satu haul


b. Banyak nishab emas adalah 85 gram, sedangka nishab pertama adalah perak
adalah 595 gram.
c. Besarnya zakat emas dan perak adalah 2,5 %.
d. Tidak disyaratkan emas da perak yang di zakati itu harus dicetak atau di
bentuk.

Bagian kedua
Zakat uang dan yang senilai dengannya
Pasal 678
1) Zakat pada uang baik uang local maupun asing, saham, jaminan, cek, dan
seluruh kertas berharga yang senilai dengan uang, harta-harta yang disimpan
dengan ketentuan:
2) Harta-harta tersebut di atas harus mencapai nishab dan melampaui satu hal.
3) Nisab harta tersebut senilai dengan 85 gram emas.
4) Besarnya zakat yang hars dibayar adalah 2,5 %.

25
Bagian ketiga
Zakat barang yang memiliki nilai ekonomis dan produksi
Pasal 679

Zakat wajib pada barang-barang yang memiliki nilai ekonomis, baik barang
bergerak maupun tidak bergerak, yang meliputi tanaman, buah-buahan, binatang
ternak dan binatang peliharaan, yang di perunthkan untuk dijual dengan syarat-
syarat:
a) Mencapai niishab, dan adanyamaksuud atauu ilai perdagangankan;
b) Besarnya nishab zakat barang-barang perdagangan adalah senilai dengan 85
gram emas:
c) Zakat yang harus di bayarkan adalah sebesar 2,5 %; dan
d) Waktu pembayaran zakat barang-barang perdagangan setelah melalui satu
haul kecuali pada barang-barng tidak bergerak yang diguunakan untuk
perdagangan, zakatnya satuu kali ketika menjualnya, dan untuk pertanian
pada saat menerimanya.

Pasal 680
Zakat diwajibkan terhadap barang-barang hasil produksi apabila telah memenuhi
syarat.
Pasal 681
Zakat dikenakan juga pada produk lembaga keuangan syari’ah, baik bank maupun
non bank, yang ketentuannya disesaikan menurut akad masing-masing produk.

Bagian keempat
Zakat tanaman dan buah-buahan
Pasal 682
1) Zakat wajib pada berbagai maam tanaman dan buah-buahan dan wajib
dikeluarkan pada saat panen.
2) Zakat diwajibkan pula pada pemilik tanah yang ditanami, demikian juga wajib
terhadap penyewan tanah.

26
3) Besarnya zakat yang waji dikeluakan adalah 10% jika pengairan tanah itu
diproleh secara alami dan 5% jika pengairan tanah itu diusahakan sendiri.

Bagian kelima
Zakat pendapatan
Pasal 683
1) Zakat diwajibkan dari pendapatan angkutan baik angkutan darat, laut dan
udara dan kendaraan-kendaraan lainya.
2) Nishab zakat pendapatan senilai dengan zakat emas yaitu 85 gram.
3) Besarnya zakat yang wajib dikeluarkan adalah 2,5%.

Bagian keenam
Zakat madu dan sesuatu yang dihasilkan dari binatang
Pasal 684

1) Zakat waji dikeluarkan pada madu jika telah mencapai 70 kg setelah dikrangi
biaya peroduksi dengan besarnya zakat yang harus di kluarkan sebenarnya
5%.
2) Zakat diwajibkan terhadap sesuatu yang dihasildan dari binatang seperti susu,
telur,sarang buruung, sarang ulat sutera,dan lain-lain. Ketentuanya mengikuti
ketentuan zakat barangg-barang yang bernilai ekonomis.
3) Zakat wajib dikeluarkan pula pada disetiapkan yang dihasilkan dari laut
seperti ikan, mutiara, dan lain-lain dengan besarnya zakat sebanyak 2,5%.

Bagian ketujuh
Zakat profesi
Pasal 685
Yang berkewajiban zakat adalah orang atau badan hukum.

27
Pasal 686

1) Zakat dihitung dari seluuruh penghasilan yang didapatkan kemudian


dikurangi oleh biaya kebutuhan hidp.
2) Besarnya nishab sama dengan besarnya nishab pada zakat barang yang
memiliki nilai ekonomis, yaitu 85 gram emas.

Bagian kedelapan
Zakat barang temuan dan barang tambang
Pasal 678

Zakat wajib dikeluarkan sebanyak 20% pada -barang temuan dan barang tambang
yang dihasilkan baik dari dalam tanah maupun laut, baik bentuk pendapatan,
cairan, atau gas setelah dikurangi biaya penelitian dan produksi.

Bagian kesembilan
Zakat fitrah
Pasal 688

1) Zakat fitrah diwajibkan bagi seluruh umat muslim baik tua atau muda, baik
dikeluarkan diri sendiri aatau orang yang menanggungnya dan di serahkan
pada faqir pada 15 hari terakhir pada blan ramadhan sampai belum
melaksanakan sholat ‘Id.
2) Seorang muslim yang terkena wajib zakat fitah ini apabila memiliki
kemampuan untuk makan sehari semalam.
3) Besarnya zakat yang harus dikeluarkan adalah sebanyak satu sha’ (32,5 kg)
makanan pokok yang senilai dengan nya.

28
Bagian kesepuluh
Muztahik zakat
Pasal 689

Muztahik zakat adalah kelompok masyarakat yang berhak menerima zakat yang
telah ditetukandalam al-quran dan terdiri dari: fakir, miskin, ‘amilin, muallaf,
hamba sahaya, ghairimin, di jalan allah, dan ibnu sabil.

Bagian kesebelas
Hasil zakat dan pandistribusiannya
Pasal 690

1) Yang berhak mengelola zakat adalah Negara yang kemudian didistribusikan


kepada 8 mustahik zakat.
2) Zakat terlebih dulu didistrbusikan kepada ustahik zakat yang berada didaerah
pengumpulan zakat.

Pasal 691
Barang siapa yang melanggar ketentuan zakat ini maka akan dikenakan sanksi
sebagai mana diatur sebagai berikut:
a. Barangsiapa yang tidak memenuhi zakat maka akan dikenai denda dengan
jumlah tidak melebihi dari besarnya zakat yang wajib dikeluarkannya
b. Denda sebagai mana dimaksud dalam angka (1) didasarkan pada putusan
pengadilan
c. Barang siapa yag menghindari dari menunaikan zakat, maka dikenakan denda
dengan jumlah tidak melebihi (20%) dari besarnya zakat yang harus
dibayarkan.

29
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari pembahasan tentang hukum zakat dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Zakat menurut bahasa ( etimologi; lughah) berarti berkah, bersih, dan


berkembang. Dinamakan bersih, karena dengan membayar zakat, harta dan
dirinya menjadi bersih dari kotoran dan dosa yang menyertainya yang di
sebabkan oleh harta yang di milikinya tersebut, adanya hak-hak orang lain
menempel padanya. Sedangkan, zakat menurut terminology (syar’i) adalah
sejumlah harta tertentu yang di wajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan
kepada orang yang berhak menerima zakat (mustahiq) yang disebut didalam
Al-Qur’an. Zakat terkadang di sebut dengan kata shadaqah, sehingga sangat
bermakna shadaqah dan shadaqah bermakna seakan lapaznya berbeda, namun
memiliki makna yang sama.
2. Syarat wajib zakat, antara lain :
1. Islam, berarti mereka yang beragama islam baik anak anak atau sudah
dewasa, berakal sehat atau tidak.
2. Merdeka, berarti bukan budak dan memiliki kebebasan untuk
melaksanakan dan menjalankan seluruh syariat islam.
3. Memiliki satu nisab dari salah satu jenis harta yang wajib dikenakan zakat
dan cukup haul.
3. Dalam zakat terdapat 2 jenis zakat :
1. Zakat Fitrah
2. Zakat Maal

30
4. Penerima zakat, Adapun 8 golongan yang berhak menerima zakat, yaitu :
1. Fakir
2. Miskin.
3. ‘Amil
4. Muallaf
5. Hamba Sahaya ( Riqab )
6. Gharimin
7. Fisabilillah
8. Ibnu sabil

5. Orang Yang Tidak Boleh Menerima Zakat


1. Orang kaya
2. Orang yang kuat
3. Orang kafir dibawah perlindungan negara islam kecuali jika
diharapkan untuk masuk islam
4. Bapak ibu atau kakek nenek hingga ke atas atau anak anak hingga ke
bawah atau istri dari orang yang mengeluarkan zakat, karena nafkah
mereka dibawah tanggung jawabnya. Namun diperbolehkan
menyalurkan zakat kepada selain mereka seperti saudara laki laki,
saudara perempuan, paman, dan bibi dengan syarat mereka dalam
keadaan membutuhkan.

6. Faedah Zakat

Zakat memiliki beberapa faedah yang sangat berguna bagi umat Islam, di
antaranya faedah agama (diniyyah), akhlak (khuluqiyah) dan kesosialan
(ijtimaiyyah).

7. Sumber Hukum

Sumber Hukum ada 2, yaitu : Al-Quran, dan As-Sunah/Hadist. Di


Indonesia sendiri juga terdapat pasal pasal yang mengatur tentang zakat, guna
membantu untuk mengatur pembayaran zakat.

31
DAFTAR PUSTAKA

Kurnia, Hikmah dan Hidayat. 2008. Panduan Pintar Zakat. Jakarta.


Indonesia. QultumMedia

Gusfahmi. 2007. Pajak menurut syariah. Jakarta. Indonesia: PT. Raja


Grafindo Persada.

FOKUSMEDIA. 2008. Kompilasi hokum ekonomi syariah. Bandung.


Indonesia: FOKUSMEDIA

Kamal, Farid. 2015. Macam-macam zakat. Diambil dari:


pengertianzakatmu.blogspot.co.id/2015/03/macam-macam-zakat.html (10
september 2017)

Zakat. https://id.wikipedia.org/wiki/zakat (10 september 2017)

32

Anda mungkin juga menyukai